Anda di halaman 1dari 28

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN
ALDEHID DAN KETON

OLEH :

NAMA : NURMALA SARI

STAMBUK : 15020200144

KELAS : C7

KELOMPOK :1

ASISTEN : RAHMADANISA PUTRI

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2021
ALDEHID DAN KETON

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang


molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan
oksida karbon. Di antara beberapa golongan senyawa organik adalah
senyawa alifatik, rantai karbon yang dapat diubah gugus fungsinya;
hidrokarbon aromatik, senyawa yang mengandung paling tidak satu
cincin benzene; senyawa heterosiklik yang mencakup atom-atom non
karbon dalam struktur cincinnya; dan polimer, molekul rantai panjang
gugus berulang.
(Cahyono dan Agung, 2012)
Gugus karbonil adalah gugus yang dimiliki oleh golongan senyawa
aldehida, keton, asam karboksilat, ester dan turunan lainnya. Aldehida
mempunyai paling sedikit satu atom hidrogen melekat pada gugus
karbonil. Gugus lainnya dapat berupa gugus hidrogen, alkil atau aril.
Pada keton, atom karbon karbonil dihubungkan dengan dua atom
karbon lain. Dalam sistem IUPAC, aldehida diberi akhiran –al. Karena
aldehida telah lama dikenal, nama-nama umum masih sering
digunakan. Nama-nama tersebut dicantumkan dibawah nama IUPAC-
nya. Bentuk aldehida siklik, digunakan awalan –Karbaldehida. Aldehida
aromatik sering mempunyai nama umum. Dalam sistem IUPAC, keton
diberi akhiran –on. Penomoran dilakukan sehingga gugus karbonil
mendapat nomor kecil. Biasanya keton diberi nama dengan
menambahkan kata keton setelah nama-nama gugus alkil atau aril yang
melekat pada gugus karbonil
(Hart, 1990)

NURMALA SARI RAHMADANISA PUTRI


15020200144
ALDEHID DAN KETON

Kereaktifan substitusi pada atom C karbonil terdapat subtitusi pada


atom C karbonil dapat disebabkan oleh kebasaan gugus perginya,
Selain dipengaruhi oleh kebasaan gugus perginya, kereaktifan senyawa
karbonil terhadap substitusi juga dipengaruhi oleh struktur asil
halidanya, terutama oleh atom karbon yang bermuatan positif dari asil
halidanya. Adanya gugus penarik elektron atau pendorong elektron
akan mempengaruhi terbentuknya atom karbon dari karbonil yang
bermuatan positif.
(Suzana dkk., 2010).
Aldehida adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus
karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen.
Aldehid memiliki sifat lebih reaktif daripada alkohol, dapat mengalami
reaksi adisi, dapat mengalami reaksi oksidasi, aldehid dapat dioksidasi
menjadi asam, dapat mengalami reaksi polimerisasi. Karakteristik dari
aldehid ini adalah berwujud gas pada suhu kamar dengan bau tidak
enak, berwujud cair pada suhu kamar dengan bau sedap, senyawa
polar sehinggan titik didihnya tinggi dan tidak berwarna. Struktur aldehid
yaitu mengandung unsur C, H, dan O dengan rumus R-CHO, dimana R
adalah alkil dan –CHO adalah Gugus fungsi aldehida. Keton adalah
suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil terikat
pada dua gugus alkil. Keton ini bersifat polar karena gugus karbonilnya
polar dan keton lebih mudah menguap daripada alkohol dan asam
karboksilat. Karakteristik dari keton ini adalah berupa cairan tak
berwarna, umumnya larut dalam air, mempunyai titik didih yang relatif
lebih tinggi daripada senyawa non polar dan dapat direduksi oleh gas
H2 menghasilkan alkohol sekundernya. Struktur dari keton yaitu
mengandung unsur C, H, dan O dengan rumus R-CO- R’, dimana R
adalah alkil dan -CO- adalah gugus fungsi keton (karbonil).
(Pauling, 1999).

NURMALA SARI RAHMADANISA PUTRI


15020200144
ALDEHID DAN KETON

1.2 Maksud percobaan

Mahasiswa diharapkan mampu :

1. Menjelaskan tentang sifat-sifat senyawa golongan aldehid dan keton

2. Membedakan senyawa golongan aldehid dan keton

1.3 Tujuan percobaan

Untuk mengetahui dan memahami :

1. sifat-sifat senyawa golongan aldehid dan keton


2. perbedaan senyawa golongan aldehid dan keton berdasarkan
reaktivitasnya menggunakan pereaksi fehling, pereaksi benedict,
dan pereaksi schiff

NURMALA SARI RAHMADANISA PUTRI


15020200144
ALDEHID DAN KETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori umum

Aldehid dan keton merupakan kelompok senyawa organik yang


mengandung gugus karbonil (C = O). Rumus umum struktur aldehid
dan keton seperti tertulis di bawah ini dengan R adalah alkil atau
aril.

