Anda di halaman 1dari 57

Probabilitas dan Statistika

BAB 1
Pembahasan
Ruang sampel
Kejadian
Menghitung titik sampel
Peluang suatu kejadian
Aturan penjumlahan
Peluang bersyarat
Aturan perkalian
Aturan Bayes
Ruang sampel
Himpunan semua hasil yang mungkin dari
suatu percobaan statistika disebut ruang
sampel dan dinyatakan dengan lambang T.
Contoh:
Percobaan: Pelemparan sebuah dadu dan
mencatat angka yang muncul
Ruang sampel sebuah dadu adalah:
T = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 }
Titik sampel = 1, 2, 3, 4, 5, 6


Kejadian
Suatu kejadian adalah himpunan bagian dari
ruang sampel.
Contoh:
Kejadian A adalah hasil lemparan suatu dadu
yang dapat dibagi tiga. Maka hasilnya adalah
A = { 3, 6 }
B = Kejadian munculnya angka genap
B = {2, 4, 6}
C = Kejadian munculnya angka 5 atau lebih
C = {5, 6}

Komplemen
Komplemen suatu kejadian A terhadap T
ialah himpunan semua unsur T yang tidak
termasuk A.
Komplemen A dinyatakan dengan lambang
A.
Contoh :
Komplemen dari A = { 3, 6 } pada lemparan
sebuah dadu adalah
A = { 1, 2, 4, 5 }
Irisan
Irisan dua kejadian A dan B, dinyatakan dengan
lambang A B, ialah kejadian yang unsurnya
termasuk dalam A dan B.

Contoh:
Pada lemparan sebuah dadu, misalkan A kejadian
bahwa bilangan genap yang muncul dan B kejadian
bahwa bilangan lebih besar dari 3 yang muncul.
Maka A = {2,4,6} dan B = {4,5,6}
sehingga A B = {4,6}
Gabungan
Gabungan dua kejadian A dan B, dinyatakan
dengan lambang A U B, ialah kejadian yang
mengandung semua unsur yang termasuk A
atau B atau keduanya.
Contoh:
A = { a,b,c } dan B = { b,c,d,e}
maka A U B = { a,b,c,d,e }
Contoh kejadian bebas
Percobaan: Pelemparan sebuah dadu dan mencatat
angka yang muncul
Ruang sampel S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
Kejadian munculnya angka genap, A
A = {2, 4, 6}
Kejadian munculnya angka ganjil, B
B = {1, 3, 5}
Kejadian A dan B saling terpisah A B =
Contoh kejadian tidak bebas
Percobaan: Pelemparan dua buah dadu bersamaan dan
mencatat angka yang muncul
Ruang sampel
S = {(1, 1), (1, 2), (1, 3), ..., (6, 6)}
A= Kejadian munculnya angka yang sama pada kedua
dadu
A = {(1, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 4), (5, 5), (6, 6)}
B = Kejadian munculnya jumlah angka 10 atau lebih
B = {(4, 6), (5, 5), (5, 6), (6, 4), (6, 5), (6, 6) }
Menghitung Titik sampel
Bila suatu operasi dapat dilakukan dengan
cara, dan bila untuk tiap cara ini operasi
kedua dapat dikerjakan dengan cara, dan
seterusnya, maka deretan k operasi dapat
dikerjakan bersama-sama dengan
cara
1
n
2
n
k
n n n ...
2 1
Penghitungan titik sampel
Tiga buah koin (uang logam) dilemparkan sekali.
Banyaknya titik sampel dalam ruang sampel ?

Jawab :

Koin I dapat menghasilkan 2 hasil yang mungkin, muka (M) atau
belakang (B)
Untuk tiap hasil, Koin II dapat menghasilkan 2 hasil yang
mungkin, M atau B
Untuk tiap hasil, Koin III dapat menghasilkan 2 hasil yang
mungkin, M atau B

Jumlah titik sampel yang dihasilkan = (2)(2)(2) = 8
Permutasi dan Kombinasi
Intinya keduanya adalah banyak cara untuk
membuat susunan objek yang terdiri dari
beberapa unsur.

Permutasi ialah susunan dari himpunan yang
dibentuk dengan memperhatikan urutan.

Kombinasi yaitu susunan dari himpunan yang
dibentuk dengan tidak memperhatikan urutan.

