Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM II

KIMIA ORGANIK

IDENTIFIKASI SENYAWA HIDROKARBON DAN SENYAWA


ORGANIK JENUH DAN TIDAK JENUH

Nama Pembimbing : Fadliah Almaida, S.T., M.T

Kelompok 1

Fina : 4022022015
Min ismy vistarayu : 4022022024
MuhammadIfdal : 4022022014
Widia astuti : 4022022072
Nurmala sari : 4022022037

PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
POLITEKNIK BOMBANA
TAHUN
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Pada awal abad ke-19 orang meyangka bahwa zat-zat dalam tumbuh-tumbuhan
dibentuk oleh sesuatu yang gaib dan belum diketahui sifat-sifatnya.Kemudian
kepercayaan ini lambat laun hilang dan pada tahun 1828 seorang ahli kimia, Fiedrich
Mohler yang dapat membuat ureum dari zat-zat anorganik.Selain tumbuh-tumbuhan
dan hewan, masih ada sumber senyawa hidrokarbon yang kompleks misalnya, gula,
amilum, protein, glukosida, antibiotika, minyak, lemak dan lain-lain. Dari batu bara
diperoleh kokas, gas batu bara yang mengandung berbagai senyawa organic. Minyak
bumi merupakan campuran senyawa-senyawa karbon, terutama hidrokarbon.Tujuan
dilakukannya percobaan ini untuk mengetahui sifat-sifat hidrokarbon dan dapat
menentukan reakivitas kmia berdasarkan jenis hidrokarbon (jenuh, tak jenuh dan
aromatik).

Prinsip pada percobaan ini adalah mengetahui sifat-sifat hidrokarbon dan dapat
menentukan reakivitas kmia berdasarkan jenis hidrokarbon (jenuh, tak jenuh dan
aromatik) dengan cara memisahkan senyawa hidrokarbon menggunakan metode sifat
fisika dan kimia. Metode pada sifat fisika, kelarutan dan densitas dalam air dan
kelarutan dan densitas dalam dietil eter. Sedangkan dalam metode kimianya dengan
cara pembakaran, uji bromin, uji KMnO4 dan uji H2SO4. Identifikasi ini bermanfaat
untuk sintesis obat-obatan, pendayagunaan bahan bakar, proses pembuatan sabun,
plastik dan lain-lain.

Hidrokarbon merupakan persenyawaan organik yang paling sederhana yang


hanya terdiri dari atom karbon dan atom hidrogen. Meskipun secara biologis
persenyawaan-persenyawaan hidrokarbon tidak penting, akan tetapi persenyawaan-
persenyawaan biologis dapat dipandang sebagai turunan dari hidrokarbon
(hidrokarbon dipandang sebagai persenyawaan induk). Keluarga hidrokarbon dapat
dilukiskan oleh gambar berikut:
Hidrokarbon

Hidrokarbon alifatik Hidrokarbon siklik

(lingkaran)

Alkana Alkena Alkuna Jenuh Tak jenuh

(siklo alkana) (hidrokarbon


aromatik)

rendah berbentuk gas. Karena sifat non-polarnya maka hidrokarbon akan mudah
larut dalam pelarut-pelarut berpolaritas rendah seperti karbontetrakhlorida,
khloroform, benzena, dan eter; selain itu hidrokarbon mempunyai kerapatan yang
lebih kecil dari air.

2.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari peraktikum identifikasi senyawa hidrokarbon


dan senyawa organic jenuh dan tidak jenuh:

1. Bagaimana mengetahui kelarutan dari hidokarbon alifatik dan aromatis?


2. Bagaimanakah perubahan reaksi yang terjadi pada larutan yang diamati?

2.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum identifikasi senyawa hidrokarbon dan senyawa
organic jenuh dan tak jenuh yaitu:
1. Mampu memahami kelarutan dari hidrokarbon alifatik dan aromatis.
2. Mampu memahami secara seksama perubahan reaksi yang terjadi pada
larutan.

