Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia-NYA saya masih diberi kesempatan untuk belajar tanpa
halangan suatu apapun dalam menyelesaikan makalah ini secara baik yang
merupakan salah satu tugas yang diberikan..
Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada teman-teman dan dosen kami
yang telah memberikan dukungan.
Saya menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk perbaikan. Dan semoga dengan makalah ini dapat bermanfaat
bagi saya dan para pembaca. Aamiin.
Penulis
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
BAB I Pendahuluan 3
A. Latar Belakang 3
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan 4
A. Prosedur asli 5
B. Mekanisme reaksi 8
C. Bahan dan Alat 8
D. Cara Kerja 12
E. Skema Kerja 13
F. Hasil Reaksi 14
BAB IV Pembahasan 16
BAB V Penutup 18
A. Kesimpulan 18
B. Saran 18
Daftar Pustaka 19
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada dua campuran pereaksi cukup berbeda yang bisa digunakan untuk
melangsungkan reaksi ini. Walaupun pada kenyataannya kedua pereaksi
sebanding secara kimiawai. Penggunaan larutan iodin hidroksida dan natrium
hidroksida. Metode ini adalah metode yang lebih jelas secara kimiawai.
Hasil positif dari reaksi adalah endapan berwarna kuning pucat sama
seperti sebelumnya. Hasil-hasil reaksi triiodometana (iodoform)
3
Hasil positif – endapan kuning pucaat dari triiodometana (iodoform) –
dapat diperoleh dari reaksi dengan alkohol yang mengandung kelompok gugus-
gugus CH3CHOH-R
“R” bisa berupa sebuah atom hidrogen atau sebuah gugus hidrokarbon
(misalnya, sebuah gugus alkil).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara kerja pembuatan iodoform ?
2. Mengetahui kesesuaian hasil antara hasil teoritis dan hasil praktis ?
3. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan secara teknis
dalam pembuatan iodoform ?
4. Berapa titik lebur yang didapat dari pembuatan iodoform ?
C. Tujuan
4
BAB II
SINTESIS PREPARAT
A. PROSEDUR ASLI
IODOFORM
Make a short abstract of these direction to use as a guide while a doing the
work. Make a habit of preparing such abstracts fol all experiments.
After 5 minutes collect the yellow precipitate, using the small Buchner
funnel. Place filtrate at once in bottle labeled “iodoform filtrate” wash the solid
on the flannel with a litle water. The compound is then to be dissolved in the
smalles posible quantity of hot athyl alcohol as follow: put the iodoform in a
small flask arranged for refluxing (see Expt. 19). Pour a few cc. Of alcohol
down the condenser ( no flame within 6 ft.), and warm on the electric hot-plate
or the steam – bath, shaking the flask at times.
When the mix warm add a litle more alcohol, then wait till I becomes hot
see whether enough has been added to dissolve all (there will always be a feew
sherds of filter paper. Etc which should not be mistaken for iodoform0 Do not
heat longgrer than necessary and avoid actual boiling if possible.
5
When enough solvent ( about 40 cc ) has beeb added to dissolved all the
iodoform at the boilling point of the solution, add about 2 cc. Additional
solvent, the filter the hot solution through a fluted filter paper, using a funnel
previously warmed over the hotplate or steam-bath.
Cover the filtrste solution an set aside to cool slowly. In 15 minuters add
about 25 cc. Of water, meanwhile stirring vigorously to completely precipitate
the iodoform, the filter with the buchner funnel. Wash the crytals on the funnel
with a few drops of cold alcohol ( cut of suction during the washing ). Remove
the crystals from the filter paper and spred them on a fresh, dry piece of filter
paper. The best way to remove paper, etc. From the Buchner funnel is to hold it
over a clean filter paper and blow gently through the stem. The end of the
funnel-stem should first be washed so that no chemical can get on the lips. Any
crystals remaining in the funnel are removed with knife or spatula. The crystals
are to be placed in the desicator. Place an identification slip in the desiccator.
Products in course of preparation should alway be labeled; do not rely on the
memory.
