Anda di halaman 1dari 10

NAMA-NAMA ANGGOTA KELOMPOK 4 :

 LIKA AMBU ( 2321015 )


 ETO HINA TARA ( 23210
 NOVRI NAHA WELIK ( 2321017 )
 VELIN ESTER THEOPILUS ( 23210
 YEREMIAS RAMA PATI ( 23210
 ELVIN LEONARDUS UMBU PEKA ( 23210
 ANDREAS MANDINA KONDANAMU ( 2321038 )
 GLEN MAURICE ( 23210

1. Senyawa Hidrokarbon Aromatik


a. Klasifikasi senyawa hidrokarbon aromatik
Senyawa aromatik adalah senyawa hidrokarbon siklik yang mempunyai ikatan
karbon-karbon tunggal dan rangkap 2 dengan posisi selang-seling (terkonjugasi).
Contoh : Benzena (C6H6)

b. Sifat-Sifat Fisik Dari Senyawa


Sifat Fisika Arena (Hidrokarbon Aromatik)
Arena adalah molekul non-polar, biasanya cairan tidak berwarna atau padat dengan
aroma yang khas, seperti yang terdapat dalam pewangi ruangan dan kapur barus.
Arena tidak dapat bercampur dalam air tetapi mudah dicampur dengan pelarut organic
dan terbakar dengan nyala jelaga bercahaya.
Sifat Kimia Arena
Arena menjalani reaksi substitusi elektrofilik, dimana reaksi ini termasuk ke dalam
reaksi halogenasi, nitrasi, sulfonasi, dan friedel-crafts. Mekanisme substitusi
elektrofilik melibatkan 3 langkah yaitu, generasi elektrofil, pembentukan
karbonkation intermediet, dan penghapusan proton dari karbokation dan pembentukan
produk.
 Halogenasi
Hidrokarbon aromatic bereaksi dengan halogen karena adanya asam Lewis
seperti AlCl3 atau FeCl3 atau FeBr3 untuk membentuk haloarena.
 Nitrasi
Sebuah hidrogen dari cincin benzena digantikan oleh gugus nitro (-NO2)
ketika benzena dipanaskan dengan campuran asam nitrat pekat dan asam sulfat
pekat (disebut campuran nitrat).
 Reaksi Friedel-Craft
Dalam reaksi ini, benzena diberi perlakuan dengan alkil halide dengan adanya
aluminium klorida anhidrat dan alkilbenzena terbentuk
 Pembakaran
Reaksi pembakaran umum hidrokarbon aromatik adalah :

Pembakaran Benzena :
C6H6 + 15/2 O2 ——- 6CO2 + 3H2O + Energi
Sifat -sifat fisik hidrokarbon aromatik
Sifat Hidrokarbon Aromatik termasuk bahwa sumber utama mereka adalah Minyak
dan batubara. Mereka terkenal karena sifat fisik dan kimianya yang luar biasa.
Hidrokarbon poli-aromatik didefinisikan sebagai senyawa aromatik dengan lebih dari
satu benzena. Ketika mereka termasuk dalam polusi atmosfer maka itu dikenal
sebagai karsinogenik alami.
Senyawa aromatik juga termasuk asam amino dan prekursor nukleotida. Yang larut
dalam air mereka dikenal sebagai hidrokarbon non-polar. Hidrokarbon ini tidak dapat
membentuk ion atau ikatan-H dengan molekul air. Mereka biasanya tidak reaktif
karena stabilitas ekstra dan untuk banyak reaksi organik dan anorganik banyak
digunakan sebagai pelarut inert.
Rasio untuk karbon-hidrogen tinggi. Mereka terlahir dengan nyala kuning jelaga
karena adanya kandungan karbon tinggi.
Mereka melalui reaksi substitusi elektrofilik dan substitusi aromatik nukleofilik.
Hidrokarbon memiliki banyak ikatan tidak jenuh di alam seperti alkena dan alkena.
Mereka cenderung memberikan reaksi tambahan karena ketidakjenuhan ini.
Karena resonansi dan memberikan reaksi substitusi elektrofilik karakteristik
hidrokarbon aromatik stabil. Cincin karbon bertindak sebagai nukleofil dalam reaksi
ini dan untuk membentuk produk pengganti, serangan elektrofil terhadap benzena.
Dengan elektrofil yang akan datang, salah satu atom-H cincin disubstitusi karena
produk ini juga memiliki stabilitas dan aromatik. Di sisi yang berlawanan dalam
reaksi adisi, senyawa aromatik dapat kehilangan aromatisitasnya sehingga mereka
tidak memilih untuk memberikan reaksi seperti itu.
Aromatik yang paling sederhana adalah Benzena (C6H6)
c. Nomenklatur senyawa hidrokarbon aromatic ( tatanama senyawa )
d. Reaksi -reaksi senyawa hidrokarbon aromatic
2. Senyawa Adelhida
a. Klasifikasi senyawa aldehida
Aldehida adalah setiap dari kelas senyawa organik, dimana atom karbon
berbagiikatan ganda dengan atom oksigen, ikatan tunggal dengan atom hidrogen, dan
ikatan tunggal dengan atom lain atau kelompok atom (disebut R dalam rumus kimia
umum dan diagram struktur). Ikatan rangkap antara karbon dan oksigen adalah
karakteristik dari semua aldehida dan dikenal sebagai gugus karbonil. Banyak
aldehida memiliki bau yang menyenangkan, dan pada prinsipnya, mereka yang
berasal dari alkohol oleh dehidrogenasi (pengangkatan hidrogen), proses yang
menjadi asal nama aldehida. Aldehida menjalani berbagai macam reaksi kimia,
termasuk polimerisasi. Kombinasi mereka dengan jenis lain dari molekul
menghasilkan apa yang disebut polimer kondensasi aldehida, yang telah digunakan
dalam plastik seperti Bakelite dan bahan laminasi meja Formika. Aldehida juga
berguna sebagai pelarut dan bahan-bahan parfum dan sebagai perantara dalam
produksi pewarna dan obat-obatan.

Aldehid tertentu yang terlibat dalam proses fisiologis. Contohnya adalah


retina(vitamin A aldehida), penting dalam penglihatan manusia, dan piridoksal fosfat,
salah satu bentuk vitamin B6. Glukosa dan disebut gula pereduksi lainnya adalah
aldehida seperti beberapa hormon alami dan sintesis.

Beberapa senyawa yang memiliki gugus karbonil antara lain aldehid, keton, asam
karboksilat, dan ester. Aldehid adalah salah satu kelompok senyawa karbonil yang
memiliki gugus karbonil yang berikatan dengan atom hidrogen pada ujung rantai
induknya.

Aldehid merupakan salah satu kelompok senyawa karbon yang memiliki gugus
karbonil.
Gugus tersebut terletak di ujung rantai karbon induk yang diakhiri dengan atom
hidrogen.

Berdasarkan contoh tersebut, atom karbon pada gugus karbonil dihubungkan dengan
satuatom hidrogen dan satu gugus alkil (R) atau aril (Ar), dengan rumus umum R–
COH.
b. Nomenklatur senyawa adelhida ( tatanama senyawa )
Aldehid sudah dikenal sejak lama sehingga penataan nama menggunakan nama trivial
sering dipakai. Menurut sistem IUPAC, nama aldehid diturunkan dari nama alkana
dengan mengganti akhiran –a menjadi –al. Oleh karena itu, aldehid disebut juga
alkanal. Tata nama pada aldehid sama dengan tata nama pada alkohol, rantai
terpanjang harus mengandung gugus aldehid. Contoh :
Contoh penataan nama adelhid,
Tuliskan nama senyawa aldehid berikut menurut IUPAC dan trivial.

Residu alkil yang mengikat gugus aldehid adalah suatu isopentil. Jadi, penamaan
menurut trivial dan IUPAC adalah

Trivial: isopentilaldehid

IUPAC: 4-metilpentanal

c. Sifat- fisik senyawa aldehid


sifat fisika aldehid adalah titik didihnya relatif tinggi dan larut dalam air, sedangkan
sifat kimianya adalah dapat mengalami reaksi reduksi dan oksidasi.
Terdapat dua sifat senyawa aldehid, yaitu sifat fisika dan kimia. Berikut sifat fisika
senyawa aldehid:
Titik didih relatif tinggi. Pada molekul aldehid (-CHO) terdapat gugus karbonil (-
C=O) sebagai gugus fungsi. Atom C dan O berikatan rangkap dua yang terdiri atas
satu ikatan sigma dan satu ikatan pi. Disebabkan atom O bersifat elektronegatif,
elektron yang dipakai bersama dengan C akan lebih tertarik ke arah O. Hal ini
mengakibatkan timbulnya dipol, sehingga bentuk molekul senyawa aldehid tidak
simetris dan bersifat polar. Kemudian sesama molekulnya dapat melakukan interaksi
tarik menarik dipol-dipol, sehingga aldehid mendidih pada suhu yang lebih tinggi
dibandingkan senyawa nonpolar lain yang setara.

a) Hidrogenasi. Aldehid dapat mengalami reaksi adisi dengan hidrogen


menghasilkan alkohol primer.

b) Natrium Bisulfit (NaHSO3). Adisi aldehid dengan NaHSO3 akan menghasilkan


kristal padat yang sukar larut.

c) Hidrogen Sianida (HCN). Adisi aldehid dengan hidrogen sianida menghasilkan


sianohidral.

2. Mengalami reaksi oksidasi

a) Dengan pereaksi fehling. Aldehid yang dioksidasi oleh pereaksi (CuO) akan
menghasilkan endapan merah bata.
b) Dengan pereaksi tollens. Aldehid yang dioksidasi oleh pereaksi Ag(NH3)2OH
akan menghasilkan endapan perak.

c) Dengan oksidator KMnO4 end style atau K2Cr2O. Aldehid yang dioksidasi oleh
KMnO4 atau K2Cr2O akan menghasilkan senyawa asam karboksilat.
Jadi, sifat fisika aldehid adalah titik didihnya relatif tinggi dan larut dalam air,
sedangkan sifat kimianya adalah dapat mengalami reaksi reduksi dan oksidasi.
3. Senyawa Nitril
a. Klasifikasi senyawa nitril
tentang senyawa asam karboksilat, maka nantinya kalian akan belajar mengenai
senyawa turunannya. Salah satu turunan asam karboksilat adalah nitril yaitu senyawa
yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan asam karboksilat.
Nitril mengandung gugus – CN atau yang disebut dengan gugus siano atau siabida
sianida dimanan C dan N berikatan rangap tiga.
Rumus umum senyawa nitril : R – C ≡
HCN juga mengandung gugus – CN tetapi senyawa ini bukanlah golongan senyawa
organik nitril. Jadi syarat untuk R bisa menjadi senyawa nitril adalah kecuali H.
a) Bagaimanan menamai senyawa nitril?
Secara IUPAC, nitril diberi nama sesuai dengan aturan berikut :“ Nama alkana
+ nitril”Nama alkanannya diberi nama sesuai dengan jumlah atom karbon
yang terdapat pada gugus – R + satu karbon pada gugus – CN nya.
Contoh :
CH3CN =etananitril
CH3CH2CH2CN =butananitril
gugus R nya adalah senyawa benzena, maka karbon pada gugus – CN nya
tidak dihitung sebagai nama alkanan, melainkan disebutkan saja sebagai
“karbo”.
Contoh :
Sedangkan nama trivial dari senyawa nitril mengikuti nama trivial asam
karboksilatnya tetapi dengan menghilangkan kata asam dan mengganti akhiran
–at dengan –onitril.
Contoh :
CH3CN =asetonitril
CH3CH2CH2CN =butironitril
Jika senyawa nitrilnya memiliki cabang, maka untuk menamainya kita harus
tentukan terlebih dahulu rantai induknya yaitu rantai terpanjang yang
mengandung gugus CN. Penomoran dimulai dari atom C gugus CN.
Contoh :
Nama : 4-metil-heksananitril
CH3CHCH2CH2CH2CHCH2CN
CH3 O
Nama : 7-metil-3-hidroksioktananitril

b. Sifat-sifat fisik senyawa nitril


Senyawa nitril yang mengandung sedikit karbon (<5) berwujud cair pada suhu
kamar.
CH3CN memiliki titik didih 82 degC
CH3CH2CN memiliki titik didih 97 degC
CH3CH2CH2CN memiliki titik didih 116 – 118 degC
Titik didih senyawa nitril diatas termasuk sangat tinggi jika dibandingkan
dengan senyawa – senyawa organik lain yang memiliki ukuran molekul yang
sama. Bahkan senyawa nitril tidak membentuk ikatan hidrogen antar
molekulnya karena pada gugus – CN tidak memiliki atom H yang dapat
membentuk ikatan hidrogen dengan N.
c. Nomenklatur senyawa nitril ( tatanama senyawa )
d. Reaksi -reaksi senyawa nitril

