Anda di halaman 1dari 15

Perhitungan Peluang

Tuesday, December 9th, 2014 - Kelas 9, Matematika SMP, Peluang

Perhitungan Peluang – Kali ini kita lanjutkan pembahasan kita tentang Perhitungan
Peluang, sebelumnya kita sudah membahas Dasar-dasar peluang. Materi matematika ini
khusus untuk pembahasan peluang Matematika SMP Kelas 9. Ada beberapa tahapan yang
diharuskan untuk kita pahami dalam perhitungan peluang. Berikut ini tahapan-tahapan
tersebut.

1. Pengertian Kejadian
Pada percobaan pelemparan sebuah dadu, ruang sampelnya adalah S= {1, 2, 3, 4, 5, 6},
sedangkan titik-titik sampel percobaan tersebut adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6. Adapun sebarang
himpunan bagian dari ruang sampel disebut kejadian, biasanya dilambangkan dengan K.
Misalnya, K= {2, 4, 6} adalah kejadian munculnya muka dadu bertitik genap dengan n(K) =
3.

2. Perhitungan Peluang Suatu Kejadian dengan Frekuensi Relatif

Frekuensi relatif adalah perbandingan banyaknya kejadian yang diamati dengan banyaknya
percobaan. Frekuensi relatif dinyatakan dengan rumus sebagai berikut.

Ambillah sekeping uang logam, kemudian lemparkan sebanyak 30 kali. Misalkan, hasil yang
diperoleh adalah muncul sisi gambar sebanyak 13 kali. Perbandingan banyak kejadian

muncul sisi gambar dengan banyak pelemparan adalah .Nilai inilah yang disebut
frekuensi relatif.

Contoh Soal

Rino melempar dadu sebanyak 200 kali. Hasilnya adalah muncul muka dadu sebagai berikut.

a. Bertitik 1 sebanyak 25 kali.

b. Bertitik 3 sebanyak 17 kali.

c. Bertitik 6 sebanyak 56 kali.

Tentukan frekuensi relatif kejadian munculnya mata dadu bertitik 1, 3, dan 6.

Jawab:
Banyaknya percobaan adalah 200

a. Kejadian munculnya muka dadu bertitik 1 sebanyak 25 kali.

Jadi, frekuensi relatif munculnya muka dadu bertitik 1 adalah 0,125.

b. Kejadian munculnya muka dadu bertitik 3 sebanyak 17 kali.

Jadi, frekuensi relatif munculnya muka dadu bertitik 3 adalah 0,085.

c. Kejadian munculnya muka dadu bertitik 6 sebanyak 56 kali.

Jadi, frekuensi relatif munculnya muka dadu bertitik 6 adalah 0,28

3. Perhitungan Peluang Suatu Kejadian dengan Rumus Peluang

Perhatikan kembali percobaan pelemparan sebuah dadu. Ruang sampelnya adalah S= {1, 2, 3,
4, 5, 6} sehingga n (S) = 6. Misalkan, kejadian munculnya muka dadu yang bertitik prima
dinyatakan dengan K= {2, 3, 5} sehingga n(K) = 3.

Peluang munculnya setiap titik sampel di dalam ruang sampel adalah sama, yaitu 1/6. Jadi,
peluang munculnya muka dadu bertitik prima adalah

Selain dengan cara tersebut, nilaiP(K) juga dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut.

S= {1, 2, 3, 4, 5, 6} makan(S) = 6.

K= {2, 3, 5} makan(K) = 3.

Uraian tersebut menjelaskan bahwa jika setiap titik sampel anggota ruang sampel S memiliki
peluang yang sama maka peluang kejadian K yang memiliki anggota sebanyak n(K)
dinyatakan sebagai berikut.
Contoh Soal :

Siti melemparkan sebuah dadu. Tentukanlah peluang munculnya mata dadu

a. bertitik 3,

b. bertitik lebih dari tiga,

c. bertitik 1, 2, 3, 4, 5, 6,

d. bertitik lebih dari 6.

Jawab:

Oleh karena ruang sampelnya adalah S= {1, 2, 3, 4, 5, 6} maka n(S) = 6.

a. Misalkan, Aadalah himpunan kejadian munculnya dadu bertitik 3 maka A= {3} sehingga
n(A) = 1.

Jadi, peluang munculnya mata dadu bertitik 3 adalah 1/6.

b. Misalkan,Badalah himpunan kejadian munculnya dadu bertitik lebih dari 3 makaB= {4, 5,
6} sehingga n(B) = 3.

Jadi, peluang munculnya mata dadu bertitik lebih dari 3 adalah 1/2.

c. Misalkan,Cadalah himpunan kejadian munculnya mata dadu bertitik 1, 2, 3, 4, 5 dan 6


maka C= {1, 2, 3, 4, 5, 6} sehingga n(C) = 6.