2.4 Manfaat
Manfaat dari prakktikum ini adalah dapat mengetahui bagaimana kelarutan
hidrokarbon alifatik dan aromatis dan mampu memahami bagaimana suatu
reaksi mengalami perubahan yang terjadi pada suatu larutan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1Pengertian Senyawa Hidrokarbon

Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana.Dari


namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari
atom hidrogen dan atom karbon.Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui
senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas alam, plastik dan lain-
lain.Hidrokarbon yang paling sederhana adalah alkana, yaitu hidrokarbon yang hanya
mengandung ikatan kovalen tunggal.Hidrokarbon merupakan senyawa yang struktur
molekulnya terdiri dari hidrogen dan karbon.Molekul yang paling sederhana dari
alkana adalah metana. Metana berupa gas pada suhu dan tekanan baku, merupakan
komponen utama gas alam (Wilbraham, 1992).
Hidrokarbon alifatik ada tiga, salah satunya yaitu alkena dan alkuna. Alkena
sendiri merupakan persenyawaan hidrokarbon tidak jenuh yang mempunyai satu atau
lebih ikatan ganda dua disebut juga hidrokarbon tak jenuh. Atom-atom C yang
membuat ikatan ganda dua ini berhibridasi sp 2 . dua ikatan yang muncul dari setiap
karbon pada ikatan ganda dua karbon-karbon membentuk sudut 120. Keempat ikatan
keluar dari sepasang karbon yang berikatan ganda dua terletak pada satu bidang.
Alkena yang membawa gugus selain hidrogen pada setiap karbon pengemban ikatan
ganda dua, menunjukkan isometri geometri. Isomer geometri cis atau trans
didasarkan pada gugus substituen pada setiap karbon pengemban ikatan ganda dua,
jika keduanya pada sisi yang sama dari ikatan ganda dua dinamakan cis, dan bila
keduanya pada sisi yang berbeda disebut trans. Seperti halnya isomer struktur, isomer
geometri berbeda sifat fisis dan kimianya. Alkena juga disebut olefin. Contoh alkena
adalah etena (etilena), suatu zat “anesthetik” yang campurannya dengan udara mudah
meledak. Etilena juga diketajui berperan dalam pematangan buah-buahan
(Wilbraham, 1984).
Sifat fisik yang dimiliki hidrokarbon disebabkan oleh sifat non polar dari
senyawa tersebut.Umumnya hidrokarbon tidak dapat bercampur dengan pelarut polar
seperti air atau etanol.Sebaliknya , hidrokarbon dapat bercampur dengan pelarut yang
relative non polar seperti karbon tetraklorida (CCl4) atau diklorometana (CH2Cl2).
Reaktivitas kimia senyawa hidrokarbon ditentukan oleh jenis ikatannya .Hidrokarbon
jenuh (alkana) tidak reaktif terhadap sebagaian besar pereaksi. Hidrokarbon tak jenuh
(alkena dan alkuna ) dapat mengalami reaksi adisi pada ikatan rangkap dua atau
rangkap tiganya. Senyawa aromatic biasanya mengalami reaksi subtitusi .(Anonim,
2012).

Karbon-karbon dari suatu hidrokarbon dapat bersatu sebagai suatu rantai atau
suatu cincin.Hidrokarbon jenuh dengan atom-atomnya bersatu dalam suatu rantai
lurus atau rantai yang bercabang diklasifikasikan sebagai alkana. Suatu rantai lurus
berarti dari tiap atom karbon dari alkana akan terikat pada tidak lebih dari dua atom
karbon lain. Suatu rantai cabang alkana mengandung paling sedikit sebuah atom
karbon yang terikat pada tiga atau lebih atom karbon lain. (Fessenden, 1997).

Senyawa berbobot molekul rendah berwujud gas dan cair, dan zat yang berbobot
molekul tinggi berwujud padat. Alkana merupakan zat nonpolar, zat yang tak larut
dalam air dengan kerapatan zat cair kurang dari 1,0 g/ml. Selain alkana juga ada
alkena yaitu hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap dua karbon–
karbon. Senyawa ini dikatakan tidak jenuh karena tidak mempunyai jumlah
maksimum atom yang sebetulnya dapat ditampung oleh setiap karbon. (Petrucci,
1987)
2.2 Penggolongan Senyawa Hidrokarbon
2.2.1 berdasarkan jenis ikatan

Hidrokarbon dapat diklasifikasikan menurut macam-macam ikatan karbon yang


dikandungnya.Hidrokarbon dengan karbon-karbon yang mempunyai satu ikatan
dinamakan hidrokarbon jenuh.Hidrokarbon dengan dua atau lebih atom karbon yang
mempunyai ikatan rangkap dua atau tiga dinamakan hidrokarbon tidak jenuh
(Fessenden, 1997).

