Anda di halaman 1dari 48

PAK 131 STATISTIKA

Konsep Dasar Peluang

1
Pendahuluan

• Banyak kejadian-kejadian di dunia ini yang tidak pasti


• Misal:
• Akankah hujan sore hari ini?
• Akankah PSSI menang? dll
• Nilai Kejadian Walaupun TIDAK PASTI tetapi memiliki POLA
• POLA kejadian diperoleh dari beberapa kali
• diperoleh ukuran kemungkinan yang disebut sebagai
PELUANG
Pendahuluan

• Peluang dapat diartikan sebagai ukuran kemungkinan


terjadinya suatu kejadian
• Dalam hal ini: Ukuran kemungkinan dinyatakan dalam
besaran numerik bernilai antara 0 (nol) sampai 1 (satu)
•0 kejadian yang mustahil
•1 kejadian yang pasti terjadi
Himpunan/Gugus

• Ruang Contoh & Ruang Kejadian


• Ruang Null ( )
• Operasi Himpunan: Irisan, Paduan, Komplemen
Ruang Contoh dan Kejadian

• Ruang Contoh adalah suatu gugus yang memuat semua


hasil yang berbeda, yang mungkin terjadi dari suatu
percobaan.
• Percobaan
merupakan proses yang membangkitkan data.
Misalnya:
• Pelemparan sekeping mata uang
• Pencatatan daya tahan suatu lampu neon
• Notasi dari ruang contoh adalah sebagai berikut:
• S = {e1, e2, …, en}, n = banyaknya hasil
• n bisa terhingga atau tak terhingga
• Contoh:
• Melempar sebuah dadu : S={1,2,3,4,5,6}
• Melempar mata uang : S={A,G}
• Jenis kelamin bayi : S={L,W}
• Banyaknya lemparan dadu sampai didapat sisi angka 1 :
S {1,2, , … }
• Ruang kejadian adalah anak gugus dari ruang
contoh, yang memiliki karakteristik tertentu.

• Ruang kejadian biasanya dinotasikan dengan huruf kapital


(A, B, …).
Contoh:
• Sisi Angka muncul dari pelemparan dua buah mata uang:
A = {AA, AG, GA}
• Munculnya sisi ganjil pada dadu pertama dari pelemparan dua
buah dadu:
B {11, 12, 1 , 1 , 1 , 1 , 1, 2, …., }
• Kejadian sederhana hanya terdiri dari satu titik contoh
• A: Kejadian munculnya sisi angka pada pelemparan sekeping
mata uang
• A={A}
• Kejadian majemuk gabungan beberapa kejadian
sederhana
• B: Kejadian umur lampu neon kurang dari 36 jam
• B {x|0 x }
• Ruang null ( )
Suatu anak gugus dari ruang contoh yang tidak mengandung
satu pun anggota.
• Pada percobaan pelemparan dadu bersisi enam apabila
didefinisikan A: kejadian munculnya bilangan 7, maka A= .
Irisan Dua Kejadian ( )

•A B Irisan kejadian A dan B


merupakan kejadian yang mengandung semua titik
contoh yang terdapat di kejadian A maupun B.
• Teladan : Pada percobaan pelemparan dadu,
• A: kejadian munculnya bilangan genap
A={2, 4, 6}
• B: kejadian munculnya bilangan prima
B={2, 3, 5}
• A B={2}
• Apabila A B= , maka A dan B merupakan kejadian yang saling
terpisah/menyisihkan (disjoint/mutually exclusive)
• A: kejadian munculnya bilangan genap
A={2, 4, 6}
• B: kejadian munculnya bilangan ganjil
B={1, 3, 5}
• A B= A dan B kejadian yang saling terpisah
Paduan Dua Kejadian ( )

A B Paduan kejadian A dan B


• merupakan kejadian yang mencakup semua titik contoh pada
kejadian A dan B.
• Teladan:
A: kejadian munculnya bilangan genap
A={2, 4, 6}
B: kejadian munculnya bilangan prima
B={2, 3, 5}
A B={2, 3, 4, 5, 6}
Komplemen suatu kejadian (Ac)

