Anda di halaman 1dari 16

ALDEHID & KETON

BAB 1 LATAR BELAKANG


1.1 Latar Belakang
Kimia organik pada dasarnya merupakan ilmu yang mempelajari
senyawa yang mengandung karbon. Suatu pengertian yang salah
tentang kimia organik pada waktu lampau yaitu ketika senyawasenyawa kimia dibagi menjadi dua kelompok:anorganik dan organik,
tergantung dari mana senyawa tersebut diperoleh. Senyawa anorganik
diperoleh dari mineral, sedangkan senyawa organik diperoleh dari
tumbuh-tumbuhan atau binatang sebagai sumbernya.
Kimia organik merupakan suatu ilmu kimia yang penting dalam
bidang teknolgi. Bidang teknologi tersebut meliputi kimia zat warna,
obat-obatan, kertas dan tinta, cat dan plastik, gasolin dan karet, kimia
bahan alam, pakaian dan sebagainya. Kimia organik merupakan ilmu
dasar untuk ilmu biokimia yang dapat diterapkan dalam bidang
kedokteran dan biologi.
Aldehid dan keton, keduanya mempunyai gugus yang sama yaitu
gugus karbonil, C = O. Oleh karena itu sifat reaksi umumnya sama,
terhadap sifat karbonil. Biasanya, aldehid bereaksi lebih cepat
daripada keton terhadap suatu pereaksi yang sama. Hal ini disebabkan
oleh karena atom karbon karbonil dari aldehid kurang terlindung
dibandingkan keton. Begitu pula aldehid lebih mudah teroksidasi dari
keton. Dalam hal ini merupakan pemeriksaan persamaan dan
perbedaan dari reaksi aldehid dan keton.
Aldehid sangat mudah menjalani oksidasi menjadi asam
karboksilat yang mengandung jumlah atom karbon yang sama
banyaknya. Sedangkan keton tidak menjalankan reaksi yang serupa,
karena dalam oksidasi terjadi pemutusan ikatan karbon karbon yang
menghasilkan 2 asam karboksilat dengan jumlah karbon yang masingmasing lebih sedikit daripada keton semula (keton siklik akan
menghasilkan suatu asam karboksilat.
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini adalah :

ALDEHID & KETON

1. Membedakan aldehid dan keton pada uji organleptis,


2. Memahami aldehid dan keton berdasarkan reaksi-reaksi kimia,
3. Mempelajari dan memahami pereaksi-pereaksi yang dapat
mengoksidasi aldehid dan keton,
4. Memahami perubahan warna pada aldehid dan keton.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Menentukan perbedaan aldehid dan keton berdasarkan perubahan
warna, bau, dan kelarutan,
2. Menentukan perbedaan aldehid dan keton berdasarkan reaksi dari
penambahan air,
3. Menentukan perbedaan aldehid dan keton berdasarkan reaksi dari
penambahan KmnO4,
4. Menentukan perbedaan aldehid dan keton berdasarkan reaksi
dengan pereaksi Tollens,
5. Menentukan perbedaan aldehid dan keton berdasarkan reaksi
dengan Fehling A dan B.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Teori Umum
Jika karbon karbonil mengikat satu atau dua atom hidrogen dan tidak
lebih satu gugus alkil akan menghasilkan senyawa aldehida. Senyawa
keton dibentuk bila karbon karbonil mengikat dua gugus alkil.
O
O
O
C
C
C
H
H H
R
R
R
Aldehida
Keton
Aldehida dan keton keduanya mengandung gugus karbonil

O, dan sering disebut sebagai senyawa-senyawa karbonil gugus


karbonil. Gugus karbonil menentukan sifat-sifat kimia aldehida dan

ALDEHID & KETON

keton. Aldehida dan keton menunjukkan sifat-sifat yang mirip.


Perbedaan

struktur

memberikan

akibat

sifat-sifat

yang

mirip.

