OLEH :
Dr. EMRIZAL M. TAMBOESAI, M.Si, M.H
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan penyusunan Penuntun
Praktikum Kimia Anorganik II. Buku penuntun praktikum ini merupakan literatur
acuan bagi praktikan yang mengikuti perkuliahan Praktikum Kimia Anorganik II
di Laboratorium Kimia Anorganik Jurusan Kimia FMIPA Universitas Riau.
Pada buku penuntun praktikum ini terdapat 9 (sembilan) objek percobaan.
Buku penuntun praktikum ini memuat sedikit paparan teoritis tentang objek
percobaan dan beberapa aturan serta petunjuk dalam mengikuti perkuliahan
Praktikum Kimia Anorganik II.
Penulis menyadari bahwa buku penuntun praktikum ini belum sempurna.
Oleh karena itu, penulis menerima berbagai kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun. Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu demi terselesainya buku penuntun ini dan berharap
semoga buku penuntun ini dapat memberi arti positif dalam memantapkan
perkuliahan di Jurusan Kimia FMIPA Universitas Riau.
Pekanbaru,
Februari 2016
Penulis
Dosen Pembimbing
C. Laboran
: Zul Aprisna
D. Koordinator Asisten
E. Asisten Praktikum
1. Sari Kurniawati
2. Abdi Kaumiyah
3. Enggal Satrio
4. Dede Suhendra
5. Syahri Kasiani
6. Mutia Agustina
7. Indah Puspita Sari
8. Nia
9. Zerly Marseliza
10. Merry Siska Yanti
11. Dewi Puspita
12. Titin Kasriani
13. Karmila
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
TIM PELAKSANA PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II ................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
TATA TERTIB PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II ........................ iv
PERCOBAAN I
PERCOBAAN II
PERCOBAAN III
PERCOBAAN IV
PERCOBAAN V
PERCOBAAN VI
PERCOBAAN VII
iii
Pelaksanaan Praktikum
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Catat semua hasil pada lembar data segera setelah percobaan selesai dan
serahkan data hasil percobaan kepada asisten kelompok (Format data hasil
pengamatan sementara terlampir, wajib difotokopi).
9.
Hanya praktikan yang tidak hadir karena sakit (surat ijin dari dokter) dan
tugas dari jurusan/fakultas/universitas, yang diperkenankan untuk mengikuti
praktikum susulan, pada kelas yang lain.
lain
selama
kegiatan
praktikum,
melakukan
kegiatan
yang
iv
2.
Semua alat yang dipakai harus dipinjam dengan bon dan dikembalikan
kembali dalam keadaan bersih serta lengkap.
3.
di
dalam
ruang
laboratorium.
Harap
dipergunakan
dengan
bertanggungjawab.
4.
Botol-botol reagen harus diletakkan ditempat yang telah ditentukan dan tidak
boleh dibawa ke meja masing-masing.
5.
6.
Sebelum
praktikum
kesesuaian jumlah alat dengan daftar yang telah dipersiapkan oleh laboran.
Bila ada ketidaksesuaian harus segera dilaporkan kepada asisten.
7.
Jika ada alat yang hilang atau pecah selama praktikum, maka harus diganti
secepatnya atau paling lambat sebelum akhir semester oleh kelompok
mahasiswa yang bersangkutan. Bila lalai menggantikan alat akan dinyatakan
gagal dan nilai tidak akan dikeluarkan.
2.
Rambut panjang atau jilbab harus dijepit rapi sehingga tidak mengganggu
pekerjaan anda, menjerat peralatan atau terbakar api.
3.
4.
Bila bahan kimia jatuh mengenai kulit, segera bilas kulit dengan air mengalir
dan laporkan ke asisten. Bila bahan kimia jatuh mengenai pakaian, lepaskan
dan cuci kulit di bawahnya dengan air.
5.
6.
7.
Untuk mengencerkan asam, tuang asam pekat ke dalam air, tidak sebaliknya.
8.
Jangan menggosok-gosok mata atau anggota badan lain dengan tangan yang
mungkin sudah terkontaminasi bahan kimia.
9.
2.
Jika ada zat yang tumpah harus segera disiram/dibersihkan dengan pencuci
yang sesuai.