O O
|| ||
R-C-H R-C-R
Aldehid Keton

Aldehid da keton berubah dua dari sekian banyak kelompok


senyawa organik yang mengandung gugus karbonil. Suatu keton
mempunyai dua gugus karbonil. Suatu keton mempuunyai dua gugus
alkil (aril) yang terikat pada karbon karbonil, sedangkan aldehida
mempunyai satu gugus alkil (aril) dan satu hidrogen yang terikat pada
karbon karbonil itu.
(A. Hadyana Pudjaatmaka, 1982)
Sifat-sifat unik gugus karbonil mempengaruhi sifat fisika aldehida dan
keton. Karena senyawaan ini polar, dan karena itu melakukan tarik-
menarik dipol-dipol antar molekul, aldehida dan keton mendidih pada
temperatur yang lebih tinggi dari pada senyawaan nonpolar yang bobot
molekulnya bersamaan. Secara terbatas aldehid dan keton dapat dapat
mensolvasi ion.
(A. Hadyana Pudjaatmaka, 1982)
Aldehid dan keton suatu senyawa yang tersusun dari unsur-unsur
karbon, hidrogen dan oksigen. Keduanya dapat diperoleh dari oksidasi
alkohol, aldehida dari alkohol primer, sedangkan keton dari alkohol
sekunder.
(Ismail Besari, 1982)

NURMALA SARI RAHMADANISA PUTRI


15020200144
ALDEHID DAN KETON

Aldehid dan keton mempunyai gugus fungsional (gugus karbonil)


yang sama, maka sifat kimianya hampir sama, tetapi sifat fisikanya
berlainan.
(Ismail Besari, 1982)
Jika kedua gugus yang menempel pada gugus karbonil adalah
gugus-gugus karbon, maka senyawa itu dinamakan keton. Jika salah
satu dari kedua gugus tersebut adalah hidrogen, senyawa tersebut
termasuk golongan aldehid.
(Suminar Achmadi, 1989)
Formaldehida, suatu gas tidak berwarna, mudah larut dalam air.
Larutan 40% dalam air dinamakan formalin, yang digunakan dalam
pembuatan resin sintetik. Polimer dari formaldehida, yang disebut
paraformaldehida, digunakan sebagai antiseptik dan insektisida.
Aldehida adalah bahan baku penting dalam pembuatan asam asetat,
anhidrida asetat dan esternya, yaitu etil asetat.
(Suminar Achmadi, 1989)
Aseton adalah keton yang paling penting. Ia merupakan cairan volatil
(titik didih 56˚C) dan mudah terbakar. Aseton adalah pelarut yang baik
untuk macam-macam senyawa organik, banyak digunakan sebagai
pelarut pernis, lak dan plastik. Tidak seperti kebanyakan pelarut organik
lain, aseton bercampur dengan air dalam segala perbandingan. Sifat ini
digabungkan dengan volatilitasnya, membuat aseton sering digunakan
sebagai pengering alat-alat laboratorium yang masih basah dibilas
dengan aseton, dan lapisan aseton yang menempel kemudian
menguap dengan mudah. Salah satu metode pembuatan aseton adalah
melalui dehidrogenasi isopropil alkohol dengan bantuan katalis
tembaga.
(Suminar Achmadi, 1989)
Ada beberapa perbedaan antara aldehid dan keton pada sifat dan
struktur yang mempengaruhinya:

NURMALA SARI RAHMADANISA PUTRI


15020200144
ALDEHID DAN KETON

a. Aldehid sangat mudah untuk beroksidasi, sedangkan keton


mengalami kesukaran dalam beroksidasi.
b. Aldehid biasanya lebih reaktif dari keton, terhadap suatu
reagen yang sama. Hal ini disebabkan karena atom karbonil
dari aldehid kurang dilindungi dibandingkan dengan keton,
begitupula aldehid lebih mudah dioksidasi dari keton.
c. Aldehid kalau teroksidasi akan menghasilkan asam
karboksilat dengan jumlah atom yang sama tetapi untuk
keton tidak, dikarenakan pada keton sering mengalami
pemutusan ikatan yang menghasilkan dua ikatan asam
karboksilat dengan jumlah atom karbon dari keton mula-
mula (akibat putusnya ikatan karbon), keton siklik
menghasilkan asam karboksilat dengan jumlah atom karbon
yang sama banyak.
(Fassenden, 1992)
Jadi perbedaan kereaktifan antara aldehid dan keton
melalui oksidator dapat digunakan untuk membedakan kedua
senyawa tersebut.
(Fassenden, 1992)
Uji tollens merupakan salah satu uji yang digunakan untuk
membedakan mana yang termasuk senyawa aldehid dan
yang mana yang termasuk senyawa keton. Selain itu dengan
menggunakan Uji Tollens untuk membedakan senyawa
aldehid dan keton dapat juga menggunakan Uji Fehling.
Aldehid lebih mudah dioksidasi dibanding keton. Oksidasi
aldehid menghasilkan asam dengan jumlah atom karbon
yang sama.
(Hart, 1990)
Uji schiff merupakan salah satu percobaan yang
digunkan degan tujuan untuk mendeteksi senyawa yang
mempunyai gugus aldehid dan keton . Secara umum,