Perbedaan struktur memberikan akibat sifat-sifat yang berbeda pula:


(a) aldehida sangat mudah teroksidasi; (b) aldehida biasanya lebih
reaktif daripada keton terhadap adisi bukleofil.
Ikatan rangkap dua karbon-oksigen dapat dianalogkan seperti ikatan
rangkap dua karbon-karbon. Ikatan karbon-karbon merupakan sp 2
terhibridisasi, dengan tiga orbital hibrida sp 2 yang masing-masing
berjarak 120 dan satu orbital p yang tidak mengalami hibridisasi
mempunyai arah tegak lurus terhadap bidang datar ketiga orbital sp 2.
Bentuk geometri seperti ini lazim disebut trigonal.
Senyawa organik merupakan senyawa yang mengandung asam
karbon dan hidrogen atau karbon dan hidrogen dalam kombinasi
dengan beberapa jenis asam lain, seperti oksigen, nitrogen, dan sulfur
(Petrucci : 2008).
Beberapa golongan senyawa-senyawa organik : (Petrucci : 2008)
1. Alkana : R-H
2. Alkena :
C=C
3. Alkuna : C = C
4. Alkohol : R-OH
5. Alkil halida : R-xb
6. Eter : R-O-R
7. Amina : R- NH3
O
8. Aldehida : R-C-H
O
9. Keton : R-C-R
O
10. Asam karboksilat : R-C-OH
O
11. Ester : R- C OR
O
12. Amida : R C - NH3
13. Amina : Ar - xb
14. Fenol : Ar OH
Sifat fisik aldehida, aldehida merupakan senyawa polar dan mendidih
pada suhu yang lebih tinggi daripada senyawa nonpolar dengan bobot
molekul yang sama. Adanya kemampuan membentuk ikatan hidrogen,

ALDEHID & KETON

maka aldehida dengan bobot molekul rendah dapat larut dalam air
(Darmin suardjo : 2008).
Sifat kimia aldehida, aldehida dapat mengalami reaksi sebagai berikut :
a. Oksidasi
Aldehida merupakan reduktor kuat, sehingga dapat mereduksi
oksidator-oksidator lemah. Aldehida dapat diketahui dengan
pereaksi tollens dan pereaksi fehling yang merupakan asam
karboksilat (Darmin suardjo : 2008).
b. Reaksi adisi adalah reaksi pemutusan rangkap (reaksi penjenuhan)
jika pereaksi yang mengadisi bersifat polar, maka gugus yang lebih
positif terikat ada atom oksigen dan gugus negatif terikat pada atom
karbon (Darmin suardjo : 2008).
Sifat fisik keton, keton merupakan senyawa yang bersifat polar. Senyawa
ini dapat membentuk ikatan hidrogen, sehingga dengan bobot molekul
rendah dapat larut dalam air. Tetapi karena keton tidak dapat membentuk
ikatan hidrogen dengan senyawa yang lainnya. Maka titik didihnya lebih
rendah dari alkohol yang sesuai. Secara terbatas, keton dapat mensolvasi
ion (Ismail marzuki : 2010).
Sifat kimia keton, keton dapat mengalami reaksi-reaksi kimia sebagai
berikut : (Ismail marzuki : 2010)
a. Oksidasi
Keton adalah reduktor yang lebih lemah dari aldehid. Oksidator
kuat dapat mengoksidasi keton membentuk campuran asam-asam
karboksilat. Pada reaksi oksidasi terjadi pemecahan rantai kiri dan
kanan gugus karbonil dari keton (Ismail marzuki : 2010).
b. Adisi
Keton yang paling banyak digunakan adalah propanon. Propanon
dalam kehidupan sehari-hari dan perdagangan lebih dikenal
dengan nama aseton. Kegunaan utama aseton sebagai pelarut
untuk lilin, plastik, sirlak, dan pelarut selulosa asetat dalam
memproduksi rayon. Aseton juga digunakan untuk pembersih
perwarna kuku (kutek). Beberapa keton siklik yang berbau harum
digunakan untuk membuat parfum (Ismail marzuki : 2010).

