Sumber: www.istockphoto.com
Kompetensi Dasar
Pengalaman Belajar
Contoh:
Pada percobaan melemparkan dua mata uang logam bersama-sama, di mana sisi-sisi
uang logam adalah gambar (G) dan angka (A). Tuliskan:
a. ruang sampel sisi-sisi uang logam,
b. ruang sampel sisi gambar.
Jawab:
a. Ruang sampel sisi-sisi uang logam yang muncul yaitu:
S1 = {(A, A); (A, G); (G, A); (G, G)} atau {AA, AG, GA, GG}
b. Jika yang diamati adalah munculnya sisi gambar, maka ruang sampelnya
S2 = {0, 1, 2}
unsur 0 menyatakan tidak ada gambar yang muncul,
unsur 1 menyatakan sebuah gambar yang muncul, dan
unsur 2 menyatakan dua gambar yang muncul pada kedua sisi uang logam.
Kamu dapat menguji
pemahaman tentang
RUANG SAMPEL dengan
mengerjakan soal Latihan 1
pada halaman 209–210.
4.2 KEJADIAN
Suatu kejadian E adalah himpunan hasil yang dimaksud dari suatu ruang
sampel S, E ⊆ S.
Contoh:
Percobaan:
Menarik selembar kartu bridge tanpa joker. Hasil yang diamati adalah
“jenis kartu” yang diambil, maka
(1) Ruang sampelnya (S) = {sekop, klaver, hati, diamond}
(2) Jika E1 = Kejadian menarik sebuah kartu diamond, maka
E1 = {diamond}
(3) Jika E2 = Kejadian menarik kartu warna hitam, maka
E2 = {sekop, klaver}
4.2.1 Frekuensi Relatif
Contoh:
Percobaan mengundi sebuah dadu sebanyak 150, dan angka yang muncul lebih
dari 4 adalah 48 kali. Angka pada dadu lebih dari 4 adalah {5, 6}.
Frekuensi Relatif:
Misalkan S adalah ruang sampel suatu percobaan yang dilakukan n kali, dan A adalah
suatu kejadian dengan frekuensi munculnya A yaitu n(A). Jika suatu percobaan
menghasilkan n titik contoh yang masingmasing berpeluang sama dan kejadian A
terjadi dengan tepat k cara di mana k merupakan anggota dari titik contoh, maka
peluang kejadian A adalah:
Contoh:
1. Percobaan melambungkan sekeping uang logam satu kali,
berapakah peluang munculnya gambar?
2. Pada percobaan melemparkan sebuah dadu bersisi enam,
berapakah peluang munculnya mata dadu lebih dari 4?
Jawab:
1. Ruang sampelnya, S = {A, G}; n(S) = 2
Misalkan B adalah kejadian munculnya gambar:
Jawab:
Ruang sampel ,
maka n(S) = 2 + 5 + 3 = 10
a. E = Kejadian mengambil satu bola biru
E = {B1, B2, B3} → n(E) = 3
Jadi, .
b. A = Kejadian mengambil satu bola putih
A = {P1, P2, P3, P4, P5} → n(A) = 5
Jadi, .
4.2.2 Kisaran Nilai Peluang
Jika S adalah suatu ruang sampel dari suatu percobaan, E adalah suatu kejadian, dan P
adalah suatu fungsi peluang, maka P(E) adalah peluang kejadian E yang bernilai nyata
jika memenuhi tiga sifat berikut.
1. 0 ≤ P(E) ≤ 1, untuk setiap E.
2. P(S) = 1.
3. P( ∪ ) = P() + P(), untuk dan
dan kejadian yang saling lepas atau ∩ = ∅.
Contoh:
Pada percobaan melempar dua dadu bersama-sama, berapakah peluang mendapatkan:
a. jumlah kedua mata dadu 9, b. jumlah kedua mata dadu 6?
Jawab:
n(S) = 36
a. Jika kejadian A = {jumlah mata dadu 9}, maka A = {(6, 3), (5, 4), (4, 5), (3, 6)}; n(A) = 4.
Jadi, .
b. Jika kejadian B = {jumlah mata dadu 6}, maka B = {(5, 1), (4, 2), (3, 3), (2, 4), (1, 5)};
n(B) = 5. Jadi, .
Kamu dapat menguji
pemahaman tentang
KEJADIAN dengan
mengerjakan soal Latihan 2
pada halaman 217–220.
4.3 FREKUENSI HARAPAN
Jika E adalah suatu kejadian dalam ruang sampel S dan P(E) adalah
peluang terjadinya E dalam n kali percobaan, maka frekuensi harapan
kejadian E didefinisikan:
Contoh:
Diketahui peluang seorang menembak tepat sasaran adalah 15 . Jika penembak itu
menembak 150 kali tembakan, berapakah banyaknya tembakan yang diharapkan
mengenai sasaran?
Jawab:
Banyaknya tembakan, n = 150
P(tembakan tepat sasaran) =
Jadi, frekuensi harapan kali
∴ Sebanyak 30 kali tembakan yang diharapkan mengenai sasaran.
Kamu dapat menguji
pemahaman tentang
FREKUENSI HARAPAN
dengan mengerjakan soal
Latihan 3 pada halaman
222–223.
4.4 KOMPLEMEN SUATU KEJADIAN
Jawab:
Dalam hal ini: n(S) = 6; n(A) = 4 dan n() = 2
sehingga:
(i) mencari P() secara langsung adalah:
ii) mencari P(AC) secara tidak langsung: karena
Maka:
.
Contoh:
Tiga keping uang logam dilemparkan bersama-sama. Berapa peluang muncul ketiga
mata uang sekurang-kurangnya satu gambar?
