Disusun Oleh:
Kelompok 8
Pasha Alfajrina (1207020051)
Sayyidah Rasyid (1207020069)
Tia Mutiara (1207020079)
Wahdan Al-Haq Fauzi Malik (1207020083)
Yayah Rahamawati (1207020085)
JURUSAN BIOLOGI
TAHUN 2021
Identifikasi alkohol, aldehid dan keton
A. Tujuan
Adapun Tujuan dari praktikum ini, diantaranya :
1. Untuk mengidentifikasi adanya alkohol di dalam suatu zat atau larutan.
2. Untuk mengidentifikasi adanya aldehid dan keton di dalam suatu zat atau larutan.
B. Dasar Teori
Dalam kehidupan sehari – hari kita sering dihadapkan dengan senyawasenyawa yang berasal dari
alam dan diantara senyawa-senyawa tersebut biasanya memiliki bentuk fisik yang sama akan tetapi sif
at kimianya sangat berbeda. Seperti halnya dengan senyawa alcohol, aldehid dan keton. Alkohol meru
pakan senyawa hidrokarbon dengan satu atau lebih atom hidrogen (H) disubstitusi oleh gugus hidroksi
l (OH). Sedangkan Aldehid dan keton merupakan dua dari sekian banyak kelompok senyawa organik
yang mengandung gugus karbonil. Suatu keton menghasilkan dua gugus alkil yang terikat pada karbo
n karbonilnya. Aldehid dan keton lazim terdapat dalam system mahluk hidup.
1. Alkohol
Alkohol adalah Persenyawaan organik yang mempunyai satu atau lebih gugus hidroksil. Alkohol
sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol; dan kadang untuk minuman ya
ng mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan da
sar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol ya
ng digunakan dalam dunia farmasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dal
am ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi. Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah is
tilah yang umum untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat p
ada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain. (Anonim, 201
5) Karena ikatan hidroksil bersifat kovaleen, maka sifat alkohol tidak serupa dengan hidroksida, tetapi
lebih mendekati sifat air. Alkohol diberi nama yang berakhiran -ol. Alkohol dapat digolongkan berdas
arkan ;
a. Letak gugus OH pada atom karbon
b. Banyaknya gugus OH yang terdapat (jumlah gugus hidroksilnya)
c. Bentuk rantai karbonnya .
Gugus fungsi hidroksil (OH) Model bola dan stik dari gugus
Dalam sebuah molekul alkohol. fungsi hidroksil (OH) dalam sebuah alkohol.
Alkohol merupakan senyawa turunan alkana yang mengandung gugus –OH dan memiliki rumus u
mum R-OH, dimana “R” merupakan gugus alkil. Adapun rumus molekul dari alkohol yaitu CnH2n+2
O. Alkohol dapat dibagi berdasarkan dimana gugus –OH terikat pada atom karbon, yaitu:
1) Alkohol Primer
Alkohol primer adalah alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C primer (atom C yang mengi
kat 1 atom C yang lain). Contoh: H3C-CH2-OH (etanol) Alkohol primer dapat dioksidasi menjadi Al
dehid dan kemudian dioksidasi lagi menjadi asam karboksilat.
2) Alkohol Sekunder
Alkohol sekunder adalah alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C sekunder (atom C yang me
ngikat 2 atom C yang lain). Contoh: (H3C)2CH-OH (2-metil-etenol).
3) Alkohol Tersier
Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C tersier (atom C yang mengika
t 3 atom C yang lain). Contoh : (CH3)C-OH (2,2-dimetil-etanol) . (Maruli, 2015) Dengan zat-zat peng
oksidasi sedang, seperti larutan K2Cr2O7 dalam lingkungan asam, alkohol teroksidasi sebagai berikut:
• Alkohol primer membentuk aldehida dan dapat teroksidasi lebih lanjut membentuk asam karboksilat.
• Alkohol sekunder membentuk keton.
• Alkohol tersier tidak teroksidasi
(Maruli, 2015)
Senyawa karbonil yang berikatan dengan dua karbon membedakan keton dari asam karboksilat,
aldehida, ester, amida, dan senyawa-senyawa beroksigen lainnya. Ikatan ganda gugus karbonil memb
edakan keton dari alkohol dan eter. Keton yang paling sederhana adalah aseton (secara sistematis din
amakan 2-propanon).
Atom karbon yang berada di samping gugus karbonil dinamakan karbon. Hidrogen yang melekat
pada karbon ini dinamakan hidrogen- . Dengan keberadaan asam katalis, keton mengalami tautomeris
me keto-enol. Reaksi dengan basa kuat menghasilkan enolat. (Anonim, 2014)
Keton terlibat dalam berbagai macam reaksi organik seperti contoh adalah Adisi nukleofilik atau rea
ksi keton dengan nukleofil menghasilkan senyawa adisi karbonil tetrahedral. Reaksi dengan reagen G
rignard menghasilkan magnesium alkoksida dan setelahnya alkohol tersier reaksi dengan alkohol, asa
m atau basa menghasilkan hemiketal dan air, reaksi lebih jauh menghasilkan ketal dan air. Ini adalah
bagian dari reaksi pelindung karbonil. reaksi RCOR' dengan natrium amida menghasilkan pembelaha
n dengan pembentukan amida RCONH2 dan alkana R'H, reaksi ini dikenal sebagai reaksi Haller-Bau
er (1909). Reaksi keton juga merupakan Adisi elektrofilik yaitu reaksi dengan sebuah elektrofil meng
hasilkan kation yang distabilisasi oleh resonansi. Reaksi enol dengan halogen menghasilkan haloketo
n- , misalnya yang paling umum digunakan sebagai sumber antioksidan adalah -tocopherol bermanfa
at untuk mencegah atau menghambat autooksidasi dari lemak dan minyak. Reaksi pada karbon- keto
n dengan air berat menghasilkan keCton-d berdeuterium fragmentasi pada fotokimia reaksi Norrish.
