Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

“IDENTIFIKASI GUGUS SENYAWA ORGANIK”

KELOMPOK 1

ANGGOTA KELOMPOK:
1. CHELSEA KAWATU - 20101105002
2. ECLEYSIA RETIKA FROLEN SANDALA - 20101105030
3. FRULY CORNELES D. RUMAGIT - 20101105031
4. GREGORIUS GIANI ADIKILA - 20101105059
5. KEISYA SAMATARA - 20101105020
6. LEDY CRISTI TINUWO - 20101105021
7. LIDIA ASSA - 20101105073
8. RATIAH NURBAYT ALIZZAH - 20101105009
9. RIBKA MARGARETH NARAY - 20101105045
10. SUPRIANI RIBKA MALA - 20101105061
11. SYALOMITA WUNGOW - 20101105062

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan anugerah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan
Praktikum Identifikasi Gugus Senyawa Organik” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Praktikum Kimia Organik. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang senyawa-senyawa organik bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu EllyJuliana Suoth S.Si, M.Farm, selaku
Dosen mata kuliah praktikum Kimia Organik yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan
praktikum ini, yang tak dapat kami sapa semua.

Kami menyadari, tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan laporan praktikum ini.

Manado, 8 Maret 2021

Kelompok 1

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………………… 1
Daftar Isi………………………………………………………………………………………….2
Judul Praktikum…………………………………………………………………………………3
Tujuan…………………….………………………………………………………………………3
Dasar Teori……………………………………………………………………………………….3
Alat dan Bahan
Alat……………………………………………………………………………………………..6
Bahan…………………………………………………………………………………………...7
Prosedur Kerja
Identifikasi Alkohol……………………………………………………………………………8
Identifikasi Aldehid dan Keton………………………………………………………………..8
Esterifikasi……………………………………………………………………………………...8
Identifikasi dan Sintesis Ester………………………………………………………………….8
Identifikasi Eter………………………………………………………………………………..9
Identifikasi Alkil Halida (Pereaksi Lucas)…………………………………………………….9
Identifikasi Alkil Halida (Uji Perak Nitrat)……………………………………………………9
Identifikasi Alkil Halida (Uji Natrium Iodida)………………………………………………...9
Reaktifitas Larutan……………………………………………………………………………..9
Hasil Pengamatan
Identifikasi Alkohol…………………………………………………………………………...10
Identifikasi Gugus Karbonil (Aldehid dan Keton)…………………………………………….10
Identifikasi Asam Karboksilat……………………………………………………………...…10
Identifikasi dan Sintesis Ester…………………………………………………………………11
Identifikasi Eter……………………………………………………………………………….11
Identifikasi Alkil Halida dengan Pereaksi Lucas…………………………………………….11
Identifikasi Alkil Halida dengan Uji Perak Nitrat………………………………………….....11
Identifikasi Alkil Halida dengan Uji Natrium Iodida………………………………………….12
Reaktifitas Pelarut………………………………………………………………………….…12
Pembahasan
Identifikasi Alkohol…………………………………………………………………………...12
Identifikasi Gugus Karbonil ( Aldehid dan Keton)……………………………………………13
Identifikasi Asam Karboksilat………………………………………………………………...13
Identifikasi dan Sintesis Ester……………………………………………………………........13
Identifikasi Eter……………………………………………………………………………….14
Identifikasi Alkil Halida………………………………………………………………………14
Kesimpulan……………………………………………………………………………………...15
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………….16

2
JUDUL PRAKTIKUM
“IDENTIFIKASI GUGUS SENYAWA ORGANIK”

TUJUAN
1. Siswa dapat mengidentifikasi gugus fungsi dari beberapa senyawa organik
2. Siswa dapat mengenal sifat-sifat dari beberapa gugus fungsi senyawa organik

DASAR TEORI
Senyawa organik yang paling sederhana terdiri dari karbon dan hidrogen, yakni
hidrokarbon. Hidrokarbon yang paling sederhana ialah metana, , yaitu bagian utama dari gasalam.
Berikut ini adalah cara menggambarkan molekul metana melalui tiga cara. Struktur lewis
menunjukkan semua penyebaran elektron valensi dalam molekul. Rumus struktur menitikberatkan
pada elektron yang terlibat dalam pembentukan ikatan, dalam hal inidigunakan sebuah garis untuk
membentuk ikatan tunggal (Petrucci,1987:250).

Senyawa karbon yang atom karbonnya mengikat empat atom atau gugus
laindikelompokkan dalam hidrokarbon jenuh, sedangkan rantai atom karbon yang
mengandungikatan rangkap dikelompokkan dalam hidrokarbon tidak jenuh. Alkana adalah
hidrokarbon jenuh yang tahan terhadap asam, basa, oksidator dan reduktor. Alkohol dapat bereaksi
denganhalida seperti Cl atau Br pada temperatur atau pada temperatur kamar dengan bantuan sinar
ultraviolet. Sedangkan pada hidrokarbon tidak jenuh, seperti alkena umumnya mengalamirekasi-
reaksi adisi (Tim Dosen Kimia Dasar,2016:19).

