TUGAS
Dosen pengumpu/pembina
Dr. A. Zainuddin, MS
Oleh
Milfa Viranti
BANDUNG
2020
ALDEHID DAN KETON
Aldehyd 1
Untuk aldehid
tersubstitusi atau
aldehida yang mempunyai isomer, penentuan namanya dapat dilakukan
dengan langkah berikut:
1. Menentukan rantai induk pada senyawa, yaitu rantai terpanjang yang
mengandung gugus fungsi aldehida.
2. Pemberian nomor pada rantai induk dimulai dari atom karbon pada gugus
aldehida.
3. Menuliskan nama dimulai dari nama cabang, kemudian nama rantai induk.
Jika rantai cabang lebih dari satu namun sejenis, penulisan nya di gabung
dan dinyatakan dengan awalan yang sesuai dengan jumlah cabang.
dua : di-
tiga : tri-
empat : tetra-
dan seterusnya.
Jika terdapat cabang yang berbeda penulisan nya diurutkan sesuai dengan
urutan abjad
4. Jika terdapat ikatan rangkap, maka pemberian nomor tetap dimulai dari
gugus aldehida karena gugus fungsi aldehida mempunyai prioritas lebih
tinggi dibandingkan ikatan rangkap.
Jika terdapat gugus hidroksil (-OH) maka penomoran tetap dimulai dari
gugus fungsi aldehida karena gugus fungsi aldehida mempunyai prioritas
lebih tinggi daripada gugus hidroksil.
Jika terdapat dua gugus aldehida tiap ujung rantai induk, molekul itu
disebut
–dial.
Kelompok fungsional aldehida memiliki prioritas lebih terhadap –X, -OH,
-OR, ikatan rangkap dan rangkap tiga.
Beri nama –OH sebagai substituen hidroksi dan –OR sebagai subtituen
aloksi.
Aldehid diberi nama menurut nama trivial asam karboksilat induknya dengan
mengubah imbuhan asam -oat atau asam -at menjadi akhiran –aldehida.
Tata Nama IUPAC Keton
Nama IUPAC keton diturunkan dari alkana induknya, dengan aturan sebagai
berikut:
Rantai pokok adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus fungsi -CO
Trivial: gugus alkil atau aril yang terkait gugus karbonil ditambah keton
Nama-nama trivial untuk beberapa asam karboksilat dan aldehida:
Posisi lain dalam molekul berkaitan dengan gugus karbonyl dapat disebut dengan
huruf yunani sebagai berikut
aldehida dan
keton memiliki
titik didih yang
lebih tinggi dari
pada alkena,
tetapi memiliki
titik didih yang lebih rendah dari alkohol.
Lebih polar daripada alkena tetapi tidak dapat membentuk ikatan hidrogen antar
molekul ke gugus karbonil lainnya.
Titik didih
-6°C
O
49°C
97°C
OH
C. Sintesis aldehida dan keton
Sejumlah reaksi yang sudah dipelajari memberikan rute sintetis yng efisien
ke aldehida dan keton.
1. Ozonolisis alkena
Alkena bereaksi dengan ozon membentuk ozonida yang di ikuti
pembelahan reduktif dengan serbuk zink dan air atau H2/pd
menghasilkan aldehida, keton maupun campuran keduanya tergantung
pada subtitusi alkena yang digunakan.
2. Oksidasi alkohol
Cara ini merupakan cara yang paling sederhana untuk mensintesis
aldehida. Sedangkan oksidasi alkohol sekunder menghasilkan keton
3. Alkalin
Hidrasi (via enol)
4. Arena
Asilasi friedal-craft
D. Deskripsi resonansi gugus karbonil
Dalam kimia organik, gugus karbonil adalah sebuah gugus fungsi yang
terdiri dari sebuah atom karbon yang berikatan rangkap dengan sebuah
atom oksigen: C=O.
Istilah karbonil juga dapat merujuk pada karbon monoksida sebagai
sebuah ligan pada senyawa anorganik atau kompleks organologam
(misalnya nikel karbonil); dalam situasi ini, karbon berikatan rangkap tiga
dengan oksigen C≡O
E. Katalis asam membuat karbon lebih elektrofilik
Senyawa karbonil bereaksi dengan nukleofil melalui mekanisme adisi:
nukleofil menyerang karbon karbonil, membentuk zat antara tetrahedral.
Reaksi ini dapat dipercepat dengan kondisi asam, yang membuat karbonil
lebih elektrofilik, atau kondisi basa, yang menyediakan kondisi
lebih anionik dan karenanya nukleofil menjadi lebih reaktif. Zat antara
tetrahedral sendiri dapat berupa alkohol atau alkoksida, tergantung
pada pH reaksi.
