Anda di halaman 1dari 20

KIMIA ANORGANIK FISIK

PELARUT ORGANIK NON AIR (ALKOHOL)

Oleh

Kelompok 3 palembang:

1. Windi Ning Tias (06101381823043)

2. Kurniawati Auliyah Obbyardi (06101381823048)

3. Kiki Melisa (06101381823049)

4. Elsha Melinda (06101381823058)

Dosen Pengampu: Drs. M. Hadeli L.,M.Si

PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur kehadirat Allah SWT  karena dengan limpahan rahmat-Nya
penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “senyawa organik non air
(alkohol )” tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan
kepada Nabi kita Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan pengikut beliau
hingga akhir zaman. Aamiin.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran konstruktif dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini di kemudian hari. Penyusun juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan khususnya pembaca pada umumnya. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabakatuh.

Palembang , 31 maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................

Daftar Isi...........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan...................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Alkohol...............................................................................
B. Klasifikasi alkohol................................................................................
C. Sifat fisika dan kimia alkohol...............................................................
D. Pelarut organik alkohol.........................................................................
E. Reaksi alkohol......................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................................

B. Saran.............................................................................................................

Daftar Pustaka...................................................................................................

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pelarut organik adalah pelarut yang umumnya mengandung atom karbon


dalam molekulnya. Saat ini terdapat tiga puluh ribuan jenis pelarut organik yang
digunakan di industri. Contoh pelarut organik adalah alkohol, eter, ester, etil
asetat, keton, dan sebagainya. Pelarut organik banyak digunakan di industri
sebagai pembersih, penghilang minyak, tinner, ekstraksi atau bahan kimia
intermedia dalam produksi suatu bahan kimia tertentu.

Alkohol adalah deriva dan hidroksi yang mempunyai ikatan langsung maupun
rantai cabang dari alifatik hirokarbon. Bentuk rantai alkohol yang sering di
temukan adalah yang mengandung tiga gugus hidroksil dengan satu gugus
hidroksi dalam satu rantai karbon. Jenis alkohol yang kedua inilah yang bersifat
toksik yaitu etanol ( etil alkohol ), metanol ( metil alkohol ), dan isopropanol
( isopropil alkohol ).

Penggunaan alkohol sebagai minuman saat ini sangat meningkat di


masyarakat. Pengunaan alkohol terutama secara kronis dapat menimbulkan
kerusakan jaringan hati melalui beberapa mekanisme seperti melalui induksi
enzim dan radikal bebas. Efek terhadap hati akibat penggunaan alkohol yang
akan menimbulkan berbagai dampak terhadap tubuh oleh karena akan
mengalami proses detoksifikasi didalam organ tubuh. Hati (liver/hepar)
merupakan organ tubuh yang penting untuk mendetoksifikasi zat kimia yang tidak
berguna/merugikan tubuh, termasuk alkohol/etanol. Hati merupakan organ yang
2 mempunyai kemampuan tinggi untuk mengikat zat-zat kimia atau melebihi
organorgan lain. Hati memiliki satu kemampuan untuk memetabolisme dan
mengekresi beberapa zat-zat kimia. Meskipun mekanisme yang tepat mengenai
pembuangan toksikan-toksikan dari darah oleh liver masih perlu penelitian lebih
lanjut, namun diduga pengangkutan aktif dan pengikatan ke komponen-komponen
jaringan merupakan mekanisme-mekanisme yang mungkin digunakan oleh liver
untuk membuang bahan-bahan toksis dari darah.

