Anda di halaman 1dari 18

ALDEHID DAN KETON

TUGAS

disusun untuk memenuhi tugas kimia organik

Dosen pengumpu/pembina

Dr. A. Zainuddin, MS

Oleh

Milfa Viranti

A 191 025 / Reguler Pagi A

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA

BANDUNG

2020
ALDEHID DAN KETON
Aldehyd 1

Senyawa aldehid dan keton merupakan senyawa yang mengandung gugus


karbonil, senyawa ini banyak dijumpai di alam. Suatu keton mempunyai dua
gugus alkil (aril) yang terikat pada karbon karbonil., sedangkan aldehid
mempunyai sekurangnya satu atom hidrogen yang terikat pada karbonilnya. 

A. Tata nama aldehid


Dalam sistem IUPAC, nama suatu aldehida diturunkan dari nama alkana
atau induknya dengan mengubah huruf –a menjadi –al.tak diprlukan
nomor; gugus –CHO selalu memiliki nomor 1 untuk karbon nya.

Untuk aldehid
tersubstitusi atau
aldehida yang mempunyai isomer, penentuan namanya dapat dilakukan
dengan langkah berikut:
1. Menentukan rantai induk pada senyawa, yaitu rantai terpanjang yang
mengandung gugus fungsi aldehida.
2. Pemberian nomor pada rantai induk dimulai dari atom karbon pada gugus
aldehida.
3. Menuliskan nama dimulai dari nama cabang, kemudian nama rantai induk.
Jika rantai cabang lebih dari satu namun sejenis, penulisan nya di gabung
dan dinyatakan dengan awalan yang sesuai dengan jumlah cabang.
dua : di-
tiga : tri-
empat : tetra-
dan seterusnya.
Jika terdapat cabang yang berbeda penulisan nya diurutkan sesuai dengan
urutan abjad
4. Jika terdapat ikatan rangkap, maka pemberian nomor tetap dimulai dari
gugus aldehida karena gugus fungsi aldehida mempunyai prioritas lebih
tinggi dibandingkan ikatan rangkap.
Jika terdapat gugus hidroksil (-OH) maka penomoran tetap dimulai dari
gugus fungsi aldehida karena gugus fungsi aldehida mempunyai prioritas
lebih tinggi daripada gugus hidroksil.
Jika terdapat dua gugus aldehida tiap ujung rantai induk, molekul itu
disebut
–dial.
Kelompok fungsional aldehida memiliki prioritas lebih terhadap –X, -OH,
-OR, ikatan rangkap dan rangkap tiga.
Beri nama –OH sebagai substituen hidroksi dan –OR sebagai subtituen
aloksi.

B. Nomenklatur keton IUPAC pengganti


Basis nama pada rantai yang berisi grup karbonil –e diganti dengan –one.
Beri nomor rantai arah angka terendah ke karbon karbonil

Tata Nama Keton

Aldehid diberi nama menurut nama trivial asam karboksilat induknya dengan
mengubah imbuhan asam -oat atau asam -at menjadi akhiran –aldehida.
Tata Nama IUPAC Keton

Nama IUPAC keton diturunkan dari alkana induknya, dengan aturan sebagai
berikut:

Mengubah akhiran -a menjadi –on

Rantai pokok adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus fungsi -CO

Penomoran dimulai dari C ujung yang terdekat dengan gugus fungsi.

Pemberian nama dimulai dengan nama cabang-cabang yang disusun menurut


abjad, kemudian nama rantai pokok.

Trivial: gugus alkil atau aril yang terkait gugus karbonil ditambah keton
Nama-nama trivial untuk beberapa asam karboksilat dan aldehida:

Posisi lain dalam molekul berkaitan dengan gugus karbonyl dapat disebut dengan
huruf yunani sebagai berikut

aldehida dan
keton memiliki
titik didih yang
lebih tinggi dari
pada alkena,
tetapi memiliki
titik didih yang lebih rendah dari alkohol.

Lebih polar daripada alkena tetapi tidak dapat membentuk ikatan hidrogen antar
molekul ke gugus karbonil lainnya.

