DISUSUN
OLEH:
ANDI SYAHRIL /4022022005
FERA YUGISTA /4022022014
IRMA YUNITA /4022022024
INDAR /4022022023
SUCIATI /4022022062
UNUN KHARUNNISA /4022022068
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya
penulisan laporan yang berjudul ‘’ IDENTIFIKASI SENYAWA
HIDROKARBON DAN SENYAWA ORAGNIK JENUH DANTIDAK JENUH
ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Kimia Organik.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa banyak kekurangan baik pada
teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan laporan ini.
Kimia organik menyentuh kehidupan kita sehari-hari. Dalam hal ini kita
dikelilingi oleh senyawa organik, bahkan hampir semua reaksi dalam hidup kita
melibatkan senyawa organik. Sehingga pengetahuan tentang kimia organik
sangatlah penting. Penyusun utama materi hidup yaitu : protein, karbohidrat,
lemak ( lipid ), asam nukelat (RNA dan DNA), membran sel, enzim, dan hormon
adalah senyawa organik.
Secara umum kimia organik adalah suatu ilmu dari cabang ilmu kimia
yang mempelajari seyawa-senyawa dari karbon (C) dan hidrogen (H) beserta
turunannya, turunan senyawa organik yang biasa terdapat yaitu senyawa yang satu
atom H-nya diganti dengan nitrogen (N), halogen (Cl, Br, dan l), ataupun oksigen
(O). Senyawa organik yang hanya mengandung atom hidrogen dan karbon disebut
hodrokarbon.
Hidrokarbon dibagi menjadi dua bagian yaitu hidrokarbon alifatik dan
hidrokarbon siklik. Hidrokarbon alifatik dibagi menjadi dua bagian yaitu alifatik
jenuh (senyawa alkana) dan alifatik tak jenuh (senyawa alkena dan alkuna),
sedangkan hidrokarbon siklit terbagi menjadi tiga bagian yaitu siklit jenuh (siklo
alkana), siklik tak jenuh (sikloalkena), dan siclik aromatik (benze).
Sifat fisik yang dimiliki oleh hidrokarbon disebabkan oleh sifat non polar
dari senyawa tersebut. Umumnya hidrokarbon tidak dapat bercampur dengan
pelarut polar seperti air atau etanol, sebaliknya hidrokarbon dapat bercampur
dengan pelarut yang relatif non polar seperti karbon tetra non klorida (CCl ) atau
diklorometana (CH CI). Reaktifitas kimia senyawa hidrokarbon ditentukan oleh
jenis ikatannya. Hidrokarbon jenuh (alkana) tidak relatif terhadap sebagian besar
pereaksi, dan hidrokarbon tak jenuh (alkena dan alkuna), dapat mengalami reaksi
adisi pada ikatan rangkap dua atau rangkap tiganya, sedangkan senyawa aromatic
biasanya mengalami reaksi substitusi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara mengetahui kelarutan dari hidrokarbon alifatis dan
aromatis
2. Bagamana cara mengetahui perubahan reaksi yang terjadi
C. TUJUAN
1. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui kelarutan dari hidrokarbon
alifatis dan aromatis
2. Mengamati secara seksama perubahan reaksi yang terjadi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. DASAR TEORI
Sifat fisik yang dimiliki hidrokarbon disebabkan oleh sifat non polar dari
senyawa tersebut. Umumnya hidrokarbon tidak dapat bercampur dengan pelarut
polar seperti air atau etanol. Sebaliknya , hidrokarbon dapat bercampur dengan
pelarut yang relative non polar seperti karbon tetraklorida (CCl 4) atau
diklorometana (CH2Cl2). Reaktivitas kimia senyawa hidrokarbon ditentukan oleh
jenis ikatannya . Hidrokarbon jenuh (alkana) tidak reaktif terhadap sebagaian
besar pereaksi. Hidrokarbon tak jenuh (alkena dan alkuna ) dapat mengalami
reaksi adisi pada ikatan rangkap dua atau rangkap tiganya. Senyawa aromatic
biasanya mengalami reaksi subtitusi . (Anonim, 2012)
Senyawa berbobot molekul rendah berwujud gas dan cair, dan zat yang
berbobot molekul tinggi berwujud padat. Alkana merupakan zat nonpolar, zat
yang tak larut dalam air dengan kerapatan zat cair kurang dari 1,0 g/ml. Selain
alkana juga ada alkena yaitu hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih ikatan
rangkap dua karbon–karbon. Senyawa ini dikatakan tidak jenuh karena tidak
mempunyai jumlah maksimum atom yang sebetulnya dapat ditampung oleh setiap
karbon. (Petrucci, 1987)
Alkana kadang kala diacu untuk parafin (Latin prum affinis) yang berarti
memiliki afinitas rendah. Hal ini sesuai dengan sifat alkana, yaitu memiliki
afinitas yang rendah terhadap senyawa lain, dan relative inert. Meskipun
demikian, alkana dapat bereaksi dengan senyawa lain dalam kondisi yang sesuai.
