Peluang atau kebolehjadian atau dikenal juga sebagai probabilitas adalah cara untuk mengungkapkan pengetahuan
atau kepercayaan bahwa suatu kejadian akan berlaku atau telah terjadi. Konsep peluang matematika telah
dirumuskan dengan lebih ketat dalam matematika, dan kemudian digunakan secara lebih luas dalam tidak hanya
dalam matematika atau statistika, tetapi juga keuangan, sains dan filsafat.
𝒏
𝑵
Contohnya matahari yang masih terbit di timur sampai sekarang. Sedangkan suatu kejadian yang mempunyai nilai
probabilitas 0 adalah kejadian yang mustahil atau tidak mungkin terjadi. Misalnya sepasang kambing melahirkan
seekor sapi.
Probabilitas/Peluang suatu kejadian A terjadi dilambangkan dengan notasi P(A), p(A), atau Pr(A). Sebaliknya,
probabilitas [bukan A] atau komplemen A, atau probabilitas suatu kejadian A tidak akan terjadi, adalah 1-P(A).
Sebagai contoh, peluang untuk tidak munculnya mata dadu enam bila sebuah dadu bersisi enam digulirkan
adalah
.
atau
.
setaranya
2. Dalam sebuah keranjang terdapat 7 bola merah, 5 bola biru dan 8 bola hitam. Jika diambil 3 bola secara
acak dengan syarat bola yang diambil dikembalikan lagi ke dalam keranjang, berapa peluang bahwa bola yang
terambil secara berturut-turut berwarna merah,hitam dan biru?
3. Dalam sebuah kotak terdapat 5 bola merah, 6 bola hijau dan 4 bola kuning. Jika diambil 3 bola secara
acak tanpa pengembalian, berapakah peluang bola yang terambil secara berturut-turut adalah merah, hijau, kuning?
1. Dua buah dadu dilempar undi bersama satu kali. Berapakah peluang muncul jumlah kedua mata
dadu 4 atau 7?
4. Ada sekelompok terdiri dari 3 anak. Berapakah peluang muncul lebih dari satu anak laki-laki?
Sebagai dasar matematika untuk statistik, teori peluang adalah penting untuk kegiatan manusia banyak yang
melibatkan analisis kuantitatif set besar data. Metode teori peluang juga berlaku untuk deskripsi sistem yang
kompleks diberikan pengetahuan hanya sebagian dari negara mereka, seperti dalam mekanika statistik. Sebuah
penemuan besar fisika abad kedua puluh adalah sifat peluang fenomena fisik pada skala atom, dijelaskan
dalam mekanika kuantum.
Ruang Peluang
Misalkan ruang terukur, yaitu suatu himpunan dan sebuah aljabar σ pada .
Himpunan disebut ruang sampel dan anggota aljabar σ disebut kejadian. Kemudian, misalkan {\displaystyle
P} suatu ukuran pada , sedemikian sehingga , yaitu fungsi yang memenuhi sifat-sifat
berikut:
2. .
4. .
TEORI PELUANG
TEORI PELUANG
Berhubung adanya permintaan untuk menyajikan materi peluang, baru saat ini penulis mencoba membahasnya
sebatas pengetahuan yang penulis peroleh, karena penulis merasa miskin akan referensi tentang peluang , selain
dari itu teori peluang dalam perkembangannya lebih lanjut banyak sekali teorema-teorema yang tidak mudah untuk
dicerna penulis sendiri dan mudah hilang dari ingatan yang akhirnya penulis sering menggunakan ingatan seadanya
saat menjawab soal peluang. Setelah penulis memperoleh buku referensi dari kakanda dan membacanya , saya
mencoba berbagi mengenai teori peluang sebatas yang saya pahami.
Saya percaya siswa yang masih muda, berbekal pemahaman teori peluang yang cukup, latihan yang cukup dan
kontinu akan meningkatkan kemampuan mengingat materi ini (retensi) secara lebih lama.
Contoh 3
Pada pelemparan suatu dadu, tentukanlah kemungkinan munculnya mata dadu 2 !
Jawab:
Hasil yang mungkin; mata dadu 1, 2, 3, 4, 5, atau 6 , n = 6
Hasil yang dimasud ; 2 , x = 1
Jadi, P ( {2} ) = 1 / 6
Contoh 4
Pada pelemparan suatu dadu, tentukanlah kemungkinan munculnya mata dadu merupakan bilangan prima !