NURMALA SARI RAHMADANISA PUTRI


15020200144
ALDEHID DAN KETON

pereakhi shiff merupakan larutan dari funchsin asam di dalam


air yang telah didekolorisasi oleh gas SO2+.
(Martin, 2012)
Uji fehling merupakan salah satu uji yang digunakan
untuk membendakan senyawa aldehid dan keton. Prinsip uji
fehling adalah membedakan gugus senyawa aldehid dan
keton dengan suatu sampel dengan menambahkan reagen
fehling A dan fehling B, dimana fehling A adalah larutan
CuSO4 sedangkan fehling B merupakan larutan NaOH dan
kalium nitrat tartrat. Sesudah didihkan hasil positif dinyatakan
oleh terbentuknya endapan merah bata yaitu tembaga (II)
oksida.
(Mulyono, 2005)
Uji benedict biasanya dapat dilakukan untuk
menentukan aldehid karena pereaksi benedict merupakan
oksidator lemah dan aldehid adalah oksidator kuat. Reagen
benedict biasanya digunakan untuk menguji keberadaan
gula pereduksi dalam suatu sampel. Prinsip dari uji ini adalah
gugus aldehid atau keton bebas pada gula reduksi yang
terkandung dalam sampel mereduksi Ion CU2+ dari CuSO4.
5H2O dalam suasana alkalis menjadi CU+yang menegndap
menjadi CU2O. Suasana alkalis diporeloh dari Na2CO3 dan
Na Sitrat yang terdapat pada reagen benedict.
(Martin, 2012)
Reaksi-reaksi aldehid dan keton
a. Oksidasi
Dipergunakan untuk membedakan aldehid dan
keton. Aldehid mudah sekali dioksidasi, sedangkan
keton tahan terhadap oksidator. Aldehid dapat
dioksidasi dengan oksidator yang sangat lemah

NURMALA SARI RAHMADANISA PUTRI


15020200144
ALDEHID DAN KETON

misalnya larutan Ag-amoniakal (reaksi cermin


perak) dan dengan reagen fehling.
b. Reduksi
1. Reduksi menjadi alkohol
2. Reduksi menjadi hidrokarbon
3. Reduksi pinakol
c. Addisi senyawa grignard
Aldehid membentuk alkohol sekunder, sedangkan
keton menghasilkan alkohol tersier.
d. Addisi sianida pembentukan sianohidrin
Senyawa ini berguna untuk pembuatan asam alfa
hidroksi.
e. Addisi NaHSO3
Aldehid keton yang sederhana, dapat
menghasilkan NaHSO3 menghasilkan senyawa
berbentuk kristal.
(Ir. Respati, 1986)

2.2 Uraian bahan

1. Aseton (Dirjen POM, 1979)


Nama resmi :ACETONUM
Nama lain :Aseton
Berat molekul :58,08
Rumus kimia :C3H6O
Pemerian :Cairan transparan, tidak berwarna, mudah
menguap, bau khas.
Kelarutan :Mudah bercampur dengan air, dengan etanol
(95%)P, dengan eter P, dengan kloroform
membentuk larutan jernih.
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat, jauhkan dari api.

NURMALA SARI RAHMADANISA PUTRI


15020200144
ALDEHID DAN KETON

Kegunaan :Sebagai sampel.


2. Formalin (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi :FORMALDEHYDI
Nama lain :Formalin
RM :CH2O
Pemerian :Cairan jernih, tidak berwarna atau hampir tidak
berwarna, bau menusuk, uap merangsang
selaput lendir hidung dan tenggorokan. Jika
disimpan ditempat dingin dapat menjadi keruh.
Kelarutan : Dapat dicampur dengan air dan dengan etanol
(95%) P.
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya sebaiknya pada suhu diatas 20˚
Kegunaan :Sebagai sampel.
3. Etanol (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi :AETHANOLUM
Nama lain :Etanol
RM :C2H6O
Pemerian :Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap
dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas,
mudah terbakar dengan memberikan nyala biru
yang tidak berserap.
Kelarutan :Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform
P dan dalam eter P.
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya, ditempat sejuk, jauh dari nyala api.
Kegunaan :Sebagai pereaksi
4. 2,4-Dinitrofenilhidrazin (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi :DINITROFENILHIDRAZINA
Nama lain :2,4-Dinitrofenilhidrazin
RM : (NO2)2.C6H3.NH.NH2

NURMALA SARI RAHMADANISA PUTRI


15020200144
ALDEHID DAN KETON

Pemerian :Hablur atau serbuk hablur, merah jingga.