• Ac komplemen kejadian A
• Ac merupakan kejadian yang mencakup semua titik
contoh di S yang bukan anggota A.
• Teladan:
A: kejadian munculnya bilangan genap
A ={2, 4, 6}
Ac ={1, 3, 5}
Ukuran Suatu Ruang
(Banyaknya Anggota)

• Beberapa kaidah untuk menghitung banyaknya anggota


ruang contoh/kejadian:
• Penggandaan
• Permutasi
• Kombinasi
• Penggandaan
• Pengandaan dapat digunakan jika setiap kemungkinan dibentuk dari
komponen-komponen yang saling bebas.
N(S) n1 x n2 x … x n1
• Contoh
Melempar 3 buah mata uang
N(S) = 2 x 2 x 2 = 8
Melempar 2 buah dadu
N(S) = 6 x 6 = 36
• Permutasi
• Permutasi merupakan kejadian dimana susunan objek
yang terpilih diperhatikan.
• Misalkan memilih orang untuk membentuk kepengurusan
suatu organisasi, dimana jika Si A terpilih menempati
posisi ketua berbeda maknanya dengan Si A terpilih
menempati posisi wakil ketua.
• Permutasi tingkat r dari n unsur/objek dapat dirumuskan
sebagai berikut:

16
Permutasi:
Permutasi adalah suatu susunan yang dibentuk oleh
keseluruhan atau sebagian dari suatu kumpulan
benda

Contoh:
3 huruf = a, b dan c. Kemungkinan permutasinya
adalah: abc, acb, bac, cab, cba, dan bca = 6
susunan: 3 pilihan untuk posisi pertama, 2 pilihan
untuk posisi kedua dan 1 pilihan untuk posisi ketiga
maka: (3)(2)(1) = 6 permutasi.
Banyaknya permutasi n benda
yang berbeda ada n!.

Banyaknya permutasi dari empat huruf a, b, c


dan d adalah 4! = 24. Ambil 2 huruf dari 4
huruf tersebut: ada 2 posisi yaitu: 4 pilihan
untuk posisi pertama dan 3 pilihan untuk
posisi kedua sehingga total terdapat (4)(3) =
12
Banyaknya permutasi akibat
pengambilan r benda dari n benda
yang berbeda adalah:
n!
n Pr =
( n - r )!
Contoh:
Dua kupon lotere diambil dari 20 kupon untuk
menentukan hadiah pertama dan kedua. Hitung
banyaknya titik contoh dalam ruang contohnya:
20!
20 P2 = = (20)(19) = 380
(20 - 2)!
• Teladan
Dari 5 orang kandidat akan dibentuk susunan pengurus (Ketua,
Wakil, Bendahara)
N(S) = P53 = 5!/(5-3)! = 60
• Kombinasi
• Kombinasi merupakan kejadian dimana susunan objek
yang terpilih tidak diperhatikan.
• Misalkan memilih sejumlah orang untuk menempati suatu
sejumlah kursi tempat duduk, dimana susunan tempat
duduk tidak menjadi perhatian.
• Kombinasi tingkat r dari n unsur/objek dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Banyaknya kombinasi r benda dari n
benda yang berbeda adalah

n n!
=
r r!(n - r )!
Contoh:
Dari 4 orang anggota Partai X dan 3 orang Partai Y.
Hitunglah banyaknya komisi yang terdiri dari 3 orang
dengan 2 orang dari partai X dan 1 orang dari partai Y:
Jawab: Banyaknya cara memilih 2 orang dari 4
orang di Partai X

4 4!
= =6
2 2!(4 - 2)!
Banyaknya cara memilih 1 orang dari 3 orang partai Y

3 3!
= =3
1 1!(3 - 1)!