6
Pemerian :Kristal/serbuk hablur kuning mengkilap, bau khas, sedikit
menguap pada temperatur kamar, bila diraba seperti beermintyak, dengan uap
air akan menguap.
- 10 ml Kloroform
- 7,5 ml eter
- 80 ml Glycerol
- 3 ml Karbon disulfida
- 34 ml minyak atsiri
- Antiseptik topikal
- Anastetik
7
B. MEKANISME REAKSI
Iodoform pertama kali disiapkan oleh Georges Serrulas tahun 1822 dan
rumus molekul diidentifikasi oleh Jean-Baptiste Dumas pada 1834. Hal ini
disintesis dalam reaksi oleh haloform reaksi yodium dan sodium hidroksida
dengan salah satu dari empat jenis senyawa organik: (i) metil keton: CH3COR,
asetaldehida (CH3CHO), etanol (CH3CH2OH), dan alkohol sekunder tertentu
( CH3CHROH, di mana R adalah alkil atau aril grup).
O O
Reaksi yodium dan basa metil keton dengan begitu dapat diandalkan,
bahwa "iodoform test" (munculnya endapan kuning) digunakan untuk
menyelidiki kehadiran metil keton. Ini juga terjadi ketika pengujian untuk
alkohol sekunder (metilalkohol). Beberapa reagen (misalnya Hidrogen iodida)
iodoform untuk mengkonversi diiodomethane. Juga konversi karbon dioksida
adalah mungkin: berair Iodoform bereaksi dengan perak nitrat untuk
menghasilkan karbon monoksida, yang teroksidasi oleh campuran asam sulfat
dan iodin pentaoxide.
BAHAN
1. Iodium ; I2
BM : 253.80
Kelarutan : sangat sukar larut dalam air; mudah larut dalam
karbon disulfida, dalam kloroform, dalam karbon tetraklorida dan dalam
eter; larut dalam etanol dan dalam larutan iodida; agak sukar larut dalam
glyserin.
TD : 185.24 0C
TL : 113.60 0C
8
Warna : kristal berwarna violet – hitam sampai agak
kecoklatan, berkilau seperti metal.
BJ : 4.93 (250C)
Jumlah : 5 gram
Kegunaan : banyak dipakai sebagai katalisator dalam reaksi
alkalis dan kondensasi. Juga dipakai sebagai antiseptik, reagen analisa
radio isotop, pengolahan air minum dan pengobatan.
Bahaya : amat beracun. Dosis tertentu dapat mengiritasi
kulit. Pemakaian oral jangka panjang dapat menyebabkan iodism, sakit
perut, muntah, diare.
Literatur : Farmakope Indonesia Edisi III dan IV
2. Aseton ; C3H6O
BM : 58.08
Kelarutan : dapat bercampur dengan air, denganetanol,
dengan eter dan dengan kloroform.
TD : 56.48 0C
TL : -94.6 0C
Warna : cairan tidak berwarna, berbau sperti mentol.
BJ : 0.7972
Jumlah : 5 gram
Kegunaan : pelarut dan pereaksi
Bahaya : amat mudah terbakar, iritan dan namkotis. Uap
aseton menyebabkan mati rasa, kontak kulit berkali-kalu menyebabkan
dermatitis, sedangkan onhalasi menyebabkan pusing, mau
muntah/pingsan. Efek kronis dapat merusak ginjal dan hati.
Literatur : Merck Index Edisi VII dan Farmakope Indonesia
Edisi III
3. Natrium Hidroksida ; HaOH
BM : 40.00
Kelarutan : mudah larut dalam air, dalam etanol. A g NaOH
larut dalam 0.9 ml air; 0.3 ml air panas; 7.2 ml absolut alkohol; 4.2 ml
methanol.
9
TD : 1390 0C
TL : 3180C
Warna ; Padatan putih, tidak berbau, berentuk
pelet/flakes.
BJ : 2.30
Jumlah : 17 ml
Kegunaan : sebagai pemberi suasana basa pada pembuatan
iodoform ini dan dapat melembutkan kulit.
