Asam salisilat merupakan turunan dari senyawa aldehid. Senyawa ini juga
biasa disebut o-hidroksibensaldehid, o-formilfenol atau 2-formilfenol. Senyawa ini
stabil, mudah terbakar dan tidak cocok dengan basa kuat, pereduksi kuat, asam
Sifat fisika dari asam salisilat dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini :
Warna Putih
Sifat kimia dari asam salisilat yaitu tidak cepat menguap, tidak mudah
terbakar serta mudah larut dalam klorofom dan eter.
Aspirin ini dibuat dengan cara esterifikasi, dimana bahan aktif dari aspirin
yaitu asam salisilat direaksikan dengan asam asetat anhidrad atau dapat juga
direaksikan dengan asam asetat glasial. Asam asetat anhidrad ini dapat digantikan
dengan asam asetat glasial karena asam asetat glasial ini bersifat murni dan tidak
mengandung air selain itu asam asetat anhidrat juga terbuat dari dua asam
asetat glasial sehingga pada pereaksian volumenya semua digandakan.
Gambar 2.3 Reaksi Pembuatan Aspirin dengan Asetat Glasial (Fessenden, 1990)
Aspirin tidak larut dalam air. Hal ini disebabkan karena asam salisilat
sebagai bahan baku aspirin, yang merupakan senyawa turunan asam benzoat yang
merupakan asam lemah yang memiliki sifat sukar larut dalam air. Oleh karena itu,
2.2.3 Rekristalisasi
Untuk mendapatkan aspirin yang murni, maka harus dilakukan
rekristalisasi. Dimana, rekristalisasi merupakan cara yang paling efektif untuk
memurnikan zat-zat organik dalam bentuk padat. Oleh karena itu, teknik ini sering
digunakan untuk pemurnian senyawa hasil sintesis atau hasil isolasi dari bahan
alami, sebelum dianalisis lebih lanjut. Sebagai metoda pemurnian padatan,
rekristalisasi adalah metoda yang paling penting untuk pemurnian sebab
kemudahannya dan karena keefektifannya (Harwood, 1989).
Material padatan terlarut dalam pelarut yang cocok pada suhu tinggi (pada
atau dekat titik didih pelarutnya) untuk mendapatkan jumlah larutan jenuh atau
dekat jenuh. Ketika larutan panas perlahan didinginkan, kristal akan mengendap
karena kelarutan padatan biasanya menurun bila suhu diturunkan. Diharapkan
bahwa pengotor tidak akan mengkristal karena konsentrasinya dalam larutan tidak
terlalu tinggi untuk mencapai jenuh (Harwood, 1989).
Adapun syarat – syarat yang dibutuhkan untuk melakukan metoda
kristalisasi adalah sebagai berikut (Petrucci, 2007):
Gambar 2.4 Reaksi Ferri Klorida dengan Asam Salisilat (Furniss, 1989)
Made By Checked By Aproved By
Nadila Aulia Mhd. Dion Arfi
13
Praktikum Kimia Organik/Kelompok V/S.Genap/2018
Aspirin tidak larut dalam air. Hal ini disebabkan karena asam salisilat
sebagai bahan baku aspirin merupakan senyawa turunan asam benzoat yang
merupakan asam lemah yang memiliki sifat sukar larut dalam air. Oleh karena itu,
dalam pembuatan aspirin dilakukan penambahan air. Hal ini bertujuan agar terjadi
endapan aspirin. Reaksi ini juga di lakukan pada air yang dipanaskan agar
mempercepat tercapainya energi aktivasi. Selain pemanasan juga dilakukan
pendinginan yang dimaksudkan untuk membentuk kristal, karena ketika suhu
dingin molekul-molekul aspirin dalam larutan akan bergerak melambat dan pada
akhirnya terkumpul membentuk endapan melalui proses nukleasi (induced
nucleation). Struktur aspirin dapat dilihat pada Gambar 2.2 (Ravina, 2011).
Aspirin ini dibuat dengan cara esterifikasi, dimana bahan aktif dari aspirin
yaitu asam salisitat direaksikan dengan asam asetat anhidrad atau dapat juga
direaksikan dengan asam asetat glasial. Asam asetat anhidrad ini dapat digantikan
dengan asam asetat glasial karena asam asetat glasial ini bersifat murni dan tidak
Pembuatan Aspirin
Massa Aspirin : 2,92 gram
Rekristalisasi Aspirin
Massa yang dikristalisasi : 0,5 gram
Massa setelah dikristalisasi : 0,67 gram
Rendemen
Massa aspirin hasil praktikum : 3,59 gram
Massa aspirin teoritis : 3,94 gram
% Rendemen : 91,16 %
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pembuatan Aspirin
Setelah itu, larutan jernih didinginkan dalam es selama 1,5 jam. Pendinginan
larutan selama 1,5 jam tersebut dimaksudkan untuk membentuk endapan pada
larutan, karena pada suhu dingin molekul-molekul dalam larutan bergerak lambat
dan pada akhirnya menyatu menjadi endapan. Selanjutnya, larutan disaring
menggunakan kertas saring dengan corong buchner dan juga pompa vakum.
Dalam tahap ini diperoleh kristal aspirin berwarna putih dan bersih. Setelah
aspirin kering, lalu berat aspirin ditimbang dengan timbangan analitik dan
dihitung rendemennya. Dalam percobaan ini diperoleh rendemen sebayak 91,16
%.
5.1 Kesimpulan
Dalam skala labor, aspirin dibuat dengan cara mereaksikan asam salisilat dan
asam asetat anhidrat dengan bantuan katalis asam sulfat. Massa aspirin yang
didapatkan setelah rekristalisasi 3,59 gram. Yield yang didapatkan yaitu sebesar
91,16 %. Namyn aspirin yang didapatkan tidak murni
5.2 Saran
1. Pada saat pemanasan pastikan terlarut dan tidak terjadi endapan.
2. Pada saat rekristalisasi, gunakan es saat pendinginan agar lebih cepat.
Fessenden, Ralph J., (1999), Kimia Organik Jilid I, 3rd ed, Jakarta, Erlangga
Fieser, Louis. F (1987), Experiment in Organic Chemistry, 3rd ed, Boston, D.C
Health and Company.
Furniss, Brian S., et al. (1989), Vogel’s Textbook of Practical Organic Chemistry
5th Edition-Revised, Essex, Longman Scientific and Technical.
Haynes, William M., ed. (2011). CRC Handbook of Chemistry and Physics, 92nd
ed., Boca Raton, FL, CRC Press.
Jones, Alan, (2015), Chemistry: An Introduction for Medical and Health Sciences,
John Wiley & Sons. pp. 5-6
Patrignani, P, (2016), “Aspirin and Cancer”. Journal of the American College and
Cardiology, 68 (9): 967-76. doi: 10.1016/j.acc.2016. 05. 083. PMID
27561771.
Petrucci, Ralph H., et al. (2007), General Chemistry: Principles & Modern
Applications, Upper Saddle River NJ, Pearson Education Inc.
Sunardi, (2006), Asam Sulfat dan Asam Fosfat, Jakarta, Yrama Widya