Permutasi
Suatu permutasi adalah urutan yang berbeda-beda
yang dapat dibentuk dari sekumpulan benda.
Contoh:
Dari tiga huruf a, b, c, permutasi yang dapat dibuat
adalah abc, acb, bac, bca, cab, dan cba.

Banyaknya permutasi n benda yang berlainan
adalah n!
Seperti contoh diatas, permutasi tiga huruf adalah 3!
= (3)(2)(1) = 6
PERMUTASI

Misal : Tentukan permutasi-3 dari 5 huruf yang
berbeda,
misalnya ABCDE
Banyaknya permutasi r dari n unsur berbeda adalah



Jadi banyaknya permutasi 3 dari 5 unsur berbeda
adalah 60
Dengan kata lain. Banyak cara untuk menyusun 3
huruf dari 5 huruf ABCDE
DENGAN MEMPERHATIKAN URUTAN adalah 60


ABC ABD ABE ACB ACD ACE
ADB ADC ADE AEB AEC AED
BAC BAD BAE BCA BCD BCE
BDA BDC BDE BEA BEC BED
CAB CAD CAE CBA CBD CBE
CDA CDB CDE CEA CEB CED
DAB DAC DAE DBA DBC DBE
DCA DCB DCE DEA DEB DEC
EAB EAC EAD EBA EBC EBD
ECA ECB ECD EDA EDB EDC

permutasi
Banyaknya permutasi n benda berlainan bila
diambil r sekaligus adalah

Contoh:
Dari 20 lotere, dua diambil untuk hadiah
pertama dan kedua. Banyak titik sampel =
= (20)(19) = 380
)! (
!
r n
n

! 18
! 20
Contoh
Banyak cara menyusun pengurus yang terdiri dari
Ketua, Sekretaris, dan Bendahara yang diambil dari
5 orang calon adalah.

Penyelesaian
18
banyak calon pengurus 5 n = 5
banyak pengurus yang akan
dipilih 3 r = 3


n
P
r
= =


5
P
3
= =

= 60 cara
)! r n (
! n

)! 3 5 (
! 5

! 2
! 5
! 2
5 . 4 . 3 !. 2
Contoh
19
Banyak bilangan yang terdiri dari
tiga angka yang dibentuk dari
angka-angka 3, 4, 5, 6, 7, dan 8,
di mana setiap angka hanya boleh
digunakan satu kali adalah.


Penyelesaian
20
banyak angka = 6 n = 6
bilangan terdiri dari 3 angka
r = 3


n
P
r
= =


6
P
3
= =

= 120 cara
)! r n (
! n

)! 3 6 (
! 6

! 3
! 6
! 3
6 . 5 . 4 !. 3
Permutasi
Banyaknya permutasi n benda berlainan yang disusun melingkar
adalah ( n - 1 )!
Banyaknya permutasi yang berlainan dari n benda bila
diantaranya berjenis pertama, berjenis kedua, ., berjenis
ke k adalah


Contoh:
Ada berapa cara menyusun 9 lampu pohon Natal bila 3
diantaranya berwarna merah, 4 kuning, dan 2 biru?

Banyaknya susunan yang berlainan adalah = 1260 cara

1
n
2
n
k
n
! !... !
!
2 1 k
n n n
n
! 2 ! 4 ! 3
! 9
Kombinasi
Pemilihan r benda dari sejumlah n tanpa
memperdulikan urutannya disebut kombinasi.


Contoh:
Jika ada 4 kimiawan dan 3 fisikawan, banyaknya
cara memilih kelompok yang terdiri 2 kimiawan dan
1 fisikawan adalah:



)! ( !
!
r n r
n
r
n

=
|
|
.
|

\
|
18 3 6
! 2 ! 1
! 3
! 2 ! 2
! 4
1
3
2
4
= = =
|
|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|
Contoh
23
Seorang siswa diharuskan
mengerjakan 6 dari 8 soal,
tetapi nomor 1 sampai 4
wajib dikerjakan .
Banyak pilihan yang
dapat diambil oleh
siswa adalah.

