Anda di halaman 1dari 41

Guru Pembimbing : Bpk H. Udin Sasmita M.

pd
KELOMPOK 4
Nama Kelompok : Garis Waktu
Ketua : Intan Sari
Anggota :
Lia Maryani
Muhyadi
Nina
Tania Meilani
Vina Nabilah

Kelas : XII MIPA 2

SMAN 1 TELAGASARI
TAHUN AJARAN 2018/2019
http://meetabied.wordpress.com
Kaidah pencacahan
Kaidah pencacahan adalah suatu ilmu yang berkaitan dengan menentukan
banyaknya cara suatu percobaan dapat terjadi. Menentukan banyaknya cara
suatu percobaan dapat terjadi dilakukan dengan: aturan penjumlahan, aturan
perkalian.
a. Aturan Penjumlahan
Jika ada sebanyak a benda pada himpunan pertama dan ada sebanyak b
benda pada himpunan kedua, dan kedua himpunan itu tidak beririsan,
maka jumlah total anggota di kedua himpunan adalah a + b.

Contoh:

Jika seseorang akan membeli sebuah sepeda motor di sebuah dealer. Di


dealer itu tersedia 5 jenis Honda, 3 jenis Yamaha, dan 2 jenis Suzuki.
Dengan demikian orang tersebut mempunyai pilihan sebanyak 5 + 3 + 2 =
10 jenis sepeda motor.
b. Aturan Perkalian
Aturan perkalian dituliskan sebagai berikut.
Diketahui kejadian pertama mempunyai 𝑘1 hasil yang
mungkin dan kejadian kedua mempunyai 𝑘2 hasil yang
mungkin. Jika kedua kejadian tersebut harus terjadi, banyak
hasil yang mungkin adalah (𝑘1 x 𝑘2 ).

Contoh:

Ana mempunyai 6 celana panjang dan 7 kaus. Pada saat


akan bepergian Ana memakai salah satu dari celana
panjang dan kaus. Ada berapa pilihan yang dapat dipakai
Ana?
jawab

- Banyak celana panjang yang dimiliki Ana ada 6. Ana


dapat memilih salah satu dari 6 celana panjang tersebut.
- Banyak kaus yang dimiliki Ana ada 7. Ana dapat memilih
salah satu dari 7 kaus tersebut.
Oleh karena Ana harus memakai keduanya yaitu celana
panjang dan kaus, banyak pilihan yang dimiliki Ana adalah
6 x 7 = 42 macam
2. Permutasi
1) Faktorial
Dalam matematika, faktorial dari bilangan asli n adalah hasil
perkalian antara bilangan bulat positif yang kurang dari atau sama
dengan n. Bentuk dari faktorial, yaitu :

n! = n x (n – 1) x (n – 2) x ..... x 3 x 2 x 1

Contoh:

Tentukan hasil dari faktorial bilangan berikut!


8!
a.
3! 𝑥 5!
6!
b.
3! 𝑥 3!

Jawab:

8! 8 𝑥 7 𝑥 6 𝑥 5! 8𝑥7𝑥6
a. = = = 8 x 7 = 56
3! 𝑥 5! 3 𝑥 2 𝑥 1 𝑥 5! 3𝑥2𝑥1

6! 6 𝑥 5 𝑥 4 𝑥 3!
b. = = 20
3! 𝑥 3! 3 𝑥 2 𝑥 1 𝑥 3!
2) Permutasi
Permutasi adalah susunan yang mungkin dari sejumlah unsur
berbeda dengan memperhatikan urutannya.
a. Permutasi dengan Unsur yang Berbeda
Banyaknya permutasi dari n unsur yang tersedia diambil r
unsur dirumuskan sebagai berikut.

𝑛!
nPr = 𝑛 − 𝑟 !

Dengan
n = banyak unsur yang tersedia
r = banyak unsur yang diambil
Contoh:

6 orang akan diangkat sebagai ketua OSIS, wakil, dan


bendahara. Ada berapa susunan pengurus yang dapat dibentuk?

