Anda di halaman 1dari 12

PELUANG

A. Sifat dasar percobaan:

1. Setiap jenis percobaan mempunyai kemungkinan hasil atau peristiwa/kejadian yang akan terjadi.
2. Hasil dari setiap percobaan secara pasti sulit ditentukan.

B. Ruang Sampel

Ruang sampel (S) adalah kumpulan dari hasil yang mungkin terjadi dari suatu percobaan. Titik
sampel adalah anggota-anggota dari ruang sampel, sedangkan kumpulan dari beberapa titik sampel
disebut kejadian.

Banyak ruang sampel disimbolkan dengan n(S).

Contoh:

Tiga buah koin dilempar sebanyak 1 kali, maka ruang sampel dan banyaknya sampel dari percobaan
pelemparan koin tersebut adalah ...

Jawab:

Misalkan, munculnya angka pada koin disimbolkan dengan A dan munculnya gambar pada koin
disimbolkan dengan G, maka dari hasil pelemparan koin tersebut, diperoleh beberapa kemungkinan
sebagai berikut:

Koin I Koin II Koin III

Kemungkinan ke-1 A A A

Kemungkinan ke-2 A A G

Kemungkinan ke-3 A G A

Kemungkinan ke-4 G A A

Kemungkinan ke-5 A G G

Kemungkinan ke-6 G A G
Kemungkinan ke-7 G G A

Kemungkinan ke-8 G G G
Jadi, ruang sampel dari percobaan tersebut adalah S = {(AAA), (AAG), (AGA), (GAA), (AGG), (GAG),
(GGA), (GGG)} dan banyak sampelnya adalah n(S) = 8.

C. Peluang Kejadian

Misalnya S adalah ruang sampel dari suatu percobaan dengan setiap anggota S memiliki kesempatan
muncul yang sama dan K adalah suatu kejadian dengan K⊂S, maka peluang kejadian K adalah:

Contoh:

Sebuah dadu dilempar undi satu kali, peluang muncul angka bilangan prima adalah...

Jawab:

Ruang sampel dadu (S) = {1, 2, 3, 4, 5, 6} maka n(S) = 6

Muncul angka prima (K) = {2, 3, 5} maka n(K) = 3

Sehingga peluang muncul angka bilangan prima yaitu:

D. Peluang komplemen dari suatu kejadian

P(K) adalah peluang kejadian K dan P(Kc) = P(K’) adalah peluang kejadian bukan K, maka berlaku:
Contoh:

Peluang Rina lulus ujian Matematika adalah 0,89, maka peluang Rina tidak lulus ujian Matematika
adalah…

Jawab:

K = Kejadian Rina lulus ujian Matematika = 0,89

Kc = Kejadian Rina tidak lulus ujian Matematika

Peluang Rina tidak lulus ujian Matematika:

P(Kc) = 1 – P(K) = 1 – 0,89 = 0,11

E. Frekuensi Harapan

Frekuensi harapan adalah banyaknya kejadian yang diharapkan dapat terjadi pada suatu
percobaan.

Jika suatu percobaan dilakukan sebanyak n kali dan nilai kemungkinan terjadi kejadian K setiap
percobaan adalah P(K), maka frekuensi harapan kejadian K adalah:

Contoh:

Sebuah dadu dilempar sebanyak 120 kali, maka frekuensi harapan munculnya mata dadu faktor dari 6
adalah...
Jawab:

S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} ↔ n(S) = 6

K : Faktor dari 6 = {1, 2, 3, 6} ↔ n(A) = 4

n = Banyak lemparan = 120

Sehingga frekuensi harapan muncul faktor dari 6 adalah :

Kejadian Majemuk dalam Teori Peluang Matematika


Untuk memahami teori peluang, akan kami berikan ilustrasi agar memudahkan proses
pemahaman kalin. Berikut ilustrasinya.

Apabila kalian diperintah oleh ibu kalian untuk merapikan bola warna-warni yang kalian
punya ke dalam kotak mainan.

Tetapi secara tiba-tiba, adik kalian yang masih kecil minta diambilkan bola. Secara
acak, kalian akan mengambil kembali bola tersebut kan?.

Nah, peluang terambilnya bola warna biru serta merah kira-kira ada berapa ya guys?
Kejadian tersebutlah bisa kita jawab dengan cara mempelajari materi kejadian majemuk
di dalam teori peluang matematika.

Simak cara untuk mengetahui peluangnya di bawah ini!

Kejadian majemuk adalah jika terdapat suatu kejadian atau percobaan yang
berlangsung lebih dari satu kali sehingga menghasilkan kejadian baru, di mana kejadian
baru tersebutlah yang disebut sebagai kejadian majemuk.