Kelarutan :Praktis tidak larut dalam air, sukar larut dalam
etanol (95%)P.
Penyimpnan :Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan :Sebagai pereaksi
5. Fehling (Dirjen POM, 1979)
Fehling A :CuSO4 dalam H2SO4
Fehling B :Kalium Natrium Tartrat dalam NaOH
Penyimpnan :Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan :Sebagai pereaksi
6. NH4OH (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi :AMMONIA
Nama lain :Amonia
RM :NH4OH
Pemerian :Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas,
menusuk kuat.
Kelarutan :Mudah larut dalam air
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk.
Kegunaaan :Sebagai pereaksi
7. AgNO3 (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi :ARGENTI NITRAS
Nama lain :Perak Nitrat
RM :AgNO3
Pemerian :Hablur transparan atau serbuk hablur berwarna
putih, tidak berbau, menjadi gelap bila terkena
cahaya.
Kelarutan :sangat mudah larut dalam air, larut dalam
etanol (95%) P.
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya.
Kegunaan :Sebagai pereaksi

NURMALA SARI RAHMADANISA PUTRI


15020200144
ALDEHID DAN KETON

2.3 Prosedur Kerja

A. Uji 2,4-Dinitrofenilhidrazin (Uji Brady)


(kerjakan dilemari asam)
• Siapkan 2 tabung reaksi
• Tabung reaksi pertama diisi dengan 2 ml formalin
• Tabung reaksi kedua isi dengan 2 ml aseton
• Masing-masing tabung reaksi tambahkan 2 ml etanol 96%
dan 2 ml larutan 2,4-dinitrofenilhidrazin
• Kocok kuat-kuat
• Jika tidak terbentuk endapan, panaskan campuran dengan
pembakar spiritus
• Amati perubahan yang terjadi
• Hasil positif jika terbentuk endapan kuning, jingga atau
merah
B. Uji Fehling
• Siapakan 2 tabung reaksi
• Tabung reaksi pertama isi dengan 2 ml formalin
• Tabung reaksi kedua isi denga 2 ml aseton
• Masing-masing tambahkan 1 ml Fehling A dan 1 ml
Fehling B
• Panaskan tabung reaksi diatas penangas air selama
sekitar 5 menit
• Amati perubahan yang terjadi
• Hasil positif jika terbentuk endapan merah bata
C. Uji Benedict
• Siapkan 2 tabung reaksi
• Masing-masing diisi dengan 2 ml pereaksi benedict
• Tabung pertama tambahakan 2 ml formalin

NURMALA SARI RAHMADANISA PUTRI


15020200144
ALDEHID DAN KETON

• Tabung kedua tambahkan 2 ml aseton


• Kedua tabung reaksi dipanaskan
• Amati perubahan yang terjadi
• Hasil positif jika terbentuk endapan merah bata
D. Uji Tollens
• Siapkan 2 tabung reaksi
• Masing-masing isi dengan 1 ml pereaksi AgNO3,
tambahkan beberapa tetes NH4OH hingga terbentu
endapan
• Tambahkan lagi NH4OH berlebih hingga endapan larut
• Tabung reaksi pertama tambahkan 2 tetes formalin, kocok
dan amati endapan yang terbentuk
• Tabung reaksi kedua tambahkan 2 tetes aseton, kocok
dan amati endapan yang terbentuk
• Panaskan kedua tabung reaksi dalam air mendidih, amati
perubahan yang terjadi
• Hasil positif jika terbentuk endapan cermin perak
E. Uji Schiff
• Siapkan 2 tabung reaksi
• Masing-masing diisi dengan 3 tetes pereaksi schiff
• Tabung reaksi pertama tambahkan 3 tetes formalin
• Tabung reaksi kedua tambahkan 3 tetes aseton
• Amati perubahan yang terjadi
• Hasil positif jika terbentuk warna merah hingga merah
ungu
F. Uji Asam Kromat
• Siapkan 2 tabung reaksi
• Masing-masing diisi dengan 1 ml asam kromat
• Tabung reaksi pertama isi dengan 1 tetes formalin
• Tabung reaksi kedua isi dengan 1 ml aseton

NURMALA SARI RAHMADANISA PUTRI


15020200144
ALDEHID DAN KETON

• Amati perubahan yang terjadi


• Hasil positif jika terbentuk warna hijau

NURMALA SARI RAHMADANISA PUTRI


15020200144
ALDEHID DAN KETON

BAB III METODE KERJA


3.1 ALAT PRAKTIKUM
• Tabung reaksi
• Rak tabung
• Pipet tetes
• Lampu spritus
• Gegep Kayu
• Penangas Air
3.2 BAHAN PRAKTIKUM
SAMPEL
• Formaldehid
• Aseton
PEREAKSI
• Etanol 96%
• Pereaksi 2,4-dinitrofenilhidrazin (uji Brady)
• Pereaksi Fehling
• Pereaksi Benedict
• Pereaksi Schiff
• Pereaksi Tollens
• Pereaksi Asam Kromat (H2CrO4)
3.3 CARA KERJA
1. Uji Pereaksi 2,4-dinitrofenilhidrazin (uji Brady)
• Disiapkan 2 buah tabung reaksi yaitu tabung A dan tabung B
• Tabung A dimasukan 2 ml sampel Formaldehid sedangkan
tabung B dimasukan 2 ml sampel Aseton.
• Kemudian masing-masing tabung A dan tabung B
ditambahkan dengan 2 ml etanol 96% dan masing-masing
tabung A dan tabung B ditambahkan dengan 2 ml pereaksi
2,4-dinitrofenilhidrazin.
• Kemudian kedua tabung dikocok hingga homogen