Penyelesaian
24
mengerjakan 6 dari 8 soal,
tetapi nomor 1 sampai 4 wajib
dikerjakan
berarti tinggal memilih 2 soal lagi
dari soal nomor 5 sampai 8
r = 2 dan n = 4

4
C
2
=

=
2!.2!
4!
=


2)! (4 2!
4!
6 pilihan
Peluang Suatu Kejadian
Peluang suatu kejadian A adalah jumlah bobot semua titik sampel yang
termasuk A.
Jadi 0 P(A) 1, P() = 0, dan P(T) = 1
Contoh:
Sebuah mata uang dilempar dua kali. Berapa peluang paling sedikit
muncul muka sekali?

Ruang sampelnya adalah T = { MM, MB, BM, BB }
maka tiap titik sampel memiliki bobot =
Bila A menyatakan kejadian bahwa paling sedikit satu muka muncul,
maka A = { MM, MB, BM }
P(A)= + + = 3/4
Jadi peluangnya paling sedikit muncul muka sekali adalah



Peluang suatu kejadian A adalah jumlah bobot semua titik
sampel yang termasuk A.






Bila suatu percobaan dapat menghasilkan N macam hasil yang
berkemungkinan Sama, dan bila tepat sebanyak n dari hasil
berkaitan dengan kejadian A, maka Peluang kejadian A adalah

P(A) = n/N

PELUANG SUATU KEJADIAN
Contoh : tiga keping uang logam dilantunkan satu kali. Berapa peluang kejadian
muncul ketiga bagian mata uang yang sama?

Jawab: Ruang sampel percobaan ini adalah:
(MMM, MMB, MBM, BMM, MBB, BBB, BBM, BMB, MBB )ada 9

Maka peluang kejadiannya : 2/9

Aturan penjumlahan
Aturan penjumlahan

Contoh bila A dan B kejadian sembarang


Teori :
P(A U B) = P(A) + P(B) P(A B)

Hasil : P(A U B)

Aturan Penjumlahan
Bila A dan B dua kejadian sembarang, maka
P(A U B) = P(A) + P(B) P(A B)

Bila A dan B kejadian yang terpisah, maka
P(A U B) = P(A) + P(B)

Untuk tiga kejadian A, B, dan C
P(A U B U C) = P(A) + P(B) + P(C)
P(A B) - P(A C) - P(B C) +
P(A B C)

Untuk tiga kejadian A, B, dan C sembarang

P(A U B U C) = P(A) + P(B) + P(C) P(A B)
P(A C) - P(B C) + P(A B C)

Contoh
Peluang seorang mahasiswa lulus matematika 2/3
dan peluangnya lulus biologi 4/9. Bila peluangnya
lulus kedua mata kuliah , berapakah peluangnya
lulus paling sedikit satu mata kuliah?
Jawab:
Bila M menyatakan kejadian lulus matematika dan
B lulus biologi maka
P(M U B) = P(M) + P(B) P(M B)
= 2/3 + 4/9
= 31/36
CONTOH
Peluang mahaiswa t.elektro UGM yang mengambil mata
kuliah probStat dan peluang mahasiswa yang
mengambil mata kuliah Matek 1/8. Bila peluang mahasiswa
minimal memilih salah satu mata kuliah adalah .
Berapakah peluang mahasiswa mengambil kedua mata
kuliah tersebut?

Jawab:
misal A peluang mengambil ProbStat, B peluang
mengambil PenguIns.
P(A U B) = P(A) + P(B) P(A B)
= + 1/8 - P(A B)
P(A B) = 7/8
P(A B) = 3/8

Contoh untuk 3 kejadian
3 pembalap Pico, Tegar, Arya masing masing memiliki
peluang kecelakaan 0,15 0,32 dan 0,23. Berapakah peluang
pembalap yang celaka ?

Jawab
P(A U B U C) = P(A) + P(B) + P(C) = 0,25 + 0,32 + 0,23 =
0,85

Teori :
P(A U B U C) =P(A) +P(B) +P(C) P(A B) P(A C) P(B
C) +P(A B C)
Teorema 2 : bila A dan B kejadian yang terpisah, maka:
P(A U B) = P(A) + P(B)

Contoh : Berapakah peluang mendapatkan jumlah kedua angka dadu
7 atau 11 bila dua dadu dilantunkan.
Jawab : Misal A = kejadian jumlah 7 muncul & B = kejadian jumlah 11 muncul.
kejadian A dan B saling terpisah karena jumlah 7 dan 11 tidak dapat
terjadi pada lantunan yang sama.
Kemungkinan muncul dua dadu dengan jumlah tujuh ada 6 dan kemungkinan
Jumlah 11 ada 2 cara. Kemungkinan seluruhnya ada 36. jadi :
P(A) = 6/36 & P(B) = 2/36

