Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH KIMIA ORGANIK

ALKOHOL

DOSEN PENGAJAR :
PANCA NUGRAHINI F, S.T.,M.T.

DISUSUN OLEH:

ANISYA AGUSTINA (2015041030)


ARIF FARHAN (2055041010)
ARYA PERMANA (2015041098)
PATRICIA SERENA (2015041014)
SALSABILA SALWA YUSRIANDI (2015041070)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
bidang studi Kimia Organik . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Senyawa Alkohol bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Panca Nugrahini F, S.T.,M.T.


selaku Dosen Kimia Organik yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
Sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Bandar Lampung, 20 November 2020

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Alkohol
2. Untuk mengetahui sejarah dari Alkohol
3. Untuk mengetahui rumus dari Alkohol
4. Untuk  mengetahui sifat fisika dan kimia Alkohol
5. Untuk mengetahui tata nama Alkohol
6. Untuk mengetahui reaksi pembuatan Alkohol
7. Untuk   mengetahui reaksi reaksi pada Alkohol
8. Untuk mengetahui jenis jenisAlkohol dan contohnya
9. Untuk mengetahui kegunaan Alkohol dalam kehidupan sehari-hari

1.2 Kompetensi Umum


BAB 2
ISI

2.1 Pengertian Alkohol

Alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh rantai atau cincin
hidrokarbon. Sifat fisis alkohol, alkohol mempunyai titik didih yang tinggi dibandingkan alkana-alkana
yang jumlah atom C nya sama. Hal ini disebabkan antara molekul alkohol membentuk ikatan hidrogen.
Rumus umum alkohol R – OH, dengan R adalah suatu alkil baik alifatis maupun siklik. Dalam alkohol,
semakin banyak cabang semakin rendah titik didihnya. Sedangkan dalam air, metanol, etanol, propanol
mudah larut dan hanya butanol yang sedikit larut. Alkohol dapat berupa cairan encer dan mudah
bercampur dengan air dalam segala perbandingan (Brady, 1999).

Berdasarkan jenisnya, alkohol ditentukan oleh posisi atau letak gugus OH pada rantai karbon
utama karbon. Ada tiga jenis alkohol antara lain alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier.
Alkohol primer yaitu alkohol yang gugus –OH nya terletak pada C primer yang terikat langsung pada
satu atom karbon yang lain contohnya : CH3CH2CH2OH (C3H7O). Alkohol sekunder yaitu alkohol yang
gugus -OH nya terletak pada atom C sekunder yang terikat pada dua atom C yang lain. Alkohol tersier
adalah alkohol yang gugus –OH nya terletak pada atom C tersier yang terikat langsung pada tiga atom C
yang lain (Fessenden, 1997).

Alkohol alifatik merupakan cairan yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh ikatan hidrogen. Dengan
bertambah panjangnya rantai, pengaruh gugus hidroksil yang polar terhadap sifat molekul menurun. Sifat
molekul yang seperti air berkurang, sebaliknya sifatnya lebih seperti hidrokarbon. Akibatnya alkohol
dengan bobot molekul rendah cenderung larut dalam air, sedangkan alkohol berbobot molekul tinggi
tidak demikian. Alkohol mendidih pada temperatur yang cukup tinggi. Sebagai suatu kelompok senyawa,
fenol memiliki titik didih dan kelarutan yang sangat bervariasi, tergantung pada sifat subtituen yang
menempel pada cincin benzena (Petrucci, 1987).

Suatu alkohol primer dapat dioksidasi menjadi aldehid atau asam karboksilat. Alkohol sekunder
dapat dioksidasi menjadi keton saja. Sedangkan pada alkohol tersier menolak oksidasi dengan larutan
basa, dalam larutan asam, alkohol mengalami dehidrsi menghasilkan alkena yang kemudian dioksidasi
(Fessenden, 1997).
Pada umumnya etanol disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja,
adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang
paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat
ditemukan pada minuman beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang
paling tua. Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus
empiris C2H6O. Ia merupakan isomer konstitusional dari dimetil eter. Etanol sering disingkat menjadi
EtOH, dengan "Et" merupakan singkatan dari gugus etil (C2H5). Alkohol juga memacu tumbuhnya
bakteri pengoksidasi alkohol yaitu yang mengubah alkohol menjadi asam asetat dan menyebakan rasa
masam pada tape yang dihasilkan.

2.2 Sejarah Alkohol


Etanol telah digunakan manusia sejak zaman prasejarah sebagai bahan pemabuk dalam minuman
beralkohol. Residu yang ditemukan pada peninggalan keramik yang berumur 9000 tahun dari Cina bagian
utara menunjukkan bahwa minuman beralkohol telah digunakan oleh manusia prasejarah dari masa
Neolitik.

Etanol dan alkohol membentuk larutan azeotrop. Karena itu pemurnian etanol yang mengandung
air dengan cara penyulingan biasa hanya mampu menghasilkan etanol dengan kemurnian 96%. Etanol
murni (absolut) dihasilkan pertama kali pada tahun 1796 oleh Johan Tobias Lowitz yaitu dengan cara
menyaring alkohol hasil distilasi melalui arang.

Lavoisier menggambarkan bahwa etanol adalah senyawa yang terbentuk dari karbon, hidrogen
dan oksigen. Pada tahun 1808 Saussure berhasil menentukan rumus kimia etanol. Lima puluh tahun
kemudian (1858), Couper mempublikasikan rumus kimia etanol. Dengan demikian etanol adalah salah
satu senyawa kimia yang pertama kali ditemukan rumus kimianya. Etanol pertama kali dibuat secara
sintetik pada tahun 1826 secara terpisah oleh Henry Hennel dari Britania Raya dan S.G. Sérullas dari
Perancis. Pada tahun 1828, Michael Faraday berhasil membuat etanol dari hidrasi etilena yang dikatalisis
oleh asam. Proses ini mirip dengan proses sintesis etanol industri modern.

Etanol telah digunakan sebagai bahan bakar lampu di Amerika Serikat sejak tahun 1840, namun
pajak yang dikenakan pada alkohol industri semasa Perang Saudara Amerika membuat penggunaannya
tidak ekonomis. Pajak ini dihapuskan pada tahun 1906 dan sejak tahun 1908 otomobil Ford Model T telah
dapat dijalankan menggunakan etanol. Namun, dengan adanya pelarangan minuman beralkohol pada
tahun 1920, para penjual bahan bakar etanol dituduh berkomplot dengan penghasil minuman alkohol
ilegal, dan bahan bakar etanol kemudian ditinggalkan penggunaannya sampai dengan akhir abad ke-20.

Etanol adalah cairan tak berwarna yang mudah menguap dengan aroma yang khas. Ia terbakar
tanpa asap dengan lidah api berwarna biru yang kadang-kadang tidak dapat terlihat pada cahaya biasa.

Sifat-sifat fisika etanol utamanya dipengaruhi oleh keberadaan gugus hidroksil dan pendeknya
rantai karbon etanol. Gugus hidroksil dapat berpartisipasi ke dalam ikatan hidrogen, sehingga
membuatnya cair dan lebih sulit menguap dari pada senyawa organik lainnya dengan massa molekul yang
sama.