Adapun beberapa kejadian yang dikatakan sebagai kejadian majemuk, diantaranya


yaitu:

1. Dua Kejadian Sembarang

Dalam dua kejadian sembarang A serta B dalam ruang sampel S, maka akan berlaku
rumus:

P (A ∪ B) = P (A) + P (B) – P (A ∩ B)

Sebagai:

Diketahui dari 45 siswa dalam suatu kelas, terdapat 28 siswa yang suka pada mapel
Matematika, 22 siswa suka pada mapel bahasa Inggris, serta sisa 10 siswa suka
kedua-duanya.

Apabila seorang siswa dipilih secara acak, maka tentukan peluang siswa yang terpilih
merupakan siswa yang menyukai Matematika ataupun bahasa Inggris!
Diketahui:

 n(S) = 45
 Suka Matematika, n(M) = 28
 Suka Bahasa Inggris, n(B) = 22
 Suka keduanya, n(M ∩ B ) = 10

Jawab:

 n(S) = 45
 Suka Matematika, n(M) = 28
 Suka Bahasa Inggris, n(B) = 22
 Suka keduanya, n(M ∩ B ) = 10

Peluang di mana akan terpilih yang suka Matematika atau Bahasa Inggris adalah:

P (M ∪ B) = P (M) + P (B) – P (M ∩ B)

= 28/45 + 22/45 – 10/45


= 40/ 45
= 8/ 9

2. Komplemen Suatu Kejadian

Adapun rumus untuk mencari komplemen pada suatu kejadian, yaitu:

P (Ac) = 1 – P (A)
Sebagai contoh:

Suatu dadu dilempar sekali ke atas, maka hitunglah peluang munculnya mata dadu
lebih dari dua.

Jawab:

Suatu dadu dilempar sekali, sehingga n (S) = 6

Apabila A = {mata dadu lebih dari sama dengan 2}

Maka dari itu, Ac = { mata dadu kurang dari atau sama dengan 2 } = {1, 2}, n(A c) = 2

P (Ac) = n(Ac)/ n(S) = 2/ 6 = 1/ 3

Sehingga, P (A) = 1 – P (Ac)


= 1 – 1/3
= 2/ 3

Sehingga, peluang munculnya mata dadu lebih dari 2 yaitu 2/3.

3. Dua Kejadian Saling Lepas

Adapun rumus untuk menentukan dua kejadian saling lepas, yaitu:

P (A ∪ B) = P(A) + P (B)
Contoh:

Pada pelemparan satu dadu bermata 6, berapakah peluang untuk memperoleh dadu
dengan mata 1 atau 3 ?

Jawab:

A = {1}, B = {3}

n(A) = 1, n(B) = 1

Peluang untuk memperoleh dadu mata 1 atau 3, yaitu:

P (A ∪ B) = P(A) + P (B)
P (A ∪ B) = 1/ 6 + 1/ 6 = 2/ 6 = 1/ 3

4. Dua Kejadian Saling Bebas

Kejadian A dan B dikatakan saling bebas jika kejadian A tidak mempengaruhi kejadian
B dan kejadian B tidak mempengaruhi kejadian A. Dirumuskan:

P (A ∩ B) = P (A) X P (B)

Contoh:

Apabila peluang Gilang bisa menyelesaikan sebuah soal yaitu 0,4 serta peluang Putra
bisa menyelesaikan soal yang sama yaitu 0,3 maka peluang mereka berdua bisa
menyelesaikan soal tersebut yaitu …

Jawab:

P(A) = 0,4

P(B) = 0,3

Peluang Gilang dan Putra bisa menyelesaikan soal adalah:

P (A ∩ B) = P (A) X P (B) = 0,4 x 0,3 = 0,12

5. Dua Kejadian Bersyarat

Apabila kejadian A serta B tidak saling bebas, kejadian B dipengaruhi oleh kejadian A
ataupun kejadian B dengan syarat A, maka dapat kita rumuskan menjadi:

P(B | A) = P (A ∩ B)/ P(A) atau P (A ∩ B) = P(A) x P(B | A)


Sebagai contoh:

Suatu dadu dilempar sekali. Hitunglah peluang munculnya mata dadu ganjil dengan
syarat munculnya kejadian mata dadu prima terlebih dahulu.

