Anda di halaman 1dari 3

Bercerita tentang fana, disaat terdiam semua opini dan arti kbbi tentang fana menghampiri,

merealisasikan yang sudah ada dan menjelaskan yang sudah jelas. Jelas-jelas tidak mungkin
namun dikarenakan tekadnya sebuah harapan membuat sebuah ketidakmungkinan itu tetap
berdiri kokoh menjadi semakin mustahil untuk terjadi. Apa yang dibicarakan tentang fana,
semua mengira bahwa fana adalah sesuatu yang tidak mungkin dan diada-adakan tetapi apa
yang terjadi saat ini adalah fana disamaratakan dengan mimpi. Membuat mimpi semakin
mustahil untuk diraih, usaha yang ingin dilakukan menjadi layu karena arti sebuah fana saat
ini menyerempet sangat sempit dengan mimpi. Untuk seorang awam yang tidak tau menahu
tentang pahitnya dunia persaingan akan menjadikan sebuah fana menjadi mimpi yang tidak
akan mungkin terealisasikan.

Fana: “Apa yang kau lakukan disini, wahai mimpi?”


Mimpi: dengan gemetar ketakutan mimpi berbisik lirih “Melakukan usaha yang keras”
Fana: “Apa tujuanmu?”
Mimpi: dengan lantang karena mimpi berteriak “ Kau tidak liat fikiran mereka? Imajinasi
tanapa henti! Ekspektasi tidak sesuai porsi! Porsi model disamakan dnegan porsi kuli! Logika
seakan tidak dianggap!” entah apa yang membuat mimpi terjembab emosi yang begitu
mendalam. Seakan semua asap perapian emosinya keluar tak terbantahkan, apa yang salah
dnegan mimpi?
Fana: “Kau mungkin masih bias berusaha bung, mimpi maish punya sedikit persenan untuk
terealisasi, ekspektasi tinggi yang berujung omong kosong, harapan yang berujung
kekecewaan karena tidak sesuai dengan porsi tubuh. Semua patutu disyukuri untukmu,
mimpi masih bias digantungkan ke langit, entah langit yang keberapa.”
Mimpi: “dengan pembuktian celetukan gerahamku, kau masih membuatku harus bersyukur?
Kau fikir saya bias bekerja sama dengan otak? Otak saja masih bertengkar dnegan hati! Apa
yang diharapkan?
Fana: “setidaknya kau masih nyata, tidak sepertiku yang hanya pemikiran iseng dan hasil
kegabutan, sudah membuang-bunga waktu, apa lagi yang harus disebutkan? Disaat
memikirkan sesuatu yang sulit.. bukan sulit tapi TIDAK pernah bias. Kecuali dengan ijin Tuhan.
Tuhanpun pilih-pilih, manusia terkadang semakin bodoh jika disuguhkan sesuati yang fana.”
Mimpi: “setidaknya kau berjalan sendiri, tidak sepertiku yang harus bekerja tim dengan
masig-masing divisi memiliki ego yang berlebih, Divisi otak kanan dengan segala mimpi”
mustahilnya, divisi otak kiri dengan semua rasional yang bertolak belakang dengan otak
kanan, otak kanan yang masih mengatur keseimbangan keduanya untuk manfaat tubuh. Serta
hati yang memaklumi semuanya, si kalem penenang jiwa yang terkadang menjadi bom waktu
untuk manusia. Semua itu, aku harus berkerja sama dnegan semua itu!!!”
Fana hanya terdiam tak berkutik, harusnya fana juga bekerja sama dnegan hati untuk
menyadarkan bahwa mimpi itu paling dibuthkan, ekpektasi tinggi apabila tidak terealisikan
masih ada hati yang menangani
Hujan mendamba sebuah senja berselimut lembayung jingga, dimana sebuah rasa yang
merasuk tidak seenak mentari yang menunjukka sinar terang. Rasa yang merasuk sangat
menjemukan, karena banyak sekali sinyal – sinyal yang mendewakan senja dan mewajibkan
sebuah puisi tercipta sebelum hilangnya jingga yang tergambar. Namun, apadaya sebuah
mulut yang membisu, mata yang tertutup mulut yang gersekap dengan telinga yang mengtup,
apa yang harus ditulis? Apa yang harus diungkapkan? Saat rasa yang telah lama hillanh tidak
bias kembali lagi seperti sedia kala. Hati yang hancur bukan karena harapan tapi tingginya
ekspektasi bayangan, bayknya hancur sudah hancur semua apa yang dibayngkan
Sakit yang terasa bukan karena apa yang diharapkan tapi ekspektasi tentang dia yang tak
seperti apa yang terlihat, kebusukan yang terbongkar disaat rasa sudah terlanjur ada itu lebih
menyesakkan, hubungan yang sudah terjalin dan sesuai dengan apa yang dimau tapi apa yang
terjadi diengah-tengah merupakan suatu suratan yang sudah tertulis dan mewajibkan untuk
menyabarkan diri yang mungkin hanya sebatas mulut saja.
Tidak ada perubahan yang terjadi, semua hambar saat keburukan masing-masing
menampakkan diri, tidaka ada kata terima saat sebuah keputusan tidak bias diterima masing-
masing pihak, ini sangat tidak adil. Apaakah dengan kebohongan sebuah jalinan indah akan
tercipta? Dengan kebohongan sebuah harapan bias tercipta. Seolah-olah smeua hanya
membaca teks tanpa merasakan apa yang dikatakan, semua hanya sebatas kontekstual tanpa
adanya rasa yang tersirat, sebatas ucapan yang hina.
Haruskah semua terjadi disenja yang mewajibkan smeua orang menciptkana sebuah puisi
yang menggambarkan keindahan senja.
Introvert
Kepulan berasap hadir diantara percikan hujan yang jatuh tak diharapkan, sekarag, siapa yang
ingin mengharapkan sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginnan. Geraman emosi yang
terpendam dimiliki oleh gadis yang sedang memandang jalanan basah dilewati oleh orang-
orang dengan berbagai emosi. Kiranya, buan hanya dia yang tidak menyukai rintikan air baik
ringan maupun berat, persetan dengan air yang jatuh, hujan membuat semuanya terhambat,
membuat bosnya membatalkan rapat sepagi ini, rugi sekali dia mandi disubuh hari. Bosnya
yang arogan memang selalu seenaknya, dikira dia bawahan adalah komponen pribadi
miliknya, mengikuti segala aturan yang dimilikinya dan diinginkanya.