Etanol adalah pelarut yang serbaguna, larut dalam air dan pelarut organik lainnya, meliputi asam
asetat, aseton, benzena, karbon tetraklorida, kloroform, dietil eter, etilena glikol, gliserol, nitrometana,
piridina, dan toluena. Ia juga larut dalam hidrokarbon alifatik yang ringan, seperti pentana dan heksana,
dan juga larut dalam senyawa klorida alifatik seperti trikloroetana dan tetrakloroetilena.

Campuran etanol-air memiliki volume yang lebih kecil daripada jumlah kedua cairan tersebut
secara terpisah. Campuran etanal dan air dengan volume yang sama akan menghasilkan campuran yang
volumenya hanya 1,92 kali jumlah volume awal. Pencampuran etanol dan air bersifat eksotermik dengan
energi sekitar 777 J/mol dibebaskan pada 298 K . Campuran etanol dan air akan membentuk azeotrop
dengan perbandingkan kira-kira 89 mol% etanol dan 11 mol% air. Perbandingan ini juga dapat
dinyatakan sebagai 96% volume etanol dan 4% volume air pada tekanan normal dan T = 351 K.
Komposisi azeotropik ini sangat tergantung pada suhu dan tekanan. Ia akan menghilang pada temperatur
di bawah 303 K.

Ikatan hidrogen menyebabkan etanol murni sangat higroskopis, sedemikiannya ia akan menyerap
air dari udara. Sifat gugus hidroksil yang polar menyebabkannya dapat larut dalam banyak senyawa ion,
utamanya natrium hidroksida, kalium hidroksida, magnesium klorida, kalsium klorida, amonium klorida,
amonium bromida, dan natrium bromida. Natrium klorida dan kalium klorida sedikit larut dalam etanol.
Oleh karena etanol juga memiliki rantai karbon nonpolar, ia juga larut dalam senyawa nonpolar, meliput
kebanyakan minyak atsiri dan banyak perasa, pewarna, dan obat.

Penambahan beberapa persen etanol dalam air akan menurunkan tegangan permukaan air secara
drastis. Campuran etanol dengan air yang lebih dari 50% etanol bersifat mudah terbakar dan mudah
menyala. Campuran yang kurang dari 50% etanol juga dapat menyala apabila larutan tersebut dipanaskan
terlebih dahulu.
Sifat-sifat kimia : Etanol termasuk dalam alkohol primer, yang berarti bahwa karbon yang
berikatan dengan gugus hidroksil paling tidak memiliki dua hidrogen atom yang terikat dengannya juga.
Reaksi kimia yang dijalankan oleh etanol kebanyakan berkutat pada gugus hidroksilnya.

2.3 Rumus Molekul / Gugus Fungsi Alkohol


Struktur Alkohol adalah senyawa karbon yang mengandung atom oksigen berikatan tunggal.
Kedudukan atom oksigen di dalam alkohol dan eter serupa dengan kedudukan atom oksigen dalam
molekul air. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa struktur alkohol sama dengan struktur air. Satu atom
H pada air merupakan residu hidrokarbon (gugus alkil) pada alkohol. Struktur eter dikatakan sama dengan
struktur air. Kedua atom H pada air merupakan gugus alkil pada eter.

Struktur Alkohol (R-OH). Berdasarkan posisi atom karbon yang mengikat gugus hidroksil dalam
senyawa alkohol maka alkohol dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu sebagai berikut.
 Alkohol primer (1°) adalah suatu alkohol dengan gugus hidroksil (–OH) terikat pada atom karbon
primer. Atom karbon primer adalah atom karbon yang mengikat satu atom karbon lain

 Alkohol sekunder (2°) adalah alkohol dengan gugus hidroksil (–OH) terikat pada atom karbon
sekunder. Atom karbon sekunder adalah atom karbon yang mengikat dua atom karbon lain.

 Alkohol tersier (3°) adalah alkohol dengan gugus hidroksil (–OH) terikat pada atom karbon tersier.
Atom karbon tersier adalah atom karbon yang mengikat tiga atom karbon lain

2.4 SifatAlkohol
2.4.1 Sifat Fisika Alkohol

1. Titik Didih Alkohol

Alkohol merupakan cairan jernih tidak berwarna dan berbau khas. Alkohol suku tinggi (jumlah
atom C banyak) dan alkohol polivalen (alkohol yang memiliki banyak gugus hidroksil (-OH) dalam
senyawanya) merupakan cairan kental dengan titik didih relatif tinggi.

Kebanyakan alkohol dengan jumlah atom karbon sampai dengan 11 atau 12 berwujud cair pada
suhu kamar. Metanol dan etanol berupa cairan yang mudah menguap. Jenis – jenis alkohol yang lebih
tinggi (butanol – dekanol) berwujud cairan kental dan beberapa isomer yang bercabang berwujud padat
pada suhu kamar.

Mengapa alkohol berwujud cair dengan titik didih (td) yang lebih tinggi daripada alkana dengan
berat molekul (bm) yang sama? Mengapa eter memiliki titik didih yang lebih rendah daripada alkohol
pada berat molekul yang sama?

Perbedaan titik didih menunjukan bahwa interaksi antarmolekul etanol lebih kuat daripada
interaksi antarmolekul dimetil eter. Etanol dan eter keduanya bersifat polar. Titik didih etanol yang lebih
tinggi ini ditentukan oleh adanya ikatan hidrogen, walaupun gaya dipol – dipol juga dapat terjadi. Eter
tidak memiliki gugus –OH sehingga tidak membentuk ikatan hidrogen. Ikatan antarmolekul eter adalah
gaya tarik dipol – dipol . Ikatan hidrogen jauh lebih kuat daripada gaya dipol – dipol. Oleh karena itu,
titik diddih dimetil eter dan dietil eter lebih 100 oC lebih rendah daripada titik didih alkohol dengan berat
molekul yang sama dengan kedua eter tersebut. Propana memiliki titik didih yang terendah karena
propana bersifat nonpolar sehingga interaksi antarmolekul yang terjadi hanya gaya London.

Tabel perbandingan titik didih alkohol, eter, dan alkana dengan berat molekul yang sama

Senyawa Rumus Berat molekul Titik didih (oC)


Air H2O 18 100
Etanol CH3 CH2 – OH 46 78
Dimetil eter CH3 – O – CH3 46 -25
Propana CH3 CH2 CH3 44 -42
n-Butanol CH3 CH2 CH2 CH2 – OH 74 118
Dietil eter CH3 CH2 – O – CH2 CH3 74 35
Pentana CH3 CH2 CH2 CH2 CH3 72 36

2. Kelarutan

Air dan alkohol mengandung gugus –OH sehingga keduanya dapat membentuk ikatan hidrogen.
Alkohol dapat larut dalam air karena membentuk ikatan hidrogen dengan air. Selain itu, antarmolekul
alkohol sendiri juga membentuk ikatan hidrogen. Karena sifat alkohol adalah polar, maka alkohol
menjadi pelarut yang lebih baik untuk molekul – molekul polar daripada hidrokarbon. Senyawa –
senyawa seperti natrium klorida juga larut dalam alkohol.
Gugus alkil (nonpolar) pada alkohol bersifat hidrofobik (takut air). Makin panjang gugus
alkilmakin rendah kelarutannya sehingga alkohol kurang larut dalam air. Oleh karena itu, alkohol juga
dapat larut madlam pelarut organik nonpolar. Kelarutan alkohol dalam air berkurang dengan bertambah
panjangnya rantai alkil. Sebagai contoh, kelarutan etanol lebih rendah daripada metanol, kelarutan 1-
pentanol lebih rendah daripada 1-butanol.

