AGUNG INDRAWAN
H031 19 1083
PENDAHULUAN
memabukkan yang terdapat dalam anggur dan bir. Namun, etanol hanyalah salah
satu dari keluarga senyawa organik yang disebut alkohol yang terdapat di alam.
Alkohol memiliki rumus umum R-OH dan dicirikan oleh hadirnya gugus hidroksil
(hydroxyl group), -OH. Strukturnya mirip dengan air, tetapi dengan satu hidrogen
digantikan oleh gugus alkil. Fenol memiliki gugus hidroksil melekat langsung ke
membentuk senyawa ester. Reaksi ini biasa disebut reaksi esterifikasi. Senyawa
alkohol juga dapat bereaksi dengan oksidator kuat, di mana alkohol primer
tersier tidak bereaksi. Di lain pihak, senyawa alkohol dapat bereaksi dengan
logam atau hidrida reduktor kuat seperti Na atau NaH membentuk senyawa
natrium alkoksida (R-ONa). Salah satu contoh senyawa alkohol adalah etanol
dapat bereaksi dengan asam kuat membentuk etilen dan air (Hadanu, 2019).
Pada praktikum kali ini, kita akan mempelajari beberapa sifat fisika dan
kimia dari alkohol dan fenol serta membedakan antara alkohol primer, sekunder,
dan tersier dengan mereaksikan alkohol dan fenol dengan beberapa pereaksi, yaitu
Na2CO3, NaHCO3, dengan FeCl3, serta melarutkan alkohol dan fenol dalam air
1. mempelajari beberapa sifat fisika dan kimia dari alkohol dan fenol
3. mengetahui reaksi alkohol dan fenol dengan larutan Na2CO3, NaHCO3, dan
FeCl3
dengan air dan n-Heksana, mereaksikan alkohol primer, sekunder, dan tersier,
serta fenol dengan pereaksi Lucas. Mereaksikan alkohol dan fenol dengan Na2CO3
TINJAUAN PUSTAKA
Ekstraksi dengan pelarut didasarkan pada sifat kepolaran zat dalam pelarut
saat ekstraksi. Senyawa polar hanya akan larut pada pelarut polar seperti etanol,
metanol, butanol dan air. Senyawa non-polar hanya dapat larut pada pelarut
dapat menghasilkan ekstrak dengan polaritas yang berbeda pula sesuai dengan
Salah satu uji yang paling umum dilakukan untuk membedakan alkohol
primer, sekunder, dan tersier adalah uji Lucas. Uji Lucas hanya terbatas pada
identifikasi alkohol dengan jumlah atom karbon yang tidak lebih dari 6. Hal ini
rantai alkil. Pengujian ini berdasar banyaknya waktu yang diperlukan oleh alkohol
untuk bereaksi dengan pereaksi Lucas (ZnCl2 dalam HCl) (Leenson, 1997).
ditambahkan asam klorida lalu diaduk, ditambahkan seng klorida secara perlahan.
Jika larutan berubah menjadi keruh dalam waktu yang lama maka menandakan
adanya alkohol tersier, sedangkan jika larutan berubah menjadi warna keruh
dalam waktu relatif singkat maka menandakan adanya alkohol sekunder, dan jika
larutan tidak berubah warna menandakan adanya alkohol primer (Leenson, 1997).
2.3 Alkohol
Alkohol adalah senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh
rantai atau cincin hidrokarbon. Gugus fungsi –OH pada alkohol disebut fungsi
hidroksi atau gugus hidroksil. Ini bukanlah ion hidroksida sebab gugus ini terikat
R
Tiga gugus R melekat pada C-OH
Tersier alkohol tersier (disingkat 3 °)
R C OH
menjadi aldehida atau keton dan kemudian menjadi asam karboksilat, jumlah
ikatan di antara atom karbon reaktif dan atom oksigenmeningkat dari satu menjadi
dua dan menjadi tiga. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa bilangan oksidasi
karbon itu naik sewaktu kita bergerak dari alkohol menjadi aldehida atau keton,
pembawa hidroksil, tidak menjalani jenis oksidasi ini. Zat pengoksidasi yang
2.4 Fenol
Fenol merupakan asam yang lebih kuat dari pada alkohol, pKa fenol
sendiri adalah 10, hal ini dikarenakan anion yang dihasilkan dapat distabilkan oleh
Namun asam karboksilat lebih bersifat asam daripada alkohol atau fenol, terutama
yang larut dalam air pada temperatur kamar. Dalam bentuk larutan dikenal
sebagai asam karbolat. Di dalam rumah tangga, fenol banyak digunakan sebagai
zat pembersih, deodoran, dan desinfektan. Selain itu fenol banyak juga digunakan
diklorofenol dan 2,6-diklorofenol dapat menyebabkan bau dan rasa dalam air.
Fenol masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernapasan, oral, dan kulit. Karena
oral dan kulit. Jika fenol diserap dalam sistem gastrointerestinal, dengan cepat
fenol dikeluarkan melalui urine sebagai fenol bebas atau konjugasi
DAFTAR PUSTAKA
Hadanu, R., 2019, Kimia Organik Edisi Kesatu, Penerbit Leisyah, Makassar.
Hart, H., Craine, L.E., dan Hart, D.J., 2003, Kimia Organik Edisi Kesebelas,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Leksono, W.B., Pramesti, R., Santosa, G.W., dan Setyati, W.A., 2018, Jenis
Pelarut Metanol dan N-Heksana terhadap Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Rumput Laut Gelidium sp. dari Pantai Drini Gunungkidul – Yogyakarta,
Jurnal Kelautan Tropis, 21(1): 9–16.
Sumarlin, L.O., Nurbayti, S., dan Fauziah, S., 2011, Penghambatan Enzim
Pemecah Protein (Papain) oleh Ekstrak Rokok, Minuman Beralkohol dan
Kopi Secara In Vitro, Valensi, 2(3): 449-458.
Wilbraham, A.C. dan Matta, M.S., 1992, Kimia Organik dan Hayati; terjemahan
oleh Suminar Achmadi, Penerbit ITB, Bandung.
Wirawan, T., 2012, Adsorpsi Fenol oleh Arang Aktif dari Tempurung Biji Jarak
Pagar (Jatropha Curcas L.), Mulawarman Scientifie, 11(1): 19-28.