3.
vi
PERCOBAAN I
STABILITAS DAN ISOLASI SENYAWA TEMBAGA (I)
TUJUAN
Mempelajari cara isolasi senyawa tembaga (I) melalui pembentukan
senyawa kompleks tris (tiourea) tembaga (I) sulfat.
PENDAHULUAN
Dalam larutan berair, suatu unsur dapat ada dalam beberapa keadaan
oksidasi. Tiap-tiap keadaan oksidasi mempunyai stabilitas termodinamika yang
berbeda. Stabilitas relatif suatu unsur pada dua keadaan oksidasi yang berbeda
dapat dinyatakan sebagai potensial elektroda berikut:
Ma+
(a-b) e-
Mb+
b>a
ln
[ + ]
[ + ]
Dengan
n
= bilangan Faraday
Eo
bawah ini:
Cu+
2+
Cu
e-
Cu
E = 0,52 V
Cu
E = 0,153 V
Dengan demikian ion Cu(I) dalam larutan berair adalah tidak stabil dengan
kecenderungan berubah menjadi Cu(I) dan Cu(II).
2 Cu
Cu+ +
Cu2+
E = 0,357 V
Dari persamaan:
o
E =E +
ln
[ + ]
[ + ]
dapat juga dilakukan dengan cara pembentukan senyawa kompleks yang terbentuk
cukup stabil, maka konsentrasi Cu(I) yang tereduksi cukup berarti.
Dalam senyawa kompleks, di samping terjadi ikatan sigma antara logam
pusat dengan ligan juga akan terjadi pemanfaatan elektron ion logam untuk
pembentukan ikatan phi. Jika ion logam mempunyai kerapatan elektron yang
tinggi, maka ion logam akan lebih siap untuk menyumbangkan elektron dalam
pembentukan ikatan phi dengan ligan. Dengan adanya ikatan phi ini akan
menyebabkan naiknya stabilitas ion kompleks. Dengan demikian suatu jenis ion
logam dengan keadaan oksidasi yang lebih rendah akan lebih siap berpartisipasi
dalam pembentukan ikatan phi. Untuk keperluan stabilisasi Cu(I) dalam larutan,
tiourea merupakan ligan yang cocok. Senyawa kompleks yang terbentuk adalah
tris (tiourea) tembaga (I) dengan ikatan koordinasi terjadi antara ion Cu(I) dengan
atom S dari tiourea.
ALAT-ALAT
1.
Gelas ukur 10 mL
6.
Pembakar bunsen
2.
Gelas ukur 25 mL
7.
Termometer
3.
8.
Timbangan
4.
Batang pengaduk
9.
Pipet tetes
5.
Kertas saring
BAHAN-BAHAN
1.
Tiourea
5.
Asam Sulfat 1 M
2.
Akuades
6.
Alkohol
3.
7.
Bubuk tembaga
4.
Es Batu
8.
HCl 1 M
CARA KERJA
1.
Buat larutan tiourea (2,5 g) dalam 15 mL akuades dan larutan Tembaga (II)
sulfat pentahidrat (2,5 g) dalam 15 mL akuades, kemudian dinginkan kedua
larutan itu dalam tempat yang berisi es.
2.
3.
Setelah larutan Tembaga (II) sulfat penta hidrat habis ditambahkan, diamkan
larutan campuran hingga terbentuk kristal putih pada dinding gelas piala.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2.
3.
4.
5.
PERCOBAAN II
MENELITI KESADAHAN AIR
TUJUAN
Mahasiswa dapat membedakan air lunak dan air keras. Mahasiswa dapat
melunakkan air sadah dan menghitung derajat kesadahan.
PENDAHULUAN
Air yang mengandung ion Kalsium atau ion Magnesium disebut air
sadah.Kesadahan sementara disebabkan oleh garam-garam Bikarbonat dari Ca dan
Mg,Sedangkan kesadahan tetap oleh garam Sulfat dan Klorida dari Ca dan Mg.
Besarnya kesadahan air dapat diukur antara lain dengan derajat kesadahan jerman
yaitu jumlah gram CaO yang terdapat dalam 1 liter air. Air sadah dapat
menimbulkan kerak pada ketel. Kesadahan sementara dapat dihilangkan dengan
pemanasan atau penambahan air kapur, sedangkan kesadahan tetap dengan lindi
soda.