Sifat Alkohol yang memiliki rantai pendek mudah larut dalam air pada berbagai perbandingan.
Etanol jika dilarutkan dalam air akan mengalami penyusutan volume.

2.4.2 Sifat Kimia Alkohol

 1.      Oksidasi alkohol primer


Oksidasi alkohol primer dengan menggunakan natrium bikromat dan asam sulfat akan
menghasilkan suatu aldehida dan air.

2.      Oksidasi alkohol sekunder


Oksidasi alkohol sekunder dengan menggunakan natrium bikromat dan asam sulfat akan
menghasilkan suatu keton dan air.

Contoh:

3.      Oksidasi alkohol tersier


Oksidasi alkohol tersier oleh oksigen akan menghasilkan campuran asam karboksilat, keton,
karbondioksida dan air.

Contoh :

a.       Reaksi dengan natrium


Alkohol bereaksi dengan logam natrium menghasilkan suatu alkoksida. Hasil samping berupa
gas hidrogen.

Contoh :
b.      Reaksi dengan asam halida
Alkohol bereaksi dengan asam halida menghasilkan alkil halida dan air.

Contoh :

c.       Esterifikasi
Alkohol bereaksi dengan asam karboksilat menghasilkan ester dan produk samping berupa air.
Reaksi yang terjadi merupakan reaksi  kesetimbangan

Contoh :

d.      Dehidrasi alkohol


Dehidrasi alkohol dengan suatu asam sulfat akan menghasilkan alkena dan air.

Contoh :

2.5 Tata Nama Alkohol

A. IUPAC

1) Pemberian nama alkohol dilakukan dengan mengganti akhiran –a pada nama alkana dengan –ol.

Contoh:
2) Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon paling Panjang)

Contoh:

3) Tentukan substituen yang terikat rantai utama.

Contoh:

4) Penomoran substituen dimulai dari ujung yang terdapat gugus hidroksi (-OH) dengan nomor atom C
paling rendah.

Contoh:

5) Jika terdapat 2/lebih substituen berbeda, dalam penulisan harus disusun berdasarkan urutan abjad huruf
pertama nama substituent

Contoh:.

6) Awalan di-, tri-, sek-, ters-, tidak perlu diperhatikan dalam penentuan urutan abjad sedangkan awalan
yang tidak dipisahkan dengan tanda hubung (antara lain : iso-, dan neo-) diperhatikan dalam penentuan
urutan abjad.

Contoh:
b. Trivial (Nama Umum)

1) Tentukan gugus alkil yang mengikat gugus hidroksil.

Contoh:

2) Tambahkan akhiran “alkohol” setelah nama substituen.

Contoh:

2.6 Reaksi Pembuatan Alkohol

a. Mereaksikan alkil halida dengan basa

Alkohol dibuat dengan mereaksikan antara alkil halida dengan suatu basa. Selain itu juga diperoleh
produk lain, yakni garam halide
contoh: 

b. Reduksi aldehida
Reduksi (hidrogenasi) aldehida akan menghasilkan alkohol primer.
Contoh:
c. Hidrolisis alkil hidrogensulfat
Hidrolisis alkil hidrogensulfat akan menghasilkan alkohol dengan hasil sisa asam sulfat.
Contoh :

d. Hidrolisis ester
Alkohol dibuat dengan hidrolisis ester. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi kesetimbangan.
Contoh :

e. Reduksi keton dengan hidrogen


Reduksi suatu keton akan menghasilkan suatu alkohol sekunder.
Contoh :

f. Mereaksikan Alkena dengan asam sulfat kemudian dihidrolisis.


Hidrolisis hasil reaksi antara alkena dengan asam sulfat akan menghasilkan alkohol.

Contoh:

2.7 Reaksi-Reaksi Pada Alkohol


Gugus –OH merupakan gugus fungsi dari alkohol oleh sebab itu sebagian besar reaksi terjadi pada gugus
tersebut. Berikut merupakan beberapa reaksi yang terjadi pada alkohol: reaksi oksidasi, penggantian
gugus –OH, penggantian atom H pada gugus –OH oleh gugus asam, logam aktif dan gugus alkil.
a.       Oksidasi
Alkohol dengan oksidator kuat seperti NA2Cr2O7 + H2SO4 dapat mengalami reaksi oksidasi. Hasil yang
diperoleh dari reaksi oksidasi berbeda-beda tergantung pada jenis alkoholnya. Akohol primer jika
teroksidasi menghasilkan aldehida apabila jumlah oksidator masih berlebih akan terjadi oksidasi berlanjut
memebntuk asam karboksilat, alkohol sekunder menghasilkan keton sedangkan alkohol tersier
menghasilkan campuran asam karboksilat dan keton. Reaksi antara alkohol primer, sekunder dan tersier
dengan NA2Cr2O7 + H2SO4 dapat dilihat pada contoh.

b.      Penggantian Gugus –OH


Gugus –OH pada alkohol dapat digantikan oleh atom-atom halogen apabila direaksikan dengan fosfor
halida dan asam halida. Fosfor halida dapat berupa PX 3 dan PX5 sedangkan asam halogen berupa HX.

laju reaksi alkohol dengan asam halogen adalah alkohol tersier > alkohol
sekunder > alkohol primer.
Penggantian Atom H pada Gugus –OH oleh Gugus Asam, Logam Aktif dan
Gugus Alkil

Reaksi diatas merupakan reaksi antara alkohol primer dan asam karboksilat.
Bila dipanaskan dengan penambahan sedikit asam sulfat pekat maka akan
terbentuk sebuah ester dan H2O. H2O yang diperoleh dari reaksi diatas
dibentuk dari H dari alkohol dan OH dari asam asetat. Apabila digunakan
alkohol tersier H diperoleh dari asam asetat dan OH dari alkohol.
Apabila alkohol direaksikan dengan asam-asam anorganik produk yang diperoleh berupa ester anorganik.
Produk yang diperoleh dari reaksi antara etanol dengan asam sulfat berupa etil hidrogen sulfat dan air,
sedangkan produk yang diperoleh dari reaksi antara etanol dengan asam nitrit berupa etil nitrit dan air.