Sifat penting dari hidrokarbon alkana ialah hanya terdapat ikatan kovalen tunggal.Dalam
senyawa ini, ikatan-ikatannya dikatakan jenuh. Alkana dikenal sebagai hidrokarbon jenuh.
Kerumitan alkana dimulai dari metana, (menyusun lebih 90% dari gas alam), sampaike molekul
yang terdiri dari 50 atom karbon (terdapat dalam minyak bumi). Setiap alkana berbeda dari yang
lainnya berdasarkan gugus metilena, . Perbadaan unit ini secara tetapmembentuk deret homolog.
Anggota-anggota dari seri ini mempunyai sifat kimia dan fisik yang hampir sama. Misalnya,
dengan kenaikan bobot molekul akan ditandai dengan kenaikantitik didih. Kenaikan titik didih ini
dapat dimengerti sehubungan dengan gaya london. Gayaini naik diikuti dengan meningkatnya
bobot molekul (Petrucci,1987:256).

Alkena termasuk golongan hidrokarbon alifatik tidak jenuh yang cukup reaktif. Istilahtidak
jenuh dalam hal ini menunjukkan bahwa kandungan atom hidrogen didalamnya kurangdari jumlah
yang seharusnya bila dikaitkan dengan jumlah atom karbonnya. Alkenamempunyai gugus fungsi
yang berupa ikatan rangkap (C=C). Gugus fungsi inilah yangmemberikan ciri khas pada reaksi-
reaksi golongan alkena (Rasyid,2009:61).

3
Unsur selain karbon dan hidrogen dalam senyawa organik memberikan kekhasan bagi
sekelompok senyawa tersebut. Dalam beberapa kasus, pengelompokkan ini terjadi karena
beberapa atom H digantikan, atau kadang-kadang atom C-nya sendiri. Pengelompokkanatom-atom
ini dinamakan gugus fungsi (functional group) (Petrucci,1987:255).

Alkohol merupakan nama suatu golongan senyawa organik yang tersusun dari unsur C, H,
O dengan struktur yang khas. Bila ditinjau dari kemanfaatannya dalam sintesis senyawaorganik,
alkohol mempunyai peranan penting. Hal ini dikarenakan alkohol dapat dibuatmenjadi berbagai
senyawa organik yang termasuk golongan lain, misalnya alkil halida,aldehida, keton, dan asam
karboksilat. Disamping manfaatnya yang cukup banyak, alkohol juga mempunyai struktur yang
cukup beragam yang semuanya ditandai oleh adanya gugus – OH (alkohol) sebagai gugus fungsi
golongan alkohol. Dalam reaksi-reaksinya alkoholmemperlihatkna dua sifat yang berlawanan,
yaitu dapat menerima proton dan juga dapatmelepaskan proton. Kedua sifat ini dapat diamati dari
sejumlah reaksi yang terjadi pada alkohol (Parlan,2003:121).

Alkohol merupakan bahan alami yang dihasilkan dari proses fermentasi yang banyak
ditemui dalam bentuk bir, anggur, spiritus dan sebagainya. Dalam pembentukan alkohol melalui
proses fermentasi peran mikroorganisme sangat besar dan biasanya mikroorganisme yang
digunakan untuk fermentasi mempunyai beberapa syarat. Beberapa jenis mikroorganisme yang
digunakan dalam fermentasi alkohol. Penggunakan beberapa mikroorganisme tersebut disesuaikan
dengan substrat atau bahan yang akan difermentasi dankondisi proses yang berlangsung
(Santi,2008:104-105).

Gugus –OH atau hidroksil adalah ciri khas alkohol. Tergantung pada sifat atomkarbon
dimana gugus OH menempel alkohol digolongkan menjadi tiga kelas. Lebih dari satugugus –OH
mungkin terdapat dalam satu molekul, senyawa ini dinamakan alkohol polihidrat.Sebagai suatu
kelompok senyawa, alkohol alifatik merupakan cairan yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh
ikatan hidrogen. Dengan bertambah panjangnya rantai, pengaruh gugus hidroksil yang polar
terhadap sifat molekul menurun. Sifat molekul yang seperti air berkurang, sebaliknya sifatnya
lebih seperti hidrokarbon (Petrucci,1987:268-269).