Titik didih

-6°C
O
49°C

97°C
OH
C. Sintesis aldehida dan keton
Sejumlah reaksi yang sudah dipelajari memberikan rute sintetis yng efisien
ke aldehida dan keton.
1. Ozonolisis alkena
Alkena bereaksi dengan ozon membentuk ozonida yang di ikuti
pembelahan reduktif dengan serbuk zink dan air atau H2/pd
menghasilkan aldehida, keton maupun campuran keduanya tergantung
pada subtitusi alkena yang digunakan.
2. Oksidasi alkohol
Cara ini merupakan cara yang paling sederhana untuk mensintesis
aldehida. Sedangkan oksidasi alkohol sekunder menghasilkan keton
3. Alkalin
Hidrasi (via enol)
4. Arena
Asilasi friedal-craft
D. Deskripsi resonansi gugus karbonil
Dalam kimia organik, gugus karbonil adalah sebuah gugus fungsi yang
terdiri dari sebuah atom karbon yang berikatan rangkap dengan sebuah
atom oksigen: C=O.
Istilah karbonil juga dapat merujuk pada karbon monoksida sebagai
sebuah ligan pada senyawa anorganik atau kompleks organologam
(misalnya nikel karbonil); dalam situasi ini, karbon berikatan rangkap tiga
dengan oksigen C≡O
E. Katalis asam membuat karbon lebih elektrofilik
Senyawa karbonil bereaksi dengan nukleofil melalui mekanisme adisi:
nukleofil menyerang karbon karbonil, membentuk zat antara tetrahedral.
Reaksi ini dapat dipercepat dengan kondisi asam, yang membuat karbonil
lebih elektrofilik, atau kondisi basa, yang menyediakan kondisi
lebih anionik dan karenanya nukleofil menjadi lebih reaktif. Zat antara
tetrahedral sendiri dapat berupa alkohol atau alkoksida, tergantung
pada pH reaksi.

F. Penambahan nukleofilik pada gugus karbonil


Nukleofil (pecinta nukleus) sering diberi lambang: Nu- (mempunyai
pasangan elektron bebas). Umumnya sebuah nukleofil adalah spesi yang
tertarik ke suatu pusat positif.
Reaksi dasar:

G. Keton kurang reaktif dibandingkan dengan aldehida

Aldehid berbeda dengan keton karena aldehid memiliki sebuah atom


hidrogen yang terikat pada gugus karbonilnya. Hal tersebut menyebabkan
aldehid sangat mudah teroksidasi. Sedangkan keton tidak memiliki atom
hidrogen tersebut sehingga tidak mudah dioksidasi. Keton hanya bisa
dioksidasi dengan menggunakan agen pengoksidasi kuat yang memilki
kemampuan untuk memutus ikatan-ikatan karbon.

H. Nukleofil
Grup I nukleofil
-Ion hidrida; H
-LiAIH4
-NaBH4

Grup IV nukleofil
-Reagen grignard
-Senyawa oeganolitium
-Ion asetilida
-Air; H2O
-Ion hidroksida; ion (OH)
-Alkohol; ROH
(OR)-

Group V nukleofil
-Amonia; NH3
-Amina primer; NH2R
-Amina sekunder; NHR2
-
C C-R

Fosfor ylide
I. Jenis-jenis reaksi
1. Penambahan nukleofilik dalam media dasar
 Grup IV Nu
 Grup I Nu
2. Dua Nu; penambahan atau eliminasi nukleofilik dari air (medium
asam)
a. 2 Nu pengganti; eliminasi air
 Grup VI Nu
b. 1 Nu pengganti; 1 basis abstrak H; eliminasi air
 Grup V Nu
3. Penambahan atau penghapusan nukleofilik
 Ylide fosfor
J. Formasi chnohydrin
Reaksi bersih