Sebagai hidrokarbon jenuh, semua atom karbon dalam alkana mempunyai empat
ikatan tunggal dan tidak ada pasangan elektron bebas.Semua elektron terikat kuat
oleh kedua atom.Akibatnya, senyawa ini cukup stabil dan disebut juga parafin yang
berarti kurang reaktif.(Wilbraham, 1992).

Hidrokarbon jenuh terdiri atas  dua kelompok utama yaitu alkana dansikloalkana.

Rumus umum senyawa alkana adalah CnH  dimana n menyatakan jumlah


atom karbon. Alkana yang paling sederhana adalah metana dengan formula
CH4. Metana ini mempunyi sifat tidak berwarna dan tidak berbau, sangat sukar larut
dalam air, mudah larut dalam alkohol. Titik didih dan titik leburnya rendah, dibawah
0 oC.Sifat kimia senyawa ini adalah amat stabil, tidak dapat bereaksi  dengan asam,
basa dan pereaksi pereaksi yang umum terdapat di laboratorium (Fessenden dan
Fessenden, 1982).

2.2.2 berdasarkan bentuk rantai karbon


Hidrokarbon alifatik berasal dari minyak bumi sedangkan hidrokarbon aromatik
dari batu bara. Semua hidrokarbon, alifatik dan aromatik mempunyai tiga sifat umum,
yaitu tidak larut dalam air, lebih ringan dibanding air dan terbakar di udara.
(Wilbraham, 1992).
Hidrogen dan senyawa turunannya, umumnya terbagi menjadi tiga kelompok besar
yaitu :
1. Hidrokarbon alifatik terdiri atas rantai karbon yang tidak mencakup bangun
siklik. Golongan ini sering disebut sebagai hidrokarbon rantai terbuka atau
hidrokarbon siklik. Contoh hidrokarbon alifatik yaitu:
C2H6 (etana), CH3CH2CH2CH2CH3 (pentana)
2. Hidrokarbon alisiklik atau hidrokarbon siklik terdiri atas atom karbon yang
tersusun dalam satu lingkar atau lebih
3. Hidrokarbon aromatik merupakan golongan khusus senyawa siklik yang
biasanya digambarkan sebagai lingkar enam dengan ikatan tunggal dan ikatan
rangkap bersilih–ganti. Kelompok ini digolongkan terpisah dari hidrokarbon
asiklik dan alifatik karena sifat fisika dan kimianya yang khas. (Syukri, 1999)

2.3 Penggolongan hidrokarbon alifatik


a. Alkana
Alkana biasa disebut dengan senyawa hidrokarbon jenuh.Disebut hidrokarbon
karena didalamnya hanya terkandung atom karbondan hydrogen.Disebut jenuh karena
hanya memiliki ikatan tunggal C-H dan C-C saja.Alkana memiliki rumus CnH2n+2,
dimana n adalah bilangan asli yang menyatakan jumlah atom karbon.Alkana juga
sering disebut sebagai senyawa alifatik.Hal ini dikarenakan lemak-lemak hewani
mengandung rantai panjang yang mirip dengan alkana (Fessenden dan Fessenden,
1982).

Alkana biasa disebut dengan senyawa hidrokarbon jenuh.Disebut hidrokarbon


karena di dalamnya hanya terkandung atom karbon dan hidrogen.Disebut jenuh
karena hanya memiliki ikatan tunggal C-H dan C-C saja.  Alkana memiliki rumus
umum CnH2n+2, di mana n adalah bilangan asli yang menyatakan jumlah atom karbon.
Alkana juga sering disebut sebagai senyawa alifatik                (Yunani
= aleiphas yang berarti lemak).  Hal ini dikarenakan lemak-lemak hewani
mengandung karbon rantai panjang yang mirip dengan alkane.(Fessenden dan
Fessenden, 1982). 