Alkana bereaksi dengan oksigen selama proses pembakaran, produknya adalah
karbondioksida dan air serta membebaskan sejumlah energi dalam bentuk panas.
Contohnya metana (gas alam) bereaksi dengan oksigen menurut reaksi.
(Fessenden dan Fessenden, 1982)
b. alkena
Alkena merupakan senyawa hidrokarbon yang mengandung ikatan
rangkap karbon-karbon. Alkena terdapat dalam jumlah berlebih da alam. Etilena,
sebagai contohnya adalah hormon tanaman yang memacu pematangan buah, dan
α-pinen adalah senyawa terbanyak dalam turpentin. Contoh lainnya adalah beta
karoten, mengandung sebelas ikatan rangkap dua, merupakan pigmen warna
kuning yang mewarnai wortel. Beta karoten meupakan vitamin pro vitamin A
(Fessenden dan Fessenden, 1982).
Sifat dari alkena hampir sama dengan sifat alkana. Perbedaannya dengan
alkana karena adanya ikatan π yang kurang stabil menyebabkan alkena dengan
jumlah atom karbon yang sama dengan alkana baik titik didih maupun titik
leburnya lebih kecil dari alkana (Fessenden dan Fessenden, 1982).
c. alkuna
Alkuna adalah hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap tiga karbon.
Kedua kelompok senyawa ini disebut hidrokarbon tak jenuh karena memiliki
atom hydrogen perkarbon lebih seidikit dibanding dengan alkane, alkena yang
memiliki percabangan akan mengalami penururna seikit titik didih (Marsuali,
2004).
C. PROSEDUR KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu
2. Pada pengamatan hidrokarbon alifatis pertama kita mengambil cairan
H₂SO₄ sebanyak 5 ml kedalam gelas beaker, lalu kita menambahkan
parafin sebanyak lima tetes kedalam cairan H₂SO₄ tadi dan kita harus
mengamati setiap perubahan yang terjadi dari setiap tetesan yang diberikan
pada cairan H₂SO₄ dari parafin.
3. Pada pengamatan hidrokarbon alimatis pertama kita mengambil cairan
aquadest sebanak 5 ml, kedalam gelas ukur setelah itu kita menambahkan
Alkohol kedalam aquadest sebanyak 5 ml, dan setelah itu setelah lima
menit kita mengamati perubahan awal hingga perubahan akhir yang terjadi
pada proses penambahan cairan aquadest dan alkohol.
4. Dan catatlah hasil pengamatan.
D. BAGAN ALIR
Proses pencampuran
bahan
Mencatat hasil
pengamatan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHSAN
A. HASIL
N PENAMBAH
BAHAN SAMPEL PENGAMATAN
O AN REAKSI
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Identifikasi Hidrokarbon. http://praktikum-
organik.blogspot.com/2012/10/percobaan-3-identifikasi-
hidrokarbo.html.
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik.
Jakarta: Bina Aksara
Fessenden R.J., dan Fessenden, J.S., 1982. Dasar-dasar Kimia Organik.
Binarupa Aksara, Jakarta
Iskandar, Aomi. Laporan Kimia Organik Senyawa-Senyawa Hidrokarbon.
https://www.academia.edu/18777019/laporan_praktikum_kimia_org
anik_senyawa-senyawa_hidrokarbon. (Jurnal Sumber)
Marsuali, M., 2004. Kandungan Bahan Organik, n-Alkana, Aromatik,
dan Total Hidrokarbon dalam Sedimen di Perairan Raha
Kabupaten Muna. Sulawesi Tenggara, Makara Sains, Universitas
Khairun, Ternate. Indonesia.
Mudhoddaq, M., dan Sentosa, B., 2012. Deteksi Lapisan Hidrokarbon dengan
Metode Inversi Impedansi Akustik dan EMD (Emperical Mode
Decompostion) Pada Formasi Air Benakat Lapangan “X”. ITS, Surabaya.