Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

Nama
Npm
Prodi
Kelompok
Hari/Jam
Tanggal
DOSEN
Objek praktikum

: Rudi Setiawan
: E1G013100
: TIP
:3
: senin / 08.00-09.40
: 02-04-2014
: Devi silsia, Dra., M.si
: IDENTIFIKASI HIDROKARBON TIDAK JENUH

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Senyawa organik yang hanya mengandung atom hidrogen dan karbon disebut hidrokarbon.
Hidrrokarbon terbagi menjadi dua yaitu hidrokrbon alifatik dan hidrokarbon siklik. Hidrokarbon

alifatik dan siklik juga dibagi lagi dalam beberapa bagian. Hidrokarbon alifatik terbagi menjadi
dua yaitu alifatik jenuh (senyawa alkana) dan alifatik tak jenuh (senyawa alkena dan alkuna),
sedangkan hidrokarbon siklik terbagi menjadi tiga yaitu siklik jenuh (sikloalkana), siklik tak
jenuh (sikloalkena), dan siklik aromatic (benzena).
Sifat fisik yang dimiliki oleh hidrokarbon disebabkan oleh sifat non polar dari senyawa tersebut.
Umumnya hidrokarbon tidak dapat bercampur dengan pelarut polar seperti air atau etanol.
Sebaliknya hidrokarbon daopat bercampur dengan pelarut yang relative non polar seperti karbon
tetra klorida (CCl4) atau diklorometana (CH2Cl2). Reaktivitas kimia senyawa hidrokarbon
ditentukan oleh jenis ikatannya. Hidrokarbon jenuh (alkana) tidak reaktif terhadap sebagian besar
pereaksi. Hidrokarbon tak jenuh (alkena dan alkuna), dapat mengalami reaksi adisi pada ikatan
rangkap dua atau rangkap tiganya. Sedangkan senyawa aromatic biasanya mengalami reaksi
substitusi. Reaksi dengan KMnO4 (Uji Baeyer)
Larutan KMnO4 mengoksidasi senyawa tak jenuh. Alkan dan senyawa aromatic umumnya tidak
reaktif dengan KMnO4. Terjadinya reaksi ini ditandai dengan hilangnya warna ungu dari KMnO 4
dan terbentuknya endapan coklat MnO2. Produk yang dihasilkan adalah suatu glikol atau 1,2diol.
Dari dasar teori tersebut telah dilakukan beberapa percobaan untuk mengidentifikasi senyawa
hidrokarbon berdasarkan reaksi-reaksi yang telah dijelaskan di atas. Prosedur, alat-alat dan bahan
yang digunakan.

1.2 tujuan percobaan


- mahasiswa mampu mengidentifikasi senyawa senyawa hidrokarbon tidak jenuh.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Hidrokarbon yang paling sederhana adalah alkana, yaitu hidrokarbon yang hanya
mengandung ikatan kovalen tunggal. Hidrokarbon merupakan senyawa yang struktur
molekulnya terdiri dari hidrogen dan karbon. Molekul yang paling sederhana dari alkana adalah
metana. Metana berupa gas pada suhu dan tekanan baku, merupakan komponen utama gas alam.
Hidrokarbon

dapat

diklasifikasikan

menurut

macam-macam

ikatan

karbon

yang

dikandungnya. Hidrokarbon dengan karbon-karbon yang mempunyai satu ikatan dinamakan


hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon dengan dua atau lebih atom karbon yang mempunyai ikatan
rangkap dua atau tiga dinamakan hidrokarbon tidak jenuh (Fessenden, 1997).
Hidrogen dan senyawa turunannya, umumnya terbagi menjadi tiga kelompok besar yaitu:
1.

Hidrogen alifatik terdiri atas rantai karbon yang tidak mencakup bangun siklik. Golongan ini
sering disebut sebagai hidrokarbon rantai terbuka. Yang termasuk hidrokarbon alifatik adalah
alkana, alkena, dan alkuna. Contoh hidrokarbon alifatik yaitu :
C2H6 (etana) alkana
CH3CH2CH2CH2CH3 (pentana) alkana
C3H6 (propena) alkena
C4H6 (butuna) alkuna

Alkana : adalah hidrokarbon jenuh yang memiliki jumlah atom hydrogen maksimum. Rumus
umumnya CnH2n+2. Sifat-sifatnya antara lain larut dalam pelarut nonpolar dan tidak larut dalam

pelarut polar, dapat mengalami reaksi halogenasi, dll.