Jawab:
Cara I
Hasil yang mungkin; mata dadu 1, 2, 3, 4, 5, atau 6 , n = 6
Misalkan A : Kejadian munculnya mata dadu merupakan bilangan prima
Maka A = { 2, 3, 5} , dan x = n(A) = 3
Jadi, P ( A ) = 3 / 6 = 1/2
Cara II
Hasil yang dimaksud A = { 2, 3, 5}
Dengan menjumlahkan setiap bobot atau peluang setiap titik sampel anggota A
Karena dadu homogen artinya setiap mata dadu mempunyai kemungkinan muncul yang sama, maka bobot setiap
titik sampel anggota A , sama yaitu 1/6, sehingga
P (A) = 1/6 + 1/6 + 1/6 = 3/6 = 1/2
Contoh 5
Suatu dadu diberi beban sedemikian rupa sehingga kemungkinan munculnya suatu angka ganjil dua kali lebih besar
daripada kemungkinan munculnya suatu angka genap.
Tentukan peluang munculnya angka dadu kurang dari 5 dalam satu lantunan!
Jawab:
Ruang Sampel , S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}, karena dadu tidak homogen atau diberi beban misalkan bobot untuk angka
genap b, maka bobot untuk angka ganjil 2b.
Karena jumlah semua bobot titik sampel dalam ruang sampel sama dengan 1, maka 3.b + 3(2b) = 1 atau
9b = 1, sehingga b = 1/9 . Jadi tiap angka genap berbobot 1/9 dan tiap angka ganjil berbobot 2/9.
Misalkan M adalah hasil yang dimaksud , atau M = { 1, 2, 3, 4}.
Maka , P (M) = 2/9 + 1/9 + 2/9 + 1/9 = 6/9 = 2/3
Contoh 6
Dalam pelemparan dua dadu secara bersamaan, tentukan nilai kemungkinan muncul jumlah angka kedua mata dadu
sama dengan 7 !
Jawab:
Langkah awal susunlah semua hasil yang mungkin, dapat disusun dengan menggunakan tabel !
D A D U II
1 2 3 4 5 6
DADU
1 (1, 1) (1, 2) (1, 3) (1, 4) (1, 5) (1, 6)
I
Contoh 8.1
Jika peluang seorang mahasiswa lulus mata ujian matematika 2/3, dan lulus mata ujian fisika 4/9.
Bila peluang lulus kedua mata ujian tersebut 1/4 , berapakah peluangnya lulus paling sedikit satu mata ujian?
Jawab
Dari kalimat lulus paling sedikit satu mata ujian, kemungkinan ia lulus matematika, atau lulus fisika, atau lulus
kedua-keduanya.
Jika A kejadian lulus mata ujian matematika, dan B ; kejadian lulus mata ujian fisika, dan
A ∩ B adalah kejadian lulus kedua-keduanya, sehingga
Peluang (lulus paling sedikit satu mata ujian) = P (A U B) = P (A) + P (B) – P(A ∩ B)
= 2/3 + 4/9 – 1/4
= 31/36
Contoh 8.2
Pada pengetosan sebuah dadu sekali, berapakah peluang muncul mata dadu prima atau mata dadu ganjil ?
Jawab:
Ruang sampel ; S ={1, 2, 3, 4, 5, 6}
Misalkan A; kejadian munculnya mata dadu merupakan bilangan prima, A = {2, 3, 5}, dan
B; kejadian munculnya mata dadu merupakan bilangan ganjil, B = {1, 3, 5} , dan
A ∩ B = {3, 5} , maka kejadian munculnya matadadu prima atau ganjil adalah kejadian A U B, sehingga,
P (A U B) = P (A) + P (B) – P(A ∩ B)
= 3/6 + 3/6 – 2/6
= 4/6
= 2/3
Contoh 9.1
Jika peluang besok hujan 3/5, maka peluang besok tidak hujan = 1 – 3/5 = 2/5.
Jika kemungkinan seorang ibu melahirkan seorang anak laki-laki 1/2 , maka kemungkinan seorang ibu melahirkan
seorang anak perempuan = 1 – 1/ 2 = 1/ 2
Contoh 9.2
Bila peluang seorang montir mobil akan memperbaiki 3, 4, 5, 6, 7, atau 8 mobil lebih pada setap hari kerja,
masing-masing 0,28 , 0,24, 0,14 , 0,17 , 0,10 , dan 0,07 , berapakah peluang bahwa dia akan memperbaiki
paling sedikit 5 mobil pada hari kerja berikutnya?
Jawab:
Dengan menghitung peluang kejadian yang tidak diharapkan.
Misalkan E adalah kejadian paling sedikit 5 mobil yang diperbaiki, dan
E’ adalah kejadian kurang dari 5 mobil yang diperbaiki, maka
P(E’) = 0,28 + 0,24 = 0,52 , sehingga
P(E) = 1 – P(E’) = 1 – 0,52 = 0,48
Dengan menghitung langsung peluang kejadian yang dimaksud
P(E) = 0,14 + 0,17 + 0,10 + 0,07 = 0,48
Contoh 10.1
Dalam pengetosan(pelemparan) sebuah dadu, berapakah peluang muncul angka ganjil atau genap?