Jawab:

Diketahui;

S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}, n(S) = 6


A = Kejadian munculnya angka prima
A = {2, 3, 5}, n(A) = 3

P(A) = n(A)/ n(S) = 3/ 6 = 1/ 2

B = Kejadian muncul mata dadu ganjil

B = {1, 3, 5}

P(A) = n(A)/ n(S) = 3/ 6 = 1/ 2

Peluang munculnya mata dadu ganjil dengan syarat munculnya kejadian mata dadu
prima terlebih dahulu adalah:

P(B | A) = P (A ∩ B)/ P(A) = 1/4 / 1/2 = ½


CONTOH CONTOH SOAL MATERI PELUANG

1. Sebuah dadu lalu dilempar 1 kali, berapa peluang munculnya mata dadu
5?
Pembahasan
Lihat Pembahasan
Banyaknya titik sampel n(S) = 6
Titik sampel dadu bernilai 5 n(A) = 1
P(A) = n(A)/n(S) = 1/6
Jadi, peluang munculnya mata dadu 5 adalah 1/6

2. Rudi memiliki 2 buah koin 1000 rupiah, lalu melempar kedua koin tersebut
bersamaan. Berapa peluang muncul gambar pada kedua koin?
Pembahasan
Lihat Pembahasan
Misal A = Angka dan G= Gambar, maka
Ruang sampelnya adalah = { (A,G), (A,A), (G,A), (G,G)}
n (S) = 4
banyaknya titik sampel muncul gambar di kedua koin (G,G) adalah n (A) = 1
P(A) = n(A)/n(S) = 1/4
Jadi, peluang muncul keduanya gambar adalah ¼

3. Sebuah tas berisi 12 kelereng yang terdiri dari 5 kelereng biru, 3 kelereng
merah, dan 4 kelereng kuning. Dari tas tersebut akan diambil satu
kelereng. Berapa peluang terambilnya kelereng berwarna merah?
Pembahasan
Lihat Pembahasan
Banyaknya titik sampel n(S) = 5 + 3 + 4 = 12
Titik sampel kelereng merah n(A) = 3
P(A) = n(A)/n(S) = 3/12 = 1/4
Jadi, peluang terambilnya kelereng warna merah adalah 1/4
4. Dua buah dadu dilempar secara bersamaan. Berapakah peluang kejadian
muncul jumlah kedua mata dadu = 6?
Pembahasan
Lihat Pembahasan
Kejadian jumlah kedua mata dadu sama dengan 6 adalah (1, 5), (2, 4), (3, 3), (4, 2),
dan (5, 1).
Maka n(A) = 5
n(S) = 6 × 6 = 36
P(A) = n(A)/n(S) = 5/36
Jadi, peluang munculnya jumlah kedua dadu sama dengan 6 adalah 5/36.

5. 2 buah dadu dilempar bersamaan. Berapakah peluang munculnya mata


dadu yang pertama 2 dan mata dadu kedua 6 adalah…
Pembahasan
Lihat Pembahasan
Kejadian tersebut adalah peluang kejadian saling lepas:
P(2 dan 6) = P(2) x P(6) = 1/6 × 1/6 = 1/36

6. Rudi melempar sebuah uang logam dan sebuah dadu secara bersamaan.
Berapakah peluang muncul angka pada uang logam dan bilangan genap
pada dadu ?
Pembahasan
Lihat Pembahasan
Kejadian tersebut adalah peluang kejadian saling lepas, maka:
P(angka) = 1/2
P(genap) = 3/6
P(angka dan genap) = P(angka) × P(genap) = 1/2 × 3/6 = 3/12 = 1/4
Jadi, peluang muncul angka pada uang logam dan bilangan genap pada
dadu adalah 1/4.
7. Reni melempar sebuah uang logam sebanyak 200 kali, hasilnya muncul
angka sebanyak 75 kali. Hitunglah
a. Frekunsi munculnya angka
b. Frekunesi munculnya gambar
Pembahasan
Lihat Pembahasan
a. Frekuensi muncul angka f(A)
Frekuensi muncul angka = banyak angka yang muncul / banyak percobaan
f(A) = 75/250 = 3/10
b. Frekuensi muncul gambar f(G)
Frekuensi muncul gambar = banyak gambar yang muncul / banyak percobaan
f(G) = (200-75)/200 = 125/200 = 5/8

8. Sebuah tas berisi lima buah komik volume 11 sampai 15. Jika buku diambil
secara acak dari tas tersebut. Maka:
a. Tentukanlah peluang terambilnya komik bervolume gelap.
b. Jika yang terambil adalah buku bervolume ganjil, lalu tidak dikembalikan
lagi. Tentukanlah peluang terambilnya komik volume ganjil pada
pengambilan berikutnya.
Pembahasan
Lihat Pembahasan
a. Banyaknya komik bervolume genap adalah 2 yaitu bola bernomor 12 dan 14.
Sehingga P(genap) = 2/5
b. Banyaknya komik volume ganjil ada 3, terambil 1 sehingga sisa 2.
Maka P(ganjil) = (3-1)/(5-1) = 2/4 = 1/2

Anda mungkin juga menyukai