P(A U B) = P(A) + P(B)
P(A U B) = 6/36 + 2/36
P(A U B) = 8/36 atau 2/9

Aturan penjumlahan
Peluang jika A dan A kejadian yang
berkomplementer




Hasil
P(A) + P(A) = T (A U A) = T P(T) = 1
Teori :
P(A) + P(A) = 1
Teorema 3 : Bila A dan A adalah kejadian yang berkomplementer, maka:
P(A) + P(A) = 1



Contoh: Syukri mengayun dadu sekali. berapa peluang muncul angka prima
dan peluang muncul angka bukan bilangan prima?

Jawab: misal kejadian muncul bilangan prima adalah A maka kejadian muncul
bukan bilangan prima adalah A. Bilangan prima pada dadu ada dua
(2 dan 5), jadi P(A) = 2/6.

P(A) + P(A) = 1
2/6 + P(A) = 1
P(A) = 1 2/6
P(A) = 2/3
Jadi peluang muncul angka bukan bilangan prima adalah 2/3.





Peluang Bersyarat
Peluang terjadinya suatu kejadian B bila
diketahui bahwa kejadian A telah terjadi
disebut peluang bersyarat dan dinyatakan
dengan P(B|A).

P(B|A) = bila P(A) >0
) (
) (
A P
B A P
Contoh
Peluang suatu penerbangan yang telah
terjadwal teratur berangkat tepat waktu P(B)
= 0,83; peluang sampai tepat waktu P(S) =
0,82 dan peluang berangkat dan sampai
tepat waktu P(B S) = 0,78.
Peluang pesawat sampai tepat waktu jika
diketahui berangkat tepat waktu
P(S|B)= = = 0,94
) (
) (
B P
B S P
83 , 0
78 , 0
Contoh :
Dalam suatu kelas terdapat 29
mahasiswa/i, enam diantaranya
perempuan/mahasiswi. Pada saat selesai
kuliah dua orang mahasiswa/i keluar satu
demi satu secara acak yang mana
mahasiswa yang telah keluar dari kelas
tidak boleh masuk kembali. Berapa
peluang mahasiswa yang keluar kedua-
duanya perempuan/mahasiswi?

jawab : misal A kejadian yang keluar pertama adalah
mahasiswi dan B kejadian yang keluar kedua juga mahasiswi.
Kemudian A B ditafsirkan sebagai kejadian A terjadi dan
kemudian B terjadi setelah A. maka:

P(A) = 1/6 dan P(B I A) = 6/30
P(A B) = P(A) P(B I A)
P(A B) = 1/6 x 6/28
P(A B) = 1/28

Kejadian Bebas
P(A|B) = P(A)
Terjadinya B sama sekali tidak
mempengaruhi terjadinya A.
Dua kejadian A dan B bebas jika dan hanya
jika
P(B|A) = P(B) dan P(A|B) = P(A)
jika tidak demikian, A dan B tak bebas.
Contoh Kejadian Bebas
Pengambilan dua kartu yang diambil berturutan dari
sekotak kartu dengan pengembalian.
A = kartu pertama yang terambil as
B = kartu kedua sebuah skop
Karena kartu pertama dikembalikan, ruang sampel
untuk kedua pengambilan terdiri atas 52 kartu.
P(B|A) = 13/52 =
P(B) = 13/52 =
Jadi, P(B|A) = P(B)
Kejadian A dan B dikatakan bebas.
Aturan Perkalian
Bila kejadian A dan B dapat terjadi pada
suatu percobaan, maka
P(AB) = P(A) P(B|A)
Jadi peluang A dan B terjadi serentak sama
dengan peluang A terjadi dikalikan dengan
peluang terjadinya B bila A terjadi.
Karena kejadian AB dan BA ekivalen
maka tidaklah menjadi soal kejadian mana
yang disebut A dan yang disebut B.
Contoh
Jika kita memiliki kotak berisi 20 sekering, 5 diantaranya cacat.
Bila 2 sekering dikeluarkan dari kotak satu demi satu secara
acak (tanpa mengembalikan yang pertama ke dalam kotak),
berapakah peluang kedua sekering itu cacat?
Jawab
A = kejadian bahwa sekering pertama cacat
B = kejadian bahwa yang kedua cacat
AB = kejadian bahwa A terjadi dan kemudian B terjadi setelah
A terjadi.
P(A) = 5/20 =
P(B|A) = 4/19
P(AB) = (1/4) (4/19) = 1/19