Atom H pada gugus –OH dapat digantikan oleh logam aktif seperti Na. Reaksi antara alkohol dan Na
menghasilkan garam natrium alkoksida dan pembebasan gas hidrogen. Garam yang diperoleh dari reaksi
ini apabila dihidrolisis akan diperoleh kembali alkohol asalnya. Laju pergantian atom H oleh logam aktif
yaitu alkohol primer > alkohol sekunder > alkohol tersier.
Setelah pergantian atom H oleh logam aktif apabila direaksikan lagi dengan alkil halida akan terjadi
pergantian logam aktif oleh gugus alkil. Logam aktif yang didesak keluar akan bereaksi dengan halogen
dari alkil halida membentuk garam.

c.       Metanol
Metanol atau metil alkohol merupakan suku pertama dari alkohol dengan rumus molekul CH 3OH.
Metanol bersifat toksit karena dapat menyebabkan kematian dan kebutaan apabila terkena mata. Metanol
berupa zat cair tidak berwarna dengan titik didih 64.7 °C, massa jeni 0.7918 g/cm³,, mudah larut dalam
air, mudah menguap dengan bau seperti alkohol biasa dan mudah terbakar. Spritus merupakan campuran
antara metanol dan etanol. Warna pada etanol merupakan zat tambahan agar tidak diminum.
Matanol yang diproduksi sebagian besar digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pembuatan
formaldehit. Metanol sering dicampurkan dengan bensin, karena campuran ini diduga dapat
meningkatkan mutu bensin. Namun demikian metanol yang ditambahkan memiliki kelemahan karena
dapat menyebabkan korosi terhadap beberapa logam, termasuk aluminium. Berikut reaksi yang terjadi
pada pembakaran metanol:
Metanol awalnya diperoleh dari penyulingan kering dari kayu. Kini metanol diperoleh dengan
mereaksikan karbonmonoksida dengan hidrogen, dengan katalis ZnO + Cu. Campuran antara gas CO dan
H2 dipanaskan dengan suhu sekitar 450 ºC dengan tekanan 200 atm.

d.      Etanol
Etanol merupakan salah satu jenis alkohol yang dikonsumsi dan memiliki titik didih dan titik leleh
berturut-turut 78 ºC dan 114 ºC. Etanol memiliki rumus molekul C 2H5OH dan sering disingkat menjadi
EtOH.Anggur, wiskey dan bir merupakan minuman keras yang mengandung etanol dengan konsentrasi
tertentu. Etanol merupakan cairan yang jernih tidak berwarna, terasa membakar pada mulut maupun
tenggorokan bila ditelan. Beberapa jenis minuman yang mengandung alkohol adalah sebagai berikut:
a.       Golongan A : kadar etanol 1% – 5% (bir)
b.      Golongan B : kadar etanol 5% – 20% (wine)
c.       Golongan C : kadar etanol 20% – 45% (whiskey, vodka, manson house,
johny walker, kamput)
Minuman-minuman seperti anggur dan bir telah dikenal dikenal sejak zaman prasejarah. Pada zaman itu
munuman-minuman tersebut diperoleh dari proses peragian atau fermentasi terhadap bahan-bahan yang
mengandung pati atau gula. Bahan sebagai sumber pati dapat berupa kentang, ubi kayu dan beras.
Umumnya bahan-bahan yang mengandung pati dapat diolah menjadi alkohol dengan proses peragian atau
fermentasi. Awalnya bahan yang mengandung pati direndam dengan air sehingga terbentuk enzim
amilase. Enzim amilase yang terbentuk secara bertahap menguraikan pati menjadi glukosa. Dengan
bantuan enzim zimase yang terdapat di dalam ragi, glukosa yang terbentuk diuraikan menjadi etanol dan
karbondioksida.

Proses fermentasi dilangsungkan pada suhu 25 ºC. Pada suhu rendah proses peragian berjalan lambat
sedangkan pada suhu tinggi ragi yang ditambahkan akan terbunuh. Konsentrasi etanol yang diperoleh dari
proses fermentasi maksimal 10-15%. Hal ini disebabkan pada konsentrasi lebih tinggi sel-sel ragi
terbunuh sehingga proses penguraian glukosa terhenti.
Untuk meningkatkan kadar alkohol yang diperoleh dari proses fermentasi dilakukan dengan destilasi
fraksional. Titik didih etanol 78 ºC dan titik didih air 100 ºC. Dari proses destilasi fraksional walaupun
konsentrasi etanol sangat tinggi namun tidak diperoleh etanol absolut. Etanol absolut yaitu etanol dengan
konsentrasi 100%. Hal ini disebabkan etanol dan air membentuk suatu campuran azeotropik sehingga
hanya diperolehn etanol dengan kemurnian 96%. Campuran azeotropik yaitu campuran yang memiliki
titik didih sama. Untuk memperoleh etanol absolut perlu dilakukan dengan cara kimia, yaitu dengan
menambahkan CaO atau Mg(OCH3)2 sebagai penarik air.   
Selain dengan cara fermentasi etanol dapat pula diproduksi hidrasi etilena menggunakan katalis asam
fosfat pada suhu 300 ºC.

Selain cara di atas dapat pula digunakan proses hidrasi secara tidak langsung etilena dengan H 2SO4pekat.
Produk hidrasi yang diperoleh hidrolisis sehingga diperoleh etanol.

d.      Alkohol Dihidroksi


Alkohol dihidroksi merupakan alkohol yang di dalam molekulnya terdapat 2 buah gugs –OH. Alkohol-
alkohol yang memiliki dua buah gugus –OH disebut glikol. Salah satu contoh alkohol dihidroksi yaitu
etilena glikol. Berikut rumus struktur etilena glikol:

Etilena glikol merupakan cairan tidak berwarna yang memiliki rasa manis. Alkohol bersifat dan larut
dengan baik di dalam air.

f. Alkohol Trihidroksi
Alkohol trihidroksi merupakan alkohol yang didalam molekulnya terdapat 3 buah gugus –OH. Gliserol
atau 1,2,3-propananatriol merupakan salah satu contoh terpenting dari alkohol trihidroksi. Istilah gliserol
berasal dari bahasa Yunani glykys yang berarti manis. Gliserol pada temperatur kamar berupa cairan
kental tidak berwarna yang memiliki rasa manis dengan titik didih dan titik leleh berturut-berturut 290 ºC
dan 18 ºC, dapat bercampur dengan air dan alkohol pada segala perbandingan.
Gliserol di dalam laboratorium digunakan sebagai pelarut karena memiliki sifat penyerap air
(higroskopis). Di dalam bidang industri gliserol digunakan sebagai bahan pembuat parfum, pelumas, dan
digunakan sebagai bahan pembuat kosmetik karena gliserol mampu melembutkan kulit.
Gliserol umumnya dibuat dengan cara hidrolis lemak menggunakan NaOH dan hidrolisis 1,2,3-
trikloropropana menggunakan K2CO3 dan H2O.
2.7 Jenis-Jenis Alkohol

Berdasarkan jenis atom C yang mengikat gugus –OH, alkohol dibedakan atas alkohol primer,
alkohol sekunder, dan alkohol tersier. Agen pengoksidasi yang digunakan pada reaksi-reaksi ini biasanya
adalah sebuah larutan natrium atau kalium dikromat(V)) yang diasamkan dengan asam sulfat encer.

Jika oksidasi terjadi, larutan orange yang mengandung ion-ion dikromat(VI) direduksi menjadi
sebuah larutan hijau yang mengandung ion-ion kromium(III).

Persamaan setengah-reaksi untuk reaksi ini adalah

1. Alkohol Primer

Alkohol primer bisa dioksidasi baik menjadi aldehid maupun asam karboksilat tergantung pada kondisi-
kondisi reaksi. Untuk pembentukan asam karboksisat, alkohol pertama-tama dioksidasi menjadi sebuah
aldehid yang selanjutnya dioksidasi lebih lanjut menjadi asam.

