Pembakaran Benzena :
C6H6 + 15/2 O2 ——- 6CO2 + 3H2O + Energi
Sifat -sifat fisik hidrokarbon aromatik
Sifat Hidrokarbon Aromatik termasuk bahwa sumber utama mereka adalah Minyak
dan batubara. Mereka terkenal karena sifat fisik dan kimianya yang luar biasa.
Hidrokarbon poli-aromatik didefinisikan sebagai senyawa aromatik dengan lebih dari
satu benzena. Ketika mereka termasuk dalam polusi atmosfer maka itu dikenal
sebagai karsinogenik alami.
Senyawa aromatik juga termasuk asam amino dan prekursor nukleotida. Yang larut
dalam air mereka dikenal sebagai hidrokarbon non-polar. Hidrokarbon ini tidak dapat
membentuk ion atau ikatan-H dengan molekul air. Mereka biasanya tidak reaktif
karena stabilitas ekstra dan untuk banyak reaksi organik dan anorganik banyak
digunakan sebagai pelarut inert.
Rasio untuk karbon-hidrogen tinggi. Mereka terlahir dengan nyala kuning jelaga
karena adanya kandungan karbon tinggi.
Mereka melalui reaksi substitusi elektrofilik dan substitusi aromatik nukleofilik.
Hidrokarbon memiliki banyak ikatan tidak jenuh di alam seperti alkena dan alkena.
Mereka cenderung memberikan reaksi tambahan karena ketidakjenuhan ini.
Karena resonansi dan memberikan reaksi substitusi elektrofilik karakteristik
hidrokarbon aromatik stabil. Cincin karbon bertindak sebagai nukleofil dalam reaksi
ini dan untuk membentuk produk pengganti, serangan elektrofil terhadap benzena.
Dengan elektrofil yang akan datang, salah satu atom-H cincin disubstitusi karena
produk ini juga memiliki stabilitas dan aromatik. Di sisi yang berlawanan dalam
reaksi adisi, senyawa aromatik dapat kehilangan aromatisitasnya sehingga mereka
tidak memilih untuk memberikan reaksi seperti itu.
Aromatik yang paling sederhana adalah Benzena (C6H6)
c. Nomenklatur senyawa hidrokarbon aromatic ( tatanama senyawa )
d. Reaksi -reaksi senyawa hidrokarbon aromatic
2. Senyawa Adelhida
a. Klasifikasi senyawa aldehida
Aldehida adalah setiap dari kelas senyawa organik, dimana atom karbon
berbagiikatan ganda dengan atom oksigen, ikatan tunggal dengan atom hidrogen, dan
ikatan tunggal dengan atom lain atau kelompok atom (disebut R dalam rumus kimia
umum dan diagram struktur). Ikatan rangkap antara karbon dan oksigen adalah
karakteristik dari semua aldehida dan dikenal sebagai gugus karbonil. Banyak
aldehida memiliki bau yang menyenangkan, dan pada prinsipnya, mereka yang
berasal dari alkohol oleh dehidrogenasi (pengangkatan hidrogen), proses yang
menjadi asal nama aldehida. Aldehida menjalani berbagai macam reaksi kimia,
termasuk polimerisasi. Kombinasi mereka dengan jenis lain dari molekul
menghasilkan apa yang disebut polimer kondensasi aldehida, yang telah digunakan
dalam plastik seperti Bakelite dan bahan laminasi meja Formika. Aldehida juga
berguna sebagai pelarut dan bahan-bahan parfum dan sebagai perantara dalam
produksi pewarna dan obat-obatan.
Beberapa senyawa yang memiliki gugus karbonil antara lain aldehid, keton, asam
karboksilat, dan ester. Aldehid adalah salah satu kelompok senyawa karbonil yang
memiliki gugus karbonil yang berikatan dengan atom hidrogen pada ujung rantai
induknya.
Aldehid merupakan salah satu kelompok senyawa karbon yang memiliki gugus
karbonil.