ALDEHID & KETON

2.2 Prosedur Kerja (Anonim : 2015)


A. 1. Siapkan 2 buah tabung reaksi
2. Tabung (1) diisi dengan 0,5 ml formaldehid dan tabung (2)
dengan 0,5 ml aseton.
3. Perhatikan warna dan baunya
4. Selanjutnya tambahkan setetes demi setetes air dan kocok (+ 10
tetes)
5. Catat pengamatan saudara
B. 1. Ambil larutan A di atas
2. Tiap tabung ditambah 1-2 tetes KMNO4 0,1 N
3. Perhatikan warna KMNO4 tersebut
4. Catat pengamatan saudara
C. 1. Siapkan 2 buah tabung reaksi
2. Masing-masing diisi dengan tabung reaksi 1 ml AgNO 3 0,1 N
3. Tambahkan setetes demi setetes NH4OH 0,5 N sampai endapan
yang terbentuk larut kembali (NH4OH berlebih = pereaksi Tollens)
4. Ke dalam tabung (1) tambahkan 0,5 ml formaldehid dan tabung
(2) dengan 0,5 ml aseton
5. Panaskan beberapa menit di atas penangas air
6. Perhatikan dan catat pengamatan saudara
D. 1. Siapkan 2 buah tabung reaksi
2. Masing-masing diisi dengan 1 ml larutan Fehling A dan 1 ml
larutan Fehling B
3. Kedalam tabung (1) tambahkan 0,5 ml formaldehid dan tabung
(2) dengan 0,5 ml aseton, kocok
4. Panaskan beberapa menit di atas penangas air
5. Perhatikan perubahan yang terjadi dan catat pengamatan
saudara
BAB 3 METODE KERJA
3.1 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan yaitu : lampu spiritus, pipet tetes,
pipet skala, rak tabung, tabung reaksi, dan penjepit tabung.

ALDEHID & KETON

3.2 Bahan Praktikum


Adapun bahan-bahan yang digunakan yaitu : AgNO3, aldehid
(formaldehid), Keton (aseton), KMnO4, NH4OH, Pereaksi Fehling A,
dan pereaksi Fehling B.
3.3 Cara Kerja
A. siapkan 2 tabung reaksi,diisi tabung (1) dengan 0,5 mL formaldehid
dan tabung (2) 0,5 mL aseton, diperhatikan warna dan baunya,
ditambahkan setes demi setetes air dan kocok (+10 tetes), dicatat
hasil pengamatan (larutan jangan dibuang)
B. ambil larutan A di atas, ditambah 1 2 tetes KMnO4 0,1 N untuk
tiap tabung, diperhatikan warna KMnO tersebut, dicatat hasil
pengamatan.
C. Disiapkan 2 buah tabung reaksi, diisi tabung reaksi masing
masing 1 mL AgNO3 0,1 N, ditambahkan setetes demi setetes
NH4OH 0,5 N sampai endapan yang terbentuk larut kembali
(NH4OH berlebih = pereaksi tollens),ditambahkan ke dalam tabung
(1)0,5 mL formaldehid dan tabung (2) dengan 0,5 mL aseton,
dipanaskan beberapa menit di atas penangas air, diperhatikan dan
catat hasil pengamatan.
D. Disiapkan 2 buah tabung reaksi, diisi dengan 1 mL larutan Fehling
A dan 1 mL larutan fehling B pada masing masing tabung reaksi,
ditambahkan 0,5 mL formaldehid ke dalam tabung (1) dan tabung
(2) dengan 0,5 mL aseton. Kocok, dipanaskan beberapa menit di
atas penangas air, diperhatikan perubahan yang terjadi dan catat
hasil pengamatan.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
Tabel Pengamatan
A.
Zat

Warna

Bau

Kelarutan

Formaldehid

Bening

Bau khas

dalam air
Larut dalam air

ALDEHID & KETON

Aseton

Bening

Bauk khas

Larut

B.
Zat
Formaldehid
Aseton

Perubahan warna KMNO4


Endapan Coklat
Larutan berwarna Ungu

C.
Zat
Formaldehid
Aseton

Pereaksi Tollens
Endapan cermin perak
Larutan berwarna coklat

D.
Zat
Formaldehid

Pereaksi Fehling
warna hijau tua
endapan

Aseton

merah bata
warna biru tua

4.2 Reaksi-Reaksi
a) Dengan KMnO4
O

H C H + MnO4- + 2H+ + 2MnO2 + H2O


Formaldehida
H3C C CH3

biru tua

H C OH
Asam Metanoat

+ MnO4- + 2H+

Aseton

Dengan Tollens

H C H + 2Ag(NH3)2OH

2Ag + 4NH3+ H2O + H C

OH
Formaldehida
O

endapan cermin perak

ALDEHID & KETON

H3C C CH3
+
2Ag(NH3)2
Aseton
b) Dengan Fehling
O
O

H C H + 2 Cu2+ + 5 OHCu2Oc+3H2O + H C OH
Formaldehida endapan merah bata
Asam Metanoat
H3C C CH3 + 2Cu2+ + 5 OHAseton