Bahaya : amat korosif. Bila kontak dengan mata maka
akan terjadi iritasi, dapat mengakibatkan kebutaan; koyak kulit dapat
terjadi luka bakar, borok yang dalam. Hirup debunya mengakibatkan
radang saluran nafas dan paru-paru.
10
Literatur : Merck Index Edisi VII dan farmakope Indonesia
Edisi IV
ALAT
2.Batang Pangaduk :1
4.Cawan Petri :1
5.Corong Kaca :1
7.Gelas Ukur 25 ml :1
9.Kertas Saring :3
10.Hot plate :1
11.Pipet tetes :1
12.Desikator :1
11
D. CARA KERJA
1. Timbang aseton sebanyak 5 g pada gelas arloji setangkup dan ukur air 5 ml
kemudian dimasukkan kedalam labu erlemeyer 200 ml kemudian
tambahkan 5 g Iodium lalu dikocok
12
E. SKEMA KERJA Ditambahkan NaOH
sedikit demi sedikit
5 g Iodium
ad terbentuk endapan
kuning iodoform
5 g aseton
Dikocok ad
5 ml air larut
Ditambahkan
125 ml air
Ditambahkan
Endapan dicuci dengan air
beberapa ml etanol
ad bebas NaOh
Disaring dengan
corong panas
Dihangatkan
diatas hotplete
Ditemtukan titik
ditimbang leburnya
13
F. HASIL REAKSI
Gram 5
Iodium = 5 gram ; BM = 253,80 → mol = ― = ― = 0,0197
BM 253,80
Gram 5
Aseton = 5 gram ; BM = 58,08 → mol = ― = ― = 0,0861
BM 58,08
= 15,67 %
14
BAB III
UJI KEMURNIAN
Untuk melakukan uji kemurnian pada iodoform yang kami peroleh kami
menggunakan alat elektrotermal melting aparatus, yaitu alat yang digunakan
untuk mengukur jarak lebur suatu zat padat. Adapun cara kerjanya sbagai
berikut :
Jarak lebur iodoform murni yang didapatkan dari literatur adalah 1200 C.
Sedangkan jarak lebur iodoform hasil praktis adalah 1190 C – 1210 C.
Literatur : Stecher, Paul G, dkk. 1960. The Merck Index of Chemicals and
Drugs Seventh Edition. USA : Merck & Co., Inc.
15
BAB IV
PEMBAHASAN
Endapan yang didapat kemudian dicuci dengan air sampai bebas NaOH (
untuk mengetahuinya digunakan kertas lakmus sebagai indikatornya ).
Dilakukan rekristalisasi yaitu dengan memasukkan iodoform ke dalam
erlenmeyer yang diberi tutup corong kaca, kemudian dituangkan beberapa ml
etanol ke dalam iodoform tersebut melalui corong dan sambil dihangatkan serta
dikocok di atas hot plate. Ditambahkan etanol sedikit lagi ditunggu sampai
panas tetapi jangan sampai mendidih. Hal tersebut dilakukan berkali-kali
sampai iodoform larut sempurna. Larutan disaring menggunakan corong panas
ke dalam beaker glass kemudian ditutup dan didinginkan selama ±15 menit.
Ditambahkan 12,5 ml air diaduk sampai iodoform mengendap dengan
sempurna.
16
cawan petri. Jika kristal belum kering maka dikeringkan dengan cara
diletakkan di desikator atau oven dengan suhu rendah. Kristal ditimbang
berkali-kali sampai didapatkan berat yang konstan, kemudian ditentukan titik
leburnya menggunakan melting point. Dari tahap demi tahap yang kami
kerjakan, kami mendapatkan hasil sebanyak 0,8112 mg dan titik lebur 1130C –
1140C
17
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
18
DAFTAR PUSTAKA
Stecher, Paul G, dkk. 1960. The Merck Index of Chemicals and Drugs
Seventh Edition. USA : Merck & Co., Inc.
19