NURMALA SARI RAHMADANISA PUTRI


15020200144
ALDEHID DAN KETON

• Lalu diamati perubahan yang terjadi apakah terbentuk


endapan atau tidak dan hasil positif jika terbentuk endapan
kuning, jingga atau merah.
• Jika tidak terbentuk endapan maka akan dilakukan
pemanasan.
• Tabung A dan tabung B dipanaskan diatas lampu spritus
hingga terjadi perubahan warna yang dimana hasil positif jika
terbentuk endapan kuning, jingga atau merah.
• Adapun hasil percobaan dari uji Brady ini diperoleh hasil yaitu
terjadi perubahan dengan terbentuknya endapan jingga pada
tabung A begitupun dengan tabung B terbentuk endapan
jingga namun tabung A lebih cepat bereaksi dibandingkan
dengan tabung B.
2. Uji Fehling
• Disiapkan 2 buah tabung reaksi yaitu tabung A dan tabung B.
• Kemudian tabung A ditambahkan dengan 2 ml sampel
Formaldehid sedangkan tabung B ditambahkan dengan 2 ml
sampel Aseton.
• Kemudian masing-masing tabung baik tabung A atau tabung
B ditambahkan dengan fehling A sebanyak 1 ml yang
berwarna biru.
• Kemudian masing-masing tabung A dan tabung B
ditambahkan dengan fehling B hingga terjadi perubahan
menjadi warna biru tua.
• Kemudian kedua tabung di homogenkan hingga homogen lalu
dipanaskan.
• Tabung A dan tabung B dipanaskan didalam penangas air dan
dipanaskan sekitar 5-10 menit hingga terjadi perubahan
warna dan hasil positif jika terbentuk endapan berwarna
merah bata.

NURMALA SARI RAHMADANISA PUTRI


15020200144
ALDEHID DAN KETON

• Adapun hasil percobaan uji fehling diperoleh yaitu pada


tabung A terdapat endapan berwarna merah bata sedangkan
pada tabung B tidak terjadi perubahan warna.
3. Uji Benedict
• Disiapkan 2 buah tabung reaksi yaitu tabung A dan tabung B.
• Kemudian pada tabung A ditambahkan dengan 2 ml sampel
Formaldehid sedangkan pada tabung B ditambahkan sampel
Aseton sebanyak 2 ml.
• Kemudian masing-masing tabung ditambahkan dengan 2 ml
larutan pereaksi benedict dan di homogenkan dengan dikocok
secara perlahan lalu dipanaskan.
• Tabung A dan tabung B dimasukkan kedalam penangas air
dan dipanaskan sekitar 5-10 menit lalu ditunggu hingga terjadi
perubahan warna yang dimana hasil positif ditunjukkan
dengan perubahan warna larutan menjadi merah bata dan
muncul endapan merah bata.
• Adapun hasil percobaan uji Benedict diperoleh hasil yaitu
pada tabung A terlihat terjadi perubahan warna larutan
menjadi merah bata dan terbentuk endapan merah bata
sedangkan pada tabung B tidak terjadi perubahan warna.
4. Uji Tollens
• Disiapkan 2 buah tabung reaksi yaitu tabung A dan tabung B.
• Selanjutnya pada tabung A dan tabung B ditambahkan 1 ml
pereaksi AgNO3.
• Kemudian pada tabung A dan tabung B ditambahkan
Amonium Hidroksida (NH4OH) sebanyak beberapa tetes
hingga terbentuk endapan.
• Kemudian masing-masing tabung ditambahkan kembali
beberapa tetes Amonium Hidroksida (NH4OH) hingga
endapan yang terbentuk larut kembali.

NURMALA SARI RAHMADANISA PUTRI


15020200144
ALDEHID DAN KETON

• Setelah itu pada tabung A ditambahkan 2 ml sampel


Formaldehid sedangkan pada tabung B ditambahkan sampel
Aseton sebanyak 2 ml.
• Kemudian kedua tabung dihomogenkan dan dipanaskan.
• Tabung A dan tabung B dimasukkan kedalam penangas air
dan dipanaskan sekitar 5-10 menit hingga terjadi perubahan,
hasil positif yaitu jika terbentuk endapan cermin perak yang
akan melengket pada dinding tabung.
• Adapun hasil dari percobaan uji Tollens ini yaitu pada tabung
A terlihat terbentuk endapan cermin perak pada dinding
tabung sedangkan pada tabung B tidak terjadi perubahan
warna.
5. Uji Schiff
• Disiapkan 2 buah tabung reaksi yaitu tabung A dan tabung B.
• Kemudian pada tabung A dan tabung B ditambahkan
pereaksi Schiff sebanyak 3 tetes.
• Kemudian pada tabung A ditambahkan sampel Formaldehid
sebanyak 3 tetes sedangkan pada tabung B ditambahkan
sampel Aseton sebanyak 3 tetes lalu dihomogenkan dan
diamati perubahan yang terjadi, hasil positif jika terbentuk
warna merah hingga merah ungu.
• Adapun hasil percobaan dari uji Schiff ini yaitu pada tabung
A terlihat perubahan warna menjadi merah ungu sedangkan
pada tabung B tidak terjadi perubahan warna.
6. Uji Asam Kromat
• Disiapkan 2 buah tabung reaksi yaitu tabung A dan tabung B.
• Kemudian pada tabung A dan tabung B ditambahkan asam
kromat (H2CrO4) sebanyak 1 ml.
• Kemudian pada tabung A ditambahkan sampel Formaldehid
sebanyak 1 tetes sedangkan tabung B ditambahkan sampel

