LAPORAN PRAKTIKUM
DISUSUN OLEH :
STAMBUK : 15020190062
KELOMPOK : 1(SATU)
KELAS : C3
FAKULTAS FARMASI
MAKASSAR
2020
CINDY ARTIKASARI A. ANDI NUR ALAM AMALIAH Z.
15020190062
ALKOHOL DAN FENOL
BAB I PENDAHULUAN
dapat ditunjukkan pada perbedaan sifat fisik dari senyawa toluena, fenol, dan
aril halida pada Tabel 7.1 berikut.
Senyawa
Sifat Fisik
Toluena Fenol Florobenzena
Berat Molekul 92 94 96
Tabel 7.1 Perbedaan sifat-sifat fisik dari senyawa toluena, fenol dan aril
halide
III.1 Alat
III.2 Bahan
Beberapa macam senyawa alkohol dan fenol, pereaksi lucas, air, n-heksan,
NaHCO3, Na2CO3, dan CH3COOH, pereaksi diazo, pereaksi Fehling, Cerri
Ammonium Nitrat, golongan asam karboksilat, pereaksi Cuprifil, dan FeCl3.
Fenol
H H H H
1-butanol H–C–C–C–C–O–H
H H H H
H H H H
2-butanol H–C–C–C–C–H
H H OH H
OH
Tert-butanol
orange
Tidak ada Tidak ada Na2CO3 : bening
Fenol
gelembung gelembung NaHCO3 : mearh bata
Ada gelembung Ada gelembung Na2CO3 : bening
Asam asetat
(sedikit) (sedikit) NaHCO3 : orange
Ket : ada gelembung gas atau tidak ada gelembung gas
E.Alkohol polivalen
Zat 1 tetes CuSO4 + 1 ml NaOH 2 N
Gliserol +
Ket : catat perubahan warna yang terbentuk
G. Fenol polivalen
Zat 1 ml + Fehling A + 1 ml Fehling B + NaOH
Kuersetin +
Ket : catat perubahan warna yang terbentuk
IV.2 Reaksi
OH Cl
c. CH3 CH3
OH Cl
OH Cl
d. + HClpekat ZnCl2
+ H2O
b. CH3–CH–CH3 + Na2CO3
OH
OH ONa
O O
OH CH3
OH ONa
O O
OH Cl
OH Cl
d. + FeCl3 3 + Fe(OH)3
IV.3 Pembahasan
a.Kelarutan dalam Air dan n-Heksana
Pada 1-Butanol dan 2-Butanol, saat direaksikan dengan air, sedikit
terbentuk endapan atau sedikit larut sehingga terbentuk 2 fasa, namun 2-
Butanol dapat larut dalam n-Heksana, sedangkan 1-butanol tidak dapat
larut pada n-heksana ini menunjukkan bahwa 2-Butanol bersifat nonpolar,
yang disebabkan gugus alkil, yang bersifat nonpolar, lebih mendominasi
molekulnya dibanding gugus hidroksil yang bersifat polar. Dominasi
gugus alkil tersebut mengganggu terjadinya ikatan hidrogen antara gugus
hidroksil dengan air. Oleh karena itu 2-Butanol membentuk sedikit
endapan saat direaksikan dengan air. Pada Amylalkohol (n-Pentanol),
gugus alkil yang dimiliki lebih mendominasi molekul yang dapat
mengganggu pembentukan ikatan hidrogen antara gugus hidroksil dengan
air, sehingga tidak dapat larut dalam senyawa polar (air), dan dapat larut
pada senyawa nonpolar (n-Heksana). Namun hasil percobaan
menunjukkan keduanya tidak dapat larut pada n-Heksana dan membentuk
2-fasa, perbedaan teori dan hasil praktikum ini dapat dipengaruhi oleh
kesalahan dalam mencampur bahan.