1
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas adapun rumusan masalah adalah sebagai
berikut:
1. Apakah pengertian dari alkohol?
2. Apa klasifikasi alkohol?
3. Bagaimana sifat fisik dan kimia alkohol?
4. Bagaimana pembuatan alkohol?
5. Bagaimana tata nama alkohol?
6. Bagaimana reaksi-reaksi alkohol?
7. Apa saja contoh-contoh dan kegunaan alkohol?
8. Apa saja isomer dari alkohol?
9. Apa bahaya alkohol bagi manusia?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah alkohol adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian alkohol
2. Untuk mengetahui klasifikasi alkohol
3. Untuk mengetahui sifat fisik dan kimia alkohol
4. Untuk mengetahui sintesis alkohol
5. Untuk mengetahui tata nama alkohol
6. Untuk mengetahui reaksi-reaksi alkohol
7. Untuk mengetahui contoh-contoh dan kegunaan alkohol
8. Untuk mengetahui isomer dari alkohol.
9. Untuk mengetahui bahaya dari alkohol bagi manusia

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Alkohol
Alkohol adalah senyawa yang mempunyai gugus fungsi hidroksil yang
terikat pada atom karbon jenuh. Alkohol mempunyai rumus umum ROH, dimana
R merupakan alkil dan OH merupakan gugus hidroksil. Alkohol bisa berasal dari
alkana, alkena, maupun alkuna dengan adanya pergantian gugus alkil (substitusi)
dengan gugus hidroksi pada atom karbon jenuh (propanol CH3-CH2-CH2-OH, 2-
propenol CH2=CH-CH2-OH, dan 2-propunol CH≡C-CH2-OH). Alkohol dapat
di anggap sebagai turunan dari air (H – O –H), dimana satu atom hidrogennya di
ganti dengan gugus alkil( Riswiyanto,2009)
Alkohol alifatik merupakan cairan yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh
ikatan hidrogen. Dengan bertambah panjangnya rantai, pengaruh gugus hidroksil
yang polar terhadap sifat molekul menurun. Sifat molekul yang seperti air
berkurang, sebaliknya sifatnya lebih seperti hidrokarbon. Akibatnya alkohol
dengan bobot molekul rendah cenderung larut dalam air, sedangkan alkohol
berbobot molekul tinggi tidak demikian. Alkohol mendidih pada temperatur yang
cukup tinggi.

2.2 Klasifikasi Alkohol


Berdasarkan jenisnya, alkohol ditentukan oleh posisi atau letak gugus OH
pada rantai karbon utama karbon. Ada tiga jenis alkohol antara lain alkohol
primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier. Alkohol primer(1°) yaitu alkohol
yang gugus –OH nya terletak pada C primer yang terikat langsung pada satu atom
karbon yang lain contohnya etanol. Alkohol sekunder(2°) yaitu alkohol yang
gugus -OH nya terletak pada atom C sekunder yang terikat pada dua atom C yang
lain contohnya 2-propanol . Alkohol tersier(3°) adalah alkohol yang gugus –OH
nya terletak pada atom C tersier yang terikat langsung pada tiga atom C yang lain
contohnya 2-metil-2-propanol (Fessenden,1997).

2.3 Sifat Alkohol


Sifat alkohol terbagi atas dua yaitu sifat fisika dan sifat kimia.

3
2.3.1 Sifat Fisika
Alkohol mengandung gugus polar yaitu gugus hidroksi (-OH) yang
bersifat hidrofilik dan juga mengandung gugus nonpolar yaitu gugus alkil (-R)
yang bersifat lipofilik. ketika alkohol mempunyai jumlah rantai karbon yang kecil,
maka alkohol akan bersifat polar dan akhirnya dapat larut dalam air. Semakin
panjang rantai alkil, kelarutan alkohol dalam air akan semakin kecil. Dengan
gugus -OH, alkohol mampu membentuk ikatan hidrogen pada dirinya sendiri,
alkohol lain, molekul netral, maupun anion. Pembentukan ikatan ini menyebabkan
titik didih abnormal jika dibandingkan dengan mole.
Alkohol monovalen dengan atom C 1-10 pada suhu kamar berupa
cairan dengan bau dan rasa yang spesifik sedangkan dengan atom C >
10 berupa zat padat yang tidak berwarna dan tidak berbau. Alkohol monovalen
mempunyai titik didih yang bertambah besar dengan bertambahnya atom C.
Alkohol bercabang, titik didihnya lebih rendah dari pada rantai lurus dengan
jumlah atom C yang sama. Alkohol polivalen, makin banyak gugus OH maka TD
dan TL makin tinggi. Makin banyak atom C, maka makin tinggi indeks biasnya.
a. Suhu
Pada suhu kamar, alkohol bersuku rendah akan berwujud cair, sedangkan
yang bersuku tinggi berwujud padat.
b. Titik didih dan titik leleh
Alkohol dengan suhu makin tinggi akan mempunyai titik didih dan titik
leleh yang makin tinggi.
c. Kelarutan
Alkohol larut dalam air, tetapi kelarutannya berkurang jika suku makin
tinggi.
Khusus untuk metanol, etanol, dan propanol larut dalam air pada semua
perbandingan.
d. Daya hantar listrik
Alkohol merupakan senyawa nonelektrolit.