Alkena : adalah senyawa hidrokarbon yang memiliki kekurangan 2 atom H dan mempunyai
ikatan rangkap 2 pada atom C=C. alkena memiliki rumus umum C nH2n dan merupakan senyawa
hidrokarbon tak jenuh. Hidrokarbon tak jenuh ini berisomer dengan sikloalkana. Sifat-sifatnyua

antara lain tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organic, lebih reaktif dari alkana, dll.
Alkuna : adalah senyawa hidrokarbon rangkap tiga dengan rumus umum C nH2n-2. Alkuna
berisomer dengan alkena yang memiliki 2 ikatan rangkap 2 atau suatu senyawa yang memiliki 1
ikatan rangkap dua dan 1 siklik. Sifat-sifatnya antara lain mudah mengalami reaksi adisi seperti
alkena, dapat mengalami reaksi oksidasi, dll

2. Hidrokarbon alisiklik atau hidrokarbon siklik terdiri atas atom karbon yang tersusun dalam satu
lingkar atau lebih.
3. Hidrokarbon aromatik merupakan golongan khusus senyawa siklik yang biasanya digambarkan
sebagai lingkar enam dengan ikatan tunggal dan ikatan rangkap bersilihganti. Kelompok ini

digolongkan terpisah dari hidrokarbon asiklik dan alifatik karena sifat fisika dan kimianya yang
khas.
Sebagai hidrokarbon jenuh, semua atom karbon dalam alkana mempunyai empat ikatan
tunggal dan tidak ada pasangan elektron bebas. Semua elektron terikat kuat oleh kedua atom.
Akibatnya, senyawa ini cukup stabil dan disebut juga parafin yang berarti kurang reaktif
(Wilbraham, 1992).
Karbon-karbon dari suatu hidrokarbon dapat bersatu sebagai suatu rantai atau suatu cincin.
Hidrokarbon jenuh dengan atom-atomnya bersatu dalam suatu rantai lurus atau rantai yang
bercabang diklasifikasikan sebagai alkana. Suatu rantai lurus berarti dari tiap atom karbon dari
alkana akan terikat pada tidak lebih dari dua atom karbon lain. Suatu rantai cabang alkana
mengandung paling sedikit sebuah atom karbon yang terikat pada tiga atau lebih atom karbon
lain (syahril, 2000).
Alkana rantai lurus:
CH3 CH2 - CH3
Alkana rantai cabang :
CH3 CH CH2 CH3
CH3
Senyawa berbobot molekul rendah berwujud gas dan cair, dan zat yang berbobot molekul
tinggi berwujud padat. Alkana merupakan zat nonpolar, zat yang tak larut dalam air dengan
kerapatan zat cair kurang dari 1,0 g/ml. Selain alkana juga ada alkena yaitu hidrokarbon yang
memiliki satu atau lebih ikatan rangkap dua karbonkarbon. Senyawa ini dikatakan tidak jenuh
karena tidak mempunyai jumlah maksimum atom yang sebetulnya dapat ditampung oleh setiap
karbon (Pettruci, 1987).

BAB III
METODOLOGI
3.1 alat dan bahan
Alat yang digunakan
Botol semprot
Gelas piala 100 ml
Gelas ukur 100 ml dan 25 ml
Pipet tetes
Erlenmeyer 250 ml
Tabung reaksi + rak
Penjepit tabung reaksi
Pipet volome5 ml
Bahan yang digunakan
KMn04
Gabus
Cac2(karbit)
Pipa/ selang plastic
Aquades

3.2 prosedur kerja


Reaksi oksidasi alkena
1. Sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 5 ml
2. Tambahkan larutan KMn04 1% tetes demi tetes kedalam tabung reaksi sampai terjadi perubahan
warna
3. Jika perubahan warna sampel menjadi jernih menandakan sampel mengandung senyawa karbon
tidak jenuh.

Reaksi pembentukan asetilen

1. Masukkan karbit(cac2) sebesar jagung kedalam Erlenmeyer bervolume 250 ml yang sebelumnya
2.
3.
4.
5.

tekah diisi dengan 100 ml aquades .