 Oksidasi parsial menjadi aldehid

Oksidasi alkohol akan menghasilkan aldehid jika digunakan alkohol yang berlebihan, dan aldehid bisa
dipisahkan melalui distilasi sesaat setelah terbentuk.
Alkohol yang berlebih berarti bahwa tidak ada agen pengoksidasi yang cukup untuk melakukan tahap
oksidasi kedua. Pemisahan aldehid sesegera mungkin setelah terbentuk berarti bahwa tidak tinggal
menunggu untuk dioksidasi kembali.

Jika digunakan etanol sebagai sebuah alkohol primer sederhana, maka akan dihasilkan aldehid etanal,
CH3CHO. Persamaan lengkap untuk reaksi ini agak rumit, dan kita perlu memahami tentang persamaan
setengah-reaksi untuk menyelesaikannya.

Dalam kimia organik, versi-versi sederhana dari reaksi ini sering digunakan dengan berfokus pada apa
yang terjadi terhadap zat-zat organik yang terbentuk. Untuk melakukan ini, oksigen dari sebuah agen
pengoksidasi

dinyatakan sebagai [O]. Penulisan ini dapat menghasilkan persamaan reaksi yang lebih sederhana:

 Oksigen sebagai pengoksidasi

Penulisan ini juga dapat membantu dalam mengingat apa yang terjadi selama reaksi berlangsung. Kita
bisa membuat sebuah struktur sederhana yang menunjukkan hubungan antara alkohol primer dengan
aldehid yang terbentuk.

Reaksi alkohol primer menjadi aldehid

 Oksidasi sempurna menjadi asam karboksilat

Untuk melangsungkan oksidasi sempurna, kita perlu menggunakan agen pengoksidasi yang berlebih dan
memastikan agar aldehid yang terbentuk pada saat produk setengah-jalan tetap berada dalam campuran.

Alkohol dipanaskan dibawah refluks dengan agen pengoksidasi berlebih. Jika reaksi telah selesai, asam
karboksilat bisa dipisahkan dengan distilasi.

Persamaan reaksi sempurna untuk oksidasi etanol menjadi asam etanoat adalah sebagai berikut:
Persamaan reaksi yang lebih sederhana biasa dituliskan sebagai berikut:

Atau, kita bisa menuliskan persamaan terpisah untuk dua tahapan reaksi, yakni pembentukan etanal dan
selanjutnya oksidasinya.

Reaksi yang terjadi pada tahap kedua adalah:

2. Alkohol Sekunder

Alkohol sekunder dioksidasi menjadi keton. Sebagai contoh, jika alkohol sekunder, propan-2-ol,
dipanaskan dengan larutan natrium atau kalium dikromat(VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer,
maka akan terbentuk propanon. Perubahan-perubahan pada kondisi reaksi tidak akan dapat merubah
produk yang terbentuk.

Dengan menggunakan persamaan reaksi yang sederhana, yang menunjukkan hubungan antara struktur,
dapat dituliskan sebagai berikut:
Jika anda melihat kembali tahap kedua reaksi alkohol primer, anda akan melihat bahwa ada sebuah atom
oksigen yang “disisipkan” antara atom karbon dan atom hidrogen dalam gugus aldehid untuk
menghasilkan asam karboksilat.

Untuk alkohol sekunder, tidak ada atom hidrogen semacam ini, sehingga reaksi berlangsung lebih cepat.

3. Alkohol Tersier

Alkohol-alkohol tersier tidak dapat dioksidasi oleh natrium atau kalium dikromat(VI). Bahkan tidak ada
reaksi yang terjadi. Jika anda memperhatikan apa yang terjadi dengan alkohol primer dan sekunder, anda
akan melibat bahwa agen pengoksidasi melepaskan hidrogen dari gugus -OH, dan sebuah atom hidrogen
dari atom karbon terikat pada gugus -OH.

Alkohol tersier tidak memiliki sebuah atom hidrogen yang terikat pada atom karbon tersebut.

Anda perlu melepaskan kedua atom hidrogen khusus tersebut untuk membentuk ikatan rangkap C=O.

Uji Alkohol

Pertama-tama harus dipastikan bahwa larutan yang akan di uji benar-benar alkohol dengan cara menguji
keberadaan gugus -OH di dalam larutan.

Juga perlu menentukan bahwa cairan tersebut adalah cairan netral, bebas dari air sehingga bereaksi
dengan fosfor(V) klorida menghasilkan asap-asap hidrogen klorida yang mengandung air.

Selanjutnya tambahkan beberapa tetes alkohol ke dalam sebuah tabung uji yang mengandung larutan
kalium dikromat (VI) yang telah diasamkan dengan asam sulfat encer. Tabung tersebut akan dipanaskan
di sebuah penangas air panas.

Hasil untuk masing-masing jenis alkohol, antara lain:

Alkohol tersier
Untuk alkohol primer atau sekunder, warna orange larutan akan berubah menjadi hijau. Sedangkan untuk
alkohol tersier tidak ada perubahan warna.

Setelah pemanasan:

Membedakan alkohol primer dan alkohol sekunder

Diperlukan aldehid (melalui oksidasi alkohol primer) atau keton (melalui oksidasi alkohol sekunder)
untuk bisa membedakan antara alkohol primer dan alkohol sekunder.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh aldehid sedangkan keton tidak dapat melakukannya. Antara
lain reaksi dengan pereaksi Tollens, laruan Fehling dan larutan Benedict, dan lain-lain yang akan dibahas
di halaman lain.

Menurut pengalaman, uji-uji ini sedikit sulit dilakukan dan hasilnya tidak selamanya jelas seperti yang
disebutkan dalam literatur. Sebuah uji yang jauh lebih sederhana namun cukup terpercaya adalah dengan
menggunakan pereaksi Schiff.

Pereaksi Schiff merupakan sebuah zat warna Fuchsin yang berubah warna jika sulfur oksida dilewatkan
kedalamnya. Jika terdapat sedikit aldehid, warnanya akan berubah mejadi merah keungu-unguan yang
terang.

Akan tetapi, pereaksi ini harus digunakan dalam keadaan dingin, karena keton bisa bereaksi dengan
pereaksi ini sangat lambat menghasilkan warna yang sama. Jika dipanaskan, maka reaksi dengan keton
akan lebih cepat, sehingga berpotensi memberikan hasil yang membingungkan.

Sambil dipanaskan, campuran reaksi dalam penangas air panas, bisa dilewatkan uap yang dihasilkan
melalui beberapa pereaksi Schiff.
 Jika pereaksi Schiff cepat berubah warna menjadi merah keungu-unguan, maka dihasilkan aldeih
dari sebuah alkohol.
 Jika tidak ada perubahan warna dalam pereaksi Schiff, atau hanya sedikit warna pink yang
terbentuk dalam beberapa menit, maka tidak dihasilkan aldehid, sehingga tidak ada alkohol.

Karena terjadi perubahan warna pada larutan kalium dikromat(VI) yang bersifat asam, maka harus
terdapat lakohol sekunder.