Aturan Perkalian Khusus
Dua kejadian A dan B bebas jika dan hanya jika
P(AB) = P(A) P(B)
P(A B C) = P(A) P(B) P(C)
P(A B C. ..n) = P(A) P(B) P(C).P(n)
Contoh :
Suatu kota memiliki 1 mobil pemadam kebakaran
dan 1 ambulans. Peluang mobil pemadam
kebakaran siap waktu diperlukan 0,98, peluang
ambulans siap waktu dipanggil 0,92. Peluang
keduanya siap adalah
P(AB) = P(A) P(B) = (0,98) (0,92) = 0,9016

Contoh :
3 kartu bridge diambil tanpa pengembalian dari
sekotak kartu (52), Cari peluang jika :
A1 = kartu ke-1 AS berwarna merah
A2 = kartu ke-2 suatu 10 atau Jack
A3 = kartu ke-3 lebih besar dari 3 tapi lebih kecil dari 7
Jawab :
P(A1) = 2/52, P(A2A1) = 8/51, P(A3(A1 A2) = 12/50
P(A1 A2 A3) = P(A1) P(A2A1) P(A3(A1 A2)
= (2/52)(8/51)(12/50)
= 8/5525


Contoh : Tiga buah dadu dilantunkan dua kali. Dengan
menganggap hasil di antara masing-masing dadu bebas
secara total, tentukanlah nilai kemungkinan bahwa
jumlah angka yang muncul pertama adalah 5 dan kedua
adalah 4.

Jawab : ada enam kemungkinan untuk dapat jumlah 5 yaitu
:
(1,1,3) (1,2,2) (1,3,1) (1,2,2) (2,1,2) (2,1,2) (2,2,1), dan ada
3 kemungkinan untuk dapat jumalh 4 yaitu : (1,1,2)
(1,2,1) (2,1,1).

Maka P(A) = 6/126 = 1/36 dan P(B) = 3/126 = 1/72
P(A B) = P(A) P(B)
P(A B) = 1/36 x 1/72
P(A B) = 2592

Bila dalam suatu percobaan, kejadian A1, A2, A3,..Ak dapat terjadi, maka

P(A1 A2 A3 . Ak) =
P (A1) P(A2 I A1) P (A3 I A1 A2) . P(Ak I A1 A2 . Ak-1)


Contoh : dalam satu kotak terdapat 4 kelereng warna merah, 6 kelereng warna hitam,
dan 7 kelereng warna kuning. Apabila kelereng diambil satu per satu tanpa
pengembalian, Cari peluang kejadian terambil pertama kerereng earna merah,
terambil kedua kelereng warna hitam dan terambil ketiga kelereng warna merah








P(A1) = 4/17, P(A2 I A1) = 6/16, dan P (A3 I A1 A2) = 3/15
P(A1 A2 A3) = P (A1) P(A2 I A1) P (A3 I A1 A2)
P(A1 A2 A3) = 4/17 x 6/16 x 3/15
P(A1 A2 A3) = 3/170

Aturan Bayes
A merupakan 2 kejadian yang terpisah
EA dan EA dapat ditulis
A = (EA) U (EA)
Sehingga
P(A) = P [(EA) U (EA)]
= P (EA) +
P (EA)
= P(E) P(A\E)
P(E) P(A\E)
E E
A
E A
E A
Aturan Bayes
Misalkan kejadian merupakan
suatu sekatan (partisi) dari ruang sampel T
dengan P(Bi) 0 untuk i = 1,2,,k, Maka
untuk setiap kejadian A, anggota T


k

k
P(A) = P(B
i
A) = P(Bi) P(A\B
i
)