Alkana dengan satu formula dapat membentuk beberapa struktur


molekul.Misalnya alkana dengan empat atom karbon dapat membentuk normal
butana dan isobutana, keduanya sama-sama memiliki rumus molekul C 4H10.  Hal
yang sama juga terjadi untuk C5H12, dan seterusnya. Suatu senyawa yang memiliki
jumlah dan macam atom sama tetapi berbeda dalam penataannya disebut dengan
isomer. Isomer berasal dari bahasa Yunani isos + meros yang berarti terbuat dari
bagian yang sama. Senyawa seperti butana dan isobutana hanya berbeda pada urutan
atom yang terikat satu sama lainnya, disebut isomer konstitusional.  Alkana rantai
lurus mengandung senyawa atom yang dibangun dengan cara serupa etana.  Tidak
perlu kita terpaku pada titik struktur elektron untuk setiap rantai.  Tulis saja lambang
karbon senyawa yang diperlukan untuk mendapatkan panjang rantai, kemudian isilah
dengan hidrogen dan garis-garis yang menggambarkan ikatan kovalen. Ingat bahwa
setiap hidrogen untuk empat ikatan kovalen. (Fessenden dan Fessenden, 1982).

Alkana kadang kala diacu untuk parafin (Latin prum affinis) yang berarti
memiliki afinitas rendah.Hal ini sesuai dengan sifat alkana, yaitu memiliki afinitas
yang rendah terhadap senyawa lain, dan relative inert. Meskipun demikian, alkana
dapat bereaksi dengan senyawa lain dalam kondisi yang sesuai. Alkana bereaksi
dengan oksigen selama proses pembakaran, produknya adalah karbondioksida dan air
serta membebaskan sejumlah energi dalam bentuk panas. Contohnya metana (gas
alam) bereaksi dengan oksigen menurut reaksi. (Fessenden dan Fessenden, 1982).

Alkana merupakan hirokarbon alifatik yang masing masing atom karbonnya


terikat pada empat atom lain. Alkana dikenal juga sebagai parafin atau hidrokarbon
jenuh, selain itu dikenal juga senyawa sikloalkana. Sikloalkana ini digunakan untuk
melukiskan hidrokarbon alisiklik jenuh. Alkana monosiklik mempunyai rumus
empirik CnH2n, Reaksi reaksi yang terjadi pada senyawa alkana adalah  (Mushoddaq
dan sentosa, 2012):
1.  Oksidasi. Reaksi oksidsi sempurna dari alkana adalah gas karbondioksida dan
sejunlah air dan sejumlah energi.
2. Reaksi subsitusi yaitu reaksi penggantian suatu unsur oleh unsur lain yang
terikat pada senyawa alkana.
3. Reaksi sulfonasi yaitu reaksi yang melibatkan asam sulfat, dimana daapt
berlangsung jika  alkana tersebut memiliki atom karbon tertier.
4.  Reaksi nitrasi yaitu reaksi yang melibatkan senyawa nitrat dimnaa  reaksi ini
dapat berjalan dengan mudah jika terdapat karbon tertier.
Reaksi pirolisis atau cracking dalah proses pemecahan alkana dengan jalan
pemanasan pada temperatur tinggi sekitar 1000oC tanpa oksigen akan dihasilkan
alkana dengan rantai karbon lebih pendek.  

b. alkena
Alkena merupakan senyawa hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap
karbon-karbon.Alkena terdapat dalam jumlah berlebih da alam.Etilena, sebagai
contohnya adalah hormon tanaman yang memacu pematangan buah, dan α-pinen
adalah senyawa terbanyak dalam turpentin.Contoh lainnya adalah beta karoten,
mengandung sebelas ikatan rangkap dua, merupakan pigmen warna kuning yang
mewarnai wortel.Beta karoten meupakan vitamin pro vitamin A (Fessenden dan
Fessenden, 1982).

Alkena merupakan senyawa hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap


karbon-karbon.Alkena terdapat dalam jumlah berlebih di alam.Etilena, sebagai
contohnya, adalah hormon tanaman yang memacu pematangan buah, dan α-pinen
adalah senyawa terbanyak dalam turpentin.  Contoh lainnya adalah beta karoten,
mengandung sebelas ikatan rangkap dua, merupakan pigmen warna kuning yang
mewarnai wortel.Beta karoten merupakan pro vitamin A. (Fessenden dan Fessenden,
1982).

Sebagaimana alkana, alkena yang memiliki percabangan akan mengalami


penurunan sedikit titik didih. Meskipun alkena adalah non polar sedikit lebih larut
dalam air dibandingkan alkana pasangannya. Keadaan ini dimungkinkan karena
elektron  dan alkena yang agak terbuka itu tertarik oleh hidrogen dari air yang
bermuatan positif parsial. Alkena dengan empat atom karbon atau kurang, berwujud
gas dan tidak berwarna, sedangan senyawa yang memiliki lima atom karbon atau
homolog yang lebih tinggi merupakan cairan yang mudah menguap.