Jawab:
Ruang sampel; S= {1, 2, 3, 4, 5, 6}
Misalkan A kejadian miuncul angka ganjil, maka A= {1, 3, 5}
Misalkan B kejadian miuncul angka genap, maka B= {2, 4, 6}, maka
A U B adalah kejadian muncul angka ganjil atau genap sehingga ;
P(A U B) = P(A) + P(B)
= 3/6 + 3/6 = 1
Jadi, peluang munculnya angka ganjil atau angka genap pada pelantunan sebuah dadu adalah suatu kepastian.
Contoh 10.2
Berapakah peluangnya mendapatkan jumlah 7 atau 11 , bila dua dadu dilantunkan bersamaan ?
Jawab:
Banyaknya anggota ruang sampel adalah 36.
Misalkan A kejadian muncul jumlah 7 dan B kejadian muncul jumlah 11, maka
A = { (1, 6), (2, 5), (3, 4), (4, 3), (5, 2), (6, 1) } sebanyak 6 titik sampel
B = { (5, 6), (6, 5)} sebanyak 2 titik sampel.
Kejadian A dan B saling lepas (terpisah) karena kejadian A dan B tidak dapat terjadi pada lantunan yang sama,
sehingga
P(A U B) = P(A) + P(B)
= 6/36 + 2/36 = 8/36 = 2/9
(Bandingkan contoh soal ini dengan contoh 8.2 lihat perbedaannya)
Contoh 10.3
Sebuah kartu diambil dari sebuah kartu bridge. Berapakah peluang terambilnya kartu spade (skop) atau kartu
berwarna merah?
Jawab:
Dalam satu kartu bridge ada sebanyak 52 kartu, jadi banyaknya semua titik sampel = 52.
Dalam satu kartu bridge terdiri dari 4 gambar yaitu, Heart, diamond, spade, dan club .
Istilah bahasa kita berturut-turut disebut : hati, wajik, skop dan keriting.
Dalam satu kartu bridge terdiri dari dua warna yaitu merah dan hitam, masing-masing 26 kartu
Warna merah untuk Hati dan Wajik , Sedangkan warna hitam untuk skop dan keriting.
Dari keempat gambar tersebut masing-masing bernomorkan 2, 3, 4, 5,6, 7, 8, 9, 10, dan bertuliskan A (As) , K
(King), Q,(Queen) dan J (Jack).
Dengan demikian jumlah kartu bridge = 4 x 13 = 52
Kembali ke persoalan:
Misalkan A kejadian terambilnya kartu skop , maka P(A) = 13/52
B kejadian terambilnya kartu berwarna merah, maka P(B) = 26/52 , sehingga
Peluang terambilnya kartu spade (skop) atau kartu berwarna merah = P( A U B)
Karena A ∩ B = ø (himpunan kosong) , maka P(A U B) = P(A) + P(B)
= 13/52 + 26/52
= 39/52
VI. Kejadian Saling Bebas
Dua kejadian dikatakan Saling Bebas (independent), jika terjadinya salah satu dari kejadian itu atau
tidak terjadinya, tidak akan mempengaruhi terjadinya kejadian yang lain.
Jika A dan B merupakan dua kejadian saling bebas, maka terjadi atau tidak terjadinya kejadian A tidak akan
memperbesar atau memperkecil kemungkinan terjadinya kejadian B.
Misalnya, lahirnya seorang anak laki-laki sebagai anak pertama dari seorang ibu, tidak akan mempengaruhi lahirnya
anak laki-laki atau anak perempuan sebagai anak kedua dari ibu tersebut.
Contoh 11.1
Pada pelantunan sebuah dadu sebanyak dua kali, tentukan kemungkinan munculnya Gambar dua kali !
Jawab:
Pada lantunan pertama kemungkinan muncul gambar , atau P(G) = 1/2 , dan
Pada lantunan kedua kemungkinan muncul gambar , atau P(G) = 1/2 , sehingga
P(muncul Gambar dua kali) = 1/2 . 1/2 = 1/4 .
Contoh 11.2
Dalam pelemparan dua dadu, tentukanlah kemungkinan muncul angka 3 pada dadu pertama, dan muncul angka
4 pada dadu kedua !
Jawab:
Cara I
Dengan menghitung peluang masing-masing
Hasil yang mungkin ditunjukkan pada tabel di atas lihat contoh 6 !
Misalkan A kejadian muncul angka 3 pada dadu I, maka P(A) = 6/36 = 1/6, dan
B kejadian muncul angka 4 pada dadu II , maka P(B) = 6/36 = 1/6 .
