Anda di halaman 1dari 4

TEORI IKATAN VALENSI DAN TEORI

ORBITAL MOLEKUL

IKATAN KIMIA

Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang mengakibatkan terjadinya interaksi gaya tarik
menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa
diatomik atau poliatomik menjadi stabil. Penjelasan mengenai gaya tarik menarik ini
sangatlah rumit dan dijelaskan oleh elektrodinamika kuantum. Dalam prakteknya, para
kimiawan biasanya bergantung pada teori kuantum atau penjelasan kualitatif yang kurang
kaku (namun lebih mudah untuk dijelaskan) dalam menjelaskan ikatan kimia. Secara umum,
ikatan kimia yang kuat diasosiasikan dengan transfer elektron antara dua atom yang
berpartisipasi. Ikatan kimia menjaga molekul-molekul, kristal, dan gas-gas diatomik untuk
tetap bersama. Selain itu ikatan kimia juga menentukan struktur suatu zat.

Kekuatan ikatan-ikatan kimia sangatlah bervariasi. Pada umumnya, ikatan kovalen dan ikatan
ion dianggap sebagai ikatan kuat, sedangkan ikatan hidrogen dan ikatan van der
Waals dianggap sebagai ikatan lemah. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa ikatan
lemah yang paling kuat dapat lebih kuat daripada ikatan kuat yang paling lemah.

Teori ikatan valensi (Valence Bond Theory, VBT) dikembangkan dari teori mekanika
kuantum yang berguna untuk menerangkan proses pembentukan ikatan kovalen secara lebih
baik dibandingkan model rumus titik-elektron Lewis.
TEORI IKATAN VALENSI
Teori ikatan valensi atau teori ikatan valens menjelaskan sifat ikatan kimia dalam
suatu molekul dari sudut valensi atom. Teori ini menyimpulkan suatu aturan bahwa atom
pusat dalam suatu molekul cenderung untuk membentuk ikatan elektron ganda sesuai dengan
batasan geometris seperti kurang lebih ditentukan oleh aturan oktet.

SEJARAH TEORI IKATAN VALENSI

Berdasarkan teori Bohr, diketahui bahwa teori Lewis-Langmuir tentang ikatan kovalen gagal
menjawab pertanyaan mendasar mengenai alasan mengapa atom membentuk ikatan, atau
mengapa molekul lebih stabil jika ada minimal dua atom yang membentuknya.
Dengan menggunakan mekanika kuantum, dua fisikawan Jerman Walter Heitler dan Fritz
London (1927) akhirnya berhasil menjelaskan pembentukan molekul hidrogen dengan
penyelesaian persamaan gelombang sistem yang terdiri atas dua atom hidrogen melalui
pendekatan valensi atom.
Sistem yang digunakan yaitu proton dan elektron dari setiap atom yang berikatan. Mereka
kemudian menghitung energi sistem sebagai fungsi jarak antar atom dengan asumsi bahwa
dua sistem harus menyumbang sama besar pada pembentukan ikatan. Dari percobaan ini,
mereka berhasil menjelaskan dengan kuantitatif terjadinya ikatan kovalen. Sehingga metode
ini memiliki potensi untuk menjelaskan ikatan kimia secara umum. Berikut gambar hasil
percobaan Heitler-London.
Teori ikatan valensi merupakan teori mekanika kuantum pertama yang muncul pada masa
awal penelitian ikatan kimia yang didasarkan pada percobaan W. Heitler dan F. London pada
tahun 1927 mengenai pembentukkan ikatan pada molekul hidrogen. Selanjutnya, teori ini
kembali diteliti dan dikembangkan oleh Linus Pauling pada tahun 1931 sehingga
dipublikasikan dalam jurnal ilmiahnya yang berjudul On the Nature of the Chemical Bond.
Dalam jurnal ini dikupas hasil kerja Lewis dan teori ikatan valensi oleh Heitler dan London
sehingga menghasilkan teori ikatan valensi yang lebih sempurna dengan beberapa postulat
dasarnya, sebagai berikut:

1. Ikatan valensi terjadi karena adanya gaya tarik pada elektron-elektron yang tidak
berpasangan pada atom-atom.
2. Elektron elektron yang berpasangan memiliki arah spin yang berlawanan.
3. Elektron-elektron yang telah berpasangan tidak dapat membentuk ikatan lagi dengan
elektron-elektron yang lain.
4. Kombinasi elektron dalam ikatan hanya dapat diwakili oleh satu persamaan
gelombang untuk setiap atomnya.
5. Elektron-elektron yang berada pada tingkat energi paling rendah akan membuat
pasangan ikatan-ikatan yang paling kuat.
6. Pada dua orbital dari sebuah atom, orbital dengan kemampuan bertumpang tindih
paling banyaklah yang akan membentuk ikatan paling kuat dan cenderung berada
pada orbital yang terkonsentrasi itu.
TEORI ORBITAL MOLEKUL