Golongan alkohol dapat dikelompokkan berdasarkan jenis atom karbon yangmengikat


gugus –OH, yaitu terdiri dari : (1) alkohol primer, yaitu dengan gugus –OH yangterikat pada atom
C primer. (2) alkohol sekunder, dengan gugus –OH yang terikat pada atomC sekunder, dan (3)
alkohol tersier, dengan gugus –OH terikat pada atom C tersier. Bila ditinjau dari jumlah gugus –
OH yang terdapat dalam masing-masing strukturnya, golonganalkohol dapat dibedakan menjadi
alkohol monohidroksi (yang mempunyai satu gugus –OH), alkohol dihidroksi (yang mempunyai
dua gugus –OH), dan seterusnya. Perlu diketahui bahwaapabila dalam suatu rumus struktur
senyawa terdapat gugus –OH yang langsung terikat padacincin aromatik, maka senyawa tersebut
bukan termasuk golongan alkohol, melainkangolongan fenol (Parlan,2003:122-123).

4
Alkohol dan fenol adalah asam-asam lemah. Alkohol mempunyai keasaman 10-100kali
lebih lama dari air. Tetapan ionisasi untuk kesetimbangan kira-kira . Untuk kebanyakanalkohol,
tetapan ionisasi untuk kira-kira sampai . Alkohol bereaksi dengan logam sepertinatrium atau
kalium dengan membebaskan hidrogen dan membentuk alkoksida(Rasyid,2009:129).

Aldehida dan keton adalah nama dua golongan senyawa organik yang masing-
masingmengandung unsur-unsur C, H, dan O. Kedua golongan senyawa ini mempunyai
gugusfungsi karbonil oleh karena itu diantara keduanya terdapat beberapa persamaan sifat.
Rumusumum aldehida adalah dan untuk keton . Dari rumus umum tersebut dapat diketahui
perbedaan antara atom atau gugus yang terikat pada gugus karbonil dalam aldehida danketon.
Perbedaan inilah yang mengakibatkan aldehida dan keton tidak memiliki sifat identik
(Parlan,2003:163).

Asam karboksilat adalah senyawa karbon yang memiliki gugus fungsional . Gugusfungsi
ini dinamakan karboksilat terdiri atas satu gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil.Kelompok
senyawa ini cukup penting karena dalam kehidupan sehari-hari banyak digunakandalam industri
maupun laboratorium (Rasyid,2009:167).

Asam karboksilat gugus –COOH terikat pada gugus alkil (R-) atau gugus aril (Ar-
).Meskipun mengikat gugus –COOH dapat berupa gugus alifatik atau aromatik, jenuh atautidak
jenuh, tersubtitusi atau tidak tersubtitusi, sifat yang diperlihatkan oleh gugus –COOHtersebut pada
dasarnya sama. Disamping terdapat asam yang mengandung sebuah guguskarboksil (asam
monokarboksilat), diketahui ada juga asam yang memiliki dua buah guguskarboksil (asam
dikarboksilat) maupun tiga buah gugus karboksil (asam trikarboksilat)Perbedaan banyaknya gugus
–COOH ini tidak mengakibatkan perubahan sifat kimia yangmendasar (Parlan,2003:186).

Gugus karboksil mempunyai sifat kimia dari gugus karbonil dan hidroksil. Pelepasan
proton kepada basa dapat membentuk garam. Pemanasan garam amonium dari asamkarboksilat
menyebabkan lepasnya molekul air dan terbentuklah amida. Lebih lanjut lagi,amida dapat
melepaskan molekul air jika diberi zat pengering seperti . Hasil akhirnya dapat berupa senyawa
dengan gugus nitril. Sementara itu, hasil reaksi asam dengan alkohol dinamakan ester. Reaksi ini
juga dipandang sebagai eliminasi molekul air dari gugushidroksil dari asam dan alkohol
(Petrucci,1987:274-275).

Metil ester sulfonat (MES) merupakan salah satu jenis surfaktan amonik yang dapatdibuat
dengan menggunakan bahan baku metil ester. Surfaktan merupakan bahan aktif permukaan yang
dapat menurunkan tegangan permukaan antara dua fasa yang berbedakepolarannya seperti minyak
dan air. Faktor-faktor yang menentukan kualitas MES diantaranya adalah rasio mol reaktan, suhu,
lama reaksi, konsentrasi gugus sulfat yangditambahkan, agen pensulfonasi, waktu, pH dan suhu
netralisasi (Hidayanti,2007:60).

Metil ester lemak merupakan senyawa ester alkil yang berasal dari minyak nabatidengan
alkohol yang dihasilkan melalui proses esterifikasi. Reaksi esterifikasi adalah suatureaksi antara

5
asam karboksilat dan alkohol membentuk ester. Turunan asam karboksilatmembentuk ester asam
karboksilat. Ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yangmengandung gugus dengan R dapat
berupa alkil maupun aril. Reaksi Esterifikasi dikatalisasam dan bersifat dapat balik (Arita,2008:34-
37).