Berdasarkan kaidah penggandaan maka ditemukan komisi yang


bisa dibentuk adalah (6)(3) = 18
• Teladan
Dari 5 orang akan dibentuk tim cepat tepat yang beranggotakan
3 orang.
N(S) = C53 = 5!/(5-3)!3! = 10
Peluang Kejadian

• Peluang dinotasikan dengan P(A) sebagai peluang


kejadian A.
• Definisi Klasik:
• Peluang suatu kejadian adalah rasio antara banyaknya
kejadian n(A) dengan ukuran ruang contoh n(S)
• Jika ruang contoh tak hingga limit
• Tetapi, limit suatu fungsi belum tentu ada.
• Diatasi menggunakan Aksioma
Peluang Kejadian

• Beberapa kaidah sebaran peluang (aksioma), yaitu:


1. 0  p(xi)  1, untuk i=1,2, …, n. n bisa tak hingga
2. Jumlah peluang seluruh kejadian dalam ruang contoh adalah 1
n

 p( x )  1
i 1
i

3. p(A1 U A2 U …U Am) = p(A1)+p(A2)+…+p(Am), jika A1, A2, …,


Am merupakan kejadian-kejadian yang terpisah.

21
Teladan:
1. Sebuah dadu dilempar, maka ruang contohnya:
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}, n(S)=6
jika setiap sisi seimbang maka peluangnya
p(1) p(2) …. p( ) 1/

2. Sebuah kejadian yang diharapkan adalah sisi yang muncul kurang atau
sama dengan empat maka ruang kejadiannya:
A = {1, 2, 3, 4}, n(A) = 4
Maka peluang kejadian A adalah:
P(A) = 4/6 = 2/3
Contoh:
Hitunglah peluang memperoleh kartu hati bila
sebuah kartu diambil secara acak dari
seperangkat kartu bridge

Jawab: Banyaknya kemungkinan hasil


percobaan adalah 52, dan 13 diantaranya
adalah hati, maka peluang memperoleh kartu
hati adalah

P(A) = 13/52 = ¼
Contoh:
Dalam permainan poker dengan 5 kartu, hitunglah
peluang salah seorang tertentu memperoleh 2 ace
dan 3 jack.

Jawab:
Banyaknya cara membagi 2 ace diantara 4 ace
adalah:
4 4!
= =6
2 2!(4 - 2)!
dan banyaknya cara membagi 3 jack dari 4 jack
adalah
4 4!
= =4
3 3!(4 - 3)!
Kaidah Penggandaan maka semuanya ada n = (6)(4)
= 24 kemungkinan kartu dengan 2 ace dan 3 jack.
Banyaknya kemungkinan keseluruhan adalah:

52 52!
N= = = 2.598.960
5 5!(52 - 5)!

dan masing-masing berkemungkinan sama untuk


terjadi. Maka, peluang untuk kejadian C mendapatkan
2 ace dan 3 jack adalah:
24 -5
P(C ) = = 0.9 x10
2.598.960
Probabilitas Sebuah Kejadian
l Contoh
– Sebuah koin dilempar 2 kali. Berapa probabilitas paling tidak
muncul 1 gambar (1G)?
l Jawab
– Ruang sample untuk pelemparan koin dua kali adalah:
– S = {GG,GA,AG,AA} mengandung 4 titiki sampel.
– Asumsikan bahwa koin ideal, sehingga probabilitas munculnya
angka (A) dan gambar (G) sama, sehingga probabilitas
munculnya setiap titik sampel di S juga sama, misal = w.
– Maka P(GG)+P(GA)+P(AG)+P(AA)=1 à 4w = 1 à w=1/4
– Event A adalah munculnya paling tidak 1 gambar, dari ruang
sampel S terlihat bahwa A = {GG,GA,AG}, n(A)=3
– Maka P(A) = P(GG)+P(GA)+P(AG) = 3/4w
Probabilitas Sebuah Kejadian
l Contoh
– Sebuah dadu direkayasa sehingga mata dadu genap 2 kali lebih
mungkin muncul dibandingkan mata dadu ganjil. Jika A
didefinisikan sebagai kejadian munculnya mata dadu lebih kecil
dari 4, carilah probabilitas P(A).
l Jawab
– Ruang sample untuk pelemparan dadu 1 kali adalah:
– S = {1,2,3,4,5,6}
– Probabilitas munculnya mata dadu genap 2x mata dadu ganjil,
jika probabilitas mata dadu ganjil= w, maka probabilitas
munculnya mata dadu genap = 2w.
– P(1)+P(2)+P(3)+P(4)+P(5)+P(6) = 3(w)+3(2w) = 9w = 1
– Sehingga w=1/9
– A = {1,2,3} à P(A) = P(1)+P(2)+P(3)= w + 2w + w = 4w = 4/9
Probabilitas Sebuah Kejadian