(Maruli, 2014)
Pembuatan Keton
Cara yang paling umum untuk pembuatan keton adalah okseidasi dari alkohol sekunder. Hamper
semua macam oksidator dapat dipakai. Pereaksi yang khas adalah chromium oksida (CrO3), Priridini
um Khromat, Natrium bikhromat dan Kalium Permanganat (KMnO4).
Diaril Keton dan aril alkil keton dibuat dengan reaksi Friedel-Craft reaksi dari benzene ata senyaw
a aromatic lain yang menghasilkan asetil Khlorida. (Ralph, 1997)
3) Perbedaan Aldehid dan Keton
Perbedaan dari aldehid dan keton sendiri antara lain senyawa aldehid mengandung sebuah gugus k
arbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen sedangkan keton yaitu senyawa organi
k yang mempunyai sebuah gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil. Aldehida mudah teroksidasi se
dangkan keton agak sukar teroksidasi. Aldehida lebih reaktif dibandingkan dengan keton terhadap adi
si nukleofilik. (Vela, 2014)
b) Uji asam kromat (larutan perbadingan 1:1 antara K2CO2 dengan H2SO4)
2. ALKOHOL
Uji asam kromat
1. Hasil
No. Pereaksi Hasil
Sampel A Sampel B Sampel C Sampel D
1. Peraksi tollens - - Adanya endapan Pereaksi tollens
perak (+aldehid) teroksidasi
(-keton) menjadi bening
2. Asam kromat - - Teroksidasi Asam kromat
Berubah warna teroksidasi
menjadi hijau menjadi
(+aldehid) bening..x
berubah warna
mnejadi oranye
3. Iodin - - Iodin Iodin tidak
terionisasi/terok terionisasi
sidasi sehingga sehingga
ada endapan warnanya tetap
berwarna putih merah-jingga
kekuningan
(+metil keton)
4. Asam Kromat Berwarna Berwarna - -
hijau(keton hijau
) kebiruan
(aldehid/alk
anan)
2. Pembahasan
G. Soal / pertanyaan
1. Adanya perbedaan pada titik didih alkohol dapat diurutkan dari tinggi ke rendah pada uji asam
kromat alkohol terlihat bahwa diakibatkan oleh?
Pada perbedaan titik didih alkohol menunjukkan adanya penurunan kekuatan ikatan hidrogen
yang terkait dengan posisi gugus -OH. Pada alkohol primer, gugus -OH berada lebih terbuka
dan dapat dengan mudah membentuk ikatan hidrogen dengan molekul lainnya. Sebaliknya,
pada alkohol sekunder dan tersier, gugus -OH diapit oleh atom-atom H sehingga kekuatan
gugus -OH untuk membentuk ikatan hidrogen dengan atom-atom dari molekul lainnya akan
berkurang.
2. Ciri apa yang ditunjukan pada sampel yang mengandung aldehid-keton pada uji iodoform?
Pada reaksi uji iodoform menunjukan ciri yang berbeda disetiap sampelnya. Propanon dan
asetaldehid adalah senyawa yang memiliki gugus metil keton (CH3CO), namun ketika sampel
ini direaksikan dengan I2 dan NaOH, hanya sampel asetaldehid yang terbentuk endapan. Hal
ini dikarenakan aldehid memiliki kereaktifan pada nukleofil yang lebih tinggi daripada keton.
Pada sampel sikloheksanon, benzaldehid, eter, dan dietil eter tidak terbentuk endapan, hanya
warna larutan yang berubah menjadi kuning. Hal ini dikarenakan pada senyawa sikloheksanon,
benzaldehid, eter, dan dietil eter tidak terdapat gugus metil keton. Sedangkan warna kuning
pada larutan terjadi karena sampel yang bereaksi dengan iodin yang berwarna kuning.
3. Apa yang menyebabkan keton tidak bisa teroksidasi pada penelitian yang dilakukan?
Aldehid (R-COH) memiliki atom hidrogen (H) yang diberikatan dengan gugus karbonil (C=O)
sehingga jika dioksidasi akan membentuk “hydrate formation” yang sangay mudah teroksidasi
membentuk asam karbosilat dalam larutan, sedangkan keton tidak memiliki atom hidrogen
tersebut sehingga tidak mudah teroksidasi.
H. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukaan dapat disimpulkan bahwa alkohol merupakan seny
awa turunan alkana yang mengandung gugus –OH dan memiliki rumus umum R-OH, dimana
“R” merupakan gugus alkil. Sedangkan Aldehid dan keton merupakan senyawa organik yang m
engandung gugus karbonil.
Kita dapat mengidentifikasi alkohol, aldehid dan keton dengan menggunakan beberapa
pengujian yaitu Uji Tolens (Aldehid-Keton) yang menunjukan hasil positif pada aldehid dan
negatif pada keton, selanjutnya Uji Kromat (Aldehid-Keton) yang menunjukan perubahan warna
pada sampel yang menunjukan bahwa sampel tersebut merupakan senyawa aldehid, Pada Uji
idioform (Aldehid-Keton) akan menunjukan adanya endapan pada sampel yang mengartikan
bahawa sampel tersebut merupakan keton, dan dengan Uji Asam Kromat sampel akan
teridentifikasi alkohol jika terjadi perubahan warna menjadi hijau kebiruan setelah ditambahkan
asam kromat .
I. Lampiran