Karena kejadian A dan B, saling bebas maka
P(A ∩ B) = P(A) . P(B)
= 1/6 . 1/6
= 1/36
Cara II
Dengan menentukan banyaknya anggota (A ∩ B)
Banyaknya anggota ruang sampel , n ( S) = 36
A = { (3, 1), (3, 2), (3, 3), (3, 4), (3, 5), (3, 6)}
B = { (1, 4), (2, 4), (3, 4), (4, 4), (5, 4), (6, 6)}
A ∩ B = { (3, 4)} , maka n (A ∩ B) = 1 , sehingga
P(A ∩ B) = n (A ∩ B) / n(S) = 1/36 (diperoleh hasil yang sama).
VII. Kejadian Tak Bebas
Dua kejadian dikatakan ” Tidak Bebas” , jika terjadinya salah satu dari kejadian itu atau
tidak
terjadinya, akan mempengaruhi terjadinya kejadian yang lain.
Jika A dan B merupakan dua kejadian tidak bebas, maka terjadi atau tidak terjadinya kejadian A akan
memperkecil atau memperbesar kemungkinan terjadinya kejadian B.
Misalnya:
Di dalam sebuah kotak terdapat 4 bola merah, dan 3 bola putih.
Jika diambil satu bola, maka kemungkinan terambinya bola merah adalah 4/7 , dan terambilnya bola putih 3/7.
Tetapi jika diambil dua bola satu persatu tanpa pengembalian, misalkan pada pengambilan bola pertama
diharapkan bola merah, maka kemungkinannya 4/7 . Berarti di dalam kotak sekarang tersisa 3 bola merah dan 3
bola putih dan jika pada pengambilan kedua diharapkan terambil bola putih , maka kemungkinannya sudah
menjadi 3/6.
Dengan demikian pengambilan pertama mempengaruhi kemungkinan pengambilan kedua.
Nilai kemungkinan kejadian tak bebas disebut juga Peluang Bersyarat.
Jika kejadian A dan B merupakan dua kejadian tak bebas, maka terjadinya dua kejadian itu terjadi
secara serentak mempunyai kemungkinan:
P(A dan B) = P(A) . P(B|A)
P(B|A) artinya kejadian B setelah kejadian A terjadi.
Contoh 12.1
Di dalam sebuah kotak terdapat dua bola merah dan tiga bola putih. Jika diambil dua bola satu persatu tanpa
pengembalian, berapakah kemungkinan terambilnya bola merah pada pengambilan pertama dan bola putih pada
pengambilan kedua?
Jawab:
Cara I:
Jumlah bola di dalam kotak = 5
Jumlah bola merah = 2, jumlah bola putih = 3.
Misalkan A kejadian terambilnya bola merah pada pengambian pertama, maka P(A) = 2/5.
Misalkan B kejadian terambilnya bola putih pada pengambian kedua, maka P(B|A) = 3/4.
Maka, P(A dan B) = P( A ∩ B) = P(A) . P(B|A)
= 2/5 . 3/4 = 3/10
Jadi, peluang terambilnya bola merah pada pengambilan pertama dan bola putih pada pengambilan kedua
adalah 3/10.
Cara II:
Masing-masing bola kita bedakan
2 bola merah kita sebut ; M1 dan M2
3 bola putih kita sebut ; P1 , P2 , dan P3.
Tentukan hasil yang mungkin (dalam hal ini urutan diperhatikan)
Hal ini merupakan permutasi 2 unsur dari 5 unsur berbeda, sehingga
Semua hasil yang mungkin sebanyak
Kejadian kedua kelereng berwarna merah = { (M1, M2 ), (M2, M1 ) sebanyak 2 titik sampel,
Jadi, kejadian paling sedikit satu kelereng berwarna putih sebanyak 30 – 2 = 28 titik sampel, sehingga,
peluang terambilnya dua kelereng dengan paling sedikit satu kelereng berwarna putih adalah 28/30 = 14/15.
Untuk lebih memahami kejadian tak bebas (bersyarat) dan kejadian saling lepas , simak contoh berikut!
Contoh 12.4
Suatu kotak berisi 4 bola merah dan 3 bola putih, sedangkan kotak kedua berisi 3 bola merah dan 5 bola putih. Satu
bola diambil dari kotak pertama secara acak kemudian dengan tanpa melihat dimasukkan ke dalam kotak kedua.
Selanjutnya berapa peluangnya pengambilan satu bola dari kotak kedua diharapkan bola putih?
Jawab:
Misalkan;
M1 kejadian terambilnya bola merah dari kotak pertama
P1 kejadian terambilnya bola putih dari kotak pertama
P2 kejadian terambilnya bola putih dari kotak kedua
Untuk memudahkan kita dapat membuat diagram garis berikut:
Dalam soal ini kita ingin mengetahui gabungan kejadian (P1 ∩ P2) dan (M1 ∩ P2) yang saling lepas.
Jadi peluang terambilnya bola putih dari kotak kedua adalah 38/63 .
Demikian teori peluang yang penulis rasa cukup untuk siswa SMP /SMA dan semoga dapat dipahami.