Asriadi Yusyuliana
ca h a ya
R CH2 + Br2 R CH 2 + HBr
H Br
Reaksi-reakasi ini dapat dengan mudah dikenal dengan hilangnya warna brom dan
terbentuknya hidrogenbromida (Tim Dosen, 2016: 19).Alkana mempunyai rumus
umum CnH2n+2.Ciri penting dari molekul hidrokarbon jenuh karena mengandung
jumlah maksimum atom hidrogen yang dapat berikatan dengan sejumlah atom
karbon yang ada (Chang, 2004: 332). Jadi dapat disimpulkan bahwa Alkana
mempunyai rumus umum CnH2n+2 dan termasuk kedalam hodrokarbon jenuh
sedangkan Alkena memilki rumus umum CnH2n+2 dan merupakan senyawa
hidrokarbon tak jenuh.
Gugusan atom tertentu pada beberapa molekul organik lebih reaktif dan
memiliki sifat-sifat kimia yang khas.Gugus fungsional adalah bagian reaktif dari
molekul organik yang melangsungkan reaksi dan hasilnya dapat diramalkan.
Misalnya, ikatan –C=C dalam senyawa alkena bereaksi dengan Br2 dan HBr
pada reaksi adisi. Oleh karena itu, ikatan C=C tergolong gugus fungsional.
Banyak gugus fungsional yang mengandung atom selain atom karbon dan
memiliki pasangan-pasangan elektron bebas pada atom tersebut.Pasangan elektron
bebas ini memberikan sumbangan terhadap kerektifan gugus-gugus fungsional
(Sunarya, 2013: 466-467).Senyawa organik dibangun terutama oleh karbon dan
hidrogen, dan dapat mengandung unsur-unsur lain seperti nitrogen, oksigen,
fosfor, halogen dan belerang.Sebutan kimia organik ini berasal dari kesalah
pahaman bahwa semua senyawa-senyawa organik pasti berasal dari organisme-
organisme hidup, namun telah dibuktikan bahwa ada beberapa perkecualian (Tim
Penyusun, 2011: 370). Jadi dapat disimpulkan bahwa Gugus fungsional adalah
bagian reaktif dari molekul organik.
Hidrokarbon alifatik yang mengandung tidak ikatan rangkap disebut
hidrokarbon jenuh (alkana) dan yang mengandung ikatan rangkap disebut
hidrokarbon tak jenuh (alkena dan alkuna). Hidrokarbon siklik yang jenuh disebut
sikloheksana (Syukri, 1999: 687). Hidrokarbon jenuh hanya mengandung ikatan
tunggal karbon-karbon, hidrokarbon tak jenuh mengandung ikatan karbon-karbon
ganda dua atau ganda tiga, sedangkan hidrokarbon aromatic adalah kelompok
senyawa siklik tak jenuh namun sifatnya berbeda dengan alkena. Sifat dari
kelompok senyawa ini secara umum dicirikan oleh benzene (Tim Dosen, 2013: 1).
Hidrokarbon gugus alkana yang memiliki rantai jenuh dapat dihasilkan dari
dekarboksilasi dan pemisahan rantai karbon-karbon dari asam lemak yang lebih
tinggi. Golongan alkena dapat berasal dari dekarboksilasi dan pemisahan rantai-
rantai karbon asam lemak (Pratama, 2013: 63). Jadi dapat disimpulkan bahwa
berdasarkan jumlah ikatannya hidrokarbon dibagi menjadi yaitu hidrokarbon
jenuh dan tidak jenuh dimana hidrokarbon jenuh adalah hidrokarbon yang tidak
mengandung ikatan rangkap sedangkan hidrokarbon tak jenuh mengandung ikatan
rangkap.
Alkohol dan fenol merupakan senyawa kimia yang memiliki gugus fungsi
hidroksil dan kedua senyawa ini memungkinkan terjadinya ikatan hidrogen antar
molekul-molekulnya dan senyawa lain yang sejenis dengan air. Itulah sebabnya,
kedua senyawa ini mempunyai kelarutan yang besar dalam air, terutama sekali
senyawa-senyawa homolog yang yang rendah dari golongan tersebut.Fenol lebih
asam dari pada alkohol dan dapat diubah menjadi garam natrium bila direaksikan
dengan larutan NaOH (Tim Dosen, 2016: 20-21).Semua alkohol mengandung
gugus fungsi hidroksil, OH.Alkohol merupakam asam yang sangat lemah,
alkohol tidak bereaksi dengan basa kuat, seperti NaOH.Logam alkali bereaksi
dengan alkohol menghasilkan hidrogen (Chang, 2004: 351). Jadi dapat
disimpulkan bahwa alkohol dan fenol adalah senyawa yang memiliki gugus fungsi
hidroksil dan dapat membentuk ikatan hidrogen antar molekulnya.