4.3 Pembahasan
Jika karbon karbonil mengikat satu atau dua atom hidrogen dan
tidak lebih satu gugus alkil akan menghasilkan senyawa aldehida.
Senyawa keton dibentuk bila karbon karbonil mengikat dua gugus
alkil. aldehida dan keton keduanya mengandung gugus karbonil, dan
sering disebut sebagai senyawa-senyawa karbonil gugus karbonil.
Gugus karbonil menentukan sifat-sifat kimia aldehida dan keton.
Aldehida dan keton menunjukkan sifat-sifat yang mirip. Perbedaan
struktur memberikan akibat sifat-sifat yang mirip. Perbedaan struktur
memberikan akibat sifat-sifat yang berbeda pula: (a) aldehida sangat
mudah teroksidasi; (b) aldehida biasanya lebih reaktif daripada keton
terhadap adisi bukleofil.
Aldehid dan keton merupakan senyawa yang mengandung
gugus karbonil, jadi keduanya mempunyai kesamaan terutama dari
sifat fisikanya, namun jika ditinjau berdasarkan sifat kimianya
keduanya mempunyai perbedaan yang khas.
Gugus karbonil (C=O) bersifat polar sehingga mudah larut dalam
air, reaktifitas gugus karbonil distabilkan oleh alkil yang berikatan
dengannya, sehingga keton lebih stabil daripada aldehid karena keton
mempunyai dua gugus alkil sedangkan aldehid hanya, oleh karena itu
juga aldehid mudah teroksidasi menjadi asam karboksilat karena
mempunyai atom hidrogen yang dapat dengan mudah mengikat
oksigen bebas.

ALDEHID & KETON

Hal yang membedakan aldehid dan keton yaitu kemampuan kedua


senyawa ini apabIla dioksidasi. Aldehid adalah larutan yang mudah
sekali dioksidasi dengan menggunakan uji tollens, sedangkan keton
tidak. Sifat inilah yang dimamfaatkan untuk untuk membedakan antara
aldehid dan keton.
Pada percobaan kelarutan dalam air, formaldehid larut dalam air,
warnanya bening, menimbulkan bau seperti bau air kelapa. Aseton
juga larut dalam air, berwarna bening, menimbulkan bau yang seperti
bau

balon.

Formaldehid

jika

di

reaksikan

dengan

KMnO4

menghasilkan endapan coklat. Begitupun dengan aseton, yang


awalnya berwarna putih, berubah menjadi warna merah anggur
(Ungu). Formaldehid jika di reaksikan dengan pereaksi tollens
(AgNO3 dan NH4OH berlebih) menghasikan warna perak, yang jika
dipanaskan akan membentuk endapan cermin perak. Sedangkan
aseton jika di reaksikan dengan pereaksi tollens tidak bereaksi.
Formaldehid jika direaksikan dengan pereaksi fehling dan dipanaskan
akan membentuk endapan merah bata. Sedangkan aseton jika
direaksikan dengan pereaksi fehling dan dipanaskan tidak terjadi
perubahan yaitu tetap warna fehling (biru tua). KMnO4 digunakan
dalam praktikum ini karena KMnO4 merupakan oksidator yang kuat.
Pereaksi

Tollens

digunakan

dalam

praktikum

ini

untuk

melihat perubahan yang terjadi pada hasil reaksi dengan formaldehid


yang menghasilkan cermin perak pada dinding tabung, sedangkan
pada reaksi dengan aseton tidak menghasilkan cermin perak pada
dinding tabung. Sehingga percobaan pereaksi tollens biasa disebut
dengan reaksi cermin perak. Aseton tidak dapat membentuk cermin
perak Karena aseton tidak mempunyai atom hidrogen yang terikat
pada gugus karbon. Kedua tangan gugus karbonnya sudah mengikat
dua gugus alkil sehingga aseton tidak mengalami oksidasi ketika