Jawab:

dik:
n=6
r =3
dit: 6P3?
jawab:
𝑛!
nPr = 𝑛−𝑟 !
6! 6! 6.5.4.3.2.1
6P3 = = = = 120 cara
6−3 ! 3! 3.2.1
b) Permutasi dengan Beberapa Unsur Sama
Banyaknya permutasi n unsur yang memuat a,b,dan c unsur
yang sama dirumuskan sebagai berikut

𝑛!
P=
𝑘1 ! 𝑥 𝑘2 ! 𝑥 𝑘3 ! 𝑥 … 𝑥 𝑘𝑟 !
Keterangan:
P = banyaknya permutasi
n = banyaknya unsur seluruhnya
k1 = banyaknya elemen kelompok 1 yang sama
k2 = banyaknya elemen kelompok 2 yang sama
k3 = banyaknya elemen kelompok 3 yang sama
kr = banyaknya elemen kelompok kr yang sama
r = 1,2,3......
contoh:

Banyaknya susunan kata yang dapat dibentuk dari kata


“WIYATA’ adalah....

Jawab:

Dari 6 huruf yang tersedia, terdapat huruf yang sama, yaitu huruf
A sebanyak 2, sehingga banyak nya susunan huruf :
𝑛! 6! 6 𝑥 5 𝑥 4 𝑥 3 𝑥 2!
P= = = = 360
𝑘1 ! 𝑥 𝑘2 ! 𝑥 𝑘3 ! 𝑥 … 𝑥 𝑘𝑟 ! 2! 2!
c) Permutasi Siklis (Melingkar)
Permutasi siklis adalah banyaknya susunan
melingkar dari n unsur yang berbeda. Permutasi
siklis dirumuskan sebagai berikut.

P = (n – 1)!

Keterangan :
P = banyaknya permutasi siklis
n = banyaknya unsur
Contoh:

5 orang direktur duduk disebuah meja berbentuk lingkaran untuk


rapat. Ada berapa cara untuk menyusun kursi para direktur
tersebut?

Jawab:

Banyak orang (n) = 5,


Banyak susunan berbeda:
P = (n – 1)! = (5 – 1)! = 4! = 4 x 3 x 2 x 1 = 24
3. Kombinasi
Kombinasi merupakan susunan berbeda tanpa
memperhatikan urutannya dari sebagian atau seluruh
anggota himpunan yang disediakan.
Rumus :
𝑛!
nCr =
𝑟! 𝑛 −𝑟 !

Keterangan :
C=kombinasi.
n=jumlah banyaknya objek.
r=jumlah banyaknya objek yang diperintahkan.
Contoh:

Suatu rapat dihadiri 10 orang. Jika mereka saling berjabat


tangan, berapa banyak jabat tangan yang terjadi?
Jawab:
Jabat tangan dilakukan oleh dua orang.
Banyak jabat tangan
10! 10! 10 𝑥 9 𝑥 8! 10 𝑥 9
= 10 C 2 = = = = = 45
2! 10 −2 ! 2!𝑥 8! 2 𝑥 8! 2
Jadi, banyak jabat tangan yang terjadi adalah 45 macam.
Peluang Kejadian
1. Percobaan, dan Ruang Sampel
o Percobaan adalah suatu tindakan atau kegiatan yang dapat
diulang dengan keadaan yang sama untuk memperoleh hasil
tertentu.
Sifat dasar percobaan:
1) Setiap jenis percobaan mempunyai kemungkinan hasil atau
peristiwa/kejadian yang akan terjadi.
2) Hasil dari setiap percobaan secara pasti sulit ditentukan.
Ilustrasi:
percobaan kemungkinan hasil
Melempar 1 keping mata uang Muncul gambar (G) atau angka
logam (A)
Melempar 1 buah dadu Muncul mata 1,2,3,4,5 dan 6
o Ruang Sampel
Ruang sampel (S) adalah kumpulan dari hasil yang mungkin terjadi dari
suatu percobaan. Ruang sampel dilambangkan dengan S.
o Titik sampel adalah anggota-anggota dari ruang sampel. Banyaknya titik
sampel suatu ruang sampel dinyatakan dengan n(S).