NURMALA SARI RAHMADANISA PUTRI


15020200144
ALDEHID DAN KETON

Aseton sebanyak 1 ml lalu dihomogenkan dan diamati


perubahan yang terjadi, hasil positif uji asam kromat jika
terbentuk warna hijau.
• Adapun hasil perubahan yang terjadi dari uji asam kromat ini
yaitu terlihat pada tabung A terjadi perubahan warna
membentuk warna hijau sedangkan pada tabung B tidak
terjadi perubahan warna.

NURMALA SARI RAHMADANISA PUTRI


15020200144
ALDEHID DAN KETON

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 HASIL

Hasil praktikum diperoleh hasil uji reaksi yaitu :

NO UJI REAKSI SENYAWA WARNA HASIL REAKSI


SEBELUM

1 2,4- Formalin Warna jingga Lebih cepat


dinitrofenilhid terbentuk
razin endapan
berwarna jingga
setelah
pemanasan

Aseton Warna jingga Lebih lambat


terbentuk
endapan
berwarna jingga
setelah
pemanasan

2 Fehling Formalin Warna biru tua Menghasilkan


endapan
berwarna merah
bata

Aseton Warna biru tua Tidak


menghasilkan
endapan dan
warna merah
bata

3 Benedict Formalin Warna biru Terjadi


jernih/biru-biru perubahan warna
merah bata dan

NURMALA SARI RAHMADANISA PUTRI


15020200144
ALDEHID DAN KETON

terdapat endapan
merah bata

Aseton Warna biru Tidak terjadi


jernih/biru-biru perubahan

4 Tollens Formalin Tidak Terbentuk


berwarna endapan cermin
perak pada
dinding tabung

Aseton Tidak Tidak terjadi


berwarna perubahan

5 Schiff Formalin Tidak Menghasilkan


berwarna warna merah
ungu

Aseton Tidak Tidak terjadi


berwarna perubahan

6 Asam Formalin Warna jingga Menghasilkan/me


kromat mbentuk warna
hijau

Aseton Warna jingga Tidak terjadi


perubahan

NURMALA SARI RAHMADANISA PUTRI


15020200144
ALDEHID DAN KETON

Kesimpulan berdasarkan reaktivitas aldehid dan keton adalah:

1. Uji reaksi 2,4-dinitrofenilhidrazin

Pada uji reaksi 2,4-dinitrofenilhidrazin atau uji Brady, masing-


masing dari tabung baik tabung A atau pun tabung B
membentuk endapan berwarna jingga akan tetapi tabung A
yang berisikan formaldehid + etanol 96% + pereaksi 2,4-
dinitrofenilhidrazin lebih cepat bereaksi menghasilkan
endapan berwarna jingga setelah dipanaskan menggunakan
lampu spiritus dibandingkan tabung B yang berisikan Aseton
+ etanol 96% + pereaksi 2,4-dinitrofenilhidrazin.

2. Uji reaksi fehling

Pada uji reaksi fehling dengan menggunakan pereaksi fehling


A dan B terdapat perbedaan yaitu pada tabung A yang
berisikan pereaksi fehling A + fehling B + formaldehid
menghasilkan endapan berwarna merah bata setelah
dipanaskan dengam menggunakan penangas air sedangkan
tabung B yang berisikan fehling A + fehling B + Aseton tidak
menghasilkan endapan atau tidak mengalami perubahan.

3. Uji reaksi benedict

Pada uji benedict yaitu pada tabung A yang berisikan


formaldehid + benedict mengalami perubahan warna merah
bata dan terdapat endapan merah bata setelah dipanaskan
dengan menggunakan penangas air sedangkan untuk tabung
B yang berisikan Aseton + benedict tidak mengalami
perubahan.

NURMALA SARI RAHMADANISA PUTRI


15020200144
ALDEHID DAN KETON

4. Uji reaksi tollens

Pada uji reaksi tollens perbedaan yang dimana tabung A yang


berisikan AgNO3 + NH4OH + formaldehid menghasilkan
endapan cermin perak pada dinding tabungnya setelah
dipanaskan menggunakan penangas air sedangkan untuk
tabung B yang berisikan AgNO3 + NH4OH + Aseton tidak
menghasilkan endapan atau tidak mengalami perubahan.

5. Uji reaksi schiff

Pada uji reaksi schiff, tabung reaksi A yang berisikan


formaldehid + perekasi schiff mengalami perubahan warna
yaitu berwarna merah ungu setelah dihomogenkan
sedangkan tabung reaksi B yang berisikan Aseton + pereaksi
schiff tidak mengalami perubahan warna.

6. Uji reaksi asam kromat

Pada uji reaksi asam kromat, tabung reaksi A yang berisikan


formaldehid + H2CrO4 (Kalium dikromat + H2SO4 + Aquades)
membentuk warna hijau setelah dihomogenkan sedangkan
tabung B yang berisikan Aseton + H2CrO4 (Kalium dikromat +
H2SO4 + Aquades) tidak mengalami perubahan warna.