Jadi, peluang munculnya mata dadu bertitik 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 adalah 1.

d. Misalkan, D adalah himpunan kejadian munculnya mata dadu bertitik lebih dari 6 makaD=
{ } sehinggan(D) = 0.

Jadi, peluang munculnya mata dadu bertitik lebih dari 6 adalah 0


4. Nilai Peluang

Secara matematis nilai-nilai peluang dapat ditulis sebagai berikut.

dengan P(K) adalah peluang suatu kejadian K.

Jika nilai peluang suatu kejadian sama dengan nol, berarti kejadian tersebut mustahil atau
tidak mungkin terjadi, misalnya peluang matahari terbit dari arah barat. Jika peluang suatu
kejadian sama dengan 1, berarti kejadian tersebut pasti terjadi, misalnya peluang setiap
manusia akan meninggal. Adapun jika peluang suatu kejadian bernilai antara 0 dan 1, berarti
kejadian tersebut mungkin terjadi, misalnya peluang kamu untuk menjadi juara kelas.

Jika Lmerupakan kejadian komplemen dari kejadian K maka peluang kejadian Ladalah satu
dikurangi peluang kejadian K. Secara matematis, ditulis

Misalnya, peluang Romi lulus ujian adalah 0,9 maka peluang Romi tidak lulus ujian adalah 1
−0,9 = 0,1.

Contoh Soal

Lima belas kartu diberi nomor 1 sampai dengan 15. Kartu-kartu tersebut dikocok, kemudian
diambil satu kartu secara acak (kartu yang telah diambil kemudian dikembalikan lagi).
Tentukan peluang terambil kartu berangka

a. genap,

b. bukan genap.

Jawab:

Ruang sampelnya adalahS= {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15}

a. Misalkan, Aadalah himpunan kejadian terambil kartu berangka genap maka A= {2, 4, 6, 8,
10, 12, 14} sehingga n(A) = 7.

Jadi, peluang terambil kartu berangka genap adalah 7/15.

b. Oleh karena kartu yang sudah diambil dikembalikan lagi, ruang sampelnya tetap, yaitu S =
{1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15}.
Misalkan, Badalah himpunan kejadian terambil kartu berangka bukan genap maka B= {1, 3,
5, 7, 9, 11, 13, 15) sehingga n(B) = 8.

Jadi, peluang terambil kartu berangka genap adalah 8/15.

Selain dengan cara tersebut, peluang terambil kartu berangka bukan bilangan genap dapat
ditentukan dengan cara sebagai berikut. Misalkan, B adalah himpunan kejadian terambil
kartu berangka bukan genap. Bmerupakan kejadian komplemen dari kejadian A sehingga

P(B) = 1 − P(A) = 1 −7/15=8/15

Read more: http://www.rumusmatematika.net/perhitungan-peluang.html#ixzz3o9FksX1X

Teori Peluang

Pengertian Peluang Suatu Kejadian

Definisi kejadian :
Kejadian atau peristiwa merupakan himpunan bagian dari ruang sampel

Definisi peluang :
Peluang suatu kejadian yang diinginkan adalah perbandingan banyaknya titik sampel
kejadian yang diinginkan itu dengan banyaknya anggota ruang sampel kejadian tersebut.
Misalkan A adalah suatu kejadian yang diinginkan, maka nilai peluang kejadian A
dinyatakan dengan

Peluang disebut juga dengan nilai kemungkinan.

Contoh :

Pada percobaan melempar sebuah dadu bermata 6, pada ruang sampelnya terdapat sebanyak
6 titik sampel, yaitu munculnya sisi dadu bermata 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.
Kejadian-kejadian yang mungkin terjadi misalnya :
 Munculnya mata dadu ganjil
 Munculnya mata dadu genap
 Munculnya mata dadu prima

Jika pada percobaan tersebut diinginkan kejadian munculnya mata dadu prima, maka mata
dadu yang diharapkan adalah munculnya mata dadu 2, 3, dan 5, atau sebanyak 3 titik sampel.
Sedang banyaknya ruang sampel adalah 6, maka peluang kejadian munculnya mata dadu
prima adalah

Atau:

Menyatakan nilai peluang suatu kejadian pada suatu percobaan dapat dinyatakan dengan
menggunakan cara :

Contoh:

Pada percobaan melempar sebuah koin bersisi angka (A) dan gambar (G) dengan sebuah
dadu bermata 1 sampai 6 bersama-sama sebanyak satu kali. Berapa peluang munculnya
pasangan koin sisi gambar dan dadu mata ganjil ?