ALAT-ALAT
1.
Tabung reaksi
7.
Batang pengaduk
2.
Rak tabung
8.
Bunsen
3.
9.
Pipet tetes
4.
Gelas ukur 10 mL
5.
11. Timbangan
6.
Erlenmeyer 250 mL
BAHAN-BAHAN
1.
Natrium klorida
7.
Kalsium klorida
2.
Kalium nitrat
8.
Akuades
3.
Natrium sulfat
9.
Sabun
4.
5.
Magnesium klorida
6.
Magnesium sulfat
CARA KERJA
1.
2.
Buatlah larutan sabun dari 1 g sabun lemak dilarutkan dalam 100 mLakuades
dan alkohol dengan volume yang sama.
3.
4.
5.
6.
TUGAS
1.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan kesadahan karbonat dan kesadahan nonkarbonat?
2.
3.
4.
Tulislah persamaan reaksi cara kerja no 4-6. Kesimpulan apa yang kamu
peroleh dari percobaan ini?
5.
6.
Hitunglah air sadah dalam percobaan no. 1-3 dengan derajat kesadahan
Jerman!
PERCOBAAN III
PENETAPAN RUMUS MOLEKUL SENYAWA KOMPLEKS
TUJUAN
Mempelajari pembuatan dan penentuan rumus molekul senyawa kompleks
besi (II) oksalat.
PENDAHULUAN
Reaksi antara dua molekul stabil atau lebih dapat menghasilkan produk
reaksi yang stabil dengan sifat yang karakteristik. Sebagai contoh, kompleks
amina akan terbentuk jika amina direaksikan dengan Kobalt (II) Klorida. Dalam
beberapa hal kompleks tidak memberikan reaksi dalam larutan yang karakteristik
pada ion logam atau ligan tidak kompleks. Tetapi stabilitas termodinamika dan
kinetika bervariasi sehingga hal ini bukan merupakan kriteria pembentukan
senyawa koordinasi.
Hakekat struktur senyawa koordinasi adalah transfer elektron yang terjadi
anatara ligan dengan ion pusat (ion logam). Dalam bentuk yang paling sederhana,
ikatan koordinasi terbentuk oleh transfer pasangan elektron dari ligan (molekul)
ke ion pusat. Molekul netral atau ion-ion yang bertindak sebagai ligan harus
memiliki pasangan elektron sumyi (elektron bebas) seperti NH3, Cl, C2O4, dan
Lain-lain. Senyawa koordinasi paling sederhana akan terbentuk dengan ikatan
sigma antara suatu ligan dan suatu molekul atau ion logam. Beberapa kompleks
dikenal dimana ikatan sigma atau iatan phi keduanya dapat terjadi. Kompleks
yang terjadi pada ion oksalat memungkinkan ikatan phi dari orbital 2p pada
oksigen mengkonstribusi sluruh ikatan. Dalam ligan yang lain seperti Karbon
Monoksida (CO) dan Nitrosida (NO), kontribusi dari orbital ikatan phi berperan
dalam seluruh ikatan. Gugus CO bereaksi dengan suatu logam yang mempunyai
orbital kosong dan dua orbital d terisi untuk memberikan ikatan resultan dengan
ikatan phi antara logam dan karbon. Sedangkan untuk NO memerlukan suatu
logam yang mempunyai orbital sigma dan dua orbital d yang hanya mengandung
tiga elektron. Hal ini dapat dikatakan bahwa derajat sumbangan elektron dapat
diharapkan bervariasi terhadap sifat alamiah logam keadaan oksidasi, dan liganligan lain dalam molekul.
ALAT-ALAT
1.
6.
Buret 50 mL
2.
Gelas ukur 10 mL
7.
Termometer
3.
Bunsen
8.
Erlenmeyer 50 mL
4.
Corong Buchner
9.
Kaca arloji
5.
Kertas saring
10. Timbangan
BAHAN-BAHAN
1.
5.
Aseton
2.
Asam oksalat
6.
Kalium Permanganat
3.
Asam sulfat 2 M
7.