4.2 PEMBAHASAN

Pada percobaan ke-2 yaitu mengenai Aldehida dan Keton telah


dilakukan berbagai macam uji pereaksi yang dimana dari pegujian
tersebut dapat dilihat bebagai hasil yang berbeda pula. Pada pengujian
yang pertama pada pereaksi 2,4-dinitrofenilhidrazin dapat dilihat
masing-masing dari tabung baik tabung A atau pun tabung B

NURMALA SARI RAHMADANISA PUTRI


15020200144
ALDEHID DAN KETON

membentuk endapan berwarna jingga akan tetapi tabung A yang


berisikan formaldehid + etanol 96% + pereaksi 2,4-dinitrofenilhidrazin
lebih cepat bereaksi menghasilkan endapan berwarna jingga setelah
dipanaskan menggunakan lampu spiritus dibandingkan tabung B yang
berisikan Aseton + etanol 96% + pereaksi 2,4-dinitrofenilhidrazin.
Terdapat reaksi kondensasi ketika kedua molekul bergabung dan
Bersama dengan hilangnya air. Hal tersebut juga merupakan contoh
reaksi adisi-eliminasi : adisi nukleolifik dari gugus -NH2 pada gugus
karbonil C=O, diikuti dengan eliminasi molekul H2O. Dan uji positif
ditandai dengan endapan berwarna kuning, jingga, atau merah

Pada pengujian yang kedua yaitu uji reaksi fehling yang dimana Pada
uji reaksi fehling dengan menggunakan pereaksi fehling A dan B
terdapat perbedaan yaitu pada tabung A yang berisikan pereaksi fehling
A + fehling B + formaldehid menghasilkan endapan berwarna merah
bata setelah dipanaskan dengan menggunakan penangas air
sedangkan tabung B yang berisikan fehling A + fehling B + Aseton tidak
menghasilkan endapan atau tidak mengalami perubahan. Fehling A
adalah CuSO4 dan fehling B adalah campuran dari NaOH dan Na-K-
tatrat. Dalam reaksi ini terjadi reaksi reduksi dan oksidasi. Aldehid
dioksidasi membentuk asam karboksilat sementara ion Cu2+ akan
tereduksi menjadi Cu+ dan menghasilkan uji positif yaitu sampel
membentuk endapan merah bata. Pada sampel aseton, merupakan
gugus keton dan tidak memiliki gugus OH atau H bebas sehingga tidak
bereaksi dalam uji fehling.

Pada pengujian yang ketiga yaitu pada uji benedict yaitu pada tabung A
yang berisikan formaldehid + benedict mengalami perubahan warna
merah bata dan terdapat endapan merah bata setelah dipanaskan
dengan menggunakan penangas air sedangkan untuk tabung B yang
berisikan Aseton + benedict tidak mengalami perubahan. Proses

NURMALA SARI RAHMADANISA PUTRI


15020200144
ALDEHID DAN KETON

pemanasan antara benedict dengan larutan aldehid akan terjadi reaksi


oksidasi yang akan menghasilkan asam karboksilat. Benedict akan
mengalami reduksi menjadi Cu2O yang mengendap pada tabung
bagian bawah karena larutan benedict terdiri dari larutan tembaga
sulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat sehingga menunjukkan hasil
positif sedangkan Aseton tidak dapat teroksidasi dengan pereaksi
Benedict.

Pada pengujian yang keempat yaitu pada uji reaksi tollens perbedaan
yang dimana tabung A yang berisikan AgNO3 + NH4OH + formaldehid
menghasilkan endapan cermin perak pada dinding tabungnya setelah
dipanaskan menggunakan penangas air sedangkan untuk tabung B
yang berisikan AgNO3 + NH4OH + Aseton tidak menghasilkan endapan
atau tidak mengalami perubahan. Pada reaksi tollens akan terjadi reaksi
reduksi oksidasi. Aldehid dioksidasi menjadi anion karboksilat, ion Ag+
dalam reagensia tollens akan direduksi menjadi Ag. Pemanasan
dilakukan untuk mengoksidasi aldehid sehingga terbentuk gugus
karboksil (COO-). Penambahan AgNO3 akan mengoksidasi sampel dan
membentuk cermin perak akibat ion Ag+ yang tereduksi menjadi perak
yang menjadi tanda bahwa suatu sampel memiliki gugus aldehid

Pada pengujian yang kelima yaitu pada uji reaksi schiff, tabung reaksi
A yang berisikan formaldehid + perekasi schiff mengalami perubahan
warna yaitu berwarna merah ungu setelah dihomogenkan sedangkan
tabung reaksi B yang berisikan Aseton + pereaksi schiff tidak
mengalami perubahan warna. Pararosaniline dan bisulfite bergabung
untuk menghasilkan hasil adisi “dekolorisasi” dengan sulfonasi pada
karbon pusat. Gugus amina aromatic yang bebas dan tidak bermuatan
kemudian bereaksi dengan aldehida yang diuji untuk membentuk dua
gugus aldimin (basa Schiff atau azomethines) dengan perantara
karbinolamin (hemiaminal) biasa yang sedang dibentuk dan mengalami

NURMALA SARI RAHMADANISA PUTRI


15020200144
ALDEHID DAN KETON

dehidrasi dalam perjalanan ke pangkalan Schiff. Ini elektrofilik gugud


aldimine kemudian bereaksi dengan bisulfit lebih lanjut dan produk Ar-
NH-CH(R)-SO3¯ (dan spesies stabil resonansi lainnya dalam
kesetimbangan produk) menimbulkan warna magenta (ungu) dari uji
positif.