Step 1 serangan nukleofilik

Step 2 protonasi dari –OH group

K. Ion asetilida sebagai nukleofil


1. Dari nukleofil dengan menghilangkan asam lemah H
2. Reaksi adisi nukleofilik
L. Preaksi Grignard bertindak sebagai nukleofil terhadap gugus karbonil
Reaksi suatu regwnsia grignard dengan suatu nyawa karbonil
merupakan contoh laindari adisi nukleofilik pada karbon positif dari suatu
gugus karbonil. Reaksi Grignard (pengucapan /ɡriɲar/) adalah suatu reaksi
kimia organologam yang mana alkil, vinil, atau aril-
magnesium halida (pereaksi Grignard) ditambahkan ke dalam
[1][2]
gugus karbonil dari suatu aldehida atau keton.  Reaksi ini adalah suatu
cara penting untuk pembuatan ikatan karbon–karbon. Reaksi antara suatu
halida organik dengan magnesium bukan reaksi Grignard, tetapi
menghasilkan pereaksi Grignard.

M. Reaksi Pengurangan
Agen Pengurangan; LiAlH4, NaBH4
Contoh

Analisis Retrosintetik Alkohol


Langkah 1: Temukan karbon yang mengandung gugus hidroksil.
Langkah 2 Putuskan sambungan salah satu kelompok yang terikat pada
karbon ini

C C

OH
OH
Yang tersisa adalah kombinasi pereaksi Grignard dan senyawa karbonil yang
dapat digunakan untuk menyiapkan alkohol.

MgX

Aldehyd 2
Satu alkohol akan bereaksi dengan keton untuk membentuk hemiketal; dua
akan membentuk Ketal

Hemiketal adalah senyawa karbon dengan satu gugus eter dan satu gugus alkohol

Ketal adalah senyawa karbon dengan dua gugus eter (—O—) terikat pada satu
atom karbon sekunder.

Contoh:

Mekanisme Tahap Hemiacetal / hemiketal-to-asetal / ketal

Langkah 1: Protonate O dari gugus karbonil

Langkah 2: Atom Nukleofilik (O) menyerang elektrofilik C

Langkah 3: H diabstraksi untuk membentuk hemiketal / hemiacetal


Langkah 4: Hemiacteal / hemiketal terprotonasi untuk terbentuk Kelompok cuti
yang baik (H2O)

Langkah 5: Kelompok daun (H2O) pergi dan

membentuk karbokation

6: SeStep cond nucleophile (ROH) menyerang karbokation

Langkah 7: Alkohol abstrak asam H untuk membentuk asetal / ketal

Diol Membentuk Asetal Siklik

Asetal sebagai kelompok pelindung

Konversi yang di tunjukkan tidak dapat di lakukan secara langsung.

CH3CCH2CH2C CH
1. NaNH2

2. CH3I
O
CH3CCH2CH2C CCH3
Karena gugus karbonil dan karbonion akan bereaksi dengan NaNh2
Dengan proses

1. Melindungi C=O
2. Alkilat
3. Mengembalikan C=O

Asetal hidrolisis

Mekanisme:

Kebalikan dari pembentukan asetal; hemiasetal bersifat menengah

Aplikasi: aldehida dan keton dapat “dilindungi” sebagai asetal

α dan β-glukosa adalah hemiketal


Pembentukan sukrosa

Polisakarida; pati mengunakan α-glukosa

Polisakarida; selulosa menggunakan β-glukosa


Efek subtituen pada hidrasi equilibria

Dibandingkan dengan H

Elektronik: gugus alkil menstabilkan reaktan

Steric: produkkelompok gugus alkil

Konstanta kesetimbangan dan laju relatif hidrasi

Mekanisme hidrasi (asam)

Langkah 1: katalis asam

Langkah 2: serangan nukleofilik

Langkah 3: regenerasi katalis


Aldehyd 3

1. Penambahan nukleofilik dalam media besar


 Grup IV Nu dasar
 Grup I Nu
2. Dua Nu; penambahan nukleofilik atau eliminasi air ( medium asam)
a. 2 Nu pengganti; eliminasi air
 Grup VI Nu
b. 1 Nu pengganti; 1basis abstrak H; eliminasi
 Grup V Nu
3. Penambahan atau eliminasi nukleofilik
 Ylide fosfor

Beberapa reaksi aldehida dan keton berkembang melampaui tahap penambahan


nukleofilik

2A. Pembentukan asetal

Produk adisi satu molekul suatu alkohol pada suatu aldehida disebut suatu
hemiasetal sedangkan produk adisi dua molekul alkohol (dengan hilangnya H2O)
disebut asetal. Asetal adalah senyawa karbon dengan gugus eter ( O ) yang
terikat pada satu atom karbon primer.

2B. Formasi imine senyawa yang terkait dengan imine enamine

Imina tak tersubtitusi yang terbentuk dari NH3 tidak stabil dan berpolimerisasi
bila di diamkan. Tetapi jika digunakan amina primer (RNH2) sebagai amonia,
akan terbentuk imina tersubtitusi yang lebih stabil (disebut juga basa schiff)
Mekanisme pembentukan imina terdapat dua tahap. Tahapan pertama adalah adisi
amina nukleofilik pada karbon karbonil yang bermuatan positif parsial, yang
diikuti dengan lepasnya proton dari nitrogrn yang diperlehnya proton oleh
oksigen.

Dengan amina primer, aldehida dan keton menghasilkan imina, dengan amina
sekunder (RH2NH), aldehida dan keton menghasilkan ion iminium. Yang
bereaksi lebih lanjut menjadi enamina

3. Reaksi witting

Sintesis umum alkena dari senyawa karbonil dengan menggunakan fosfonium ilid.
Sintesis ini disebut reaksi witting.

Suatu ilid terbentuk dengan terbuangnya sebuah proton dari dalam karbon yang
berdampingan dengan suatu heteroatum yang bermuatan positif.

Reaksi witting bersifat serbaguna. Alkil halida yang digunakan untuk membentuk
ilid dapat berupa halida metil, primer, atau sekunder, tetapi bukan tersier. Produk
reaksi witting adalah suatu alkena dengan ikatan rangkap dalam posisi yang
diinginkan,bahkan juga bila posisi itu tidak memberikan alkena stabil.
Nukleofil kelompok V

Produsen imine

N C
R
 Amonia; NH3
 Amina utama; NH2R

Produsen enamine

 Amine sekunder; NHR2

C
R2N C

Formasi imine (basis schiff)

Reaksi dengan turunan amonia

Amonia adalah suatu nukleofil yang dapat menyerang gugus karbonil dari suatu
aldehida atau keton dalam suatu reaksi adisi-eliminasi. Reaksi itu dikatalis oleh
runutan asam. Produknya adalah suatu imina. Suatu senyawa yang mengandung
guguds C=N.

H2N – G + R2C = O R2C=NG + H2O

H2N – OH R2C=NOH
Hidroksilamin oxime

H2N –NH2 R2C = NNH2

Hidrazin hidrazon

Analisis Retrosintetik

1. Akan ada dua kemungkinan rute Wittig ke alkena.


2. Analisis struktur secara retrosintetik.
3. Putuskan hubungan ikatan karbon berlipat ganda. Satu akan berasal dari
aldehida atau keton, yang lain dari ylide
4.

Analisis retrosintetik dari stirena


Persiapan Ylides

Ylides dibuat dari alkil halida dengan proses dua tahap.

Langkah pertama adalah substitusi nukleofilik. Triphenylphosphine adalah


nukleofil

Pada langkah kedua, garam fosfonium diperlakukan dengan basa kuat untuk
menghilangkan proton dari karbon yang terikat pada fosfor.

Oksidasi aldehida

Oksidasi aldehida digunakan untuk membedakan aldehida dengan keton, paling


utama sekali. Nah, untuk membuktikan bahwa senyawa tersebut mengandung
gugus aldehida (—CHO) dilakukan dengan pereaksi berikut

1. Pereaksi tollens
2. Pereaksi fehling
3. Larutan benedict

Dalam larutan air

Anda mungkin juga menyukai