Harus diperiksa hasil uji sesegera mungkin setelah larutan kalium dikromat (VI) berubah menjadi hijau –
jika anda membiarkannya terlalu lama, maka pereaksi Schiff bisa berubah warna kembali (untuk alkohol
sekunder).

2.8 Kegunaan Alkohol dan Dampak Alkohol Bagi Tubuh

2.8.1 Kegunaan Alkohol

Berikut ini terdapat beberapa kegunaan alkohol, antara lain:

1. Etanol

Alkohol yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah etanol. Etanol berkadar 70% digunakan
sebagai zat antiseptik, pembersih luka, serta pensteril alat-alat kedokteran dan industri.

Etanol berkadar 95%-96% digunakan sebagai pelarut dalam industri parfum, bat-obatan, zat warna dan
kosmetik. Etanol 95%-96% ini dihasilkan melalui proses distilasi sehingga masih mengandung 4%-5%
air.
Hal ini terjadi karena campuran air dan alkohol membentuk campuran azeotrop, yaitu campuran zat cair
yang terdiri atas dua atau lebih senyawa yang bersifat seperti satu senyawa.

Etanol berkadar 100% (etanol absolut) dapat diperoleh dengan cara memekatkan etanol hasil distilasi
dengan menggunakan zat pengikat air, seperti kalsium oksida (CaO).

Campuran etanol dan gasolin (bensin) menghasilkan bahan bakar yang disebut gohosol. Pembakaran
gohosol lebih sempurna dibandingkan pembakaran bensin sehingga efisiensinya meningkat dan daya
pencemarannya menurun. Dengan alasan tersebut, gohoosol dapat digunakan sebagai bahan bakar
alternatif yang ramah lingkungan.

 Minuman

“Alkohol” yang terdapat dalam minuman beralkohol adalah etanol.

Etanol biasanya dijual sebagai spirit (minuman keras) bermetil yang diproduksi dalam skala industri yang
sebenarnya merupakan sebuah etanol yang telah ditambahkan sedikit metanol dan kemungkinan beberapa
zat warna.

Metanol beracun, sehingga spirit bermetil dalam skala industri tidak cocok untuk diminum. Penjualan
dalam bentuk spirit dapat menghindari pajak tinggi yang dikenakan untuk minuman beralkohol
(khususnya di Inggris).

 Sebagai bahan bakar

Etanol dapat dibakar untuk menghasilkan karbon dioksida dan air serta bisa digunakan sebagai bahan
bakar baik sendiri maupun dicampur dengan petrol (bensin). “Gasohol” adalah sebuah petrol / campuran
etanol yang mengandung sekitar 10 – 20% etanol.

Karena etanol bisa dihasilkan melalui fermentasi, maka alkohol bisa menjadi sebuah cara yang
bermanfaat bagi negara-negara yang tidak memiliki industri minyak untuk mengurangi import petrol
mereka.

 Sebagai pelarut

Etanol banyak digunakan sebagai sebuah pelarut. Etanol relatif aman, dan bisa digunakan untuk
melarutkan berbagai senyawa organik yang tidak dapat larut dalam air. Sebagai contoh, etanol digunakan
pada berbagai parfum dan kosmetik.

2. metanol

Matenol merupakan bahan dasar senyawa formaldehid (formalin), suatu senyawa yang digunakan sebagai
pengawet mayat atau spesimen biologi. Metanol juga digunakan sebagai bahan baku untuk mensintesis
senyawa lain, seperti metil butirat (ester pemberi aroma apel). Selain itu, campuran metanol dan bensin
menghasilkan bahan bakar yang memiliki nilai oktan tinggi dengan efisiensi pembakaran yang lebih tiggi.

Meskipun banyak manfaatnya, metanol bersifat toksik (beracun) sehingga perlu berhati-hati dalam
penggunaannya. Dalam jumlah yang sedikit (sekitar 15 mL), metanol dapat menyebabkan kebutaan.
Dalam jumlah yang banyak (sekitar 100-200 mL), metanol dapat menyebabkan kematian.

 Sebagai bahan bakar

Metanol jika dibakar akan menghasilkan karbon dioksida dan air.

Metanol bisa digunakan sebagai sebuah aditif petrol untuk meningkatkan pembakaran, atau kegunaannya
sebagai sebuah bahan bakar independen (sekarang sementara diteliti).

Sebagai sebuah stok industri kebanyakan metanol digunakan untuk membuat senyawa-senyawa lain –
seperti metanal (formaldehida), asam etanoat, dan metil ester dari berbagai asam. Kebanyakan dari
senyawa-senyawa selanjutnya diubah menjadi produk.

3. Spiritus

Spiritus merupakan salah satu jenis alkohol yang digunakan sebagai bahan bakar lampu petromak dan
lampu spiritus. Lampu spiritus sering digunakan untuk proses sterilisasi di laboratrium mikrobiologi.
Bahan aktif spiritus adalah etanol yang dicampuri metanol, benzena, dan piridina. Karena dicampur
dengan metanol yang.

bersifat toksik, spiritus pun bersifat toksik. Dengan demikian, diharapkan spiritus tidak disalahgunakan
menjadi minuman keras.

2.8.2 Dampak Alkohol Bagi Tubuh Manusia

Berikut ini terdapat beberapa dampak alkohol bagi tubuh manusia, antara lain:

1. Konsumsi Alkohol

Alkohol (etanol,dalam konteks makanan) dioksidasi menjadi CO 2 dan H2O dalam tubuh serta
menghasilkan energi sekitar 7 kkal/gr,lebih besar dari karbohidrat (sekitar 4 kkal) tetapi lebih kecil
daripada lemak (sekitar 9  kkal).Konsumsi alkohol sebaiknya tidak lebih (dan mungkin kurang) dari 1 oz
(sekitar 15 gr),jumlah ini tedapat dalam 2 gelas anggur kecil.

Kandungan etanol biasanya dinyatakan sebagai % dari bagian volume. Untuk memperkirakan pengmbilan
alkohol dan kadar alkohol dalam plasma diperlukan perhitungan dalam satuan gr etanol (berat jenis 0.79
kg.L-1). I botol bir (0,5 L dengan 4 vol.&) mengandung 20 mL=16 gr etanol, 1 botol anggur (0,7 L
drengan 10 vol.%) mengandung 70 mL= s55 gr etanol.

Kadar alkohol dalam minuman ditunjukan dengan istilah – proof‖. proof‖ yang tertulis dilabel kemasan
minuman adalah sama dengan dua kali kadar miniman tersebut.   Misal   dalam   minuman   tertulis   –
100   proof‖,   maka   minuman tesebut mempunyai kadar alkohol 50%. Alkohol murni mempunyai –
proof‖ sebesar 200.

Kadar alkohol dalam darah ditentukan oleh jumlah dan kecepatan konsumsi etanol serta laju
metabolisme. Katika kadar alkohol dalam darah mencapai 0,05%, efek depresan dari alkohol mulai
bekerja. Pad kadar 0,1%, syaraf-syaraf motorik mulai terpengaruh. Pada kadar 0,2% dalam darah, syaraf
motorik seorang mengalami kelumpuhan dan keadaan emosi yang terganggu.sedangkan dalam kadar
0,3% dapat menyebakan kolaps.