4
2.3.2 Sifat Kimia
Gugus fungsi -OH dapat melepaskan proton pada larutan dan dengan
demikian alkohol bersifat asam. Karena gugus -OH dapat digantikan, reaksi dalam
alkohol dapat diklasifikasikan menjadi reaksi yang melibatkan hidrogen asam dan
yang melibatkan gugus hidroksi.
a. Ikatan hidrogen
Antarmolekul alkohol terdapat ikatan hidrogen.
b. Kepolaran
Alkohol bersifat polar karena memiliki gugus OH.
Kepolaran alkohol akan makin kecil jika suhunya makin tinggi.
c. Kereaktifan
Alkohol kering dapat bereaksi dengan logam K dan Na.
Alkohol primer dan sekunder dapat dioksidasi dengan mengunakan
oksidator, tetapi alkohol tersier tidak.

2.4 Pembuatan Alkohol


2.4.1 Reaksi subtitusi nukleofilik

Reaksi antara suatu alkil halida dan ion hidroksida adalah suatu reaksi
substitusi nukleofilik. Bila alkil halida primer dipanasi dengan natrium hidroksida
dalam air, terjadi reaksi dengan jalan SN2. Alkohol primer dapat diperoleh dengan
rendemen baik oleh teknik ini. Karena alkil halida sekunder dan tersier mungkin
juga menghasilkan produk-produk eliminasi, maka halida ini umumnya tidak
berguna untuk mensintesis alkohol.

CH3CH2CH2Br + OH kalor CH3CH2CH2 OH + Br


-

1-bromopropana 1-propanol

Suatu alkil halida primer suatu alkohol primer

5
2.4.2 Reaksi Grignard

Reaksi Grignard memberikan suatu cara yang sangat baik untuk membuat
alkohol yang berkerangka karbon rumit. Suatu reaksi Grignard:
1. Dengan formaldehida menghasilkan suatu alkohol primer;
2. Dengan aldehida lain menghasilkan suatu alkohol sekunder; dan
3. Dengan keton menghasilkan suatu alkohol tersier.

Beberapa reaksi Grignard lain juga menghasilkan alkohol. Reaksi suatu


reagensia Grgnard dengan etilena oksida menghasilkan alkohol primer. Reaksi
antara reagensia Grignard dan suatu ester menghasilkan suatu alkohol tersier.
(jika digunakan ester format, produknya ialah alkohol sekunder.)

Beberapa reaksi Grignard tambahan yang menghasilkan alkohol.

Alkohol primer dari etilena oksida

O
O (1) C6H5MgBr
CH2CH2OH
CH2CH2 CH2 CH2 (2) H2O, H +

Alkohol sekunder dari ester format:

OH
O
O (1) 2 CH3CH2MgBr Dari RMgX
HCOCH3 HC CH2CH3
HCOCH3 (2) H2O, H+

CH2CH3

3-pentanol

Akohol tersier dari ester lain:

O OH
Dari RMgX
O
CH3COCH2CH3

6
(1) 2 CH3CH2MgBr
CH3C CH2CH3
CH3COCH2CH3 (2) H2O,H+

CH2CH3

2.4.3 Reduksi senyawa Karbon

Alkohol dapat dibuat dari senyawa karbonil dengan reaksi reduksi, di mana
atom-atom hidrogen ditambahkan kepada gugus karbonilnya. Misalnya, reduksi
suatu keton dengan hidrogensasi katalitik atau dengan suatu hidrida logam
menghasilkan suatu alkohol sekunder.

O
O OH
CH3CCH3 (1) NaBH4
CH3CCH3 CH3CHCH3
Aseton (2) H2O,H+
Aseton 2-propanol

H2 katalis Ni
O OH
Kalor, tekanan

sikloheksanon sikloheksanol

2.4.4 Hidrasi alkena

Bila suatu alkena diolah dengan air dan suatu asam kuat, yang berperan
sebagai katalis. Unsur-unsur air (H+ dan OH-) mengadisi ( ditambahkan kedalam )
ikatan rangkap dalam suatu rekasi hidrasi. Produknya adalah alkohol. Banyak
alkohol, seperti etanol laboratorium, dibuat secara komersial oleh hidrasi alkena.
Batasan dan keanekaragaman reaksi reaksi hidrasi.

CH2 CH2 + H2O H+ CH3CH2OH

etilena etanol

7
+ H2O H+ OH

Sikloheksena sikloheksanol

2.5 Tata Nama Alkohol


Ada dua cara pemberian nama pada alkohol yaitu:

2.5.1 Penamaan secara trival


yaitu yang di mulai penyebutan nama gugus alkil yang terikat pada gugus –
OH kemudian diikuti kata alkohol.
Contoh: CH3- CH2- OH etil alkohol
CH3-CH2-CH2-OH propil alkohol

2.5.2 Penamaan sistem IUPAC


yaitu mengganti akhiran a pada alkana dengan ol (alkana menjadi alkanol).
Contoh: CH3-CH2-OH etanol
CH3-CH2-CH2-OH propanol

Urutan penamaan senyawa alkohol menurut IUPAC :


- Menurut rantai induk yaitu rantai karbon terpanjang yang mengandung
gugus –OH selain itu atom karbon lain sebagai cabang.
- Memberi nomor pada rantai induk yang dimulai dari salah satu ujung
rantai,sehingga posisis gugus –OH mendapatkan nomor terkecil.
- Urutan penamaan :
Nomor atom C yang mengikat cabang
Nama cabang : CH3 metil
C2H5 etil
- Nama rantai induk ( alkanol)
Penulisan nama cabang sesuai urutan abjad:etil mendahului metil,apabila
gugus –OH ekivalen dari kedua rantai induk,maka penomoran dimulai dari

8
salah satu ujung sehingga cabang-cabang mendapat nomor terkecil.

 Rumus kimia   Nama IUPAC   Nama umum 

Alkohol monohidrik

CH3OH Metanol Alkohol kayu

C2H5OH Etanol Alkohol gandum

C3H7OH Isopropil alkohol Alkohol gosok

C5H11OH Pentanol Amil alkohol

C16H33OH 1-Heksadekanol Cetil alkohol

Alkohol polihidrik

C2H4(OH)2 1,2-etadienol Etilen glikol

C3H5(OH)3 1,2,3-propatrienol Gliserol

C4H6(OH)4 1,2,3,4-butatetraenol Eritritol

C5H7(OH)5 1,2,3,4,5-pentapentanol Xylitol

Mannitol,
C6H8(OH)6 1,2,3,4,5,6-heksaheksanol
Sorbitol

C7H9(OH)7 1,2,3,4,5,6,7-heptaheptanol Volemitol

Alkohol alifatik tidak tersaturasi

C3H5OH Prop-2-ene-1-ol Alil alkohol

C10H17OH 3,7-Dimethylocta-2,6-dien-1-ol Geraniol

C3H3OH Prop-2-in-1-ol Propargil alkohol

Alkohol alisiklik

C6H6(OH)6 Cyclohexane-1,2,3,4,5,6-geksol Inositol

9
2 - (2-propyl)-5-methyl-
C10H19OH Mentol
cyclohexane-1-ol

2.6 Reaksi Alkohol


Reaksi-reaksi yang terjadi dalam alkohol antara lain reaksi substitusi, reaksi
eliminasi, reaksi oksidasi dan esterifikasi. Dalam suatu alkohol, semakin panjang
rantai hidrokarbon maka semakin rendah kelarutannya. Bahkan jika cukup
panjang sifat hidrofob ini mengalahkan sifat hidrofil dari gugus hidroksil.
Banyaknya gugus hidroksil dapat memperbesar kelarutan dalam air (Hart,
1990).Suatu alkohol primer dapat dioksidasi menjadi aldehid atau asam
karboksilat. Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi keton saja. Sedangkan
pada alkohol tersier menolak oksidasi dengan larutan basa, dalam larutan asam,
alkohol mengalami dehidrsi menghasilkan alkena yang kemudian dioksidasi
(Fessenden, 1997).
2.6.1 Reaksi Subtitusi Gugus –H Oleh Halogen Membentuk
Haloalkana (R-X)
a. Reaksi alkohol dengan ion Cl– pada PCl5 atau SOCl2

Reaksi ini melibatkan pelepasan gas HCl dan digunakan sebagai


reaksi identifikasi alkohol.

R – OH(l) + PCl5(l) → R – Cl(l) + POCl3(l) + HCl(g)

R – OH(l) + SOCl2(l) → R – Cl(l) + SO2(g) + HCl(g)

Selain alkohol dapat bereaksi dengan ion Cl– pada PCl5, bisa juga dengan
PCl3. Perhatikan contoh berikut.

3CH3CH2OH + PCl3 → 2C2H5Cl + P(OH)3

Etanol                           etil klorida

b. Reaksi alkohol dengan ion I– dan Br– berlangsung dengan bantuan


H2SO4 pekat.

10
C2H5OH(aq) + HI(l) pekat → C2H5I(l) + H2(l) (dengan bantuan
H2SO4 pekat dan pemanasan)

2.6.2 Reaksi Eliminasi

Alkohol jika dipanaskan dengan asam kuat, maka akan terjadi alkena
dan air.
Contoh:
CH3―CH2―CH2―OH à CH2―CH= CH2 + H2O
n―propanol 1―propena
Menurut aturan Saytzeff, pada reaksi dehidrasi alkohol primer, atom H dan
gugus OH yang terlepas berasal dari atom-atom C yang berdekatan.
Sedangkan pada reaksi dehidrasi alkohol sekunder, atom H yang terlepas
berasal dari atom C yang terikat pada rantai C terpanjang.

2.6.3 Reaksi Oksidasi


Reaksi oksidasi alkohol menghasilkan hasil reaksi yang berbeda-beda,
tergantung pada jenis alkoholnya. Reaksi oksidasi alkohol oleh zat oksidator
sedang, seperti larutan K2Cr2O7 dalam lingkungan asam dapat digunakan
untuk mengidentifikasi alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol
tersier.     Alkohol primer teroksidasi membentuk aldehid dan dapat
teroksidasi lebih lanjut membentuk asam kar-boksilat. alkohol sekunder
menghasilkan keton, dan.pada alkohol tersier dihasilkan campuran asam
karboksilat dan keton yang masing-masing mengandung atom C lebih sedikit
daripada alkohol asalnya.

Alkohol dengan oksidator kuat seperti NA2Cr2O7 + H2SO4 dapat


mengalami reaksi oksidasi. Hasil yang diperoleh dari reaksi oksidasi berbeda-
beda tergantung pada jenis alkoholnya. Akohol primer jika teroksidasi
menghasilkan aldehida apabila jumlah oksidator masih berlebih akan terjadi
oksidasi berlanjut memebntuk asam karboksilat, alkohol sekunder
menghasilkan keton sedangkan alkohol tersier menghasilkan campuran asam

11
karboksilat dan keton. Reaksi antara alkohol primer, sekunder dan tersier
dengan NA2Cr2O7 + H2SO4 dapat dilihat pada contoh.

2.6.4 Reaksi Esterifikasi


Esterifikasi adalah reaksi antara alkoohol dengan asam karboksilat.
Semua alkohol dapat bereaksi dengan asam karboksilat membentuk senyawa
ester (alkil alkanoat), sedangkan eter tidak dapat bereaksi dengan asam
karboksilat. Reaksi ini pertama kali dideskripsikan oleh Hermann Emil Louis
Fischer dan Arthur Speier pada tahun 1895, sehingga disebut sebagai
esterifikasi Fischer. Dalam reaksi ini, gugus –OH dalam asam karboksilat
diganti dengan gugus –OR dari alkohol. Oleh karena itu, gugus –OR dalam
ester berasal dari alkohol,s edangkan RCO- berasal dari asam karboksilat.

Contoh:   CH3CH2OH   +    CH3COOH             CH3COOH2CH3 + H2O

                Metil alkohol     asam etanoat             etil etanoat

12
2.7 Kegunaan Alkohol
1. Monoalkohol
Metanol
-   sebagai pengawet mayat atau spesimen biologi.
- bahan baku untuk mensintesis senyawa lain seperti metil butirat,
- dapat menghasilkan bahan bakar yang memiliki nilai oktan yang tinggi,
- bersifat toksik (beracun)dalam jumlah sidikit (15ml) dapat menyebabkan
kebutaan dan dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kematian
etanol
- digunakan sebagai zat anti septik,pembersih luka, serta pensteril alat-alat
kedokteran dan industri.
- digunakan untuk pelarut dalam industri parfurm,obat obatan, zat warna,
dan kosmetik.
- dapat menghasilkan bahan bakar yang disebut gosohol, digunakan sebagai
bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.
Spirtus
- digunakan sebagai bahan bakar lampu petromak dan bunsen. Dan lampu
spirtus ini biasanya digunakan untuk proses sterilisasi di labolatorium
mikrobiologi.

2. Polialkohol
Gliserol
- sebagai bahan cairan pembersih telinga dan pelarut obat obatan, ex sirup
obat batuk.
- sebagai bahan kosmetik (pelembab kulit)
- sebagai bahan baku serat plastik
- sebagai bahan untuk membuat peledak,yaitu nitrogliserin
Glikol
- digunakan sebagai pelarut dan bahan baku untuk membuat serat sintesis
seperti dacron.

13
2.8 Iomer Alkohol
Alkohol mempunyai tiga keisomeran sebagai berikut:

2.8.1 Keisomeran posisi

Keisomeran posisi yaitu keisomeran yang terjadi karena perbedaan


letak gugus –OH dalam molekul alkohol.Keisomeran posisi dalam alcohol
mulai terdapat pada propanol yang mempunyai dua isomer yaitu 1-propanol
dan 2-propanol.
CH3-CH3-CH2-OH CH3-CH(OH)- CH3
1-propanol 2-propanol

Cara menentukan jumlah isomer posisi alkohol:


a.         Membuat kemungkinan kerangka atom C
b.        Menentukan kemungkinan letak gugus –OH pada posisi yang berbeda
setiap bentuk kerangka atom C.

2.8.2 Keisomeran optik

Keisomeran optik berkaitan dengan sifat optik,kemampuan suatu


senyawa untk memutar suatu bidang cahaya terpolarisasi.Keisomeran optik
terjadi karena adanya atom C asimetrik.yaitu atom C yang terikat pada 4
gugus yang berbeda.Banyaknya isomer optik dapat dicari dengan rumus 2 n
dengan n = jumlah atom C asimetrik.
2-butanol mempunyai satu atom C asimetrik,sehingga isomer optik 2-butanol
adalah

CH3 CH3
│ │
H―CH―OH HO―C―H
│ │
C2H5 C2H5

2.8.3 Keisomeran fungsi

14
Keisomeran fungsi yaitu keisomeran yang terjadi karena perbedaan
gugus fungsi diantara dua senyawa yang mempunyai rumus molekul yang
sama.