Selanjutnya tutup dengan karet / gabus yang telah dilobangi.
Masukkan pipa kaca panjang / selang kedalam Erlenmeyer yang telah ditutupi gabus tadi .
Alirkan ujung pipa kaca / selang kedalam Erlenmeyer lain yang telah berisi larutan KMn04 1%
Jika wrna KMn04 hilang berarti mengandung gas asetilen

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 hasil pengamatan


No

percobaan

Hasil pengamatan

keterangan

Percobaan 4.2.1
Reaksi oksidasi alkena (uji
bayer)

Warna dari senyawa


kmn04 tidak jernih

Memiliki karbon jenuh

Percbaan 4.2.2
Reaksi pembentukan
asetilen

Warna kmn04 berubah


menjadi menjadi
kecoklatan

Kmn04 menjadi asetilen

4.2 pembahasan
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Dari namanya,
senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen dan atom
karbon. Identifikasi senyawa hidrokarbon ini bertujuan untuk Menyelidiki sifat-sifat fisik,
kelarutan dan massa jenis senyawa hidrokarbon, Membandingkan reaktivitas antara alkana,

alkena , dan senyawa aromatik, Menggunakan sifat fisika dan kimia untuk mengidentifikasi
senyawa yang tidak diketahui (unknown). Sample yang digunakan adalah sikloheksana, toluena
dan sample unknown (fenol).
Sikloalkana termasuk hidrokarbon jenuh yang mengandung ikatan C-H dan ikatan
tunggal C-C, hanya saja atom-atom karbon tergabung dalam sebuah cincin. Sedangkan toluen
termasuk Hidrokarbon aromatik. Pada saat uji sifat fisika, ketika sikloheksana, toluena dan zat
unknown ditambahkan dengan aquades tidak larut. Hal ini karena densitas air lebih besar dari
pada sample sehingga sample berada di lapisan atas. Dilihat dari momen dipolnya air dan
sikloheksana mempunyai nilai yang sangat berbeda yaitu sikoheksana .
Pada saat uji sifat kimia dilakukan dengan meraksikan sample dengan bromin,
permanganat dan asam sulfat pekat. Mula-mula ketika ditambahkan dengan beberapa tetes
bromin yang terdapat pada n-heksan, larutan sample sikloheksana tdak beraksi tetapi hanya
terjadi perubahan warna menjadi agak kecoklatan dan seolah terbentuk endapan. Padahal itu
bukan mengendap tetapi memiliki masa jenis yang lebih tinggi daripada pelarutnya. Lalu,
toluena ditambahkan dengan Br2 namun tidak terjadi reaksi karena Br2 merupakan pelarut yang
mudah menguap. Sehingga ketika ditambahkan pada sample, Br 2 sudah menguap terlebih dulu.
Dan pada saat zat un known ditambahkan beberapa tetes dengan Br2 tidak terjadi reaksi.
Selanjutnya sample ditambahkan dengan KMnO4, sikloheksana tidak terjai reaksi dan
tetap ada warna ungu. Karena sikloheksana sifatnya jenuh sehingga tidak dapat bereaksi. Namun
ketika toluen dan sample zat unknown (Fenol) dapat beraksi dengan terjadi perubahan menjadi
agak coklat. Hal ini karena ikatan rangkap pada fenol atau benzen mempunyai ikatan rangkap
beresonasi.

BAB V
PENUTUP
6.1 kesimpulan
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Dari namanya,
senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen dan atom
karbon. Identifikasi senyawa hidrokarbon ini bertujuan untuk Menyelidiki sifat-sifat fisik,
kelarutan dan massa jenis senyawa hidrokarbon.dan pada saat melakukan percobaan dengan
menggunakan kmn04 reaksi menjadi kecoklatan. Hidrokarbon dapat diklasifikasikan menurut
macam-macam ikatan karbon yang dikandungnya.
6.2 saran
Saran saya adalah pada saat melakukan praktikan seharusnya bahan bahan yang tersedia
harus terpenuhi atau ada.sehingga dapat melakukan praktikan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, 1997.Senyawa karbon dan hydrogen.erlangga.jakarta.


Pettruci, 1987. Hidrokarbon di alam. http://hidrokarbon-di-alam-blogspot.com.
syahril, 2000 . Manfaat hidrokarbon. Gajah Mada University Press: Jogjakarta.
Wilbraham, 1992. Definisi senyawa hidrokarbon.. Jakarta: Lepdikbud
Diposkan oleh rudy setiawan di 12.11

Anda mungkin juga menyukai