Serbuk Seng
4.
Akuades
8.
Larutan tiosulfat
CARA KERJA
1.
Buatlah larutan ammonia besi (II) sulfat dan larutan asam oksalat dengan cara
melarutkan 8 g ammonia besi (II) sulfat dalam 25 mL akuades yang telah
diasamkan dengan 1 mL asam sulfat 2 M, larutan asam oksalat dibuat dengan
melarutkan 5 g asam oksalat dalam 30 mL akuades.
2.
Campurkan larutan asam oksalat tersebut ke dalam larutan ammonia besi (II)
sulfat, kemudian didihkan.
3.
Saring endapan kuning yang terbentuk dengan corong buchner dan cuci
endapan dengan air panas, lalu cuci kembali dengan Aseton dan keringkan.
4.
b.
c.
Saring larutan dengan kertas saring dan cuci serbuk seng dengan asam
sulfat 2 M.
d.
Titrasi campuran filtrat Ammonia Besi (II) Sulfat dan hasil cucian
dengan larutan standar kalium permanganat, dari hasil tersebut tentukan
kadar oksalat dan kadar airnya. Tentukan pula rumus empirisnya.
TUGAS
1.
2.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan ikatan sigma dan ikatan phi pada
senyawa kompleks!
3.
Buatlah reaksi kimia antara ammonia besi (II) sulfat dengan asam oksalat?
4.
5.
PERCOBAAN IV
PEMBUATAN NATRIUM PEROKSOBORAT
TUJUAN
Mempelajari pembuatan natrium peroksoborat dan manfaatnya di dalam
kehidupan sehari-hari.
PENDAHULUAN
Natrium peroksoborat atau yang lebih dikenal natrium perborat adalah
senyawa putih, tidak berbau, larut dalam air dengan rumus kimia NaBO3.
Senyawa
ini
mengkristal
sebagai
monohidrat,
NaBO3.H2O,
trihidrat,
6.
Corong buchner
2.
7.
Kertas saring
3.
Gelas ukur 10 mL
8.
Kaca arloji
4.
Batang pengaduk
9.
Spatula
5.
Pipet tetes
10. Timbangan
BAHAN-BAHAN
1.
6.
Alkohol
2.
7.
Akuades
3.
Es Batu
8.
H2SO4 2 M
4.
Hidrogen Peroksida 6 %
9.
KMnO4 0,02 M
5.
Larutan KI 10 %
CARA KERJA
1.
2.
10
3.
4.
5.
Pengujian hasil
Gunakan 5 mL larutan segar dalam akuades dari zat tersebut, lalukan reaksi
berikut!
a. Tambahkan H2SO4 2 M dan KMnO4 0,02 M, lalu amati apa yang terjadi!
b. Tambahkan H2SO4 2 M dan larutan KI 10 %, lalu amati apa yang terjadi!
TUGAS
1.
2.
3.
4.
5.
Tuliskan reaksi kimia yang terjadi pada pengujian hasil bagian a dan b pada
percobaan di atas!
11
PERCOBAAN V
MENGENDAPKAN GARAM, MELARUTKAN DAN MENELITINYA
TUJUAN
Mengenal sifat-sifat bahan kimia dan mempelajari cara mengendapkan zat,
menyaring endapan serta menuliskan persamaan reaksi penggaraman bersyarat.
PENDAHULUAN
Garam-garam Nitrat semua dapat larut, kecuali garam dari logam Alkali.
Maka garam-garam karbonat, fosfat, tiosianat dan sulfat dari Ca, Ba dan Sr tidak
dapat larut. Endapan-endapan itu biasanya mempunyai warna tertentu. Bila dari
suatu reaksi kimia terjadi endapan maka endapan itu dapat diteliti dari warna
endapan.
ALAT-ALAT
1.
Tabung reaksi
5.
Corong
2.
Pipet tetes
6.
Gelas ukur 10 mL
3.
Spatula
7.
Lakmus merah
4.
Kertas saring
8.
Kaca arloji
BAHAN-BAHAN
1.
Barium klorida
5.
Asam klorida
2.
Akuades
6.
Asam sulfat
3.
7.
Ammonium hidroksida
4.
8.