H. Nukleofil
Grup I nukleofil
-Ion hidrida; H
-LiAIH4
-NaBH4
Grup IV nukleofil
-Reagen grignard
-Senyawa oeganolitium
-Ion asetilida
-Air; H2O
-Ion hidroksida; ion (OH)
-Alkohol; ROH
(OR)-
Group V nukleofil
-Amonia; NH3
-Amina primer; NH2R
-Amina sekunder; NHR2
-
C C-R
Fosfor ylide
I. Jenis-jenis reaksi
1. Penambahan nukleofilik dalam media dasar
Grup IV Nu
Grup I Nu
2. Dua Nu; penambahan atau eliminasi nukleofilik dari air (medium
asam)
a. 2 Nu pengganti; eliminasi air
Grup VI Nu
b. 1 Nu pengganti; 1 basis abstrak H; eliminasi air
Grup V Nu
3. Penambahan atau penghapusan nukleofilik
Ylide fosfor
J. Formasi chnohydrin
Reaksi bersih
M. Reaksi Pengurangan
Agen Pengurangan; LiAlH4, NaBH4
Contoh
C C
OH
OH
Yang tersisa adalah kombinasi pereaksi Grignard dan senyawa karbonil yang
dapat digunakan untuk menyiapkan alkohol.
MgX
Aldehyd 2
Satu alkohol akan bereaksi dengan keton untuk membentuk hemiketal; dua
akan membentuk Ketal
Hemiketal adalah senyawa karbon dengan satu gugus eter dan satu gugus alkohol
Ketal adalah senyawa karbon dengan dua gugus eter (—O—) terikat pada satu
atom karbon sekunder.
Contoh:
membentuk karbokation
CH3CCH2CH2C CH
1. NaNH2
2. CH3I
O
CH3CCH2CH2C CCH3
Karena gugus karbonil dan karbonion akan bereaksi dengan NaNh2
Dengan proses
1. Melindungi C=O
2. Alkilat
3. Mengembalikan C=O
Asetal hidrolisis
Mekanisme:
Dibandingkan dengan H
Produk adisi satu molekul suatu alkohol pada suatu aldehida disebut suatu
hemiasetal sedangkan produk adisi dua molekul alkohol (dengan hilangnya H2O)
disebut asetal. Asetal adalah senyawa karbon dengan gugus eter ( O ) yang
terikat pada satu atom karbon primer.
Imina tak tersubtitusi yang terbentuk dari NH3 tidak stabil dan berpolimerisasi
bila di diamkan. Tetapi jika digunakan amina primer (RNH2) sebagai amonia,
akan terbentuk imina tersubtitusi yang lebih stabil (disebut juga basa schiff)
Mekanisme pembentukan imina terdapat dua tahap. Tahapan pertama adalah adisi
amina nukleofilik pada karbon karbonil yang bermuatan positif parsial, yang
diikuti dengan lepasnya proton dari nitrogrn yang diperlehnya proton oleh
oksigen.
Dengan amina primer, aldehida dan keton menghasilkan imina, dengan amina
sekunder (RH2NH), aldehida dan keton menghasilkan ion iminium. Yang
bereaksi lebih lanjut menjadi enamina
3. Reaksi witting
Sintesis umum alkena dari senyawa karbonil dengan menggunakan fosfonium ilid.
Sintesis ini disebut reaksi witting.
Suatu ilid terbentuk dengan terbuangnya sebuah proton dari dalam karbon yang
berdampingan dengan suatu heteroatum yang bermuatan positif.
Reaksi witting bersifat serbaguna. Alkil halida yang digunakan untuk membentuk
ilid dapat berupa halida metil, primer, atau sekunder, tetapi bukan tersier. Produk
reaksi witting adalah suatu alkena dengan ikatan rangkap dalam posisi yang
diinginkan,bahkan juga bila posisi itu tidak memberikan alkena stabil.
Nukleofil kelompok V
Produsen imine
N C
R
Amonia; NH3
Amina utama; NH2R
Produsen enamine
C
R2N C
Amonia adalah suatu nukleofil yang dapat menyerang gugus karbonil dari suatu
aldehida atau keton dalam suatu reaksi adisi-eliminasi. Reaksi itu dikatalis oleh
runutan asam. Produknya adalah suatu imina. Suatu senyawa yang mengandung
guguds C=N.
H2N – OH R2C=NOH
Hidroksilamin oxime
Hidrazin hidrazon
Analisis Retrosintetik
Pada langkah kedua, garam fosfonium diperlakukan dengan basa kuat untuk
menghilangkan proton dari karbon yang terikat pada fosfor.
Oksidasi aldehida
1. Pereaksi tollens
2. Pereaksi fehling
3. Larutan benedict