Kemudian dengan kadar 0.4%-0,5% dalam darah, orang akan berada dalam keadaan koma, serta beberapa
bagian otak yang mengatur detak jantung dan pernafasan akan terganggu sehingga dapat menimbulkan
kematian.

Pada beberapa negara bagian di amerika Serikat, kadar mabuk didefinisikan sebagai kadar alkohol
mencapai 0,1% di dalam darah. Sedangkan dalam Undang-Undang mengenai keamanan berkendaraan di
jalan raya di beberapa negara bagian AS, keadaan mabuk bahkan didefinisikan lebih rendah lagi, yaitu
sekitar 0,05.

Etanol diserap dengan cepat melalui difusi. Kadar etanol maksimum di dalam darah sudah tercapai dalam
waktu 60-90 menit setelah minum alkohol.

Kecepatan penyerapan tentu saja tergantung dari berbagai faktor lambung yang kosong, minuman panas
(seperti grog), adanya gula dan karbohidrat (seperti dalam champagne) merangsang penyerapan etanol,
sedangkan makanan yang sukar dicerna menghambatnya. Didalam organisme, etanol sangat cepat
didistribusikan.

Otot dan otak banyak menerima etanol, sebaliknya jaringan lemak sedikit. Dengan kata lain, 70% dari
tubuh siap tersedia sebagai ruang distribusi bagi etanol. Jadi, penyerapan yang cepat dan sempurna dari
etanol yang terdapat dalam suatu botol bir (16 gr), pada seorang yang berat tubuhnya 70 kg (distribusi
dalam 70 kg.70/100=49 kg) menyebabkan suatu kadar etanol dalam darah sebesar 16 gr/49kg=0,33permil
(7,2 mM). Konsentrasi etanol yang letal adalah sebesar kurang lebih 3,5 promol (76 mM).

2. Efek fisiologis etanol

Etanol dapat menyebabkan hipersensitivitas. Hipersensitivitas adalah reaksi imun yang patologis, terjadi
akibat respon imun yang berlebihan sehingga menimbulkan kerusakan jaringan tubuh. Reaksi
hipersensitivitas dibagi berdasarkan waktu dan mekanismenya.

Berdasarkan waktu, hipersensitivitas dibagi menjadi 3 bagian: reaksi cepat, intermediet, dan lambat.
Adapun berdasarkan mekanismenya, menurut Robert Coombs dan Philip HH Gell (1963) dibagi menjadi:
tipe I,tipe II, tipe III,dan tipe IV.

Mekanisme imun Mekanisme kerusakan


Jenis hipersensitivitas
patologik jaringan dan penyakit
Sel mast dan mediatornya
 
Tipe I Hipersensitivitas cepat
(amin                vasoaktif,mediator
IgE
lipid,sitokin)
Opsonisasi dan fagositosis sel.
 
Pengerahan leukosit (neutrofil,
 
makrofag) atas pengaruh
 
komplemen dan FcR Kelainan
 
fungsi selular (misalnya dalam
IgM,IgG terhadap permukaan sinyal
Tipe II Reaksi melalui antibodi sel atau matriks antigen
ekstraseluler
reseptor hormon)
Kompleks imun (antigen Penerahan      dan     aktivasi
Tipe III Kompleks imun
dalam sirkulasi dan IgM leukosit
  atau IgG)  
Aktivasi                makrofag,
Tipe IV (melalui sel T) Tipe inflamasi atas pengaruh sitokin
IVa membunuh sel sasaran direk,
CD4+: DTH CD8+:CTL
innflamasi
Tipe Ivb
atas pengaruh sitokin.

 Vasodilatasi

Vasodilatasi adalah pembesaran lumen pembuluh darah akibat relaksasi otot polos sirkuler pembuluh
tersebut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi vasodilatasi:

 Penurunan aktivitas
 Penurunan O2.
 Peningkatan CO2.
 Stimulasi

Pada pemicu,vasodilatasi disebabkan penggabungan asetaldehid dan protein plasma. Antigen ini
merangsang IgE dengan bantuan sel Th. IgE diikat oleh sel mast atau basofil melalui reseptor Fcε.
Apabila tubuh terpajan ulang dengan antigen yang sama, maka anntigan tersebut akan diikat oleh IgE
yang sudah ada pada permukaan sel mast atau basofil.

Akibat ikatan antigen- IgE,sel mast /basofil mengalami degranulasi dan melepas mediator yang
preformed antara lain histamin yang menimbulkan gejala reaksi hipersensitivitas tipe I. Histamin
merupakan vasodilator yang dapat menimbulkan vasodilatasi pada arteriol dan peningkatan permeabilitas
kapiler .

 Kemerahan pada muka

IgE yang biasanya dibentuk dalam jumlah sedikit, segera diikat oleh sel mast atau basofil. IgE yang sudah
ada pada permukaan sel mast,akan menetap untuk beberapa minggu.
Sensitasi dapat pula terjadi secara pasif bila serum (darah) orang yang alergi dimasukkan ke dalam kulit
atau sirkulasi orang normal., reaksi  yang terjadi ini dapat berupa eritema (kemerahan oleh karena
dilatasi). Kemerahan pada muka dalam pemicu ini diasosiasikan dengan eritema.

 Takikardi

Vasodilatasi dalam arteriol menyebabkan tekanan dalam arteriol menurun, sehingga menyebabkan
rangsangan terhadap saraf simpatis untuk menstimulasi nodus SA. Jika dalam keadaan normal nodus SA
ini sebagai pemacu jantung karena memiliki kecepatan depolarisasi spontan tertinggi.

Ketika nodus SA mencapai ambang terbentuk potensial aksi yang menyebar keseluruh jantung dan
menginduksi jantung berkontraksi atau berdenyut, hal i ni berlangsung sekitar 70 kali /menit, sehingga
kecepatan denyut jantung rata-rat adalah 70 kali/menit.

Pada keadaan tertentu, keadaan denyut jantung selalu ditentukan terutama oleh keseimbangan antara efek
inhibitorik saraf vagus dan efek stimulatorik saraf simpatis jantung. Pada keadaan istirahat, lepas muatan
parasimpatis yang dominan.

Pada kenyataannya, jika semua saraf otonom ke jantung dihambat, kecepatan denyut jantung akan
meningkat dari nilai rata-rata 70 denyut/menit menjadi sekitar 100 denyut/menit, yaitu kecepatan inheren
Nodus SA membentuk potensial aksi apabila tidak dipengaruhi oleh persyarafan apapun.

Perubahan kecepatan denyut jantung melebihi tingkat istirahat ini kedua arah dapat terjadi akibat
pergeseran keseimbangan pada stimulasi saraf otonom.

Kecepatan denyut jantung meningkat oleh peningkatan aktivitas simpatis yang diiringi oleh penurunan
aktivitas parasimpatis. Walaupun kontrol kecepatan denyut jantung terutama ditentukan oleh persyarafan
otonom, faktor-faktor lain juga berpengaruh.

Salah satu yang terpenting adalah epinefrin, suatu hormon yang disekresikan ke dalam darah dari kelenjar
adrenal setelah dirangsang oleh saraf simpatis dan bekerja di jantung, serupa dengan nor-epinefrin untuk
meningkatkan kecepatan denyut jantung. Dengan demikian, epinefrin memperkuat efek langsung sistem
saraf simpatis pada jantung.

