Anda di halaman 1dari 3

TEORI IKATAN VALENSI (TIV)

DAN
TEORI ORBITAL MOLEKUL (TOM)
1. TEORI IKATAN VALENSI (TIV)

Teori ikatan valensi ( Valence Bond Theory, VBT) merupakan teori mekanika kuantum
pertama yang muncul pada masa awal penelitian ikatan kimia yang didasarkan pada
percobaan W.Heitler dan F.London pada tahun 1927 mengenai pembentukan ikatan
pada molekul hidrogen. Selanjutnya, dikembangkan oleh Linus Pauling pada tahun
1931. Berdasarkan teori ikatan valensi pada pembentukan ikatan kovalen, dua buah
atom (masing-masing dengan orbital valensi dan sebuah elektron) saling mendekati
sampai jarak tertentu sehingga orbital valensi dari dua atom tersebut saling tumpang
tindih dan dua buah elektron yang ada saling berpasangan atau memiliki spin yang
berlawanan. Dua buah elektron yang berpasangan tersebut ditarik oleh inti masing-
masing atom sehingga dua buah atom tersebut terikat satu dengan yang lain. Orbital-
orbital valensi yang digunakan pada pembentukan ikatan kovalen antara atom-atom
merupakan orbital-orbital yang terlokalisasi sehingga ikatan-ikatan kovalen yang
terbentuk akan diarahkan pada posisi tertentu didalam ruang. Hal ini menyebabkan
dimilikinya bentuk geometri atau struktur tertentu oleh suatu molekul. Linus Pauling
dalam jurnalnya yang berjudul “ On the Nature of the Chemical Bond” memiliki postulat
dasar mengenai TIV yaitu:

1. Ikatan valensi terjadi karena adanya gaya tarik pada elektron-elektron yang tidak
berpasangan pada atom-atom.
2. Elektron – elektron yang berpasangan memiliki arah spin yang berlawanan.
3. Elektron-elektron yang telah berpasangan tidak dapat membentuk ikatan lagi dengan
elektron-elektron yang lain.
4. Kombinasi elektron dalam ikatan hanya dapat diwakili oleh satu persamaan gelombang
untuk setiap atomnya.
5. Elektron-elektron yang berada pada tingkat energi paling rendah akan membuat pasangan
ikatan-ikatan yang paling kuat.
6. Pada dua orbital dari sebuah atom, orbital dengan kemampuan bertumpang tindih paling
banyaklah yang akan membentuk ikatan paling kuat dan cenderung berada pada orbital yang
terkonsentrasi itu.
 2. Teori Orbital Molekul (TOM)

Teori orbital molekul (Molecular Orbital Theory, MOT), mengandaikan bahwa apabila
dua atom atau lebih bergabung membentuk suatu spesies, maka spesies ini tidak lagi
memiliki sifat orbital atomik secara individual, melainkan membentuk orbital molekular
“baru”. Elektron yang terlibat dalam ikatan dipengaruhi secara serentak oleh kedua inti
atom yang bergabung. Pendekatan sederhana menyarankan bahwa hanya elektron-
elektron dalam orbital atomik “luar” saja yang dianggap membentuk ikatan, sehingga
elektron ikatan berada dalam orbital molekular, sedangkan elektron-elektron dalam
orbital “dalam” masih tetap sebagaimana keadaannya dalam masing-masing atom
secara individual.
Menurut pendekatan kombinasi lurus (LCAO), jumlah orbital molekular yang terbentuk
sama dengan jumlah orbital atomik yang bergabung. Bila dua atom yang bergabung
masing-masing menyediakan satu orbital atomik maka dihasilkan dua orbital molekular,
salah satu merupakan kombinasi jumlahan kedua orbital atom yang saling menguatkan
dan lainnya kombinasi kurangan yang saling meniadakan.Kombinasi jumlahan
menghasilkan orbital molekular ikat (bonding) yang mempunyai tingkat energi lebih
rendah dan kombinasi kurangan menghasilkan orbital molekular antiikat (antibonding)
yang mempunyai tingkat energi lebih tinggi. Hal ini bukan berarti bahwa semua orbital
molekul harus ditempati oleh elektron, melainkan elektron mengisi orbital-orbital
molekular menurut tingkat energinya dari rendah ke tinggi. Dengan demikian, terdapat
perbedaan jumlah elektron dalam orbital ikat dan dalam orbital antiikat, numerik
perbedaan ini dibagi dengan jumlah atom yang berikatan disebut derajat ikatan / orde
ikatan (bond order) yang dapat digunakan untuk menunjukkan kekuatan ikatan yang
bersangkutan. Orde ikatan = ½ (∑ elektron bonding – ∑ elektron anti bonding)

Teori orbital molekul menggunakan kombinasi linear orbital-orbital atom untuk


membentuk orbital-orbital molekul yang merangkumi seluruh molekul. Orbital dibedakan
menjadi orbital ikatan, orbital antiikatan, dan orbital non ikatan. Jika orbital  merupakan
tipe orbital yang elektron-elektronnya memiliki kebolehjadian lebih tinggi berada di
antara dua inti daripada di lokasi lainnya, maka orbital ini adalah orbital ikatan dan akan
cenderung menjaga kedua inti bersama. Jika elektron-elektron cenderung berada di
orbital molekul yang berada di lokasi lainnya, maka orbital ini adalah orbital antiikatan
dan akan melemahkan ikatan. Elektron-elektron yang berada pada orbital bukan-ikatan
cenderung berada pada orbital yang paling dalam (hampir sama dengan orbital atom),
dan diasosiasikan secara keseluruhan pada satu inti. Elektron-elektron ini tidak
menguatkan maupun melemahkan kekuatan ikatan.

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN TIV DAN TOM


Persamaan

Teori ikatan valensi dan teori orbital molekul memiliki beberapa konsep dasar yang
sama, diantaranya adalah:

 Keduanya sama-sama melibatkan pembagian elektron-elektron yang ada dalam sebuah


atom ataupun molekul sehingga memiliki paling banyak dua elektron pada setiap pasangnya.
 Kedua teori ini menjadikan kombinasi dari elektron-elektron yang ada oleh inti masing-
masing atom atau molekul sebagai konsep pembentukkan ikatan
 Berdasarkan pada kedua teori ini, energi dari orbital-orbital yang saling tumpang tindih
merupakan bentuk perbandingan dan memiliki kesamaan pada bentuk simetrinya.
Perbedaan

No. Perbedaan VBT MOT


Ikatan hanya
dibebankan pada Ikatan dibebankan pada
kedua atom, tidak kedua atom dan juga
1. Ikatan pada molekul molekul
Pertama kali Pertama kali diusulkan
diusulkan oleh W. oleh F. Hund dan R.S.
Heitler dan F. London Mulliken pada tahun
2. Tokoh pengusung pada tahun 1927 1932
Menggunakan konsep
hibridisasi dan Tidak ada ruang bagi
resonansi dalam penerapan resonansi
3. Penerapan penerapannya dalam teori ini
Hubungan dengan Tidak dapat
sifat menjelaskan sifat Dapat menjelaskan sifat
paramagnetik paramagnetik pada paramagnetik pada
4. Oksigen Oksigen Oksigen
Pendekatan dalam
Pendekatan dalam perhitungan cukup
perhitungan memiliki rumit dan
Pendekatan langkah yang cukup membutuhkan ketelitian
5. kuantitatif sederhana lebih tinggi
http://vikiamalia.web.unej.ac.id/2015/04/03/teori-ikatan-valensi-tiv-dan-teori-orbital-molekul-tom/

Anda mungkin juga menyukai