I = 1 I = 1

k
B B B ,..., ,
2 1
Misalkan kejadian B
1
, B
2
, B
k

merupakan suatu sekatan (partisi) dari ruang
sampel T dengan untuk i =
1,2,,k, Misalkan A suatu kejadian sembarang
dalam T dengan
maka


untuk r = 1,2,.,k

= =
=

=
k
i
i i
r r
k
i
i
r
r
B A P B P
B A P B P
A B P
A B P
A B P
1 1
) | ( ) (
) | ( ) (
) (
) (
) | (
0 ) ( = A P
Contoh
Tiga anggota koperasi dicalonkan menjadi ketua.
Peluang Ali terpilih 0,3, peluang Badu terpilih 0,5,
sedangkan peluang Cokro 0,2. Kalau Ali terpilih
maka peluang kenaikan iuran koperasi adalah 0,8.
Bila Badu atau Cokro yang terpilih maka peluang
kenaikan iuran adalah masing-masing 0,1 dan 0,4.
Bila seseorang merencanakan masuk jadi anggota
koperasi tersebut tapi menundanya beberapa
minggu dan kemudian mengetahui bahwa iuran
telah naik, berapakah peluang Cokro terpilih jadi
ketua?

Jawab
Kejadian:
A : Orang yang terpilih menaikkan iuran
: Ali yang terpilih
: Badu yang terpilih
: Cokro yang terpilih






1
B
2
B
3
B
24 , 0 ) 8 , 0 )( 3 , 0 ( ) | ( ) (
1 1
= = B A P B P
05 , 0 ) 1 , 0 )( 5 , 0 ( ) | ( ) (
2 2
= = B A P B P
08 , 0 ) 4 , 0 )( 2 , 0 ( ) | ( ) (
3 3
= = B A P B P
) | ( ) ( ) | ( ) ( ) | ( ) (
) | ( ) (
) | (
3 3 2 2 1 1
3 3
3
B A P B P B A P B P B A P B P
B A P B P
A B P
+ +
=
37
8
08 , 0 05 , 0 24 , 0
08 , 0
) | (
3
=
+ +
= A B P
Contoh
Dua orang dicalonkan menjadi Presiden.
Probabilitas SBY terpilih adalah 0,6; P(A1) = 0,6.
Probabilitas Megawaty terpilih adalah 0,4; P(A2) = 0,4.
Jika SBY terpilih, probabilitas kenaikan BBM adalah 0,8;
P(B1|A1) = 0,8.
Jika Megawatie terpilih, probabilitas kenaikan BBM adalah 0,1;
P(B1|A2) = 0,1.
Jika ternyata diketahui terjadi kenaikan BBM, probabilitas
bahwa Megawty yang terpilih, P(A2|B1)
Bukti !!!
A1 P(A1) = 0,6


A2 P(A2) = 0,4
B1 P(B1 A1) = 0,8

B2 P(B2 A1) = 0,2

B1 P(B1 A2) = 0,1

B2 P(B2 A2) = 0,9

P(A1 B1) = (0,8)(0,6) = 0,48

P(A1 B2) = (0,2)(0,6) = 0,12



P(A2 B1) = (0,1)(0,4) = 0,04

P(A2 B2) = (0,9)(0,4) = 0,36

Contoh
Kita ingin menguji ketetapan suatu detektor, untuk menyelidiki
apakah orang yang masuk pelabuhan membawa emas atau
tidak. Dari semua orang yang membawa emas, ternyata oleh
detektor itu dibenarkan 90 % membawa emas, tetapi 10 % yang
lain tidak. Sedangkan dari semua orang yang tidak membawa
emas, hasil pemeriksaan detektor mengatakan bahwa 99 % tidak
membawa emas, namun 1 % dinyatakan membawa emas. Dari
populasi yang besar dimana yang membawa emas hanya 1 %
dipilih seorang. Orang yang terpilih itu diperiksa dengan detektor
ini dan menunjukan bahwa ia membawa emas. Berapa nilai
kemungkinan bahwa ia benar-benar membawa emas ?


Jawaban :
Misalkan E1 kejadian yang menyatakan bahwa
seorang benar-benar membawa emas, dan E
adalah kejadian bahwa orang yang diperiksa
dengan detektor menunjukan membawa emas,
P(E1)=0,001; P(E1)=0,999; P(E l E1)=0,90; P(E l
E1)=0,01.
P(E) = P(E1). P(E l E1)+ P(E1). P(E l E1)
= (0,001)(0,90)+(0,999)(0,01)
= 0,01089

Anda mungkin juga menyukai