Jawab:
Misalkan:
B = {kejadian muncul ketiga mata uang sekurang-kurangnya satu gambar}, dan
C = {kejadian muncul ketiga mata uang semua angka}
Hasil percobaan tersebut dapat diperlihatkan pada tabel berikut ini.
Dari tabel di samping, terlihat bahwa C
adalah komplemen kejadian B.
Oleh karena P(C) = , maka
P(B) = 1 - P(C)
Kamu dapat menguji
pemahaman tentang
KOMPLEMEN SUATU KEJADIAN
dengan mengerjakan soal
Latihan 4 pada halaman 225.
4.5 KEJADIAN MAJEMUK
Pada diagram di samping ruang sampel S adalah bilangan asli kurang dari 13. A adalah
himpunan bilangan ganjil kurang dari 10, sedangkan B adalah himpunan bilangan
genap kurang dari 10.
Maka S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12}
n(S) = 12
A = {1, 3, 5, 7, 9}; n(A) = 5,
B = {2, 4, 6, 8}; n(B) = 4,
Jawab:
Ruang sampel S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}.
A = {1, 2, 3}, maka P(A) = b. P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B)
B = {2, 3, 5}, maka P(B) =
C = {4, 6}, maka P(C) = c. P(A ∪ C) = P(A) + P(C)
• A ∩ B = {3, 5}
A ∩ C = ∅ dan B ∩ C = ∅
a.Karena A ∩ C = ∅, maka kejadian A dan C saling lepas, dan karena B ∩ C = ∅,
maka kejadian B dan C saling lepas. Sedangkan kejadian A dan B tidak saling lepas
Contoh:
Gambar berikut adalah diagram Venn yang menunjukkan
himpunan
S = {x | x = 1, 2, 3, ..., 12; x ∈ bilangan asli}.
A = {x | x habis dibagi 2}, dan
B = {x | x habis dibagi 4} serta A ⊂ S dan B ⊂ S.
Jika suatu anggota x dipilih secara acak, tentukan peluang
untuk mendapatkan: a. P(A) , b. P(B) , c. P(A ∩ B), d. P(A ∪ B).
Jawab:
S = {1, 2, 3, ..., 12}; n(S) = 12
A = {2, 4, 6, 8, 10, 12}; n(A) = 6 c.
B = {4, 8, 12}; n(B) = 3 d. P(A ∪ B)
A ∪ B = {2, 4, 6, 8, 10, 12}; n(A ∪ B) = 6
A ∩ B = {4, 8, 12}; n(A ∩ B) = 3 ≠ 0
Jadi, kejadian A dan B tidak saling lepas.
a.
b.
Apabila dan adalah kejadian-kejadian dalam suatu per cobaan dan jika:
(i) ∩ = ∅, maka dan E2 disebut kejadian yang saling lepas dan
P( ∪ ) = P() + P();
(ii) ∩ ≠ ∅ maka dan disebut kejadian yang tidak saling lepas dan
P( ∪ ) = P() + P() − P( ∩ )
Kamu dapat menguji
pemahaman tentang DUA
KEJADIAN SALING LEPAS
dengan mengerjakan soal
Latihan 5 pada halaman
231 – 233.
4.5.1 Dua Kejadian Saling Bebas
A. Bola pertama dikembalikan sebelum bola kedua diambil
Jika dan adalah dua kejadian dengan syarat bahwa peluang bagi kejadian
tidak mempengaruhi kejadian , maka dan disebut sebagai kejadian-
kejadian saling bebas. Dan berlaku rumus
P( ∩ ) = P() · P()
Jika dan adalah dua kejadian dengan syarat bahwa peluang kejadian akan
mempengaruhi kejadian , maka dan disebut sebagai kejadian bersyarat
tidak saling bebas.
Dan berlaku rumus:
P( ∩ ) = P() · P(|)
P(|) dibaca peluang kejadian dengan syarat telah terjadi
atau peluang bersyarat kejadian setelah diketahui kejadian .
Contoh:
Sebuah dadu bersisi enam dilemparkan dua kali. Berapakah peluang bahwa
nomor yang muncul pada lemparan pertama adalah 2 dan nomor yang muncul
pada lemparan kedua lebih dari 2?
Jawab:
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}, maka n(S) = 6
Misalkan:
= {kejadian nomor 2 muncul pada lemparan pertama}
= {2} → n() = 1
= {kejadian mendapatkan nomor > 2 pada lemparan ke-2}
= {3, 4, 5, 6} → n(E2) = 4
maka:
dan
Karena kejadian dan saling bebas, maka
P( ∩ ) = P() · P() =
Jadi, peluang berlakunya dan adalah .
Contoh:
Sebuah kantong berisi 5 bola hitam dan 3 bola putih. Diambil secara acak dua
kali berturut-turut masing-masing satu bola, tanpa pengembalian.
Berapa peluang mendapatkan keduanya bola putih?
Jawab:
Jika A kejadian mendapatkan bola putih pada pengambilan pertama. Maka
kejadian B pada pengambilan kedua tidak saling bebas terhadap A, sebab
tanpa pengembalian. Jadi, B terjadi dengan syarat A telah terjadi, maka
dan
Karena kejadian A dan B tidak saling bebas, maka
P(A ∩ B) = P(A) · P(B|A)
Jawab:
a. Peluang terambilnya bola berwarna merah dan biru.
Misal adalah kejadian terambilnya bola merah n() = = 5
Misal adalah kejadian terambilnya bola biru n() = = 4
Banyak anggota ruang sampel n(S) = = 36
Peluang muncul dan adalah
b. Peluang terambil kedua bola berwarna biru.
Misal adalah kejadian terambilnya dua bola biru n() = 4C2 = 6
Peluang muncul adalah