Eter adalah golongan senyawa organik yang mengandung unsur-unsur C, H dan O dengan
rumus umum CnH2n+2 atau R-O- R’ . Karena itu eter dapat dianggap sebagai alkil oksida atau
anhidrida alkohol. Bila R=R’ disebut eters ederhana dan bila R≠R disebut eter campuran (mix
ether), R dapat berupa gugus alkil atau gugus fenil.

Sifat-sifat eter yaitu pada keadaan standar, hampir seluruh senyawa eter berwujud cair,
kecuali dimetil eter (gas). Jika dibandingkan dengan senyawa alkohol, titik didih dan titik leleh
eter lebih keci. Ini terjadi karenaantar molekul eter tidak membentuk ikatan hidrogen. Eter juga
cenderung bersifat nonpolar, sehingga kelarutannya dalam air sangat kecil. Selain itueter bersifat
mudah terbakar. Dibandingkan terhadap alkohol, eter jauh kurang reaktif kecuali dalam hal
pembakaran. Eter jauh lebih mantap (lebihkurang reaktif) dibandingkan alkohol. Eter tidak
bereaksi dengan logam natrium. Sifat ini dapat digunakan untuk membedakan alkohol dengan
eter.(Dermawan dkk, 1993)

Alkil halida adalah turunan hidrokarbon dalam satu atau lebih hidrogennya diganti dengan
halogen. Tiap-tiap hidrogen dalam hidrogen polensi diganti dengan halogen. Bahkan ada senyawa
hidrokarbon yang semua hidrogennya dapat diganti.

Alkil halida juga terjadi di alam, meskipun lebih banyak terjadi dalam organisme air laut
dari pada organisme air tawar halometana sederhana seperti CHCl3, CCl4, CBr4, CH2l, dan
CH3Cl adalah unsur pokok alga kawai aspagonsi taxiformis. Bahkan ada senyawa alkil halida
yang disolasi dari organisme laut yang memperlihatkan aktivitas biologis yang menarik.

Banyak diantara senyawa alkil halida digunakan sebagai anestesi, pendingin, pestisida,
herbisida, fumigasi, dan juga pelarut organik. Dalam bidang farmasi alkil halida digunakan sebagai
pelarut senyawa organik seperti etanol dan butanol

Dalam praktikum kali ini, kami akan menunjukan hasil praktikum identifikasi alkohol,
aldehida dan keton, asam karboksilat, eter, ester, serta alkil halida.

ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Tabung reaksi
b. Rak tabung reaksi
c. Penjepit tabung reaksi
d. Pipet tetes

6
e. Spiritus
f. Bunsen
g. Kaki tiga
h. Stopper
i. Gelas Kimia
j. Kertas Ph
k. Pipet tetes
l. Penandas air
m. Kaca arloji
n. Batang pengaduk
o. Tutup karet
m. Pereaksi Lucas (ZnCl2)
n. Dietir eter
2. Bahan
o. Asam Nitrat (HNO3)
a. Alkohol:
p. Aseton (CH3COCH3)
- Larutan C q. Natrium Iodidat (I2) 15%
- Larutan D r. Natrium Hidroksida
- Larutan E
(NaOH)
b. Aldehida/keton: s. Indikator Fenolftalein
- Larutan A
(PP)
- Larutan B t. Potongan logam Na
c. Asam Karboksilat u. Asam Sulfat (H2SO4)
- Larutan F v. Amonia (NH3)
d. Ester w. Aquades
- Larutan G (tabung kosong) x. Perak nitrat (AgNO3)
e. Eter
- Larutan H (tabung kosong)
- Larutan I (tabung kosong)
f. Alkil Halida
- 4 Tabung untuk 4 Larutan (label etanol, 1-butanol, 2-butanol, dan 2-propanol)
g. Larutan Fehling A
h. Larutan Fehling B
i. Asam asetat (CH3COOH)
j. Etanol
k. 1-Butanol (C4H9OH)
l. 2-Propanol (C3H8O)

7
PROSEDUR KERJA
Identifikasi Alkohol

1) Siapkan 3 larutan alkohol di tabung reaksi (larutan C, D, dan E)


2) Siapkan larutan KMnO 4 di tabung reaksi yang sudah diasamkan dengan menggunakan1
atau 2 tetes H 2 SO 4
3) Siapkan aquades dalam gelas beaker dan dipanaskan dengan menggunakan spiritus
burner
4) Tetesan beberapa larutan KMnO 4 ke dalam ketiga larutan alkohol (larutan C, D, danE)
5) Letakan tabung reaksi alkohol ke dalam gelas beaker berisi aquades yang dipanaskan
6) Tunggu hingga terjadi perubahan warna

