Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS SENYAWA GOLONGAN

ALDEHID DAN KETON


A. Tujuan Praktikum

1. Menentukan kelarutan aldehid dan keton didalam air.


2. Menentukan reaksi antara aldehid dan keton dengan KMnO4.
3. Untuk membedakan aldehid dan keton menggunakan pereaksi
Tollens dan pereaksi Fehling.

B. Kajian Pustaka
Aldehid dan keton merupakan kelompok senyawa organik yang
mengandung gugus karbonil (C = O). Rumus umum struktur aldehid
dan keton seperti tertulis dibawah ini dengan R adalah alkil atau aril.
O O
║ ║
R-C-H R-C-R
aldehid keton
Aldehid keton berubah dua dari sekian banyak kelompok
senyawaan organik yang mengandung gugus karbonil. Suatu keton
mempunyai dua gugus alkil (aril) yang terikat pada karbon karbonil,
sedangkan aldehida mempunyai satu gugus alkil(aril) dan satu
hidrogen yang terikat pada karbon karbonil itu (A. Hadyana
Pudjaatmaka, 1982).
Sifat-sifat unik gugus karbonil mempengaruhi sifat fisika aldehida
dan keton. Karena senyawaan ini polar, dan karena itu melakukan tarik-
menarik dipol-dipol antarmolekul, aldehida dan keton mendidih pada
temperatur yang lebih tinggi dari pada senyawaan nonpolar yang bobot
molekulnya bersamaan. Secara terbatas aldehid dan keton dapat
mensolvasi ion (A. Hadyana Pudjaatmaka, 1982).
Aldehid dan keton suatu senyawa yang tersusun dari unsur-unsur
karbon, hidrogen dan oksigen. Keduanya dapat diperoleh dari oksidasi
alkohol, aldehida dari alkohol primair, sedangkan keton dari alkohol
sekunder (Ismail Besari, 1982)
Aldehid dan keton mempunyai gugus fungsional (gugus karbonil)
yang sama, maka sifat kimianya hampir sama, tetapi sifat fisikanya
berlainan (Ismail Besari, 1982).
Jika kedua gugus yang menempel pada gugus karbonil adalah
gugus-gugus karbon, maka senyawa itu dinamakan keton. Jika salah
satu dari kedua gugus tersebut adalah hidrogen, senyawa tersebut
termasuk golongan aldehid (Suminar Achmadi, 1989).
Formaldehida, suatu gas tidak berwarna, mudah larut dalam air.
Larutan 40 % dalam air dinamakan formalin, yang digunakan dalam
pembuatan resin sintetik. Polimer dari formaldehida, yang disebut
paraformaldehida, digunakan sabagai antiseptik dan insektisisda.
Aldehida adalah bahan baku penting dalam pembuatan asam asetat,
anhidrida asetat dan esternya, yaitu etil asetat (Suminar Achmadi,
1989).
Aseton adalah keton yang paling penting. Ia merupakan cairan
volatil (titik didih 56o C) dan mudah terbakar. Aseton adalah pelarut
yang baik untuk macam-macam senyawa organik, banyak digunakan
sebagai pelarut pernis, lak dan plastik. Tidak seperti kebanyakan
pelarut organik lain, aseton bercampur dengan air dalam segala
perbandingan. Sifat ini digabungkan dengan volatilitasnya, membuat
aseton sering digunakan sebagai pengering alat-alat laboratorium. Alat-
alat gelas laboratorium yang masih basah dibilas dengan aseton, dan
lapisan aseton yang menempel kemudian menguap dengan mudah.
Salah satu metode pembuatan aseton adalah melalui dehidrogenasi
isopropil alkohol dengan bantuan katalis tembaga (Suminar Achmadi,
1989).
Ada beberapa perbedaan antara aldehid dan keton pada sifat dan
struktur yang mempengaruhinya:
a. Aldehid sangat mudah untuk beroksidasi, sedangkan keton
mengalami kesukaran dalam beroksidasi.
b. Aldehid biasanya lebih reaktif dari keton, terhadap suau reagen yang
sama. Hal ini disebabkan karena atom karbonil dari aldehid kurang
dilindungi dibandingkan dengan keton, begitu pula aldehid lebih
mudah dioksidasi dari keton.
c. Aldehid kalau teroksidasi akan menghasilkan asam karboksilat
dengan jumlah atom yang sama tetapi untuk keton tidak,
dikarenakan pada keton sering mengalami pemutusan ikatan yang
menghasilkan 2 ikatan asamkarboksilat dengan jumlah atom karbon
dari keton mula-mula (akibat putusnya ikatan karbon), keton siklik
menghasilkan asam karboksilat dengan jumlah atom karbon yang
sama banyak. (Fessenden, 1992)
Jadi perbedaan kereaktifan antara aldehid dan keton melalui
oksidator dapat digunakan untuk membedakan kedua senyawa
tersebut. (Fessenden, 1992)
Uji Tollens merupakan salah satu uji yang digunakan untuk
membedakan mana yang termasuk senyawa aldehid dan mana yang
termasuk senyawa keton. Selain dengan menggunakan Uji Tollen untuk
membedakan senyawa aldehid dan keton dapat juga menggunakan Uji
Fehling. Aldehid lebih mudah dioksidasi dibanding keton. Oksidasi
aldehid menghasilkan asam dengan jumlah atom karbon yang sama (
Hart, 1990).
Reaksi-reaksi aldehid dan keton (Ir. Respati, 1986)
a. Oksidasi
Dipergunakan untuk membedakan aldehid dan keton. Aldehid
mudah sekali dioksidasi, sedangkan keton tahan terhadap
oksidator. Aldeid dapat dioksidasi dengan oksidator yang
sangat lemah misalnya larutan Ag-amoniakal (reaksi cermin
perak) dan dengan reagen fehling.
b. Reduksi
1) Reduksi menjadi alohol
2) Reduksi menjadi hidrokarbon
3) Reduksi pinakol
c. Addisi senyawa grignard
Aldehid membentuk alkohol sekunder, sedangkan keton
menghasilkan alkohol tersier.
d. Addisi sianida pembentukan sianohidrin
Senyawa ini berguna pembuatan asam alfa hidroksi.
e. Addisi NaHSO3
Aldehid keton yang sederhana, dapat mengaddisi NaHSO3
menghasilkan senyawa yang berbentuk Kristal.