Contoh :
Sebuah koin di lempar sebanyak 3 kali, maka ruang sampel dan banyaknya
sampel dari percobaan pelemparan koin tersebut adalah ...

Jawab:
Kemungkinan
Koin ke-1 : A A A G A G G G
Koin ke-2 : A A G A G A G G
Koin ke-3 : A G A A G G A G
S = {(AAA), (AAG), (AGA), (GAA), (AGG), (GAG), (GGA), (GGG)}
n(S) = 8
o Kejadian
Kejadian merupakan himpunan bagian dari ruang sampel. Misalkan pada
pelemparan sekeping uang logam diperoleh salah satu kejadian yaitu {A}.

2. Peluang Suatu Kejadian


Peluang adalah suatu kemungkinan munculnya suatu kejadian.
Jika A adalah suatu kejadian yang terjadi pada suatu percobaan dengan ruang
sampel S, di mana setiap titik sampelnya mempunyai kemungkinan sama untuk
muncul maka peluang dari suatu kejadian A dirumuskan sebagai berikut.

𝑛(𝐴)
P(A) =
𝑛(𝑆)
Dengan :
P (A) = peluang kejadian A
n (A) = banyak anggota A
n (S) = banyak anggota ruang sampel S
Contoh:

Sebuah dadu dilempar undi satu kali, peluang muncul angka


bilangan prima adalah...
Jawab:

Ruang sampel dadu (S) = {1, 2, 3, 4, 5, 6} maka n(S) = 6


Muncul angka prima (A) = {2, 3, 5} maka n(A) = 3
Sehingga peluang muncul angka bilangan prima yaitu:
n(A) 3 1
P (A) = = =
n(S) 6 2
3. Peluang komplemen suatu kejadian
Misalkan A’ atau 𝐴 𝑐 merupakan komplemen (bukan)
kejadian A. Peluang kejadian A’ atau 𝐴 𝑐 ditulis P(A’) atau
P(𝐴 𝑐 ) dirumuskan dengan:

P(A’) = 1 – P(A)

Keterangan :
P(A) = peluang kejadian A
P(A’) = peluang bukan kejadian A
Contoh:

Sebuah kantong berisi 4 bola merah dan 3 bola putih. Dari


kantong diambil 2 bola sekaligus secara acak. Tentukan
peluang yang terambil keduanya bukan bola berwarna putih!

Jawab:

Jumlah bola = 4 + 3 = 7
Dari 7 bola diambil 2 bola sekaligus diperoleh:
7! 7 𝑥 6 𝑥 5!
n(S) = 7C 2 = = = 21
2! 𝑥 5! 2 𝑥 1 𝑥 5!
Misalkan:
A = kejadian terambil dua bola berwarna putih
3! 3 𝑥 2!
n(A) = 3C2 = = =3
2!𝑥 1! 2! 𝑥 1
Peluang terambil dua bola berwarna putih:
𝑛(𝐴) 3 1
P(A) = = =
𝑛(𝑆) 21 7
A’ = kejadian terambil keduanya bukan bola berwarna putih
1 6
P(A’) = 1 – P(A) = 1 - =
7 7
Jadi, peluang terambil keduanya bukan bola berwarna putih
6
adalah
7
Frekuensi Harapan
Frekuensi harapan adalah banyaknya kejadian yang
diharapkan dapat terjadi pada suatu percobaan.
Jika suatu percobaan dilakukan sebanyak n kali dan nilai
kemungkinan terjadi kejadian A setiap percobaan adalah P(A),
maka frekuensi harapan kejadian A adalah:

𝐹ℎ (A) = n x P(A)

keterangan:
𝐹ℎ (A) = frekuensi harapan kejadian A
n = banyak percobaan
P(A) = Peluang kejadian A
Contoh:
Dua buah dadu dilempar bersama sama sebanyak 72 kali. Tentukan
frekuensi harapan munculnya mata dadu berjumlah 4!