ALDEHID & KETON

ditambah pereaksi tollens dan dipanaskan. Pada Formaldehid


oksidasi terjadi dengan mudah karena ketiganya lebih reaktif.
Pada percobaan dengan menggunakan perekasi Fehling dan
Tollens diperoleh hasil untuk membedakan antara senyawa aldehid
dan keton. Pada formaldehida yang ditambah pereaksi fehling terdiri
atas dua larutan yaitu Fehling A yang terdiri dari larutan CuSO 4 dan
Fehling B yang terdiri dari Kalium natrium nitrat dan Natrium
hidroksida. Bila Fehling A dan Fehling B dicampur dengan volume
yang sama maka dihasilkan larutan biru tua. Bila dipanaskan dengan
menambah aldehid maka terjadi endapan Cu 2O yang berwarna merah
bata.Untuk Pengamatan pada uji pereaksi Fehling, aseton tidak
mengalami reaksi dengan pereaksi ini karena senyawa ini tidak dapat
dioksidasi oleh pereaksi Fehling, lalu untuk pereaksi Tollens juga
menghasilkan cermin perak yang banyak.
Adapun fungsi penambahan AgNO3 pada percobaan Tollens
yaitu Sebagai reagen dalam uji Tollens yang akan mengoksidasi
sampel dan membentuk cermin perak akibat ion Ag + yang tereduksi
menjadi perak sebagai tanda bahwa suatu sampel memiliki gugus
aldehid. Uji positif ditandai dengan terbentuknya cermin perak.
Adapun Fungsi dari pemanasan yang dilakukan pada uji
Tollens dan Fehling yakni untuk mempercepat jalannya reaksi
kimia.Kenaikan suhu meningkatkan kecepatan suatu reaksi kimia.
Berdasarkan data pengamatan yang didapatkan dari praktikum ini
telah menunjukan semua percobaan sudah sesuai dengan teori yang
ada.
Sedangkan fungsi penambahan NH4OH pada percobaan
tollens adalah untuk mencegah endapan ion perak sebagai oksidasi
AgNO3 pada suhu tinggi (untuk mencegah terbentuknya endapan awal
dan melepas Ag) dan untuk membuat sampel menjadi basa agar tidak
mudah cepat teroksidasi.

ALDEHID & KETON

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Dari praktikum kali ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Formaldehid dan aseton sama-sama dapat larut dalam air
2. Apabila formaldehid ditambahkan KMnO 4 maka akan terbentuk
endapan coklat dan apabila aseton ditambahkan KMnO 4 akan larut
berwarna ungu
3. Apabila Formaldehid diberi penambahan pereaksi tollen maka
hasilnya terbentuk cermin perak dan apabila aseton diberi
penambahan pereaksi tollens maka hasilnya tidak akan bereaksi
4. Apabila formaldehid diberi penambahan pereaksi fehling maka
akan terbentuk endapan merah bata dan apabila aseton diberi
penambahan pereaksi fehling maka akan tetap warna fehling yaitu
biru tua.
5.2 Saran
Pelaksanaan praktikum laboratorium kimia organik untuk aldehid dan
keton sudah baik diharapkan ke disiplinan di dalam laboratorium tetap
dipertahankan.

ALDEHID & KETON

LAMPIRAN

SKEMA KERJA

A. Analisa Warna, Bau, dan Kelarutan


2 tabung reaksi

0,5 mL formaldehid

0,5 mL aseton

+ 10 tetes air

+ 10 tetes air

Amati dan Catat warna, bau, dan kelarutannya dalam air.


B. Reaksi dengan KmnO4
Formaldehid + air

Aseton + air

+2 tetes KMnO4

+2 tetes KMnO4

Amati dan catat perubahan warna KmnO4

ALDEHID & KETON

C. Reaksi dengan Pereaksi Tollens


2 tabung reaksi
1mL AgNO3

1mL AgNO3

+ beberapa tetes NH4OH

+ beberapa tetes NH4OH

+ 0,5 formaldehid

+ 0,5 aseton

Panaskan beberapa menit

Amati dan catat pengamatan anda.

D. Reaksi dengan Pereaksi Fehling


2 tabung reaksi

ALDEHID & KETON

1mL Fehling A

1mL Fehling A

& 1mL Fehling B

& 1mL Fehling B

0,5 mL formaldehid

0,5 mL aseton

Kocok &Panaskan

Amati dan catat pengamatan anda.

GAMBAR

ALDEHID & KETON

Bahan-bahan yang digunakan


:formaldehid, aseton, NH4OH,
fehling A danfehling B, KMnO4,
AgNO3

Hasi lpercobaan pertama :


Formaldehid larut dalam air
Aseton larut dalam air

Hasil percobaan kedua dengan


KMnO4 :
Formaldehid terbentuk endapan
coklat

ALDEHID & KETON

Percobaan ketiga dengan


pereaksi Tollens :
a. Formaldehid membentuk
endapancermin perak
b. Aseton membentuk warna
hitam

Percobaan keempat dengan


pereaksi Fehling :
a. Formaldehid membentuk
endapan merah bata
b. Aseton tetap berwana biru
muda

Anda mungkin juga menyukai