l Contoh
– Dalam sebuah klas statistik muridnya berasal dari berbagai
bidang, 25 dari manufaktur, 10 dari mekanik, 10 dari elektro dan
8 dari teknik sipil. Jika seseorang dipilih secara acak untuk
menjawab pertanyaan, berapakah probabilitasnya yg terpilih
adalah (a) siswa dari mekanik, (b) siswa dari teknik sipil atau
teknik elektro
l Jawab
– a) total siswa T = 25+10+10+8 = 53, jumlah siswa mekanik = 10,
maka probabilitas terpilih dari mekanik P(M)= 10/53
– b) probabilitas siswanya dr teknik elektro (E) atau sipil (S) adalah
P(E υ S) = P(E) + P(S) = 10/53 + 8/53 = 18/53
Kejadian Saling Bebas

• Kejadian saling bebas adalah kejadian-kejadian yang


tidak saling mempengaruhi.
• Peluang dari dua buah kejadian yang saling bebas adalah:
P(A B)=P(A).P(B)
• Teladan:
• Peluang bayi berjenis kelamin laki-laki diketahui 0.6. Jika jenis
kelamin anak pertama (A) dan kedua (B) saling bebas, berapa
peluang jenis kelamin anak pertama dan anak kedua laki-laki?
P(A B)= P(A).P(B)=0.6*0.6=0.36
Peluang Bersyarat

• Peluang bersyarat adalah peluang suatu kejadian (A) jika


kejadian lain (B) diketahui telah terjadi.
• Peluang A bersyarat B dinotasikan P(A|B), dimana:
P(A|B) = P(A B) / P(B)
• Jika kejadian A dengan B saling bebas maka,
P(A|B)=P(A)
Sebuah kotak berisi 5 bola merah dan 4 bola biru. Jika diambil
2 bola satu persatu tanpa pengembalian, tentukan peluang
terambil bola merah pada pengambilan pertama dan bola biru
pada pengambilan kedua.

Jawab

Pada pengambilan pertama tersedia 5 bola merah dari 9 bola sehingga


P(M) = 5/9. Karena tidak dikembalikan, maka pengambilan kedua
jumlah bola yang tersedia sisa 8, sehingga peluang terambilnya bola
biru dengan syarat bola merah telah terambil pada pengambilan
pertama adalah P(B|M) = 4/8
Jadi, peluang terambilnya bola merah pada pengambilan pertama dan
biru pada pengambilan kedua adalah:
P(M B) = P(M) x P(B|M)
= 5/9 x 4/8
= 5/18
Teorema Bayes