Banyaknya kejadian munculnya pasangan gambar dan mata dadu ganjil ada 3, yaitu (G,1),
(G,3) dan (G,5). Peluang kejadian munculnya pasangan gambar dan mata dadu ganjil adalah
Batas-Batas Nilai Peluang
Nilai peluang suatu kejadian (P) memenuhi sifat , yang berarti
Jika P = 0, maka kejadian tersebut tidak pernah terjadi atau suatu kemustahilan
Jika P = 1, maka kejadian tersebut merupakan kepastian.

Jika A adalah suatu kejadian yang terjadi, dan A’ adalah suatu kejadian dimana A tidak
terjadi,
maka :

Contoh:

1. Sebuah dadu berbentuk mata enam dilempar sekali. Tentukan nilai peluang :
a. munculnya mata dadu bilangan asli
b. munculnya mata dadu 7

Jawab :
a. Nilai peluang munculnya mata dadu bilangan asli adalah 1, karena merupakan suatu
kepastian.
b. Nilai peluang munculnya mata dadu 7 adalah 0, karena merupakan suatu kemustahilan

2. Dua buah dadu kubus homogen bermata enam dilempar bersama-sama


sebanyak satu kali. Berapakah peluang munculnya mata dadu tidak
berjumlah 12 ?

Jawab :
Banyaknya ruang sampel percobaan tersebut ada 36 kejadian, sedang kejadian muncul
mata dadu berjumlah 12 ada 1 kejadian yaitu (6,6), sehingga :

Sumber: mgl.sch.id/file.php/1/ANIMASI/matematika/Teori%20Peluang/materi01.html
 Home
 Matematika SD
 Matematika SMP
 Matematika SMA
 Matematika Dasar
 Matematika Umum
 Contoh Soal

Home » RUMUS MATEMATIKA SMP » SMP » Materi Pengertian dan Rumus Peluang Matematika
SMP Terlengkap

Materi Pengertian dan Rumus Peluang Matematika SMP


Terlengkap
Pengertian dan Rumus Peluang Matematika - Apakah kalian pernah bermain ular tangga? Di dalam
permainan ular tangga tentu kalian akan menggunakan dadu untuk menentukan jumlah langkah
yang harus kalian ambil. Pada proses pelemparan dadu, hasil atau angka yang mungkin muncil
adalah 1,2,3,4,5, atau 6. Nah kemungkinan munculnya angka pada saat melempar dadu adalah salah
satu contoh Peluang Matematika.

Contoh lain dari peluang matematika adalah pelemparan koin. Pada saat melempar koin ada dua
buah kemungkinan sisi yang muncul. Sisi yang pertama adalah angka (A) dan sisi yang kedua adalah
gambar (A). Nah, pada materi kali ini, rumus matematika dasar akan memberikan rangkuman
materi mengenai pengertian dan rumus peluang dalam matematika. Mari kita simak rangkuman
materinya sebagai berikut:

Memahami Definisi dan Rumus Peluang dalam Matematika

Definisi Peluang
Peluang dapat didefinisikan sebagai sebuah cara yang dilakukan untuk mengetahui kemungkinan
terjadinya sebuah peristiwa.

Di dalam materi mengenai peluang, dikenal beberapa istilah yang sering digunakan, seperti:

Ruang Sampel

Merupakan himpunan dari semua hasil percobaan yang mungkin terjadi.

Titik Sampel

Merupakan anggota yang ada di dalam ruang sampel

Kejadian

Merupakan himpunan bagian dari ruang sampel.

RUMUS PELUANG MATEMATIKA


Frekuensi merupakan perbandingan antara banyaknya percobaan yang dilakukan dengan banyaknya
kejadian yang diamati. Frekuensi dapat diketahui dengan menggunakan rumus:

Apabila setiap titik sampel dari anggota ruang sampel S mempunyai peluang yang sama, maka
peluang kejadian K yang jumlah anggotanya dinyatakan dalam n(K) dapat diketahui dengan rumus :
Peluang munculnya kejadian dapat diperkirakan melalui notasi di bawah ini:

Apabila nilai P(K) = 0 maka kejadian K tersebut sangat mustahil untuk terjadi

Apabila nilai P(K) = 1 maka kejadian K tersebut pasti akan terjadi

Amatilah contoh soal di bawah ini:

Contoh Soal 1

Pada proses pelemparan sebuah dadu, tentukanlah peluang munculnya mata dadu yang berangka
ganjil

Jawab:

Ruang sampel S = {1,2,3,4,5,6}

n(S) = 6

Mata dadu ganjil = {1,3,5}

n(S) = 3
maka P(K) = 3/6 = 1/2

Kejadian Majemuk
Kejadian majemuk adalah dua atau lebih kejadian yang dioperasikan sehingga terbentuklah sebuah
kejadian yang baru

Suatu kejadian K dan kejadian komplemen berupa K' memenuhi persamaan:

P(K) + P(K') = 1 atau P(K') = 1 - P(K)

Contoh Soal 2

dari seperangkat kartu bridge, diambillah satu buah kartu secara acak. tentukan peluang terambilnya
kartu yang bukan As.