Identifikasi Aldehid dan Keton

1) Siapkan larutan aldehid dan keton (larutan A dan B) pada tabung reaksi yang berbeda
2) Siapkan pereaksi fehling dan teteskan ke larutan A dan B
3) Letakan tabung reaksi yang telah diisi larutan A atau B dan pereaksi fehling dalamaquades
di gelas beaker
4) Tunggu dan amati perubahan warna yang akan terjadi
5) Siapkan pereaksi Tollens yang telah ditambahkan beberapa tetes larutan NaOH
6) Teteskan pereaksi Tollens ke dalam larutan A dan B yang telah dioksidasi olehKMnO 4
7) Tunggu dan amati hingga terjadi perubahan pada kedua larutan tersebut

Esterifikasi

1) Campurkan asam karboksilat dan alkohol ke dalam tabung reaksi


2) Tambahkan beberapa tetes H2SO4
3) Panaskan tabung reaksi tersebut di dalam gelas beaker berisi aquades yang dipanaskan
4) Tunggu dan amati perubahan yang terjadi pada larutan tersebut

Identifikasi dan Sintesis Ester

1) Siapkan tabung reaksi, masukkan 1 ml asam asam asetat glasial dan 1 ml etanol. Perhatikan
bau tiap zat.
2) Dengan hati-hati tambahkan 10 tetes asam sulfat 6 ml. Aduk dengan sempurna.
3) Masukkan tabung reaksi kedalam penangas air selama 10 menit. Perhatikan terbentuknya
dua lapisan, lapisan atas adalah ester.
4) Pindahkan dengan hati-hati beberapa tetes lapisan atas dengan pipet tetes kedalam kaca
arloji.
5) Lakukan identifikasi dengan mencium baunya.

8
Identifikasi Eter

1) Lakukan pengisian pada tabung H dengan ± 1 ml etanol dan tabung I dengan ± 1 ml dietil
eter.
2) Masukan sepotong logam Na (± 1 mm3) pada tabung H maupun I.
3) Amati hasilnya.

Identifikasi Alkil Halida (Pereaksi Lucas)

1) Tabunng reaksi diberi labe ldengan nama senyawa etanol dan 2-propanol.
2) Masukkan pereaksi Lucas sebanyak 2 ml dan 4-5 tetes senyawa uji yang sesuai.
3) Aduklah campuran catat waktu sampai terjadi perubahan pada campuran

Identifikasi Alkil Halida (Uji Perak Nitrat)

1) Siapkan 4 tabung reaksi dan beri label etanol, 1-butanol, 2-butanol, dan 2-propanol.
2) Masukkan 1 tetes pereaksi Lucas yang dipakai di percobaan pertama tadi yang didahului
dengan mengisi 2 ml pereaksi nitrat. Tutup tabung dengan penutup karet.
3) Catatlah waktu penambahan dan amati hingga terbentuk endapan di dasar atau dinding
tabung.
4) Apabila tak terjadi perubahan selama 5 menit, hangatkan campuran menggunakan tangas
air dan amati perubahan yang terjadi.
5) Tambahkan pula beberapa tetes HNO3 dan amati hasilnya.

Identifikasi Alkil Halida (Uji Natrium Iodida)

1) Siapkan 4 tabung reaksi dan beri label etanol, 1-butanol, 2-butanol, dan 2-propanol.
2) Masukkan 1 tetes pereaksi Lucas yang dipakai di percobaan pertama tadi yang didahului
dengan pemasukkan 1 ml larutan natrium iodide 15% dalam etanol kering. Tutuplah tabung
dengan karet.
3) Amati dan catat waktu penambahan serta waktu ketika campuran menjadi keruh dan
terbentuknya endapan.

Reaktifitas Larutan

1) Siapkan 4 tabung reaksi dengan campuran pelarut yang digunakan adalah aseton dan air
dengan perbandingan (aseton : air) = 55:45, 60:40, dan 65:35.
2) Masukkan masing-masing 2 ml campuran pelarut tersebut kedalam tabung yang sesuai,
ditambah 2 tetes larutan NaOH 0,5 M dan 2-3 tetes indikator fenolftalein. Tutuplah dengan
karet.
3) Masukan tabung ke dalam penangas air hangat selama 3-4 menit. Masukkan pula 3 tetes
hasil pereaksi Lucas untuk 2-metil-2-propanol dari percobaan uji pereaksi Lucas ke tiap
tabung.

9
4) Catatlah waktu penambahan, aduk, dan amati dengan teliti sampai saat warna merah muda
indikator hilang.