Gugus tersebut terletak di ujung rantai karbon induk yang diakhiri dengan atom
hidrogen.
Berdasarkan contoh tersebut, atom karbon pada gugus karbonil dihubungkan dengan
satuatom hidrogen dan satu gugus alkil (R) atau aril (Ar), dengan rumus umum R–
COH.
b. Nomenklatur senyawa adelhida ( tatanama senyawa )
Aldehid sudah dikenal sejak lama sehingga penataan nama menggunakan nama trivial
sering dipakai. Menurut sistem IUPAC, nama aldehid diturunkan dari nama alkana
dengan mengganti akhiran –a menjadi –al. Oleh karena itu, aldehid disebut juga
alkanal. Tata nama pada aldehid sama dengan tata nama pada alkohol, rantai
terpanjang harus mengandung gugus aldehid. Contoh :
Contoh penataan nama adelhid,
Tuliskan nama senyawa aldehid berikut menurut IUPAC dan trivial.
Residu alkil yang mengikat gugus aldehid adalah suatu isopentil. Jadi, penamaan
menurut trivial dan IUPAC adalah
Trivial: isopentilaldehid
IUPAC: 4-metilpentanal
a) Dengan pereaksi fehling. Aldehid yang dioksidasi oleh pereaksi (CuO) akan
menghasilkan endapan merah bata.
b) Dengan pereaksi tollens. Aldehid yang dioksidasi oleh pereaksi Ag(NH3)2OH
akan menghasilkan endapan perak.
c) Dengan oksidator KMnO4 end style atau K2Cr2O. Aldehid yang dioksidasi oleh
KMnO4 atau K2Cr2O akan menghasilkan senyawa asam karboksilat.
Jadi, sifat fisika aldehid adalah titik didihnya relatif tinggi dan larut dalam air,
sedangkan sifat kimianya adalah dapat mengalami reaksi reduksi dan oksidasi.
3. Senyawa Nitril
a. Klasifikasi senyawa nitril
tentang senyawa asam karboksilat, maka nantinya kalian akan belajar mengenai
senyawa turunannya. Salah satu turunan asam karboksilat adalah nitril yaitu senyawa
yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan asam karboksilat.
Nitril mengandung gugus – CN atau yang disebut dengan gugus siano atau siabida
sianida dimanan C dan N berikatan rangap tiga.
Rumus umum senyawa nitril : R – C ≡
HCN juga mengandung gugus – CN tetapi senyawa ini bukanlah golongan senyawa
organik nitril. Jadi syarat untuk R bisa menjadi senyawa nitril adalah kecuali H.
a) Bagaimanan menamai senyawa nitril?
Secara IUPAC, nitril diberi nama sesuai dengan aturan berikut :“ Nama alkana
+ nitril”Nama alkanannya diberi nama sesuai dengan jumlah atom karbon
yang terdapat pada gugus – R + satu karbon pada gugus – CN nya.
Contoh :
CH3CN =etananitril
CH3CH2CH2CN =butananitril
gugus R nya adalah senyawa benzena, maka karbon pada gugus – CN nya
tidak dihitung sebagai nama alkanan, melainkan disebutkan saja sebagai
“karbo”.
Contoh :
Sedangkan nama trivial dari senyawa nitril mengikuti nama trivial asam
karboksilatnya tetapi dengan menghilangkan kata asam dan mengganti akhiran
–at dengan –onitril.
Contoh :
CH3CN =asetonitril
CH3CH2CH2CN =butironitril
Jika senyawa nitrilnya memiliki cabang, maka untuk menamainya kita harus
tentukan terlebih dahulu rantai induknya yaitu rantai terpanjang yang
mengandung gugus CN. Penomoran dimulai dari atom C gugus CN.
Contoh :
Nama : 4-metil-heksananitril
CH3CHCH2CH2CH2CHCH2CN
CH3 O
Nama : 7-metil-3-hidroksioktananitril