3. Penyakit Jantung

Salah satu studi menemukan bahwa pria yang minum alkohol dalam jumlah moderat tiga atau lebih kali
seminggu naik sampai 35% lebih sedikit kemungkinan untuk mendapat serangan jantung dibandingkan
non-peminum, dan orang-orang yang meningkatkan konsumsi alkohol dengan satu gelas sehari selama 12
tahun penelitian memiliki risiko 22% lebih rendah serangan jantung.

Asupan sehari-hari dari 1 atau 2 unit alkohol (atau setengah ukuran reguler penuh segelas anggur) adalah
berhubungan dengan rendahnya risiko penyakit jantung koroner pada pria lebih dari 40 dan wanita yang
telah mengalami menopause. Namun, mabuk setidaknya sebulan sekali menempatkan perempuan pada
peningkatan secara signifikan risiko serangan jantung, meniadakan salah satu potensi alkohol efek
perlindungan.

Peningkatan umur panjang hampir seluruhnya hasil menurunkan penyakit jantung koroner.
4. Demensia

Moderat jangka panjang atau jangka pendek yang berlebihan (pesta) minum telah dikaitkan dengan
demensia; diperkirakan bahwa antara 10% sampai 24% dari kasus demensia disebabkan oleh konsumsi
alkohol, dengan wanita berada di risiko yang lebih besar daripada laki-laki.

Konsumsi alkohol tidak membunuh sel-sel otak melainkan kerusakan dendrit, yang bercabang ujung sel
saraf yang membawa pesan ke dalam sel. Alkohol dilates saluran dalam struktur selular yang mengatur
aliran kalsium, menyebabkan kelebihan kalsium mengalir ke dalam sel dan merangsang peningkatan
aktivitas.

Ini tidak membunuh seluruh sel, tetapi menyebabkan hilangnya segmen akhir, menyebabkan hilangnya
sinyal yang masuk dan oleh karena itu perubahan dalam fungsi otak. Sebagian besar kerusakan ini
bersifat sementara, tetapi proses pemulihan perubahan struktur sel saraf secara permanen.

Pada orang berusia 55 dan berakhir, setiap hari minum ringan hingga sedang (satu sampai tiga gelas
minuman) dikaitkan dengan 42% penurunan kemungkinan mengembangkan demensia, dan 70%
pengurangan risiko demensia vaskular. Para peneliti menyarankan alkohol dapat merangsang pelepasan
asetilkolin di hipokampus otak daerah.

5. Kanker

Konsumsi alkohol telah dihubungkan dengan tujuh jenis kanker: kanker mulut, kanker faring, kanker
esofagus, kanker laring, kanker payudara, kanker usus dan kanker hati. Risiko kanker meningkat bahkan
dengan konsumsi moderat sedikit sebagai 3 unit alkohol (satu pint bir atau segelas besar anggur) per hari.
Berat peminum lebih cenderung untuk mengembangkan kanker hati karena sirosis hati.

Sebuah studi global menemukan bahwa 3,6% dari semua kasus kanker di seluruh dunia yang disebabkan
oleh minum alkohol, menyebabkan 3,5% dari semua kematian akibat kanker global. Sebuah penelitian di
Inggris menemukan bahwa alkohol menyebabkan sekitar 6% dari kematian akibat kanker di Inggris,
membunuh lebih dari 9.000 orang per tahun.

Wanita yang rendah untuk secara teratur mengkonsumsi alkohol dalam jumlah moderat memiliki
peningkatan risiko kanker saluran pencernaan bagian atas, rektum, hati, dan payudara. Bagi laki-laki dan
perempuan, mengkonsumsi dua atau  lebih minuman harian meningkatkan risiko kanker pankreas sebesar
22%.

Anggur merah mengandung resveratrol, yang memiliki beberapa efek anti kanker pada sel-sel
laboratorium Namun, berdasarkan penelitian yang dilakukan selama ini, tidak ada bukti kuat bahwa
anggur merah dapat melindungi terhadap kanker pada manusia.

6. Diabetes

Konsumsi sehari-hari dari sejumlah kecil etanol murni oleh para perempuan tua dapat memperlambat atau
mencegah timbulnya diabetes dengan menurunkan tingkat gula darah. Namun, para peneliti
mengingatkan bahwa penelitian yang digunakan murni etanol, dan bahwa minuman beralkohol sehari-
hari mengandung aditif , termasuk gula, yang akan meniadakan efek.

Orang dengan diabetes harus menghindari minuman manis, manis anggur, dan minuman keras.
7. Alkoholisme

Kecenderungan untuk alkoholisme diyakini sebagian genetik; individu dengan kecenderungan semacam
itu mungkin memiliki respon biokimia berbeda alkohol, meskipun hal ini diperdebatkan.

Kecanduan alkohol juga dapat menyebabkan kekurangan gizi karena dapat mengubah pencernaan dan
metabolisme dari kebanyakan gizi. Kekurangan tiamin parah terjadi karena kekurangan folat, riboflavin,
vitamin B 6 dan selenium dan dapat menyebabkan sindrom Korsakoff. Kram otot, mual, kehilangan nafsu
makan, gangguan syaraf dan depresi adalah beberapa gejala umum.

Ini dapat juga mengakibatkan osteoporosis dan patah tulang karena kekurangan vitamin D (vitamin D
membantu penyerapan kalsium).

8. Stroke

Sebuah studi menemukan bahwa seumur hidup abstainers itu 2,36 kali lebih mungkin untuk mengalami
stroke daripada mereka yang minum jumlah moderat secara teratur. Peminum berat adalah 2,88 kali lebih
mungkin untuk mengalami stroke daripada peminum moderat.
BAB 3
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

https://kumparan.com/lampu-edison/sejarah-alkohol-1seqCApoL0p (diakses pada 21 November 2020)


https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-alkohol/ (diakses pada 21 November 2020)
http://Sejarah Alkohol Kisah Alkohol dari 5 Peradaban Kuno _ Amazine.htm (diakses pada 21 November
2020)
http:// sejarah-penemuan-alkohol.html/Kimia Dahsyat, Belajar Kimia Mudah Dan Menyenangkan/oleh
Dody Putranto,Jogjakarta (diakses pada 21 November 2020)
https://greatedu.co.id/greatpedia/tahukah-kamu-manfaat-alkohol-gugus-fungsi-alkohol-kimia-kelas-12
(diakses pada 21 November 2020)
https://www.utakatikotak.com/kongkow/detail/5670/SIFAT-ALKOHOL-Sifat-Fisika-Alkohol-dan-Sifat-
Kimia-Alkohol-Reaksi-Alkohol (diakses pada 21 November 2020)
https://rolifhartika.wordpress.com/kimia-kelas-xii/senyawa-karbon/a-alkohol/tata-nama-alkohol/ (diakses
pada 21 November 2020)
http://usupgoodgeography.blogspot.com/2013/11/makalah-kimia-tentang-alkohol.html (diakses pada 21
November 2020)
https://rolifhartika.files.wordpress.com/2011/05/ (diakses pada 21 November 2020)

Anda mungkin juga menyukai