• Suatu gugus universum disekat menjadi beberapa anak


gugus B1, B2, …, Bn dan A suatu kejadian pada U dengan
p(B) 0 maka,
P(A) = P(Bi)P(A|Bi)
• Peluang Bk bersyarat A, dapat dihitung sebagai berikut:
P(Bk|A) = P(Bk A)/ P(A)
• Perhatikan diagram berikut:
• Ruang contoh dipecah
menjadi kejadian B1, B2,…,Bn
B1 ………. Bn
saling terpisah
• Disamping itu ada kejadian A,
yang dapat terjadi pada Kejadian A
kejadian B1, B2,…,Bn.
Dengan demikian, A=(A B1)
+ (A B2) …. (A Bn)
• Peluang kejadian A adalah:
P(A)=P(A B1) + P(A B2) ….
+ P(A Bn)
• Dengan memanfaatkan sifat
peluang bersyarat, diperoleh
peluang Bk bersyarat A
adalah:
P(Bk|A) = P(Bk)P(A|Bk)/ P(Bi)P(A|Bi)
• Teladan:
Kota Bogor disebut kota hujan karena peluang terjadinya
hujan (H) cukup besar yaitu sebesar 0.6. Hal ini menyebabkan
para mahasiswa harus siap-siap dengan membawa payung
(P). Peluang seorang mahasiswa membawa payung jika hari
hujan 0.8, sedangkan jika tidak hujan 0.4. Maka peluang hari
akan hujan jika diketahui mahasiswa membawa payung
adalah:
Informasi :

P(H) = 0.6
P(TH) = 1-0.6=0.4
P(P|H) = 0.8
P(P|TH) = 0.4

Jadi, P( H ) P( P | H )
P( H | P) 
P( H ) P( P | H )  P(TH ) P( P | TH )
0.6 x0.8 0.48 0.48
P( H | P)   
0.6 x0.8  0.4 x0.4 0.48  0.16 0.64

30
• Tiga kandidat CAGUB siap bertarung supaya terpilih menjadi
Gubernur. Berdasarkan jajak pendapat Peluang Kandidat 1
terpilih adalah 0.4. Peluang Kandidat 2 terpilih adalah 0.3 dan
peluang Kandidat 3 terpilih adalah 0.3. Seandainya Kandidat 1
terpilih maka peluang kenaikan PBB adalah 0.5, kandidat 2 dan
3 masing-masing 0.3 dan 0.4 Berapa peluang Kandidat 1
terpilih setelah terjadinya kenaikan PBB.
Jawab:
A : PBB dinaikkan
B1 : Kandidat 1 terpilih
B2 : Kandidat 2 terpilih
B3 : Kandidat 3 terpilih

31
• P(B1) P(A|B1) = (0.4)(0.5) = 0.20
• P(B2) P(A|B2) = (0.3)(0.3) = 0.09
• P(B3) P(A|B3) = (0.3)(0.4) = 0.12
0.20
P ( B1 | A)   0.49
0.20  0.09  0.12

32
TUGAS 1
l Soal
– Sebuah koin dilempar 3 kali. Berapa probabilitas paling tidak
muncul 2 Angka (2A)?
TUGAS 2
l Soal
– Sebuah dadu direkayasa sehingga mata dadu Ganjil 2 kali lebih
mungkin muncul dibandingkan mata dadu genap. Jika A
didefinisikan sebagai kejadian munculnya mata dadu lebih kecil
dari 5, carilah probabilitas P(A).
TUGAS 3

l Soal
– Dalam sebuah klas statistik muridnya berasal dari berbagai
bidang, 30 dari manufaktur, 15 dari mekanik, 15 dari elektro dan
10 dari teknik sipil. Jika seseorang dipilih secara acak untuk
menjawab pertanyaan, berapakah probabilitasnya yg terpilih
adalah (a) siswa dari mekanik, (b) siswa dari teknik sipil atau
teknik elektro
TUGAS 4 : Aturan Bayes
• Misal diketahui terdapat 49% perempuan dari suatu populasi.
Terdapat 8% orang memiliki risiko tinggi terkena serangan
jantung jika dia perempuan, sementara 12% jika laki-laki.
Seseorang dipilih secara acak dan diketahui memiliki risiko
tinggi serangan jantung. Berapa peluang dia adalah laki-laki?

Definisikan: H: high risk F: female M: male


Diketahui:
Diketahui:
.49 P ( M ) P ( H | M )
P(F)
P(F) == P( M | H ) 
P(M) = 1-.49 P( M ) P( H | M )  P( F ) P( H | F )
P(M) =
P(H|F)
P(H|F) == .08   ??????
P(H|M)
P(H|M) == .12
Selesai

33

Anda mungkin juga menyukai