Natrium Tiosianat
CARA KERJA
1.
2.
3.
4.
12
5.
6.
TUGAS
1.
2.
3.
4.
5.
13
PERCOBAAN VI
PEMBUATAN SODA KOSTIK PREPARATIF
TUJUAN
Mempelajari cara pembuatan soda kostik sesuai dengan teori dan
mengenal sifat-sifat fisika dan kimia dari soda kostik.
PENDAHULUAN
NaOH ini dapat diperoleh melalui reaksi penggaraman antara garam
karbonat dan basa. Reaksi penggaraman adalah suatu reaksi bersyarat dimana
harus terjadi endapan sesudah reaksi. Basa yang digunakan diperoleh dengan
kapur hidup dalam air dan selanjutnya direaksikan dengan larutan natrium
karbonat. Reaksi yang terjadi adalah:
CaO
+ H2O
Ca(OH)2
Kalori
Ca(OH)2
+ Na2CO3 2 NaOH
CaCO3
ALAT-ALAT
1.
Timbangan
6.
Bunsen
2.
Kaca arloji
7.
Kertas saring
3.
Spatula
8.
Corong buchner
4.
9.
Gelas ukur 10 mL
5.
Batang pengaduk
BAHAN-BAHAN
1.
Kalsium oksida
2.
Akuades
3.
Natrium karbonat
(Na2CO3.10H2O)
CARA KERJA
1.
Timbang 5,6 g CaO dan larutkan dalam 50 ml akuades dan aduk sampai
menjadi bubur.
2.
3.
14
4.
Kemudian campurkan kedua larutan di atas, aduk lalu didihkan lagi selama
beberapa lama.
5.
Setelah dingin, saring dengan kertas saring yang telah ditimbang dulu untuk
mengetahui beratnya. Maka filtrat yang diperoleh adalah larutan soda kostik,
dan ditampung untuk disimpan, sedangkan endapan yang terjadi dikeringkan
dalam oven pada suhu 105 oC di atas kaca arloji selama 1 jam.
6.
7.
TUGAS
1.
2.
3.
4.
5.
15
PERCOBAAN VII
PEMBUATAN DAN PEMURNIAN KALIUM IODAT
TUJUAN
Mengenal salah satu pembuatan kalium iodat, memurnikan dan
menganalisanya. Mendapatkan latihan untuk teknik-teknik dasar yang sering
digunakan dalam pembuatan preparat maupun pekerjaan analisa.
PENDAHULUAN
Banyak cara untuk membuat dan menganalisa suatu preparat. Pemilihan
cara pembuatan yang tepat banyak, tergantung kepada bahan baku dan alat yang
tersedia, hasil yang dicapai, biaya, dan pada syarat-syarat yang diperlukan pada
proses pembuatannya. Begitu pula cara menganalisa zat sangat tergantung kepada
2 (dua) faktor terakhir. Salah satu cara pembuatan dan analisa akan kita kerjakan
pada percobaan ini.
Pembuatan dan Pemurnian Preparatif
Tahap I.
Iodat dioksidasi oleh kalium klorat yang dilakukan pada suasana asam
yang sedang dalam keadaan panas.
Tahap II.
2 IO3- +
12 H+ +
+ ClO3 + 6 e-
Cl-
K+
+ H+
+ 2 IO3-
KH(IO3)2
H+
+ OH-
H2O
10 e3 H2O
Tahap II
12 H+ + 10 e- Cl2
2 Cl
2 e-
Cl2
16
+ 6 H2O
Kalium klorat : zat berkristal putih, kelarutan dalam air sedang, 7 g/100 mL pada
suhu 200 oC dan 57 g/100 mL pada 100 oC.
Kalium iodat : zat berkristal putih, kelarutan dalam air, 5 g/100 mL pada 0 oC
dan 32g/100 mL pada 100 oC.
ALAT-ALAT
1.
Statif
10. Corong
2.
Ring besi
11. Akuades
3.
Kasa
4.
Kaki tiga
5.
Labu bulat
6.
Timbangan
7.
Spatula
16. Buret
8.
Kaca arloji
9.
Bunsen
BAHAN-BAHAN
1.
Kalium klorat
4.
Asam nitrat 6 M
2.