Kling.
Suara bel mengenterupdi emosi kebenciannya, entah kenapa suara ini memerintah otaknya
untuk memalingkan dari pandangan dia. Dilihatnya seseorang berperawakan tinggi dengan
karisma maskulin yang tak terbantahkan, rahang tegas dengan mta berlipat ganda ditambah
hidung yang didambakan oleh orang asia, namun satu yang kurang dari “dia yang smepurna”.
Itu bosnya
“Oke, sekarang aku berharap ilmu sihir berlaku untuk waktu sekrang” guman dia merutuki
kehadiran bosnya diwaktu yang dia benci. Moodjelek tidak terbantahkan.
‘Dia yang sempurna berjalan dengan santai menuju meja 2 baris dibelakang gadis itu. Sang
Boss tidak memalingkan muka ke gadis itu bisa dipastikan dia tak ta tau pegawainya berada
di café yang sama dengan segala umpatan yang digumamkan pegawainya.

‘Sekarang segala tak tik sedang menari dan aku tidak yakin dia memperhatikan pegawai yang
sangat cantic ini” Gumam sang gadis. Rini.”Rin, kau bukan siapa’ dia jadi tidak mungkin
arogansinya membuatmu mendapatkan diskon gaji”
perlahan Rini mengambil langkah dengan santai disertai dengan gedupan jantung akan pesiis
yang belum tentu terjadi.

Hai Rin” sapa orang yang abru memasuki café


“Teman sialan, aku idak berharap mengenalmu setelah ini” piker Rini
Sang Boss, Denis menolehkan kea rah suara yang mengganggu lamunannya, mengernyit saat
melihat pawakan gadis yang terihat familiar pada matany.
“Rin senang melihatmu disini, sudah lama tidak erjumpa denganmu” Abass teman rini yang
menyapa dan menghancurkan segala rencananya

Anda mungkin juga menyukai

  • CV
    CV
    Dokumen2 halaman
    CV
    Regina Julia Devi
    Belum ada peringkat
  • CV
    CV
    Dokumen2 halaman
    CV
    Regina Julia Devi
    Belum ada peringkat
  • Perjalanan Kemunafikan
    Perjalanan Kemunafikan
    Dokumen1 halaman
    Perjalanan Kemunafikan
    Regina Julia Devi
    Belum ada peringkat
  • Amatir
    Amatir
    Dokumen3 halaman
    Amatir
    Regina Julia Devi
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Regina Julia Devi
    Belum ada peringkat
  • Wayang
    Wayang
    Dokumen10 halaman
    Wayang
    Regina Julia Devi
    Belum ada peringkat
  • Kaisoo
    Kaisoo
    Dokumen1 halaman
    Kaisoo
    Regina Julia Devi
    Belum ada peringkat
  • Materi
    Materi
    Dokumen3 halaman
    Materi
    Regina Julia Devi
    Belum ada peringkat
  • Peluang Kelas 2
    Peluang Kelas 2
    Dokumen15 halaman
    Peluang Kelas 2
    Regina Julia Devi
    Belum ada peringkat
  • Kaisoo
    Kaisoo
    Dokumen1 halaman
    Kaisoo
    Regina Julia Devi
    Belum ada peringkat
  • Abstrak
    Abstrak
    Dokumen2 halaman
    Abstrak
    Regina Julia Devi
    Belum ada peringkat