C. Alat dan Bahan


Pada praktikum ini alat-alat yang digunakan yaitu:
Alat Jumlah
Tabung Reaksi 4/kelompok
Rak Tabung 1/Kelompok
Gegep kayu 1/Kelompok
1 set kasa kawat 1/kelompok
Lampu spritus 1/kelompok
Labu takar 100 mL 3/kelas
Batang pengaduk 1/kelompok
spatula 1/kelompok
Pipet tetes 1/kelompok
Gelas ukur 10 mL 1/kelompok
Gelas beaker 100 mL 1/kelompok

Pada praktikum ini bahan yang digunakan yaitu aldehid (formaldehid),


keton (aseton), aquades, KMnO4 0,1 N, AgNO3 0,1 N, NH4OH 0,5 N,
pereaksi fehling A dan B.
D. Prosedur Kerja
A. Kelarutan dalam air
1. Siapkan 2 buah tabung reaksi
2. Tabung (1) diisi dengan 0,5 ml formaldehid dan tabung (2) dengan
0,5 ml aseton.
3. Perhatikan warna dan baunya.
4. Selanjutnya tambahkan setetes demi setetes air dan kocok (+ 10
tetes)
5. Catat pengamatan saudara (larutan jangan dibuang)
B. Dengan KMnO4 0,1 N
1. Ambil larutan A d iatas
2. Tiap tabung ditambah 1-2 tetes KMnO4 0,1 N
3. Perhatikan warna KMnO4 tersebut
4. Catat pengamatan saudara
C. Dengan AgNO3 0,1 N dan NH4OH 0,5 N
1. Siapkan 2 buah tabung reaksi
2. Masing-masing diisi dengan tabung reaksi 1 ml AgNO3 0,1 N
3. Tambahkan setetes demi setetes NH4OH 0,5 N sampai endapan
yang terbentuk larut kembali (NH4OH berlebih = pereaksi
Tollens)
4. Ke dalam tabung (1) tambahkan 0,5 ml formaldehid dan tabung
(2) dengan 0,5 ml aseton.
5. Panaskan beberapa menit di atas penangas air
6. Perhatikan dan catat pengamatan saudara
D. Dengan Fehling A dan B
1. Siapkan 2 buah tabung reaksi
2. Masing–masing diisi dengan 1 ml larutan Fehling A dan 1 ml
lsrutan Fehling B
3. Ke dalam tabung (1) tambahkan 0,5 ml formaldehid dan tabung
(2) dengan 0,5 ml aseton, kocok
4. Panaskan beberapa menit di atas penangas air
5. Perhatikan perubahan yang terjadi dan catat pengamatan
saudara

Anda mungkin juga menyukai