Iodium
5.
KOH
3.
Akuades
CARA KERJA
1.
Pasang ring besi (10 cm) pada statif, letakkan kasa di bawahnya. Pasang labu
bulat 500 mL pada statif sehingga dasar labu tepat menyentuh kawat kasa.
Tinggi pemasangan hendaknya sedemikian rupa hingga dapat diletakkan
pembakar di bawahnya.
2.
3.
4.
5.
6.
Bila uap iodin ada keluar maka dinginkan labu tadi dalam bak berisi air
dingin. Untuk menyempurnakan reaksinya labu dipanaskan dengan api kecil
sambil kadang- kadang di goyang- goyang perlahan- lahan agar sisa iodin
yang masih menempel di dinding labu terkena larutan kloratnya.
7.
8.
Ambil corong dari mulut labu, didihkan larutan tadi selama 10 menit.
9.
Tuangkan isi labu ke dalam gelas piala 500 ml. Letakkan gelas piala ini pada
kawat kasa di atas kaki tiga, panaskan larutan agar tetap mendidih.
10. Sementara larutan tetap mendidih dengan tambahkan KOH tetes demi tetes
sampai larutan netral. Periksa dengan kertas indikator.
11. Biarkan pada suhu kamar sampai larutan dingin, kumpulkan kristal yang
terbentuk dalam penyaring buchener. Larutan berubah menjadi tidak
bewarna.
12. Ulangi titrasi sampai 3 kali hingga selisih ketiga harga tersebut maksimum
0,05 mL.
13. Hitung kadar iodat tersebut.
TUGAS
1.
2.
3.
4.
5.
18
PERCOBAAN VIII
SENYAWA KOMPLEKS DARI Na2C2O4 dan H2C2O4
TUJUAN
Mempelajari pembuatan dan penentuan stoikiometri senyawa kompleks
dari Na2C2O4 dan H2C2O4.
PENDAHULUAN
Senyawa kompleks merupakan senyawa yang tersusun dari suatu ion
logam pusat dengan satu atau lebih ligan yang menyumbangkan pasangan
elektron bebasnya kepada ion logam. Semua senyawa kompleks atau senyawa
koordinasi adalah senyawa yang terjadi karena adanya ikatan kovalen koordinasi
antara logam transisi dengan satu atau lebih ligan.
ALAT-ALAT
1.
Kaca arloji
8.
Termometer
2.
Spatula
9.
Es batu
3.
Timbangan
4.
Gelas piala 50 mL
11. Corong
5.
6.
Gelas ukur 50 mL
13. pH meter
7.
Batang pengaduk
14. buret 50 mL
BAHAN-BAHAN
1.
Natrium oksalat
5.
NaOH
2.
Akuades
6.
Es Batu
3.
Asam oksalat
7.
KmnO4
4.
Alkohol
CARA KERJA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Buang filtrat, larutkan kembali endapan yang tertinggal dalam bejana dan
pada kertas saring dalam air 50 mL yang mendidih.
7.
8.
Pindahkan endapan ke dalam kertas saring dan buang larutannya. Cuci hasil
endapan 3 kali dengan 10 mL alkohol secara bertahap untuk menghilangkan
air yang melekat (terikat) pada kristal. Setelah hasil dibersihkan dengan hatihati dari filtrate ke kaca arloji, hasil disebarkan sedemikian rupa untuk
mempercepat penguapan alkohol. Jika hasil sudah tampak kering, timbang.
9.
dengan titrasi
16 H + 5 CO + 2 MnO 10 CO + 2Mn2+ + 8 HO
TUGAS
1.
2.
3.
4.
5.
20
PERCOBAAN IX
PEMBUATAN ZEOLIT
TUJUAN
Mempelajari pembuatan zeolit dan mengetahui sifat-sifat kimia dan
fisikanya.
PENDAHULUAN
Mineral zeolit telah dikenal sejak Tahun 1756 oleh Baron Freiherr Axel
Cronsted ketika menemukan stilbit yang bila dipanaskan seperti batuan mendidih
(boiling stone). Hal ini disebabkan karena dehidrasi molekul air yang
dikandungnya. Istilah zeolit sendiri berasal dari bahasa Yunani Zein yang
berartimembuih dan lithos yang berarti batu, sehingga zeolit berarti batu yang
berbuih.