HASIL PENGAMATAN
1) Identifikasi Alkohol
Tes Indikator Reaksi Pengamatan
1. Kalium Larutan C Bening
Permanganat Larutan D Bening
(KMnO4) Larutan E Tidak bereaksi,
warna tidak pudar

2. Tes pH Larutan C pH 2
Larutan D pH 5

2) Identifikasi Gugus Karbonil (Aldehid dan Keton)


Tes Indikator Reaksi Pengamatan
1. Tes Fehling Larutan A Larutan tetap berwarna
A+B biru tua
Larutan B Larutan biru tua
menjadi merah bata
kehijau-hijauan
2. Tes Tollens Larutan A Larutan menjadi keruh,
tidak ada endapan
cermin perak
Larutan B Larutan menjadi sedikit
abu-abu dan terdapat
endapan cermin perak

3) Identifikasi Asam Karboksilat


Tes Indikator Reaksi Pengamatan
Esterifikasi Larutan F Terjadi perubahan
bau (bau cuka)

10
4) Identifikasi dan Sintesis Ester
Tes Indikator Reaksi Pengamatan
Identifikasi Larutan G Bau menyengat

Bau harum seperti


gas balon ester

5) Identifikasi Eter
Tes Indikator Reaksi Pengamatan
Identifikasi Larutan H Menghasilkan reaksi
berupa gelembung-
gelembung gas
sampai logam Na
habis.

Larutan I Tidak menghasilkan


reaksi

6) Identifikasi Alkil Halida dengan Pereaksi Lucas

Senyawa Waktu yang Dibutuhkan


Etanol 3,0 detik

2 – Propanol 5,0 detik

1 – Butanol 10,61 detik

2 – Butanol 5,0 detik

7) Identifikasi Alkil Halida dengan Uji Perak Nitrat


Senyawa Waktu yang Dibutuhkan

11
Etanol 0,2 detik

2 – Propanol 0,3 detik

1 – Butanol 0,4 detik

2 – Butanol 01,48 detik

8) Identifikasi Alkil Halida dengan Uji Natrium Iodida


Senyawa Waktu yang Dibutuhkan

Etanol 12 detik

2 – Propanol 9 detik

1 – Butanol 6 detik

2 – Butanol 19 detik

9) Reaktifitas Pelarut
Senyawa Waktu yang Dibutuhkan
55 : 45 8 detik

60 : 40 7 detik

65 : 35 5 detik

PEMBAHASAN
1. Identifikasi Alkohol
a. Oksidasi dengan Kalium Permanganat (KMnOH4)
Untuk mengidentifikasi larutan alkohol C, D, dan E dilakukanlah reaksi oksidasi
dengan Kalium permanganat yang berwarna ungu dan didapatkan bahwa larutan C
dan D bereaksi, sedangkan larutan E tidak bereaksi. Hal tersebut dapat dibuktikan
melalui warna larutan C dan D yang menjadi bening, sedangkan larutan E tidak
berubah. Dengan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa larutan E merupakan alkohol
tersier, karena tidak dapat dioksidasi, sedangkan larutan C danD tak lain merupakan
alkohol primer dan atau sekunder yang masih dapat teroksidasi.
b. Tes pH
Tes pH dilakukan untuk mengidentifikasi lebih lanjut larutan mana yang
merupakan alkohol primer dan sekunder. Berdasarkan tes pH yang telah dilakukan
12
ada alkohol yang telah dioksidasi sebelumnya dengan Kalium permanganate,
diperoleh data bahwa larutan C memiliki Ph =2 sedangkan larutan D memiliki pH=
5. Hal ini menandakan bahwa larutan C merupakan alkohol primer sehingga setelah
dioksidasi berubah menjadi aldehid dan kemudian asam karbosilat yang memiliki pH
rendah (asam), sedangkan larutan D memiliki pH lebih tinggi yakni 5 yang
menandakan bahwa larutan D merupakan alkohol sekunder sehingga setelah
dioksidasi berubah menjadi keton yang tidak dapat teroksidasi menjadi asam
karboksilat sehingga pH nya lebih basa dibandingkan dengan asam karboksilat.
2. Identifikasi Gugus Karbonil ( Aldehid dan Keton)
a. Tes fehling A+B
Berdasarkan pengamatan, dapat diperoleh data bahwa larutan A tidak bereaksi
dengan pereaksi Fehling, hal ini dapat dilihat dari warna larutannya yang tetap biru
tua dan tidak berubah menjadi merah bata dan ataupun kehijau-hijauan. Sebaliknya
pada larutan B, pereaksi fehling bereaksi dengan larutan B, mengoksidasinya
sehingga warnanya menjadi merah bata dengan sedikit kehijau-hijauan. Dengan ini
dapat dikatakan bahwa larutan A merupakan keton dan tidak dapat dioksidasi lebih
lanjut, sedangkan larutan B merupakan aldehid.
b. Tes Tollens
Pada percobaan kali ini larutan B dapat bereaksi dengan pereaksi tollens (larutan
basa dari ion kompleks perak-amoniak), hal ini dapat dibuktikan melalui munculnya
endapan cermin perak yang menandakan terjadinya oksidasi. Hal ini terjadi karena
aldehid memiliki sebuah atom hidrogen yang terikat pada gugus karbonil & yang
menyebabkan aldehid mudah teroksidasi. Sedangkan larutan A tidak bereaksi
menghasilkan endapan cermin perak yang tak lain menandakan bahwa larutan A tidak
dapat dioksidasi lebih lanjut dan merupakan keton.
3. Identifikasi Asam Karboksilat
Reaksi esterifikasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
mengidentifikasi jenis asam karbosilat larutan F. Pada percobaan kali ini, larutan F
direaksikan dengan larutan C yang diprediksi sebagai alkohol primer, hal ini
dikarenakan alkohol primer lebih reaktif dalam esterifikasi. Berdasarkan pengamatan
yang dilakukan setelah reaksi esterifikasi yakni perubahan bau larutan F yang
menyengat, dimana tak lain merupakan bau cuka yang sangat asam. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa larutan F diprediksi sebagai asam asetat (CH3COOH)
sehingga saat direaksikan dengan alkohol primer (larutan C) yang mungkin saja
merupakan etanol dan menghasilkan etil asetat yang baunya sangat asam.
4. Identifikasi dan Sintesis Ester
Mula-mula pada percobaan ini diambil fenol sebanyak 1 mL dan dicampurkan
dengan asam asetat pekat (CH3COOH) sebanyak 1 mL pula, setelah itu ditambahkan asam
sulfat pekat (H2SO4) sebanyak 10 tetes) yang disini berfungsi sebagai katalis. Reaksi
esterifikasi merupakan reaksi reversibel yang sangat lambat, tetapi bila menggunakan