Alkohol dapat digolongkan ke dalam alkohol primer, sekunder, dan tersier
bergantung pada posisi gugus hidroksil
(ungu)
aseton 15 menit
- tidak bereaksi,
larutan tetap
5 mL fehling A dan B + 5 tetes berwarna biru tua
sikloheksanon5 mL 15 menit
- tidak bereaksi,
larutan tetap
berwarna biru tua
G. PEMBAHASAN
1. Senyawa Jenuh Dan Tak Jenuh
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa yang hanya karbon dan
hidrogen yang dapat dibedakan atas hidrokarbon jenuh dan hidrokarbon tak jenuh.
Alkana digolongka sebagai hidrokarbon jenuh, sedangkan alkena, alkuna dan
senyawa aromatik termaksud senyawa tak jenuh.
Percobaan kali ini digunakan larutan alkana (n-heptana), sikloheksena, dan
benzena untuk menguji ketidakjenuhan suatu senyawa. Larutan penguji yang
digunakan adalah KMnO4. KMnO4 digunakan sebagai larutan penguji karena
merupakan agen pengiksidasi yang mampu mengoksidasi ikatan rangkap karbon-
karbon, dan berlangsung melalui perubahan warna larutan. Dari hasil pengamatan
tabung satu yang berisi larutan n-heptana tidak berwarna yang ditambahkan
dengan larutan KMnO4 berwarna ungu tidak mengalami perubahan warna yaitu
tetap berwana ungu kehitaman. Hasil yang diperoleh ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa alkana tidak bereaksi dengan kebanyakan asam, basa,
pengoksidasi atau pereduksi, dan alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh
yang tidak memiliki ikatan rangkap.
Tabung II berisi larutan sikloheksana tidak berwarna yang dicampur
dengan larutan KMnO4 berwarna ungu menghasilkan larutan berwarna bening dan
endapan berwarna coklat kehitaman. Hasil ini menunjukkan bahwa sikloheksena
dapat bereaksi dengan KMnO4 dan telah sesuai dengan teori yang ada. Dalam
teori dinyatakan bahwa alkena lebih mudah dioksidasi dengan larutan kalium
permanganat mengasilkan senyawa glikol yaitu senyawa dengan dua gugus
hidroksil yang berdampingan yang ditandai dengan perubahan warna ungu dari
permanganat menjadi endapan coklat mangan dioksida. Dari pernyataan ini dapat
ditarik kesimpulan bahwa sikloheksena merupakan golongan alkena yang
merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh.
Tabung III berisi larutan benzena yang dicampur denga larutan KMnO 4
tidak mengalami perubahan warna yaitu tetap berwarna ungu. Hasil ini
menunjukkan benzena tidak bereaksi dengan KMnO4 dan hal ini telah sesuai
dengan teori karena meskipun benzena termaksud senyawa tak jenuh, namun tidak
mengalami reaksi-reaksi seperti alkena. Benzena tidak mudah mengalami oksidasi
dan lebih mudah substitusi daripada adisi sehingga diperlukan perlakuan khusus
seperti pemanasan agar dapat mengalami reaksi adisi yang karakteristiknya
memiliki reaksi substitusi sehingga cincin benzena yang memilki gugus alkil
dapat dioksidasi dengan tempratur yang lebih tinggi dan dengan katalis lain.
Adapun reaksinya
C7H16 + KMnO4
1.
4 H2O
+ KMnO4 3 + 2 MnO4 + 2 KOH
2.
(coklat) (Coklat)
3. + KMnO4
+ H2O
etilen glikol
b). Reaksi Fenol Dengan Besi (III) Klorida
Fenol dan senyawa yang mengandung gugus hidroksil terikat pada suatu
karbon tak jenuh (enol) memberikan warna merah jambu, ungu, atau hijau
bergantung pada struktur berikan warna merah jambu, ungu, atau hijau
bergantung pada struktur fenol atau enol dengan besi (III) klorida. inifenol atau
enol dengan besi (III) klorida. Ini disebabkan oleh terbentuknya senyawa
kompleks dengan besi, sedangkan alkohol tidak bisa bereaksi.
Percobaan ini menggunakan FeCl3 sebagai larutan penguji bertujuan untuk
menguji keberadaan gugus hidroksil yang terikat pada suatu karbon tak jenuh. Uji
positif pada reaksi ini ditandai dengan perubahan warna larutan. Tabung I yang
berisi H2O yang ditambahkan dengan fenol dan FeCl 3 berwarna kuning muda
menghasilkan larutan berwarna ungu bening. Hasil ini sesuai dengan teori yang
ada yaitu bahwa jika suatu fenol direaksikan dengan FeCl3 memberikan perubahan
warna yang bergantung pada struktur fenol. Reaksi ini terjadi pada larutan fenol
karena fenol mengandung gugus hidroksil yang terikat pada suatu karbon tak
jenuh yaitu pada cincin benzenanya sehingga membentuk senyawa kompleks.