Sifat dari alkena hampir sama dengan sifat alkana. Perbedaannya dengan alkana
karena adanya ikatan π yang kurang stabil menyebabkan alkena dengan jumlah atom
karbon yang sama dengan alkana baik titik didih maupun titik leburnya lebih kecil
dari alkana (Fessenden dan Fessenden, 1982).

c. alkuna
Alkuna adalah hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap tiga karbon. Kedua
kelompok senyawa ini disebut hidrokarbon tak jenuh karena memiliki atom hydrogen
perkarbon lebih seidikit dibanding dengan alkane, alkena yang memiliki percabangan
akan mengalami penururna seikit titik didih (Marsuali, 2004).

2.4 reaksi pada hidrokarbon


Adapun reaksi pada hidrokarbon yaitu sebagai berikut
1. Reduksi dan oksidasi merupakan reaksi-reaksi yang sangat umum di dalam
kimia organic. Reaksi-reaksi ini dapat mempengaruhi perubahan senyawa-
senyawa dengan ikatan rangkap dua, ikatan rangkap tiga, alkohol, aldehid,
keton dan senyawa-senyawa lain. Reaksi reduksi adalah reaksi antara satu
senyawa dengan hydrogen, sedangkan reaks ioksidasi adalah reaksi antara
satu senyawa dengan oksigen. Hasil-hasil reduksi (reduction product) dan
hasil-hasil oksidasi (oxidation product) tergantung dari substrat dan kondisi
proses (Sumardjo, 2009).
2. Reaksi adisi artinya penambahan atau penangkapan. Dalam reaksi adisi, suatu
zat ditambahkan ke dalam suatu senyawa yang mempunyai ikatan rangkap
sehingga ikatan rangkap itu berubah menjadi ikatan tunggal (Sumardjo, 2009)
3. Reaksi substitusi adalah reaksi penggantian atom ataugugus dengan atom atau
gugus lain. Jadi, dalam reaksi ini, satu atom atau gugus yang terdapat dalam
ranai utama akan meninggalkan rantai utama tersebut dan tempatnya yang
kosong akan diganti oleh atom gugus yang lain (Sumardjo, 2009).
4. Eliminasi artinya penghilangan atau pelepasan. Reaksi eliminasi dapat
dianggap kebalikan dari reaksi adisi. Pada reaksi ini, dua atom atau gugus
yang masing-masing terkait pada dua buah atom karbon yang letaknya
berdampingan dilepaskan oleh suatu pereaksi sehingga menghasilkan ikatan
rangkap (Sumardjo,2009).

BAB III
METEDIOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktimum Kimia Organik dilaksanakan pada hari selasa bulan Maret 2023,
bertempat dilaboratorium Teknologi Rekayasa Kimia Industri, Program Studi
Teknologi Rekayasa Kimia Industri, Kampus Politeknik Bombana, Kelurahan
Poea,Kec. Rumbia,Kab. Bombana, Sulawesi Tenggara.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1. Alat
 Tabung reaksi
 Erlemeyer
 Pipet tetes
 Kapas
 Gelas ukur
 Gelas kimia
 Pipet gondok

3.2.2. Bahan
 Asam sulfat (H2SO4)
 Parafin
 Etanol/alcohol
 Aquades
3.3 Prosedur kerja
a. Hidrokarbon Alifatis
1. Memasukan 5 ml Lrutan H2SO4 kedalam tabung reaksi menggunakan
labu ukur
2. Larutan tersebut kemudian dipindahkan ke gelas kimia
3. Selanjutnya memasukan paraffin cair kedalam larutan H2SO4 sebanyak 5
tetes
4. Kemudian diamati Selama 1 menit perubahan yang terjadi.
5. Catat hasil pengamatan
b. Hidrokarbon Alimatis
1. Mengambil 5 ml alcohol lalu disimpan didalam tabung reaksi ditutup
menggunakan kapas
2. Mengambil aquades sebanyak 5 ml kedalam labu ukur
3. Larutan alcohol tadi kemudian dicampurkan kedalam aquades yang telah
berada di dalam labu ukur,
4. Amati selama 5 menit perubahan apa yang terjadi
5. Catat hasil pengamatan