Jawab:

jumlah kartu bridge = n(S) = 52

jumlah kartu As = n(K) = 4

P(K) = 4/52 = 1/13

peluang yang terambil bukan kartu As = P(K') = 1-P(K) = 1 - 1/13 = 12/13

PENJUMLAHAN PELUANG

Kejadian Saling Lepas


dua buah kejadian A dan B dikatakan saling lepas apabila tak ada satupun elemen pada kejadian A
yang sama dengan elemen yang ada pada kejadian B. untuk dua buah kejadian yang saling lepas,
maka peluang salah satu A atau B mungkin terjadi, rumusnya adalah:

P(A u B) = P(A) + P(B)

Contoh Soal 3

Dua buah dadu masing-masing berwarna merah dan putih dilempar secara bersamaan sebanyak
satu kali, tentukanlah peluang munculnya mata dadu yang berjumlah 3 atau 10!

Jawab:

Hasil pelemparan dadu tersebut dapat digambarkan dengan tabel ini:

Kejadian mata dadu berjumlah 3 ditandai dengan warna kuning.

A = {(1,2), (2,1)}

n(A) = 2

Kejadian mata dadu berjumlah 10 ditandai dengan warna biru


B = {(4,6), (5,5), (6,4)}

Karena tidak ada elemen yang sama pada A dan B digunakan rumus:

P(A u B) = P(A) + P(B)


P(A u B) = 2/36 + 3/36

P(A u B) = 5/36

Kejadian Tidak Saling Lepas

Artinya ada elemen A yang sama dengan elemen B, rumusnya dapat dituliskan menjadi:

P(A u B) = P(A) + P(B) - P(A n B)

Contoh Soal 4
Sebuah kartu diambil dari tumpukkan kartu bridge secara acak. coba kalian tentukan peluang dari
kartu yang terambil adalah kartu hati dan kartu bergambar (K,Q,J)!

Jawab:
Jumlah kartu bridge = n(S) = 52
jumlah kartu hati = n(A) = 13
jumlah kartu bergambar = n(B) = 12

karena ada kartu bergambar yang merupakan kelompok kartu hati (J hati, Q hati, dan K hati) maka A
dan B tidak saling lepas sehingga digunakanlah rumus:

P(A u B) = P(A) + P(B) - P(A n B)


= 13/52 + 12/52 - 3/52

= 22/52 = 11/26
Kejadian Saling Bebas
Dua buah kejadian dapat disebut saling bebas bila munculnya kejadian A tidak berpengaruh pada
munculnya kejadian B sehingga peluang kejadian A dan B terjadi bersamaan dapat dituliskan
menjadi:

P(A n B) = P(A) x P(B)

Contoh Soal 5

Pada percobaan pelemparan dua buah dadu, coba tentukan peluang munculnya angka genap pada
dau pertama dan angka ganjil prima pada dadu kedua!

Jawab:

misalkan A = kejadian munculnya mata dadu genap pada dadu pertama = {2,4,6} maka P(A) = 3/6

misalkan B = kejadian munculnya mata dadu ganjil prima pada dadu kedua = {3,5} maka P(B) = 2/6

karena kejadian A tidak berpengaruh pada kejadian B maka digunakan rumus:

P(A n B) = P(A) x P(B)

P(A n B) = 3/6 x 2/6 = 1/6

Kejadian Bersyarat

kejadian bersyarat terjaid apabila kejadian A mempengaruhi munculnya kejadian B atau sebaliknya.
maka dapat dituliskan seperti ini:

P(A n B) = P(A) x P(B/A)


atau

P(A n B) = P(B) x P(A/B)

Contoh Soal 6

ada sebuah kotak yang berisi 5 bola merah dan 4 bola hijau. bila diambil dua buah bola satu persatu
tanpa adanya pengembalian, tentukanlah peluang bola yang terambil adalah bola merah pada
pengambilan pertama dan bola hijau pada pengambilan kedua!

Jawab:

Pada pengambilan pertama tersedia 5 bola merah dari 9 bola yang ada.

maka P(M) = 5/9

Pada pengambilan kedua ada 4 bola hijau dari 8 bola yang tersisa (dengan syarat bola merah telah
terambil).

maka P(H/M) = 4/8

karena kejadiannya saling berpengaruh, digunakanlah rumus:

P(M n H) = P(M) x P(H/M)

P(M n H) = 5/9 x 4/8 = 5/18

http://www.rumusmatematikadasar.com/2015/01/materi-pengertian-dan-rumus-peluang-
matematika-smp-terlengkap.html

Anda mungkin juga menyukai