Teori orbital molekul (OM) menggambarkan ikatan kovalen melalui istilah orbital
molekul yang dihasilkan dari interaksi orbital-orbital atom dari atom-atom yang
berikatan dan yang terkait dengan molekul secara
keseluruhan (lischer, 2009).Konstruksi orbital molekul dari orbital atom, ibagian
dalam pembentukan molekul. Separuh dari orbital molekul mempunyai energi yang
lebih besar daripada energi orbital atom. Orbital yang dibentuk yaitu orbital molekul
pengikatan (bonding) dan orbital molekul antiikatan (anti bonding). Elektron yang
tidak mengambil bagian dalam pengikatan disebut elektron tidak berikatan
(nonbonding) dan mempunyai energy yang sama dengan energy yang dimiliki atom-
atom yang terpisah. Energi energi relatif dari setiap jenis orbital secara umum
terlihat pada gambar 1 berikut ini (Dogra,

1990):

Gambar 1. Kombinasi orbital atom yang membentuk orbital atom

Orbital atom yang mengambil bagian dalam pembentukan orbital molekul harus
memenuhi persyaratan sebgai berikut:
1. Orbital atom yang membentuk orbital molekulm harus mempunyai energi
yang dapat dibandingkan.
2. Fungsi gelombang dari masing-masing orbital atom harus bertumpang tindih
dalam ruangan sebanyak mungkin..
3. Fungsi gelombang orbital atom harus mempunyai simetri yang relatif sama
dengan sumbu molekul.

Yang paling umum membentuk orbital molekul adalah (sigma) dan orbital (pi).
Orbital sigma simetris disekitar sumbu antarnuklir. Penampang tegak lurus terhadap
sumbu nuklir (biasanya sumbu x) memberikan suatu bentuk elips. Ini terbentuk dari
orbital s maupun dari p dan orbital d yang mempunyai telinga sepanjang sumbu antar
nuklir. Orbital terbentuk ketika orbital p pada setiap atom mengarah tegak lurus
terhadap sumbu antarnuklir. Daerah tumpang tindih ada di atas dan di bawah sumbu

ikatan (lihat gambar 2).

Gambar 2. Bentuk orbital molekul yang terbentuk dari orbital atom

PEMBENTUKAN ORBITAL MOLEKUL

Dalam pembentukan molekul, orbital atom bertumpang tindih menghasilkan orbital


molekul yakni fungsi gelombang elektron dalam molekul. Jumlah orbital molekul
adalah jumlah atom dan orbital molekul ini diklasifikasikan menjadi orbital molekul
ikatan, non-ikatan, atau antiikatan sesuai dengan besarnya partisipasi orbital itu dalam
ikatan antar atom. Kondisi pembentukan orbital molekul ikatan adalah sebagai
berikut.Syarat pembentukan orbital molekul ikatan:

(1) Cuping orbital atom penyusunnya cocok untuk tumpang tindih.

(2) Tanda positif atau negatif cuping yang bertumpang tindih sama.

(3) Tingkat energi orbital-orbital atomnya dekat.

PERSAMAAN

Teori ikatan valensi dan teori orbital molekul memiliki beberapa konsep dasar yang
sama, diantaranya adalah:

o Keduanya sama-sama melibatkan pembagian elektron-elektron yang ada


dalam sebuah atom ataupun molekul sehingga memiliki paling banyak dua
elektron pada setiap pasangnya.
o Kedua teori ini menjadikan kombinasi dari elektron-elektron yang ada oleh
inti masing-masing atom atau molekul sebagai konsep pembentukkan ikatan
o Berdasarkan pada kedua teori ini, energi dari orbital-orbital yang saling
tumpang tindih merupakan bentuk perbandingan dan memiliki kesamaan pada
bentuk simetrinya.

PERBEDAAN

No. Perbedaan VBT MOT


Ikatan hanya dibebankan Ikatan dibebankan pada
1. Ikatan pada kedua atom, tidak kedua atom dan juga
pada molekul molekul
Pertama kali diusulkan Pertama kali diusulkan oleh
2. Tokoh pengusung oleh W. Heitler dan F. F. Hund dan R.S. Mulliken
London pada tahun 1927 pada tahun 1932
Menggunakan konsep Tidak ada ruang bagi
3. Penerapan hibridisasi dan resonansi penerapan resonansi dalam
dalam penerapannya teori ini
Hubungan dengan Tidak dapat menjelaskan
Dapat menjelaskan sifat
4. sifat paramagnetik sifat paramagnetik pada
paramagnetik pada Oksigen
Oksigen Oksigen
Pendekatan dalam Pendekatan dalam
Pendekatan perhitungan memiliki perhitungan cukup rumit
5.
kuantitatif langkah yang cukup dan membutuhkan
sederhana ketelitian lebih tinggi

Anda mungkin juga menyukai