3.4 Data Pengamatan

Penembahan
No Bahan Sampel Pengamatan
pereaksi

3.4. Diagram alir

a. Hidrokarbon alifatis

ambil 5ml Lrutan H2SO4

Pindahkan ke gelas kimia

Memasukan parafin 5 tetes ke dalam


Amati yang terjadi

b. Hidrokarbon alimatis

Mengambil 5 ml alcohol

Mengambil aquades
sebanyak 5 ml

Campurkan ke dalam gelas ukur

Amati yang terjadi

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

Penembahan
No Bahan Sampel Pengamatan
pereaksi
Hidrokarbon Parafin Reaksi awal yang terjadi
alifatis pada tetesan pertama,
parafin mengalami
pengkristalan, pembekuan
dan tidak menyatu pada
H2SO4. Pada tetesan kedua
dan seterusnya menyatu
dengan kristalan pada
tetesan pertama
Hidrokarbon 5ml aquadest+ Reaksi awal yang terjadi
alimatis 5ml alkohol pada larutan aquadest dan di
dalam gelas tambahkan alkohol
ukur mengalami perubahan
berupa penguapan dan ada
gelembung-gelembung kecil
dan kemudian gelembung
tersebut naik ke atas dan
menyatu dengan
aquadest+alkohol

4.2 PEMBAHASAN

Pada percobaan ini di lakukan identifikasi senyawa hidrokarbon dan senyawa


organik jenuh dan tidak jenuh yang meliputi percobaan sebagai berikut:

a. Identifikasi hidrokarbon alifatis

Percobaan ini di lakukan dengan menuangkan 5 ml larutan H2SO4 ke dalam


tabung reaksi menggunakan labu ukur, larutan tersebut kemudian di pindahkan ke
gelas kimia. Selanjutnya memasukkan 5 tetes parafin cair kedalam larutan H2SO4.
Pada pengamatan ini reaksi awal yang terjadi pada tetesan pertama parafin tidak
terlarut. Pada parafin mengalami pengkristalan dan pembekuan sehingga parafin
dikatakan tidak dapat menyatu dengan larutan H2SO4. karena sesuai dengan
Desrorier (2009) mengatakan bahwa dimana sifat parafin itu sukar bereaksi dengan
senyawa lain dan merupakan senyawa tunggal dan mempunyai ikatan jenuh
( hidrokarbo jenuh asiklik). Dan tetesan selanjutnya yaitu tetesan kedua dan
seterusnya parafin membentuk padatan dan menyatu ke padatan berikutnya.

b. Identifikasi hidrokarbon alimatis

Pada percobaan ini di lakukan dengan terlebih dahulu memisahkan alkohol yang
di simpan di dalam tabung reaksi yang di tutup menggunakan kapas. Mengambil
aquades sebanyak 5ml kedalam labu ukur. selanjutnya larutan alkohol tadi kemudian
di campurkan ke dalam aquades yang telah berada di labu ukur. Reaksi awal yang
terjadi pada larutan aquades yang di tambahkan alkohol mengalami perubahan yaitu
terjadinya penguapan dan terdapat gelembung-gelembung kecil, ketika di amati
selama 5 menit gelembung-gelembung tersebut naik keatas dan meyatu dengan
akuades serta alkohol sampai pada akhirnya gelembung-gelembung tersebut yang
menempel pada gelas ukur perlahan menghilang.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN

1. Parafin tidak dapat menyatu dengan H2SO4 karena sesuai dengan Desrorier
(2009) mengatakan bahwa dimana sifat parafin itu sukar bereaksi dengan
senyawa lain dan merupakan senyawa tunggal dan mempunyai ikatan jenuh
( hidrokarbo jenuh asiklik).
2. Pada pengamatan menit pertama tetesan parafin menjadi beku.

5.2 SARAN

Ketika praktikum akan berlangsung sebaiknya praktikan menyiapkan pelindung


diri yaitu masker, sarung tangan, kaca mata, karena bahan-bahan yang di gunakan
rentan dengan cairan keras yang dapat menyebabkan bahaya bagi yang terkena
cairan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Day, R, A, and Underwood, A, L.1990. Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga

Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik.

Jakarta: Bina Aksara

Hart, Horald. 1990. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi Keenam. Jakarta:

Erlangga

Syukri, S. 1999. Kimia dasar 3. Bandung : ITB

Wibraham, antony. 1992. Pengantar kimia organik dan hayati. Bandung : ITB.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai