Anda di halaman 1dari 19

3.

1 ATURAN PERKALIAN DAN ATURAN PENJUMLAHAN

3.1.1 Banyaknya Kejadian Suatu Peristiwa/Percobaan Misalkan kita


melemparkan sekeping uang logam.
(i) Hasil yang mungkin adalah muncul Gambar (G) atau Angka (A)
dan keduanya tidak bersamaan.
(ii Jika S melambangkan ‘hasil yang mungkin’, maka S = {G, A}.
) Semua kemungkinan hasil dari suatu peristiwa disebut ruang
(ii sampel.
i) Setiap gugus suatu ruang sampel disebut titik contoh.
(iv Jadi, banyaknya titik contoh dalam S adalah 2, dan ditulis n(S)
) = 2.
Apabila kita melemparkan sebuah dadu bersisi enam mata
dadu, maka semua kemungkinan hasil yang muncul yaitu S =
{1, 2, 3, 4, 5, 6} dan n(S) = 6.

3.1.2 Aturan Perkalian


Apabila suatu peristiwa terdiri dari n tahap yang berurutan di mana
peristiwa pertama dapat dilakukan dengan r 1 cara yang berbeda dan
setiap cara ini dilanjutkan dengan peristiwa kedua yang dapat dilakukan
dengan r 2 cara berbeda, dan seterusnya hingga peristiwa ke- n yang
dapat dilakukan dengan r n cara berbeda, maka peristiwa tersebut dapat
dilakukan secara bersama-sama dengan r 1 ×r 2 ×. . .× r n cara yang berbeda.

3.1.3 Aturan Penjumlahan


Apabila suatu peristiwa terdiri dari n tahap yang saling lepas di mana
peristiwa pertama dapat dilakukan dengan r 1 cara yang berbeda,
r
peristiwa kedua dapat dilakukan dengan 2 cara yang berbeda, dan
seterusnya hingga peristiwa ke-n yang dapat dilakukan dengan r n cara
berbeda, maka total peristiwa tersebut adalah r 1 +r 2 +. . .+r n cara yang
berbeda

Contoh:
Terdapat 4 jalan yang berbeda dari kota A ke kota P dan 2 jalan yang
berbeda dari kota P ke kota B. Tentukan banyak cara seseorang dapat
menggunakan jalan itu untuk berangkat dari A ke B melalui P.
Jawab:

Banyak cara jalan dari A ke P adalah r= 4, dan banyak cara jalan dari P
ke B adalah s = 2.
Berdasarkan aturan perkalian di atas, maka banyak cara jalan dari
A ke B melalui P adalah 4 × 2 = 8 cara
Contoh:
Untuk mengikuti kompetisi matematika, sebuah sekolah diwajibkan
mengirimkan 1 siswa perwakilan. Jika dalam tahap akhir seleksi terpilih
3 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan, tentukan banyaknya cara
sekolah tersebut memilih wakilnya untuk mengikuti kompetisi
matematika.

Jawab:
Peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang saling lepas karena
peristiwa pertama tidak dilanjutkan dengan peristiwa kedua atau
peristiwa tersebut bukan peristiwa berpasangan. Oleh karena itu, dalam
menjawab soal tersebut digunakan aturan penjumlahan.
Jadi, banyaknya cara sekolah memilih wakilnya untuk mengikuti
kompetisi matematika adalah 3 + 2 = 5 cara berbeda.
3.2 PERMUTASI

3.2.1 Notasi Faktorial


Untuk n bilangan bulat positif, maka
n! = n(n – 1)(n – 2) × . . . × 3 × 2 × 1

Dalam hal ini didefinisikan:

Contoh:
8 ! 8 ∙7 ∙ 6 !
1. = =56
6! 6!
8! 8 ∙7 ∙ 6 ∙ 5! 8∙ 7 ∙ 6
2. = = =56
5! ∙ 3 ! 5 ! ∙3 ! 3 ∙2 ∙1

3.2.4 Permutasi dengan Beberapa Unsur yang Sama


Teorema
Banyaknya cara membagi n buah unsur ke dalam k sel yang masing-
masing berisi n1 unsur pada sel pertama, n2 unsur pada sel kedua, dan
seterusnya sampai n k unsur pada sel ke-k adalah
n!
( n 1 , n2 , n3 ,… ,n k )= n ! n ! n ! … n !
1 2 3 k

Contoh:
Berapa banyak cara 4 bola merah, 3 bola putih, dan 1 bola kuning dapat
disusun berderet, jika bola-bola yang berwarna sama tidak dapat
dibedakan satu sama lain.
Jawab:
Banyaknya bola ada 8, terdiri dari 4 merah, 3 putih, dan 1 kuning.
Banyak cara berbeda ¿ ( 8
)
4 ∙ 3 ∙1
8!
¿ =280
4!3!1!
Jadi, ada 280 cara berbeda untuk dapat menyusun bola-bola tersebut
berderet.

3.2.5 Permutasi Siklis (Permutasi Melingkar)


Secara umum banyaknya permutasi siklis dari n obyek adalah (n−1)!
Misalkan kita akan menyusun 4 huruf A, B, C, dan D secara melingkar,
seperti pada gambar berikut. Dengan catatan bahwa ABCD, BCDA, CDAB,
dan DABC tidak dibedakan. Dalam hal ini sebuah huruf akan selalu
menempati jalan lingkaran tersebut. Dengan aturan pencacahan, kita
dapat menyajikan dengan diagram berikut

3.3 KOMBINASI
Suatu permutasi “tanpa memperhatikan urutan unsur yang terpilih”
disebut kombinasi.
Secara umum kombinasi r unsur dari n unsur yang diketahui di mana r ≤
n adalah:

Contoh:
Dalam suatu ulangan Matematika, setiap siswa diwajibkan menjawab 5
soal dari 8
soal yang diajukan. Berapa banyak pilihan untuk menjawab soal
tersebut?

Jawab:
Dalam kasus di atas, urutan nomor-nomor soal diabaikan.
Permasalahannya adalah
ada berapa cara memilih 5 soal dari 8 soal yang tersedia.
Memilih 5 soal dari 8 soal = C(8, 5), maka
8! 8! 8 ·7 · 6
C ( 8 , 5) = = = =56
5 !(8 – 5)! 5 ! 3 ! 3 · 2· 1

Jadi terdapat 56 cara untuk menjawab soal tersebut.

3.4 EKSPANSI BINOMIAL (PENGAYAAN)

Perhatikan perpangkatan terhadap (a + b) berikut ini.

Jika diperhatikan, koefisien ruas kanan membentuk suatu pola bilangan


yang disebut segitiga Pascal. Bentuk rumus ruas kanan tersebut
dinamakan ekspansi binomial/ binomium Newton. Rumus binomium
Newton:

Contoh:
Hitunglah koefisien x 12 dari perpangkatan ( x 2 +3 x )10.

Jawab:
10 2 10−r r
Suku umumnya dapat ditulis C r (x ) (3 x) .
20−2r =12
r =8
sehingga
10 8 12 8 12
C 8 3 x =45 ·3 · x
12
¿ 295.245 x
Jadi, koefisiennya adalah 295.245
4.1 RUANG SAMPEL

Ruang sampel adalah himpunan semua kemungkinan hasil dari suatu


percobaan, dilambangkan dengan S.

Contoh:
Jawab:
a. Ruang sampel sisi-sisi uang logam yang muncul yaitu:
S1 = {(A, A); (A, G); (G, A); (G, G)} atau {AA, AG, GA, GG}
b. Jika yang diamati adalah munculnya sisi gambar, maka ruang
sampelnya
S2 = {0, 1, 2}
unsur 0 menyatakan tidak ada gambar yang muncul,
unsur 1 menyatakan sebuah gambar yang muncul, dan
unsur 2 menyatakan dua gambar yang muncul pada kedua sisi uang
logam.

4.2 KEJADIAN

Suatu kejadian E adalah himpunan hasil yang dimaksud dari suatu ruang
sampel S, E ⊆S.

Contoh:
Percobaan:
Menarik selembar kartu bridge tanpa joker. Hasil yang diamati adalah
“jenis kartu” yang diambil, maka
(1) Ruang sampelnya (S) = {sekop, klaver, hati, diamond}
(2) Jika E1 = Kejadian menarik sebuah kartu diamond, maka
E1 = {diamond}
(3) Jika E2 = Kejadian menarik kartu warna hitam, maka
E2 = {sekop, klaver}

4.2.1 Frekuensi Relatif

Contoh:
Percobaan mengundi sebuah dadu sebanyak 150, dan angka yang
muncul lebih dari 4 adalah 48 kali. Angka pada dadu lebih dari 4 adalah
{5, 6}.
Frekuensi Relatif:
48 24
F(R )= =
150 75

Misalkan S adalah ruang sampel suatu percobaan yang dilakukan n kali,


dan A adalah suatu kejadian dengan frekuensi munculnya A yaitu n(A).
Jika suatu percobaan menghasilkan n titik contoh yang masingmasing
berpeluang sama dan kejadian A terjadi dengan tepat k cara di mana k
merupakan anggota dari titik contoh, maka peluang kejadian A adalah:

Contoh:
1. Percobaan melambungkan sekeping uang logam satu kali, berapakah
peluang munculnya gambar?
2. Pada percobaan melemparkan sebuah dadu bersisi enam, berapakah
peluang munculnya mata dadu lebih dari 4?
Jawab:
1. Ruang sampelnya, S = {A, G}; n(S) = 2
Misalkan B adalah kejadian munculnya gambar:
B= {G } ; n ( B )=1
Jadi, peluang munculnya gambar adalah
n(B) 1
P(B)= =
n(S) 2
2. Ruang sampel S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}; n(S) = 6
Kejadian E = {muncul mata dadu > 4}
E = {5, 6}; n(E) = 2
n ( E) 2 1
Jadi, P ( E )= = = .
n ( S) 6 3

Contoh:
Sebuah kantong berisi 2 bola berwarna merah ( M), 5 bola berwarna
putih (P), dan 3 bola berwarna biru (B). Dari dalam kantong diambil
secara acak satu bola. Hitunglah peluang bahwa:
a. yang terambil bola berwarna biru,
b. yang terambil bola berwarna putih

Jawab:
Ruang sampel S= { M 1 , M 2 , P1 , P2 , P3 , P4 , B1 , B2 , B3 },

maka n(S) = 2 + 5 + 3 = 10
a. E = Kejadian mengambil satu bola biru
E = {B1, B2, B3} → n(E) = 3
n( E) 3
Jadi, P(E)= = .
n (S) 10

b. A = Kejadian mengambil satu bola putih


A = {P1, P2, P3, P4, P5} → n(A) = 5
n ( A) 5 1
Jadi, P ( A )= = = .
n ( S ) 10 2

4.2.2 Kisaran Nilai Peluang


Jika S adalah suatu ruang sampel dari suatu percobaan, E adalah suatu
kejadian, dan P adalah suatu fungsi peluang, maka P(E) adalah peluang
kejadian E yang bernilai nyata jika memenuhi tiga sifat berikut.

1. 0 ≤ P(E) ≤ 1, untuk setiap E.


2. P(S) = 1.
3. P( E1 ∪ E2) = P( E1) + P( E2 ), untuk E1 dan E2
dan kejadian yang saling lepas atau E1 ∩ E2 = ∅.

Contoh:
Pada percobaan melempar dua dadu bersama-sama, berapakah peluang
mendapatkan:
a. jumlah kedua mata dadu 9, b. jumlah kedua mata dadu 6?

Jawab:
n(S) = 36
a. Jika kejadian A = {jumlah mata dadu 9}, maka A = {(6, 3), (5, 4), (4, 5),
4 1
(3, 6)}; n(A) = 4. Jadi, P( A)= = .
36 9
b. Jika kejadian B = {jumlah mata dadu 6}, maka B = {(5, 1), (4, 2), (3, 3),
5
(2, 4), (1, 5)}; n(B) = 5. Jadi, P(B)=
36

4.3 FREKUENSI HARAPAN


Jika E adalah suatu kejadian dalam ruang sampel S dan P(E) adalah
peluang terjadinya E dalam n kali percobaan, maka frekuensi harapan
kejadian E didefinisikan:

Contoh:
Diketahui peluang seorang menembak tepat sasaran adalah 15 . Jika
penembak itu menembak 150 kali tembakan, berapakah banyaknya
tembakan yang diharapkan mengenai sasaran?

Jawab:
Banyaknya tembakan, n = 150
1
P(tembakan tepat sasaran) =
5
1
Jadi, frekuensi harapan ¿ ×150=30 kali
5
∴ Sebanyak 30 kali tembakan yang diharapkan mengenai sasaran.

4.4 KOMPLEMEN SUATU KEJADIAN

Kejadian bukan A dari himpunan S ditulis dengan simbol Aʹ atau AC dan


disebut komplemen dari A. Jika A mempunyai a elemen, dan S
mempunyai n elemen, maka Aʹ mempunyai n – a elemen. Maka P(Aʹ)
adalah peluang tidak terjadinya A, dan
n−a
P ( A )=
'
n
n a
¿ −
n n
a
¿ 1−
n
¿ 1−P ( A )

Contoh:

Sebuah dadu dilemparkan satu kali, maka ruang sampelnya adalah:


S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} Jika A = {kejadian muncul mata dadu lebih dari 2} =
{3, 4, 5, 6}. Jika AC = {kejadian muncul mata dadu kurang atau sama
dengan 2} = {1, 2}. Tentukan P( AC ).

Jawab:
Dalam hal ini: n(S) = 6; n(A) = 4 dan n( AC ) = 2
sehingga:
n ( AC) 2 1
(i) mencari P( AC ) secara langsung adalah: P ( A ) =
C
= =
n (S ) 6 3
ii) mencari P(AC) secara tidak langsung: karena
n ( A) 4 2
P ( A )= = =
n (S ) 6 3
Maka: P ( A C ) =1−P( A)
2 1
1− = .
3 3

Contoh:
Tiga keping uang logam dilemparkan bersama-sama. Berapa peluang
muncul ketiga mata uang sekurang-kurangnya satu gambar?

Jawab:
Misalkan:
B = {kejadian muncul ketiga mata uang sekurang-kurangnya satu
gambar}, dan
C = {kejadian muncul ketiga mata uang semua angka}
Hasil percobaan tersebut dapat diperlihatkan pada tabel berikut ini.
Dari tabel di samping, terlihat
bahwa C adalah komplemen
kejadian B.
1
Oleh karena P(C) = , maka
8
P(B) = 1 - P(C)
1 7
¿ 1− =
8 8

4.5 KEJADIAN MAJEMUK

4.5.1 Dua Kejadian Saling Lepas


Jika suatu kejadian A dan B tidak bersekutu, maka kita katakan dua
kejadian tersebut adalah saling lepas. Untuk kejadian yang saling lepas
(saling asing/ saling eksklusif), maka P(A ∩ B) = P(∅) = 0. P(A ∪ B) = P(A) +
P(B).

Pada diagram di samping ruang sampel S adalah bilangan asli kurang


dari 13. A adalah himpunan bilangan ganjil kurang dari 10, sedangkan B
adalah himpunan bilangan genap kurang dari 10.

Maka S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12}


n(S) = 12
n ( A) 5
A = {1, 3, 5, 7, 9}; n(A) = 5, P ( A )= =
n ( S ) 12
n (B) 4
B = {2, 4, 6, 8}; n(B) = 4, P ( B )= =
n ( S ) 12
9 3
P ( A ∪ B )= =
12 4
Jika kita perhatikan, P(A ∪ B) = P(A) + P(B)
5 4 9
¿ + = .
12 12 12
Contoh:
Sebuah dadu sisi-enam diundi satu kali. Misalkan A adalah kejadian
mendapatkan bilangan ganjil, B adalah kejadian mendapatkan bilangan
prima, dan C adalah kejadian mendapatkan bilangan genap lebih dari 2.
a. Tentukan mana yang merupakan kejadian saling lepas atau tidak.
b. Tentukan peluang mendapatkan satu bilangan ganjil atau satu
bilangan prima.
c. Tentukan peluang mendapatkan satu bilangan ganjil atau satu
bilangan genap
lebih dari 2.

Jawab:
Ruang sampel S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}.
3 1
A = {1, 2, 3}, maka P(A) = =
6 2
3 1
B = {2, 3, 5}, maka P(B) = =
6 2
2 1
C = {4, 6}, maka P(C) = =
6 3
• A ∩ B = {3, 5}
A ∩ C = ∅ dan B ∩ C = ∅
a. Karena A ∩ C = ∅, maka kejadian A dan C saling lepas, dan karena B ∩
C = ∅, maka kejadian B dan C saling lepas. Sedangkan kejadian A
dan B tidak saling lepas
b. P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B)
1 1 1 7
¿ + − =
2 2 3 8

c. P(A ∪ C) = P(A) + P(C)

1 1 5
¿ + =
2 3 6

Contoh:
Gambar berikut adalah diagram Venn yang
menunjukkan himpunan
S = {x | x = 1, 2, 3, ..., 12; x ∈ bilangan asli}.
A = {x | x habis dibagi 2}, dan
B = {x | x habis dibagi 4} serta A ⊂ S dan B ⊂ S.
Jika suatu anggota x dipilih secara acak, tentukan
peluang
untuk mendapatkan: a. P(A) , b. P(B) , c. P(A ∩ B), d. P(A
∪ B).

Jawab:
S = {1, 2, 3, ..., 12}; n(S) = 12 n (B ) 3 1
b. P ( B ) = =
n ( S ) 12 4
A = {2, 4, 6, 8, 10, 12}; n(A) = 6
n(A∩B) 3 1
B = {4, 8, 12}; n(B) = 3 c. P ( A ∩B )= = =
n (S ) 12 4
A ∪ B = {2, 4, 6, 8, 10, 12}; n(A ∪ B) n ( A ∪ B)
d. P(A ∪ B) ¿
=6 n(S )
A ∩ B = {4, 8, 12}; n(A ∩ B) = 3 ≠ 0 n ( A ) +n ( B )−n ( A ∩ B )
¿
n (S)
Jadi, kejadian A dan B tidak saling
6+3−3 1
lepas. ¿ =
12 2
n ( A) 6 1
a. P ( A )= = =
n ( S ) 12 2

Apabila E1 dan E2 adalah kejadian-kejadian dalam suatu per cobaan dan


jika:
(i) E1 ∩ E2 = ∅, maka E1 dan E2 disebut kejadian yang saling lepas dan
P( E1 ∪ E2) = P( E1) + P( E2);
(ii) E1 ∩ E2 ≠ ∅ maka E1 dan E2 disebut kejadian yang tidak saling lepas dan
P( E1 ∪ E2) = P( E1) + P( E2) − P( E1 ∩ E2)

4.5.1 Dua Kejadian Saling Bebas

A. Bola pertama dikembalikan sebelum bola kedua diambil


Jika E1 dan E2 adalah dua kejadian dengan syarat bahwa peluang bagi
kejadian E1 tidak mempengaruhi kejadian E2, maka E1 dan E2 disebut
sebagai kejadian-kejadian saling bebas.
Dan berlaku rumus P( E1 ∩ E2) = P( E1) · P( E2)

B. Bola pertama tidak dikembalikan sebelum bola kedua diambil


Jika E1 dan E2 adalah dua kejadian dengan syarat bahwa peluang
kejadian E1 akan mempengaruhi kejadian E2, maka E1 dan E2 disebut
sebagai kejadian bersyarat tidak saling bebas.
Dan berlaku rumus: P( E1 ∩ E2) = P( E1) · P( E2| E1)

P( E2| E1) dibaca peluang kejadian E2 dengan syarat E1 telah terjadi


atau peluang bersyarat kejadian E2 setelah diketahui kejadian E1.

Contoh:
Sebuah dadu bersisi enam dilemparkan dua kali. Berapakah peluang
bahwa nomor yang muncul pada lemparan pertama adalah 2 dan nomor
yang muncul pada lemparan kedua lebih dari 2?

Jawab:
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}, maka n(S) = 6
Misalkan:
E1 = {kejadian nomor 2 muncul pada lemparan pertama}
E1 = {2} → n( E1) = 1
E2 = {kejadian mendapatkan nomor > 2 pada lemparan ke-2}
E2 = {3, 4, 5, 6} → n(E2) = 4
maka:
n ( E 1)
1 n ( E 2) 4 2
P ( E1 )= dan P ( E2 )=
= = =
n (S ) 6 n (S ) 6 3
Karena kejadian E1 dan E2 saling bebas, maka
1 2 1
P( E1 ∩ E2) = P( E1) · P( E2) = ∙ =
6 3 9
1
Jadi, peluang berlakunya E1 dan E2 adalah .
9

Contoh:
Sebuah kantong berisi 5 bola hitam dan 3 bola putih. Diambil secara
acak dua kali berturut-turut masing-masing satu bola, tanpa
pengembalian.
Berapa peluang mendapatkan keduanya bola putih?

Jawab:
Jika A kejadian mendapatkan bola putih pada pengambilan pertama.
Maka kejadian B pada pengambilan kedua tidak saling bebas terhadap A,
sebab tanpa pengembalian. Jadi, B terjadi dengan syarat A telah terjadi,
maka
n ( A) 3 n ( B∨ A ) 4 2
P ( A )= = dan P ( B∨ A ) = = =
n (S ) 8 n (S ) 6 7
Karena kejadian A dan B tidak saling bebas, maka
P(A ∩ B) = P(A) · P(B|A)
3 2 3
¿ ∙ =
8 7 28
3
Jadi, peluang mendapatkan keduanya bola putih adalah .
28

4.5.3 Peluang Kejadian Majemuk yang Melibatkan Aturan Pecacahan

Contoh:
Dalam sebuah kotak yang berisi 5 bola merah dan 4 bola biru, akan
diambil 2 bola sekaligus secara acak. Tentukan:
a. peluang terambilnya bola berwarna merah dan biru,
b. peluang terambilnya kedua bola berwarna biru,
c. peluang terambil sekurang-kurangnya satu bola berwarna biru.

Jawab:
a. Peluang terambilnya bola berwarna merah dan biru.
5
Misal K 1 adalah kejadian terambilnya bola merah  n( K 1) = C 1 = 5
4
Misal K 2 adalah kejadian terambilnya bola biru  n( K 2) = C 1 = 4
5+4
Banyak anggota ruang sampel  n(S) = C 1 = 36
Peluang muncul K 1 dan K 2 adalah
n ( K 1)∙ n ( K 2) 5∙4 5
P ( K 1 ∩ K 2 )= = =
n (S ) 36 9
b. Peluang terambil kedua bola berwarna biru.
Misal K 3 adalah kejadian terambilnya dua bola biru  n( K 3) = 4C2 = 6
Peluang muncul K 3 adalah
n ( K3)
P ( K 3 )=
n (S )
6 1
¿ =
36 6

c. Peluang terambil sekurang-kurangnya satu bola berwarna biru.


Artinya, terdapat dua kemungkinan dalam kasus ini, yaitu:
• terambil masing-masing satu bola berwarna merah dan biru, dan
• terambil kedua bola berwarna biru.
Jadi, peluangnya adalah
5 1 13
P ( K 1 ∩ K 2 )+ P ( K 3 )= + =
9 6 18

LATIHAN 1
A Soal Menjodohkan

Pasangkan penyelesaian dari setiap soal beriut dengan jawaban yang


sesuai

1. Banyak cara menyusun 6 buku yang berbeda judul adalah.... A. 8


2. Banyak bilangan genao yang lebih dari 6.000 yang dibentuk
dari angka-angka [3, 4, 6, 8] tanpa ada angka berulang adalah B. 60
.....
3. Banyaknya bilangan ratusan yang dibentuk dari angka-angka C. 72
[2, 3, 4, 5] tanpa ada angka yang berulang adalah....
4. Banyaknya cara anak duduk apabila 3 anak laki-laki dan 2 0
anak perempuan duduk dalam satu baris yang terdiri dari 5
kursi adalah.... D. 12
5. Kota A dan B dihubungkan oleh 5 jalan, kota B dan C
dihubungkan oleh jalan, sedangkan kota C dan D 0
dihubungkan oleh 4 jalan. Banyak cara yang dapat dilalui
oleh seseorang berangkag dari kota A ke D melalui B dan C E. 24
adalah.....