2.9 Pengaruh Alkohol Terhadap Tubuh Manusia


Pengaruh alkohol terhadap tubuh bervariasi, tergantung pada beberapa faktor
yaitu:
- Jenis dan jumlah alkohol yang dikonsumsi
- Usia, berat badan, dan jenis kelamin
- Makanan yang ada di dalam lambung
- Pengalaman seseorang minum minuman beralkohoL
- Situasi dimana orang minum minuman beralkohol
1. Pengaruh Jangka Pendek
Walaupun pengaruh terhadap individu berbeda-beda, terdapat
hubungan antara konsentrasi alkohol di dalam darah (Blood Alcohol
Concentration- BAC) dan efeknya. Euphoria ringan dan stimulasi terhadap
perilaku lebih aktif seiring dengan meningkatnya konsentrasi alkohol di dalam
darah. Sayangnya orang banyak beranggapan bahwa penampilan mereka
menjad lebih baik dan mereka mengabaikan efek buruknya.
2. Risiko Intoksikasi ("Mabuk")
Gejala intoksikasi alkohol yang paling umum adalah "mabuk", "teler"
sehingga dapat menyebabkan cedera dan kematian. Penurunan kesadaran
seperti alkohol yang berat demikian juga henti nafas dan kematian. Selain
kematian, efek jangka pendek alkohol menyebabkan hilangnya produktivitas
kerja (misalnya "teler", kecelakaan akibat ngebut). Sebagai tambahan alkohol
sering menyebabkan perilaku kriminal. Sebanyak 70% narapidana
menggunakan alkohol sebelum melakukan tindak kekerasan dan lebih dari
40% kekerasan dalam rumah tangga dipengaruhi oleh alkohol.
3.   Pengaruh Jangka Panjang
Mengkonsumsi alkohol berlebihan dalam jangka panjang dapat menyebabkan:
-   Tekanan darah tinggi
- Kerusakan jantung
- Stroke

15
- Kerusakan hati
- Kanker saluran pencernaan
- Gangguan pencernaan lainnya (c/o: tukak lambung)
- Impotensi dan berkurangnya kesuburan
- Meningkatnya risiko terkena kanker payudara
- Kesulitan tidur
- Kerusakan otak dengan perubahan kepribadian dan suasana perasaan
- Sulit dalam mengingat dan berkonsentrasi

Sebagai tambahan terhadap masalah kesehatan, alkohol juga berdampak


terhadap hubungan sesama, finansial, pekerjaan, dan juga menimbulkan
masalah hukum.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh
rantai atau cincin hidrokarbon. Alkohol terbagi menjadi beberapa jenis antara lain
alkohol primer, alkohol sekunder dan tersier. Ada juga beberapa sifat dari alkohol
yaitu titik didih, ikatan hidrogen, pengaruh gaya van der waals,kelarutan alkohol
dalam air, kelarutan alkohol – alkohol kecil dalam air dan kelarutan yang lebih

16
rendah dari melekul – molekul yang lebih besar. Ada pula kegunaan dari alkohol
diantaranya sebagai bahan bakar, sebagai pelarut, dan sebagai sebuah stok idustri.
Namun ada pula pengaruh alkohol jika masuk kedalam tubuh manusia pengaru
jangka pendek dan pengaruh jangka panjang.

3.2 SARAN
Diharapkan agar mahasiswa tidak menyalahgunakan alkohol untuk
kepentingan yang tidak jelas. Diharapkan setelah membaca makalah ini
mahasiswa lebih mempertimbangkan untuk mengkonsumsi minuman – minuman
yang mengandung alkohol.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, Kami sangat mengaharapkan kritik dan sran dari
dosen dan mahasiswa untuk perbaikan makalah ini. Dan semoga makalah ini
bermanfaat untuk mengetahui daln menambah wawasan yang lebih luas untuk ke
arah yan lebih baik

DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, 1997, Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1, Erlangga, Jakarta
Riswiyanto, 2009, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta.
https://id.scribd.com/doc/313123206/makalah-alkohol-doc

17

Anda mungkin juga menyukai