13
katalis asam mineral seperti asam sulfat (H2SO4) dan asam klorida (HCl) kesetimbangan
akan tercapai dalam waktu yang cepat.
Didapatkan hasil campuran larutan tersebut tidak menyatu, dan tercium bau fenol
yang menyengat dari larutan. Karena reaksi berlangsung lambat dan dapat balik
(reversibel), ester yang terbentuk tidak banyak. Bau khas ester seringkali tertutupi atau
terganggu oleh bau fenol. Sebuah cara sederhana untuk mendeteksi bau ester adalah dengan
menaburkan campuran reaksi ke dalam sejumlah air di sebuah gelas kimia kecil. Terkecuali
ester-ester yang sangat kecil, semua ester cukup tidak larut dalam air dan cenderung
membentuk sebuah lapisan tipis pada permukaan. Asam dan alkohol yang berlebih akan
larut dan terpisah di bawah lapisan ester.
5. Identifikasi Eter
Alkohol dan Eter memiliki rumus molekul yang sama yaituCnH2n+2O, oleh karena
itu dari keduannya perlu diuji. Untuk membedakan antara senyawa alkohol dan eter dapat
dibedakan dnegan menambahkanmasing – masing larutan dengan logam aktif. Pada
percobaan ini logam aktif yang digunakan adalah logam Na. Larutan H dan I yang belum
diketahui senyawanya direaksikan dengan logam Na. Ternyata dari kedua larutan tersebut
setelah diuji memiliki hasil yang berbeda. Saat larutan B direaksikan dengan Na,
cenderung lebih sukar untuk bereaksi, namun pada larutan H setelah direaksikan dengan
Na cenderung lebih cepat bereaksi dengan ditandai munculnya gelembung – gelembung
gas pada logam Na.
Eter tidak dapat bereaksi dengan logam Na, karena Na adalah logam yang aktif.
Sesuai dengan sifat eter sendiri yaitu sukar bereaksi kecuali dengan asam halida kuat.
Selain itu karena eter bersifat kurang polar,sehingga sukar untuk beraksi.Setelah
diidentifikasi sesuai kereaktifannya, maka dapat dituliskan larutannya. Sehingga, larutan
H-lah yang merupakan alkohol karena sifatnya yang berbanding terbalik dengan eter,
sedangkan tabung I adalah eter.
6. Identifikasi Alkil Halida
a. Pereaksi Lucas
Pada percobaan pertama dilakukan uji reaksi lucas yang bertujuan untuk
mengetahui apakah sampel-sampel yang diujikan mengandung mengandung alkil
halida. Hasil yang didapatkan yaitu hanya pada sampel 2-Propanol yang terlihat
kompak pada perubahan larutan yaitu menjadi keruh. Hasil ini tidak sesuai dengan
literatur yang menyatakan bahawa alkohol struktur bereaksi beberapa menit
(pamanasan air). Sedangkan pada sampel yang terlihat tidak larut menjadi keruh,
baik setelah pemanasan maupun sebelum pemanasan. Hal ini dikarenakan reaksi
berjalan sangat lambat yang disebabkan kelebihan atau kekurangan pada saat
penambahan larutan (Oxtoby, 2001).
b. Uji Perak Nitrat
Pada percobaan kedua dilakukan uji perak nitrat yang bertujuan untuk
mengetahui keaktifan senyawa alkil halida bentuk SN, pada percobaan ini sampel

14
yang digunakan yaitu 1-Butanol, 2-Butanol, 2-Propanol dan etanol. Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan, hasil yang diperoleh yaitu semua terdapat endapan
didasar tabung. Berdasarkan hasil tersebut telah sesuai dengan literatur yang
menyatakan bahwa garam ini merupakan garam perak nitrat yang akan
menghasilkan endapan karena senyawa turunan alkil halida dapat
dikarakteristikkan dengan reaksi pelarut nitrat (Yayan, 2007).
c. Uji Natrium Iodida
Pada percobaan ketiga dilakukan uji natrium iodida, berdasarkan percobaan
yang telah dilakukan pada sampel 1-Butanol tidak membentuk endapan, 2-Propanol
dan etanol terdapat endapan, dan 2-Butanol terbentuk larutan keruh dan terbentuk
endapan. Keempat sampel ini menunjukkan bahwa sampel tersebut merupakan
turunan alkil halida karena berdasarkan literatur yang menyatakan bahwa larutan
natrium iodida jika direaksikan dengan senyawa turunan alkil halida akan
membentuk endapan. Hal Ini disebabkan karena natrium iodida berfungsi secara
nukleofilik yang menyaring substrak alkil halida sebagai indikator terjadinya reaksi
SN2 (Yayan, 2007).
d. Reaktifitas Pelarut
Pada percobaan terakhir dilakukan uji reaktivitas pelarut. Pengujian
reaktivitas pelarut menggunakan tiga jenis perbandingan aseton:air yaitu 55:45,
60:40 dan 65:35. Berdasarkan pengujian, perbandingan 65:35 lebih cepat bereaksi
dengan perubahan, sedangkan 55:45 waktu yang diperoleh 8 detik yaitu terjadi
perubahan dan 60:40 waktu yang diperoleh 7 detik. Berdasarkan hasil percobaan
yang didapatkan hal ini tidak sesuai dengan literatur karena hasil yang didapatkan
perbandingan 65:35 lebih cepat bereaksi dibandingkan dengan kedua perbandingan
tersebut. Karena semakin jauh jarak perbandingan maka akan lebih lambat bereaksi
dan sebaliknya semakin dekat jarak perbandingan maka akan lebih cepat bereaksi
(Riswiyanto, 2009).

KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Larutan A merupakan keton dan tidak dapat teroksidasi lebih lanjut
2. Larutan B merupakan aldehid dan dapat teroksidasi menjadi asam karboksilat sehingga
lebih asam apabila dibandingkan dengan Keton
3. Larutan C merupakan alkohol primer, yang diprediksi sebagai etanol dandapat teroksidasi
menjadi aldehid dan ataupun asam karboksilat
4. Larutan D merupakan alkohol sekunder dan dapat teroksidasi menjadi keton
5. Larutan E merupakan alkohol tersier dan tidak dapat teroksidasi
6. Larutan F merupakan asam karboksilat, yakni asam asetat (CH3COOH) yang baunya
asam (bau cuka)

15
7. Larutan G merupakan larutan yang membentuk ester, karena terdeteksi adanya bau yang
menyengat, dan terciumnya bau seperti bau gas balon ester.
8. Larutan H adalah larutan alkohol, sedangkan larutan I adalah larutan eter karena tak
bereaksi dengan logam Na.
9. Percobaan pereaksi Lucas : semua larutan yang digunakan termasuk turunan alkil halida
karena terlihat perubahan warna menjadi keruh.
10. Percobaan uji Perak Nitrat : semua larutan yang digunakan termasuk turunan alkil halida
karena adanya endapan.
11. Percobaan uji Natrium Iodida : semua larutan yang digunakan termasuk turunan alkil
halida karena adanya endapan.

KEPUSTAKAAN
Rudi, Yustinus. 2014. Laporan Praktikum Reaksi Pembuatan Ester (Esterifikasi).
https://rudysmokers.blogspot.com/2014/05/laporan-praktikum-kimia-reaksi.html

Yanti, Zuspita. 2019. Laporan Kimia Organik Alkil Halida.


https://www.academia.edu/40887625/LAPORAN_KIMIA_ORGANIK_ALKIL_HALIDA

Irawan, Rachel. 2019. Laporan Praktikum Identifikasi Gugus Fungsi Senyawa Organik.
https://www.academia.edu/43422707/LAPORAN_PRAKTIKUM_KIMIA_ORGANIK_ID
ENTIFIKASI_GUGUS_FUNGSI_

Faisah, Lubabatul. 2017. Laporan Praktikum Identifikasi Senyawa Organik.


https://www.academia.edu/35885872/Laporan_Praktikum_Identifikasi_Senyawa_Organik_
docx

16

Anda mungkin juga menyukai