Tabung II berisi H2O yang ditambahkan dengan 2-propanol dan FeCl3
berwarna kuning tidak mengalami perubahan warna yaitu tetap berwarna kuning.
Hal ini telah sesuai dengan teori yang ada karena 2-propanol merupakan alkohol
dan kita ketahui bahwa gugus pada alkohol terikat pada karbon jenuh, bukan pada
karbon tak jenuh. Tabung III berisi larutan H2O yang ditambahkan dengan
resorsinol yang berwarna coklat dan FeCl3 berwarna kuning juga tidak mengalami
perubahan warna yaitu tetap berwarna coklat sesuai dengan warna resorsinol.
Hasil ini telah sesuai dengan teori yang ada karena resorsinol juga merupakan
alkohol yang gugus hidroksilnya terikat pada karbon jenuh. Adapun reaksinya
yaitu:
OH
a. + FeCl3 O
+ 3HCl
3 Fe
O O
Fenol
b. C H 3 CH C H 3
+ FeCl3
OH
2-propanol
OH
c.
6 + 2 FeCl3
OH
Resorsinol
3. Aldehid Dan Keton
a.. Uji Fehling
Aldehid dan keton dapat diidentifikasi dengan cara uji fehling yang
dimana dengan terbentuknya endapan merah bata pada larutan jika dipanaskan.
Pada percobaan ini tabung reaksi yang berisi fehling ditambahkan formaldehid
menghasilkan larutan berwarna biru muda dan terdapat endapan, yang dimana
endapan tersebut berwarna merah bata pada dinding tabung saat dipanaskan. Hal
ini sesuai dengan teori karena formaldehid merupakan aldehid yang dioksidasi
menjadi Cu yang mampu mengubah C-H menjadi C-O.adapun rekasinya yaitu:
R-CHO + 2CuO → R-COOH + Cu2O
Tabung reaksi yang berisi fehling kemudian ditambahkan dengan sikloheksanon
menghasilkan larutan yang tetap berwarna biru, hal ini menandakan bahwa
sikloheksanon tidak bereaksi karena merupakan keton yang tidak memiliki atom
hidrogen yang terikat pada atom karbonil sehingga tidak dapat bereaksi.
Reaksinya yaitu :
O
+ 2 Cu2+ -
+ 5 OH
Anam Choirul, Sirojudin, K Sofjan Firdausi. 2007. Analisis Gugus Fungsi Pada
Sampel Uji, Bensin dan Spritus Menggunakan Metode Spektroskopi
Ftir. Berkas Fisika. Vol. 10.No. 1.
Langi, Pricilia Veronica. 2013. Isolasi dan Identifikasi Senyawa X Ekstrak Etanol
Biji Kenari (Canarium Indicum L) yang Diperoleh dari Pasar di Manado.
Calyptras (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya). Vol.2, No.1
Putra Eka Pramana Wayan I, Sri Rahayu Santi, dan Ni Luh Rustinih. 2016. Isolasi
dan Identifikasi Senyawa Sitotoksik Daun Nagasari (Calophyllum
nagasariu, Burm. F.) Terhadap Larva Artemia Salina Leach.Jurnal
Kimia. Bali.
Tim Dosen Kimia Organik. 2016. Penuntun Pratikum Kimia Organik I. Makassar.
UNM.
O NHOH NOH
OH
d.
+NH2 H2O
sikloheksanon
e. 2-propanon
+ 4I + 3HI
j. Benzaldehid ( )
k. Sikloheksanon (C6H11O)
l. Larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 10%
m. 1-Propanol (CH3CH2CH2OH)
n. 2-Propanol (CH3CH(OH)CH3)
o. n-Butil Alkohol (CH3CH2CH2CH2OH)
p. tert-Butil Alkohol (CH3)3COH
q. Etilen Glikol ( )
r. Asam Asetat Glasial (CH3COOH)
s. Larutan FeCl3 (Besi (III) Klorida)
t. Pipa Kapiler
u. Reagen Benedict/Fehling
v. Larutan Perak Nitrat ( AgNO3)
w. Larutan NH3OH (Amonia Hidroksida) 2%
x. Larutan Heptaldehid/Heptanal (C7H14O)
y. FenilHidrazin
C. Prosedur Kerja
1. Senyawa Jenuh dan Tak Jenuh
Reaksi Hidrokarbon dengan brom
d) Pembuatan Oksim
Makassar, 30 Mei 2016
Asisten Praktikan
Yusyuliana Rismawati