Jawab:
n = 72 kali
n(S) = 36
misalkan:
A = kejadian munculnya mata dadu berjumlah 4 = {(1,3),(2,2),(3,1)}
→ n(A) = 3
𝑛(𝐴) 3
Peluangnya: P(A) = =
𝑛 𝑆 36
Frekuensi harapan munculnya mata dadu berjumlah 4:
3 216
𝐹ℎ (A) = n x P(A) = 72 x = =6
36 36
Jadi, frekuensi harapan munculnya mata dadu berjumlah 4 adalah 6
kali.
Peluang Kejadian Majemuk
1. Peluang dua kejadian tidak saling lepas

peluang terjadinya salah satu atau keduanya, dimana 𝑃(𝐴 ∩ 𝐵)


adalah peluang kejadian A dan kejadian B terjadi secara
bersamaan.

Dirumuskan :
𝑃(𝐴 ∪ 𝐵) = P(A) + P(B) – 𝑃(𝐴 ∩ 𝐵)
Keterangan:
P(A) = peluang kejadian A
P(B) = peluang kejadian B
𝑃(A∪𝐵) = peluang kejadian A atau B
𝑃 (𝐴∩𝐵) = peluang kejadian A dan B
Contoh:

Sebuah dadu dilemparkan sekali. Tentukan peluang muncul


mata dadu genap atau prima!

Jawab:

S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}  n(S) = 6
A = kejadian muncul mata dadu genap = {2,4,6}  n(A) = 3
B = kejadian muncul mata dadu prima = {2,3,5}
 n(B) = 3
A ∩ B = kejadian muncul mata dadu genap dan
prima ={2}  n(A ∩ B) = 1
Peluang muncul mata dadu genap atau prima:
𝑃(𝐴 ∪ 𝐵) = P(A) + P(B) – 𝑃(𝐴 ∩ 𝐵)
𝑛(𝐴) 𝑛(𝐵) n(𝐴 ∩ 𝐵)
= + -
𝑛(𝑆) 𝑛(𝑆) 𝑛(𝑆)
3 3 1 5
= + - =
6 6 6 6
Jadi, peluang muncul mata dadu genap atau
5
prima adalah
6
2. Peluang dua kejadian saling lepas

Dua kejadian dikatakan saling lepas jika kedua kejadian tersebut


tidak dapat terjadi secara bersamaan.

Dirumuskan :
𝑃 (𝐴 ∪ 𝐵) = P(A) + P(B)
Keterangan:
P(A) = peluang kejadian A
P(B) = peluang kejadian B
𝑃 (𝐴 ∪𝐵) = peluang kejadian A atau B
Contoh:

Sebuah kantong berisi 4 bola merah, 3 bola putih, dan 3 bola


hitam. Diambil sebuah bola secara acak. Tentukan peluang
terambil bola merah atau hitam!
Jawab:

n(S) = 4 + 3 + 3 = 10
4
A = kejadian terambil bola merah  P(A) =
10
3
B = kejadian terambil bola hitam  P(B) =
10
Peluang terambil bola merah atau hitam:
𝑃 (𝐴 ∪ 𝐵) = P(A) + P(B)
4 3
= +
10 10
7
=
10
7
Jadi, peluang terambil bola merah atau hitam adalah
10
3. Peluang dua kejadian saling bebas
Dua kejadian A dan B dikatakan saling bebas jika kejadian A
tidak memengaruhi peluang terjadinya kejadian B, atau
sebaliknya. Jika A dan B dua kejadian saling bebas, berlaku:

𝑃(𝐴 ∩ 𝐵)= 𝑃(𝐴) × 𝑃(𝐵)

Keterangan:
P(A) = peluang kejadian A
P(B) = peluang kejadian B
𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) = peluang kejadian A dan B
Contoh:

Jika peluang Andi dapat menyelesaikan suatu soal adalah 0,4


dan peluang Budi dapat menyelesaikan soal yang sama adalah
0,3 maka peluang mereka berdua dapat menyelesaikan soal
tersebut adalah...
Jawab:

P(A) = 0,4
P(B) = 0,3
Peluang Andi dan Budi dapat menyelesaikan soal:
P( A ∩ B) = P(A) x P(B) = 0,4 x 0,3 = 0,12
4. Peluang dua kejadian tidak saling
bebas (Bersyarat)
Jika kejadian A dan kejadian B tidak saling
bebas, kejadian B dipengaruhi oleh kejadian A
atau kejadian B dengan syarat A.