Zeolit merupakan mineral yang terdiri dari kristal alumina silika terhidrasi
yang mengandung kation alkali atau alkali tanah dalam kerangka tiga dimensi,
dimana kationnya dapat diganti oleh kation lain tanpa menyebabkan perubahan
pada struktur zeolit dan dapat menyerap air secara reversibel. Zeolit mempunyai
rongga dan celah dengan luas permukaan dalam yang jauh lebih besar dari pada
luas permukaan kristal bagian luarnya.
Struktur kimia sel zeolit dengan sisa aktifnya dapat digambarkan sebagai
berikut :
21
dengan empat atom oksigen dan selalu dinetralkan oleh kation alkali dan alkali
tanah untuk mencapai senyawa yang stabil.
Rumus empiris zeolit yaitu :
(Mx/n[(AlO2)x(SiO2)v]mH2O
Keterangan:
M : Kation logam yang dapat saling ditukarkan
n : Valensi kation M
m : Jumlah molekul air perunit
x,y : Menyatakan banyaknya atom Al dan Si
Struktur kristal zeolit merupkan gabungan dari sejumlah unit pembangun
sekunder yang tersusun sedemikian rupa sehingga membentuk rongga-rongga dan
saluran. Rongga-ronga dan saluran ini berisi kation dan molekul air. Kation-kation
tersebut tidak terikat pada posisi yang tepat melainkan dapat digantikan dengan
kation lain tanpa merusak struktur zeolit, karena molekul air juga dapat bergerak
bebas dalam rongga, maka zeolit dapat menyerap air secara reversibel. Posisi
kation dan molekul air dalam rongga zeolit dapat ditunjukkan pada gambar di
bawah ini :
Spatula
6.
2.
Kursibel
7.
Gelas ukur 50 mL
3.
Furnace
8.
Gelas ukur 10 mL
4.
Desikator
9.
5.
Gelas piala 50 mL
10. Bunsen
22
12. Timbangan
14. Oven
BAHAN-BAHAN
1.
Abu layang
3.
Akuades
2.
NaOH
4.
Al(OH)3
CARA KERJA
Peleburan Abu Layang dengan NaOH
1.
2.
2.
Saring larutan yang terbentuk dan encerkan dengan akuades hingga volume
250 mL.
2.
3.
4.
Mensintesis Zeolit
1.
2.
3.
Saring gel yang terbentuk kemudian panaskan pada suhu 80oC selama 8 jam.
4.
23
TUGAS
1.
2.
3.
4.
Sebutkan dan jelaskan aplikasi penggunaan zeolit dalam kehidupan seharisehari maupun dalam industri!
5.
24
2.
3.
Tujuan Percobaan
1. .
1.1.
2. Dan seterusnya
V. Tugas
1.
2.
Dan seterusnya
2. Dan seterusnya
dari jurnal/buku)
2.
V.
Judul
I.
Tujuan Percobaan
tabel)
II.
Landasan Teori
VI.
III.
VII. Pembahasan
Perhitungan/Reaksi Kimia
VIII. Tugas
IX.
IV.
Skema Kerja
X.
25
Kesimpulan
1.
2.
Dan seterusnya
Daftar Pustaka
XI.
26
Kelas/Kelompok
Nama Anggota
Mengetahui,
Asisten Percobaan
27
:
:
:
:
No
Alat
Jumlah
Keterangan
No
Bahan
Jumlah
Keterangan
Pekanbaru,2016
Asisten
Praktikan
28
Judul Percobaan
Hari/Tanggal
Kelas/Kelompok
Nama Asisten
:
:
:
:
Praktikan
Asisten
29
3 cm
Contoh Cover
3 spasi
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
Font 12,
1,5spasi, Bold
5 x 5 cm
Berwarna
4 spasi
3 cm
OLEH :
3 cm
NAMA
: MEGA WATY
NIM
: 1303112413
KELAS/KELOMPOK
: C/VII (TUJUH)
Font 12,
1,5spasi, Bold
: ASTARINA ATIK P.
3 cm
Font 12,
1,5 spasi, Bold