4. Senyawa Anhidrida Asam


a. Klasifikasi anhidrida asam
Anhidrida asam merupakan suatu senyawa organik yang memiliki dua gugus asil
yang terikat pada atom oksigen yang sama.[1] Jenis anhidrida asam organik yang
umum adalah anhidrida karboksilat, di mana asam induknya adalah asam
karboksilat, rumus kimia yang umum pada senyawa ini adalah (RC(O))2O.
Anhidrida asam simetris pada jenis ini dinamai dengan mengganti kata asam pada
nama asam karboksilat induknya dengan kata anhidrida.[2] Karenanya,
(CH3CO)2O disebut sebagai anhidrida asetat. Anhidrida asam campuran (atau
tidak simetris), seperti anhidrida asetat format (lihat di bawah), juga dikenal.
Anhidrida karboksilat dengan warna biru menandakan gugus fungsional.
Satu atau kedua gugus asil pada anhidrida asam mungkin juga dapat berasal dari
asam organik yang lain, seperti asam sulfonat atau asam fosfonat. Satu gugus asil
pada anhidrida asam dapat pula berasal dari asam anorganik seperti asam fosfat.
Anhidrida campuran 1,3-bisfosfogliserat merupakan suatu zat antara pada
pembentukan ATP melalui glikolisis,[3] adalah suatu anhidrida campuran antara
asam 3-fosfogliserat dan asam fosfat. Oksida asam juga terkadang dikelompokkan
sebagai suatu anhidrida asam.
Anhidrida Asam Karboksilat
Asam anhidrida mempunyai dua molekul asam karboksilat di mana sebuah
molekul airnya dihilangkan. (Anhidrida berarti ”suatu senyawa tanpa air”).
Misalnya dua molekul asam etanoat dan menghilangkan satu molekul air maka
didapat anhidrida etanoat (nama lama: anhidrida asetat).
b. Sifat-sifat fisik senyawa anhidrida asam

c. Nomenklatur seyawa anhidrida asam (tatanama senyawa )


Pemberian nama untuk anhidrida asam cukup mengambil nama asam induk, dan
mengganti kata “asam” dengan “anhidrida”. “Anhidrida” berarti “tanpa air”.
Dengan demikian, asam etanoat akan menjadi anhidrida etanoat; asam propanoat
menjadi anhidrida propanoat, dan seterusnya. Untuk anhidrida asam yang tidak
simetri penamaanya dilakukan secara alfabetik.
Pembuatan Anhidrida
Salah satu pengeculian, anhidrida asam tidak dapat dibentuk langsung dari asam
karboksilat induknya, tapi harus dibuat dari derivat asam karboksilat yang lebih
reaktif. Ada dua cara pembuatan anhidrida, yang pertama menggunakan klorida
asam dan suatu karboksilat. Yang kedua dengan mengolah asam karboksilat dan
anhidrida asam asetat, reaksinya reversibel. Letak kesetimbangan dapat di geser
ke kanan dengan menyuling asam asetat segera setelah asam ini terbentuk.
d. Reaksi-reaksi senyawa anhidrida
Anhidrida asam tidak bereaksi dengan natrium klorida atau natrium bromida hal
ini karena ion halida merupakan basa yang lebih lemah dari pada ion karboksilat.
Karena dengan adanya ion halida sebagai basa yang lebih lemah, akan mengusir
substituen dari intermediate tetrahedral.
Anhidrida asam bereaksi dengan alkohol membentuk ester dan suatu asam
karboksilat, dengan air membentuk dua karboksilat yang sama dan dengan amina
membentuk suatu amida dan ion karboksiat. Dalam setiap reaksi, adanya nukleofil
akan dilepaskan proton karena merupkan basa yang lebih kuat dari pada ion
karboksilat. Pada reaksi antara amina dengan anhidrida, dua senyawa ekuivalen
dari amina atau satu amina ditambah dengan amina tersier seperti piridin harus
digunakan untuk bereaksi dengan proton yang dihasilkan dari reaksi.
Reaksi Anhidrida Asam dengan Amonia dan Amina Primer
Amonia dan amina primer masing-masing mengandung sebuah gugus -NH2. Pada
amonia, gugus ini terikat pada sebuah atom hidrogen sedangkan pada amina
primer terikat pada sebuah gugus alkil (disimbolkan dengan “R” pada gambar
berikut) atau pada sebuah cincin benzen.
Reaksi dengan asil klorida
Etanoil klorida sebagai asil klorida sederhana dapat digunakan sebagai contoh,
reaksi umum antara klorida etanoil dengan sebuah senyawa XNH2 (dimana X
adalah hidrogen, atau sebuah gugus alkil, atau sebuah cincin benzen).
Setiap reaksi pada awalnya akan menghasilkan gas hidrogen klorida – hidrogen
berasal dari gugus -NH2, dan klorin berasal dari etanoil klorida. Komponen lain
yang tersisa semuanya bergabung menjadi satu struktur. Tetapi amonia dan amina
adalah asam, dan bereaksi dengan hidrogen klorida menghasilkan sebuah garam.
Reaksi dengan ammonia
Pada reaksi tersebut, “X” dalam persamaan di atas adalah sebuah atom hidrogen.
Sehingga pada contoh pertama akan diperoleh asam etanoat dan sebuah senyawa
organik yang disebut sebagai amida. Amida mengandung sebuah gugus -CONH2.
Dalam reaksi antara anhidrida etanoat dengan amonia, amida yang terbentuk
disebut etanami

Anda mungkin juga menyukai