Soal Objektif
Pilihlah satu jawaban yang benar

6. Disebuah sekolah akan dipilih 11. Banyak bilangan yang terdiri


seirang siswa untuk mengikuti dari 4 angka yang dapat
kompetisi matematika. Jika disusun dari angka-angka 1, 2,
dalam tahap final seleksi 3, 4, 5, dan 6 dengan angka -
terdapat 8 siswa putra dan 7 angka tidak boleh berulanh
siswi putri, banyak cara memilih adalah sebanyak....
siswa untuk mengikuti kompetisi A 1080 D 720
tersebut adalahh.... B 630 E 180
A7 D 28 C 360
B8 E 56
C 15 12. Banyak bilangan hanjil yang
terdiri dari 5 angka berbeda
7. Untuk menuju ke kota A dari yang dapat disusun dari angka-
kota B ada beberapa jenis angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8
angkutan yang dapat digunakan. adalah.....
Ada 3 bus, 2 kapal laut, 1 A 840 D
pesawat terbang, dan 1 kereta 5040
api yang dapat dipilih. Banyak B 1680 E
cara berbeda untuk berangkat 6720
menuju kota A dari kota B C 3360
menggunakan kendaraan
tersebut adalah.... 13. Banyak bilangan bernilai
A5 D 8 ribuan yanag lebih dari 3.000
B6 E 9 yang terdiri dari angka berbeda
C7 dan di bentuk dari angka-angka
0, 1, 2, 3, 5, 6, dan 9 adalah...
8. Kota K dan kota L dihubungkan A 88 D 312
oleh 4 alternatif jalan. Kota L B 154 E 480
dan kota M dihubungkan oleh 5 C 216
alternatif jalan. Jika seseirang
berpergian dari kota K ke kota M 14. Dalam suatu kelas terdapat
melalui kota L, Banyaknya rute 20 siswa yang akan di bentuk
berbeda yang dapat tempuh pengurus kelas yang terdiri
adalah.... atas satu orang ketua, satu
A9 D 20 orang sekretaris, dan satu
B 12 E 24 orang bendahara. Jika setiap
C 16 siswa mendapatkan hak untuk
dipilih, banyak cara
9. Penomoran kursi pada sebuah pembentukan pengurus kelas
ujian adalah satu huruf adalah..
dilanjutkan dengan bilangan asli A 4680 D
tidak lebih dari 30. Jika semua 6840
kursi ditempati peserta ujian, B 4860 E
banyaknya peserta ujian 8640
adalah.... C 6480
A 56 D 780
B 240 E 1200 15. Ada 6 jalan yang
C 360 menghubungkan kota A dengan
kota B dan 4 jalan
10. Seorang anak mempunyai 6 menghubungkan kita B Dengan
baju, 3 jaket, dan 3 celana Kota C . Banyak cara
panjang. Banyak komposisi seseorang dapat pergi dari kot
pemakaian bajy, jaket, dan 11 A ke kota B dilanjutkan ke
celana panjang adalah..... kota C kemudian ke kota A
A 12 D 48 melalui kota B, jika ia tidak
B 28 E 54 menggunakan jalan yang sama
C 36 lebih dari satu kali adalah.....
A 840 D 360
B 576 E 225
C 525

C Soal Subjektif

16. Perhatikan gambar berikut Gambar diatas menunjukan


jalan yang telah dilalui dari
tempat A ke C. Tulislah hasil
yang mungkin bagi rute
perjalanan itu.

25. Kota A dan B dihubungkan


oleh dua jalan, kota B dan C
dihubungkan oleh 3 jalan,
Berapa banyaj urutan 5 gambar sedangkan kota C dan D
yang berbeda dapat di gantung dihubungkan oleh 4 jalan.
dalam sebuah garis sehingga 1 Seseorang berangkat dari kota
gambar secara khusus di A ke kota D. Berapa banyak
letakan pada rute yang dapat ia lalui?
a. Tengah tengah (pusat).
b. Salah satu ujung ( tepi). 26. Berapa banyak cara 5 surat
dapat dikirimkan apabila
17. Berapa banyaknya urutan tersedia 3 kotak suara?
yang berbeda,apabila 5 orang
duduk dalam satu baris ? Berapa banyak nomer telopon
yang terdiri dari 7 angka, jika
18. Ada 5 orang laki- laki dan 4 angka 0 dan 1 tidak boleh
orang perempuan duduk dalam menempati posisi pertama?
sebuah baris dengan aturan
perempuan mendapat tempat 27. Berapa macam susunan
duduk yang genap. Berapa huruf yang dapat dibentuk oleh
banyak pengaturan posisi duduk huruf-huruf pada kata DOMAIN
yang mungkin di lakukan ? tanpa ada pengulangan, jika :
a. Huruf pertama adalah vocal
19. Ada 6 orang laki-laki dan 5 b. Huruf ketiga adalah
orang perempuan. konsonan
a. Berapa banyaj cara mereka c. Huruf pertama, ketiga, dan
dapat duduk pada 11 kursi kelima adalah vokal ?
yang berderet memanjang ?
b. Berapa banyak cara mereka 28. Berapa macam susunan
dapat duduk pada 11 kursi bendera yang dapat dibentuk
memanjang agar laki-laki dan dari 4 bendera seperti gambar
perenpuan duduk selang di samoing?
seling?
29.
20. Kelompok A terdiri dari 4
orang dan kelompok B terdiri
dari 5 orang. Jika kedua
kelompok tersebut akan saling
berjabat tangan, maka berapa
banyak jabat tangan yang terjadi
antara mereka ?
30. Dalam berapa cara dua
hadiah daoat diberikan kepada
21. Seorang siswa mempunyai
konsonan , apabila kedua
pilihan 5 bahasa asing dan 6
hadiah tersebut :
keterampilan. Berapa banyak
a. Tidak boleh diberikan
cara ia dapat memilih 1 bahasa
kepada orang yang sama?
asing dan 1 macam
b. Boleh diberikan kepada
keterampilan ?
orang yang sama?

22. Untuk mengisi jabatan


31. Terswdia angka-angka 3, 7,
presiden, ketua MPR, dan Ketua
2, 5 dan 9, tentukan banyak
DPR tersedia 5 calon presiden, 6
bilangan yang terdiri dari tiga
calon ketua MPR, dan 3 calon
angka, jika :
ketua DPR. Berapa banyak cara
a. Tiap angka boleh berulang
ketiga posisi itu dapat diisi?
b. Tiap angka tidak boleh
berulang
23. Pengurua suatu kelas yang
terdiri dari satu laki-lali dan satu
32. Susunlah bilangan yang
perempuan akan dipilih dari 8
kurang dari 1.000 dari angka-
siswa dan 4 siswi. Berapa
angka 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 jika
banyak cara atau kemungkinan
tidak ada angka yang berulang.
untuk membentuk pengurus
kelas tersebut?
33. Berapa banyak bilangan
yang terdiri dari 3 angka dan
24.
bernilai genap yang dapat
disusun dari angka 0,1,2,3 4
dan 5 tanpa pengulangan?

,,,
34. Berapa banyak bilangan yang 37. Tulislab titik contoh dari
bernilai antara 450 dan 700 yang percobaan :
dapat disusun dari angka-angka a. Peremparan satu keping
2, 3, 4, 5, 6 dan 7 dimana angka- uang logam (koin) tiga kali
angka tersebut boleh berulang? berturut-turut, dan
b. Pelemparan tiga keping
35. Acara kuis berpacu dalam uang loga (koin) bersamaan.
hadiah yang ditanyakan stasiun
TV untung menampilkan 4 regu, 38. Suatu kantong berisi satu
yaitu regu A, B, C dan D yang bola merah dan dua bola putih.
diatur kesamping berdasarkan Diambil satu bola secara acak
abjad. Setiap regu terdiri dari 3 dari dalam kantong itu.
orang peserta dan semua Tentukan "mungkin atau tidak
peserta berjajar ke samping mungkin" hasil kejadian
dalam dalam satu baris lurus. berikut :
Berapa banyak susunan yang a. Bola merah yang terambil
berbeda yang dapat dibuat jika : b. Bola biru yang terambil, dan
a. Juara bertahan ditempatkan c. Bola putih yang terambil
pada regu B ?
B Juru bicara selalu ditengah ? 39. Sebuah dadu dilambungkan
36. Tentukan ruang sampel dan dua kali. Tulis, titik contohnya
titik contoh dari setiap titik dan banyak kemungkinan hasil
berikut. percobaan itu.
a. Memilih satu huruf secara
acak dari kata "KAMUS" 40. Dalam satu kantong
b. Seorang siswa dipilih secara terdapat tujuh bola yang diberi
acak dari siswa-siswa yang nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7.
bernama Aby, Andh, Firdaus Tentukan hasil yang mungkin
dan Priska apabila satu bola yang diambil
c. Memilih seorang siswa secara dari dalam kantong bernomor :
acak dari suatu kelompok a. Ganjil,
yang terdiri dari 3 siswa laki- b. Genap, dan
laki dan 2 siswa perempuan. c. Prima
d. Menulis secara acak satu
bilangan bulat positif yang
kurang dari 10.
LATIHAN 2
A Soal Menjodohkan

Pasangkan penyelesaian dari setiap soal beriut dengan jawaban yang


sesuai

1. Nilai dari P(15, 2) = .... A. 21


2. Nilai dari P(20, 2) = .....
0
3. Banyak ara yang berlainan untuk menyusun kata “SERABI”
adalah.... B. 30
4. Banyak bilangan ganjil “ribuan” kurang dari 3000 yang dapat
C. 38
disusun dari angka-angka {1, 2, 3, 4, 5} tanpa pengulangan
adalah .... 0
5. Nilai n yang memenuhi persamaan 7, P(n, 3) = 6 P(n +¿ 1, 3)
D. 20
adalah.....
E. 72
0

Soal Objektif
Pilihlah satu jawaban yang benar

6. Nilai dari P(15, 2) = ....


7. Nilai dari P(20, 2) = .....
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17. n

Anda mungkin juga menyukai