Adapun fenol yang larut dalam air dan n-Heksana. Fenol memiliki
kelarutan tak terbatas dalam air, hal ini disebabkan fenol memiliki sifat
yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus
hidroksilnya. Lepasnya ion H+ menyebabkan resonansi. Resonansi adalah
peristiwa delokalisasi elektron dari ikatan rangkap ke ikatan sebelahnya,
resonansi terjadi pada gugus aromatik yang terkonjugasi sempurna, yaitu
yang memiliki ikatan rangkap tunggal-rangkap dua secara selang-seling,
ataupun elektron π. Elektron yang beresonansi adalah elektron bebas dari
atom O (yang berasal dari –OH). Karena elektron bebas dari atom O
bergerak secara terus-menerus, ion H+ yang telah terlepas tidak mampu
terikat kembali pada gugus aromatik, dan terbentuklah anion fenoksida
C6H5O- yang dapat dilarutkan dalam air.
berlangsung lebih cepat jika memiliki gugus alkil yang mengandung lebih
banyak atom dan elektron. Sehingga semakin banyak gugus alkil yang
terikat pada atom karbon bermuatan positif (C+) terbentuk adanya
pelepasan gugus pergi pada tahap pertama SN1), berarti makin banyak
atom yang dapat membantu menstabilkan karbokation (keadaan stabil
pada karbokation mempercepat laju reaksi. Sehingga alkohol tersier yang
memiliki banyak gugus alkil lebih cepat bereaksi dibandingkan dengan
alkohol sekunder dan alkohol primer.
Pada percobaan ini alkohol primer (1-Butanol) lambat bereaksi saat
ditetesi pereaksi Lucas sehingga perlu dikocok untuk mereaksikan
keduanya, alkohol sekunder (2-Butanol) tidak cepat dan tidak lambat
bereaksi saat ditetesi dengan pereaksi Lucas, sedangkan alkohol tersier (2-
metil-2-propanol) sangat cepat bereaksi saat ditetesi dengan pereaksi
Lucas. Adapun Fenol saat ditetesi dengan pereaksi Lucas, dibutuhkan
waktu yang cukup lama untuk bereaksi, hal ini dikarenakan, adanya
pengaruh resonansi. Resonansi terjadi karena adanya dehidrogenisasi,
yang diakibatkan susunan ikatan rangkap fenol yang terkonjugasi
sempurna (ikatan selang-seling rangkap tunggal-rangkap dua).
V.1 Kesimpulan
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Alkohol dan fenol memiliki kemiripan dalam sifat kimia maupun sifat
fisika, hal ini didasarkan pada kelarutannya dalam air yang bersifat polar,
dan kelarutannya dalam n-Heksana yang bersifat nonpolar.
2. Alkohol primer, sekunder, dan tersier dapat dibedakan dengan
menggunakan pereaksi Lucas (ZnCl2 + HClpekat). Alkohol tersier lebih
cepat bereaksi dibandingkan dengan alkohol sekunder, dan alkohol primer
bereaksi lebih lambat dibandingkan dengan alkohol sekunder. Sehingga
urutan kecepatan reaksi dapat dituliskan sebagai: alkohol tersier > alkohol
sekunder > alkohol primer.
3. Terjadi reaksi alkohol dan fenol dengan N2CO3 dan NaHCO3, yaitu
pelepasan gas CO2 yang menandakan bahwa alkohol dan fenol bersifat
asam lemah. Alkohol lebih lemah dibandingkan dengan air, dn fenol lebih
kuat dibandingkan dengan air. sehingga urutan keasaman dapat dituliskan
sebagai berikut: fenol > air > alkohol.
4. Alkohol dan fenol bereaksi dengan FeCl3 dilihat dari perubahan warna
yang terjadi, yang disebabkan reaksi oksidasi-reduksi pada alkohol
sehingga dapat diketahui kekuatan alkoksinya. Fenol merupakan aalkoksik
kuat karna mampu membentuk senyawa kompleks, sedangkan alkohol
merupakan alkoksik lemah karena tidak bereaksi dengan FeCl3.
V.2 Saran
Dibutuhkannya pemenuhan bahan yang dibutuhkan pada pelaksanaan
praktikum, serta penjelasan secara lengkap teori dari percobaan alkohol dan
fenol, sehingga mampu dibandingkan dengan hasil praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Hadanu Ruslin, 2019. Kimia Organik : Pengantar, Sifat Struktur Molekul, Tata
Nama, Reaksi, Sintesis, dan Kegunaan (Jilid 1 Edisi pertama). Leisyah: Makassar
LAMPIRAN