Pada pengujian yang terakhir yaitu pada uji reaksi asam kromat, tabung
reaksi A yang berisikan formaldehid + H2CrO4 (Kalium dikromat +
H2SO4 + Aquades) membentuk warna hijau setelah dihomogenkan
sedangkan tabung B yang berisikan Aseton + H2CrO4 (Kalium dikromat
+ H2SO4 + Aquades) tidak mengalami perubahan warna. Aldehid dapat
dioksidasi oleh asam, sedangkan keton tidak dapat dioksidasi oleh
asam. Ketika aldehid teroksidasi menjadi asam karboksilat, akan terjadi
perubahan warna dari coklat menjadi hijau karena kromat tereduksi
menjadi Cr+3.

NURMALA SARI RAHMADANISA PUTRI


15020200144
ALDEHID DAN KETON

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
Aldehida merupakan suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus
karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hydrogen sedangkan
keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus
karbonil terikat pada dua gugus alkil. Keduanya sama-sama memiliki gugus
fungsi karbonil (-C=O) yaitu atom karbon yang berikatan rangkap dua
dengan oksigen. Adapun beberapa perbedaan antara aldehida dan keton
pada sifat dan strukturnya yaitu Aldehid sangat mudah untuk beroksidasi
sedangkan Keton mengalami kesukaran dalam beroksidasi dan biasanya
aldehid lebih reaktif daripada keton terhadap suatu reagen yang sama.
Adapun beberapa pengujian yang dilakukan pada senyawa aldehid dan
keton yaitu Uji 2,4-dinitrofenilhidrazin atau Uji Brady yang digunakan untuk
mendeteksi kualitatif fungsionalitas karbonil dari gugus fungsi keton dan
aldehida, Uji pereaksi Fehling yang digunakan untuk membedakan gugus
aldehid dan keton dalam suatu sampel dengan menambahkan reagen
fehling A dan fehling B serta digunakan juga untuk mendeteksi gula
pereduksi, Uji pereaksi Benedict yang digunakan untuk mengetahui reaksi
pada aldehid dan keton dengan penambahan pereaksi benedict, Uji
pereaksi Tollens digunakan untuk mendeteksi adanya keberadaan aldehid
dalam sampel uji, Uji pereaksi Schiff digunakan untuk menunjukkan adanya
gugus aldehid pada sampel, dan uji yang terakhir yaitu Uji Asam Kromat
yang digunakan untuk membedakan senyawa aldehid dan juga keton.

5.2 SARAN
Kami berharap agar praktikan senantiasa memperhatikan dan memahami
materi dan juga percobaan pada Aldehid dan Keton serta teliti dan berhati-
hati dalam melakukan pengujiannya agar hasil yang didapatkan efektif dan
terhindar dari kesalahan atau kecelakaan dalam melakukan suatu
percobaan.

NURMALA SARI RAHMADANISA PUTRI


15020200144
ALDEHID DAN KETON

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono,A.D., Agung,R.T. 2012. ”Pemanfaatan Fly Ash Batubara SebagaI

Adsorben dalam Penyisihan COD dari Limbah Cair Domestik Rumah

Susun Wonorejo Surabaya”. Jurnal ilmiah teknik Lingkungan. 4(2).

Hart, H. 1990. Kimia Organik edisi keenam. Erlangga : Jakarta.

Suzana, Budiati, T. 2010. “ Pengaruh Gugus Nitro dengan Posis Para (p)

pada Sintesis N-(4- Nitrobenzoil) tiourea” . Majalah Farmasi Airlangga. 8

(1).

Pauling, Mary. 1999. Pengantar Kimia Organik I. Diwantara : Bandung.

Pudjaatmaka, handayana. 1982. Kimia Organik Edisi kedua. Jakarta :

Erlangga

Besari, Ismail. 1982. Kimia Organik untuk Universitas. Bandung : Armico

Achmadi, Suminar. 1989. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi

keempat_jilid 3. Jakarta : Erlangga

Fessenden & Fessenden. 1992. Kimia Organik Edisi III. Erlangga : Jakarta

Respati. 1986. Pengantar Kimia Organik Jilid 1. Jakarta : Aksara baru

Martin, E. A., 2012, Kamus Sains, Yogyakarta, Pustaka Pelajar

Mulyono, 2005, Kamus Kimia, Jakarta, PT. Bumi Akasara.

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan

RI : Jakarta

NURMALA SARI RAHMADANISA PUTRI


15020200144

Anda mungkin juga menyukai