Dirumuskan : 𝑃(𝐴 ∩ 𝐵)= 𝑃(A) × 𝑃(B/A)


Contoh:

Sebuah kotak berisi 6 kelereng merah dan 4 kelereng putih. Dua butir
kelereng diambil satu per satu. Kelereng yang sudah terambil tidak
dikembalikan ke dalam kotak. Tentukan peluang terambil kelereng
merah dan putih berurutan!

Jawab:

A = kejadian terambil kelereng merah pada pengambilan pertama 


6
P(A) =
10
Sisa kelereng dalam kotak yaitu 5 kelereng merah dan 4 kelereng putih.
B = kejadian terambil kelereng putih pada pengambilan kedua 
4
P(B/A) =
9
Peluang terambil kelereng merah dan putih berurutan:
6 4 4
𝑃 (𝐴 ∩ 𝐵)= 𝑃(𝐴) × 𝑃(𝐵/𝐴) = x =
10 9 15
4
jadi, peluang terambil kelereng merah dan putih berurutan adalah
15
Soal Latihan
1. Pada suatu tes penerimaan pegawai, seorang pelamar wajib
mengerjakan 6 soal diantara 14 soal. Soal nomor 1 sampai 3 harus
dikerjakan. Banyak pilihan soal yang dapat dikerjakan adalah...
2. Dari kota A ke kota B dilayani oleh 4 bus dan dari B ke C oleh 3 bus.
Seseorang berangkat dari kota A ke kota C melalui B kemudian
kembali lagi ke A juga melalui B. Jika saat kembali dari C ke A, ia
tidak mau menggunakan bus yang sama, maka banyak cara perjalanan
orang tersebut adalah
3. Diketahui 6 P 3 = a x 4 P 2 . Tentukan nilai a yang memenuhi!
4. Dua dadu dilempar undi satu kali titik peluang muncul jumlah kedua
mata dadu 4 atau 7 adalah.......
5. Sebuah dadu dilempar sebanyak 250 kali. Jika A kejadian muncul mata
dadu ganjil, maka frekuensi harapan A adalah....
Jawab:
1. Karena 3 soal harus dikerjakan, berarti pelamar tinggal
memilih 3 soal dari 11 soal tersedia (selain 3 soal yang wajib
dikerjakan).
11! 11 𝑥 10 𝑥 9 𝑥 8!
11 C 3 = = = 11 x 5 x 3 = 165 cara
3! 11 −3 ! 3 𝑥 2 𝑥 1 𝑥 8!
2. Rute pergi :
Dari A ke B : 4 bus
Dari B ke C : 3 bus
Rute pulang :
Dari C ke B : 2 bus (kasusnya sama seperti soal sebelumnya )
Dari B ke A : 3 bus (kasusnya sama seperti soal sebelumnya)
Jadi banyak caranya adalah : 4 x 3 x 2 x 3 = 72 cara
3. 6P3 = a x 4P2
6! 4!
↔ =ax
3! 2!
6 𝑥 5 𝑥 4 𝑥 3! 4 𝑥 3 𝑥 2!
↔ =ax
3! 2!
↔ 120 = a x 12
↔ a = 10
Jadi, nilai a yang memenuhi adalah 10.

4. Banyak hasil yang mungkin: n(S) = 36


A = kejadian muncul jumlah kedua mata dadu 4 atau 7 =
{(1,3),(2,2),(3,1),(1,6),(2,5),(3,4),(4,3),(5,2),(6,1)}
n(A) = 9
Peluang muncul jumlah kedua mata dadu 4 atau 7:
𝑛(𝐴) 9
P(A) = =
𝑛(𝑆) 36
5. A = {1,3,5}, sehingga n(A) = 3
S = {1,2,3,4,5,6}, sehingga n(S) = 6
𝑛(𝐴) 3 1
P(A) = = =
𝑛(𝑆) 6 2
1
𝐹ℎ A = P A x n = x 250 = 125 kali
2
Jadi, frekuensi harapan munculnya mata dadu ganjil adalah
125 kali.
http://meetabied.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai