Anda di halaman 1dari 14

TEORI ORBITAL

MOLEKUL
Kelompok 9 :
1. Annisa Kesumawati (06101381924034)
Ikatan Kimia 2. Arfina Julira (06101281924024)
3. Farah Attiyah Nurrahmah (06101381924047)
4. Mega Wulan Dari (06101181924063)
5. Wicke Fatry Aldila (06101381924054)

Dosen Pengampuh : Drs. M. Hadeli L., M.Si


Teori Orbital Molekul
Teori yang menjelaskan bagaimana tumpang
 Definisi Teori Orbital molekul tindih dan penggabungan orbital atom pada
molekul. 

Menurut pendekatan lurus (linear combination), jumlah molekuler yang bergabung


sama dengan orbital atomik yang bergabung. Bila dua atom yang bergabung masing-
masing menyediakan satu orbital atomik maka dihasilkan dua orbital molekuler.

1. Kombinasi Jumlahan 2. Kombinasi Kurangan


=> Orbital molekul ikatan (bonding) => Orbital molekul anti ikatan (antibonding)
01
Orbital molekul ikatan
Orbital dengan rapatan elektron ikat terpusat mendekat pada daerah antara
kedua inti atom yang bergabung dan dengan demikian menghasilkan situasi
yang lebih stabil. 

 (bonding)

02 Orbital dengan rapatan elektron ikat terpusat menjauh dari daerah antara inti
atom yang bergabung dan menghasilkan situasi kurang stabil.
Orbital molekul anti ikatan 
(anti bonding)
• Pembentukan orbital molekul ikatan berkaitan dengan interferensi konstruktif, sementara
• Pembentukan orbital molekul antiikatan berkaitan dengan interferensi destruktif.

Jadi, interaksi konstruktif dan interaksi destruktif antara dua orbital 1s dalam molekul H2
mengarah pada pembentukan ikatan sigma (σ1s) dan pembentukan antiikatan sigma (σ*1s), 
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa pada orbital molekul antiikatan
sigma terdapat simpul (node) yang menyatakan kerapatan elektron nol,
sehingga kedua inti positif saling tolak-menolak. 
Penggunaan teori orbital molekul ini dapat diterapkan pada molek ul-
molekul lain selain molekul H2. Hanya saja, jika dalam molekul H2 kita
hanya perlu memikirkan orbital 1s saja, maka pada molekul lain akan
lebih rumit karena kita perlu memikirkan orbital atom lainnya juga. Untuk
orbital p, prosesnya akan lebih rumit karena orbital ini dapat berinteraksi
satu sama lain dengan cara yang berbeda. 
 Dalam orbital molekul sigma (ikatan atau antiikatan, kerapatan elektron terkonsentrasi
secara simetris di seputar garis antara kedua inti atom-atom yang berikatan. Dua elektron
dalam orbital molekul sigam membentuk ikatan sigma. 

 Dalam orbital molekul pi (ikatan atau antiikatan), kerapatan elektron terkonsentrasi di


atas dan di bawah garis imajiner yang menghubungkan kedua inti atom yang
berikatan. Dua elektron dalam orbital molekul pi membentuk ikatan pi.

Ikatan rangkap dua hampir selalu terdiri atas ikatan sigma dan ikatan
pi, ikatan rangkap selalu berupa ikatan sigma dengan dua ikatan pi
Orbital Molekul Diatomik Periode 2

Teori orbital molekul yang diterapkan pada logam disebut juga dengan teori pita (bond theory).
Berdasarkan teori ini apabila atom-atom membentuk suatu molekul maka akan terjadi kombinasi
linierdari orbital-orbital atom membentuk orbital molekul.

Misalnya Li, tingkat elektron 1s pada orbital bonding lebih rendah dibandingkan dengan tingkat
elektron orbital nonbonding. Hal ini dikarenakan pada pembentukan orbital bonding terjadi
kenaikan rapatan elektron antara dua inti atom Li yang saling berinteraksi. Kenaikan
rapatan elektron ini akan mengurangi kekuatan tolakan antara dua inti atom Li sehingga tingkat
elektron orbital bonding lebih rendah dibandingkan tingkat elektron orbital-orbital atom
penyusunnya. 
ORBITAL MOLEKUL HETERONUKLIR
Salah satu contoh molekul heteronuklir
adalah karbon monoksida (CO). Ikatan
karbon monoksida dapat divisualisasikan
menggunakan diagram tingkat energi
orbital molekul.

Orbital atom oksigen memiliki energi lebih rendah dibandingkan orbital atom
karbon akibat besarnya Zeff. Perbedaan utama antara molekul diatomik homonuklir
dan heteronuklir adalah orbital molekul dihasilkan dari orbital atom 2s suatu unsur
yang tumpang tindih energinya dengan orbital atom 2p dari unsur lain.
Terdapat dua orbital molekul yang dihasilkan dari kontribusi orbital atom berergi
rendah dari oksigen dan berenergi tinggi dari karbon, yaitu orbital molekul
nonbonding (Σnb), tidak berkontribusi signifikan terhadap ikatan.
CONTOH SOAL TEORI IKATAN ORBITAL
MOLEKUL
Orde Ikatan

Dalam molecular orbital theory, kestabilan ikatan


kovalen berhubungan dengan orde ikatan. Jika
nilai orde ikatan lebih besar dari 0, berarti
molekul tersebut stabil sedangkan jika nilai orde
ikatan sama dengan 0, maka molekul tersebut
tidak stabil.
Contoh Soal dan Pembahasan
● Terdapat spesi N₂ dan O₂⁺
1. Manakah yang lebih stabil antara N₂ atau O₂⁺ ? Jelaskan!
Jawaban :
Menggambarkan
menggambarkan
molecular
orbital molekul N₂
orbital O₂⁺
₇N:1s² 2s² 2p³
₈O:1s² 2s² 2p⁴

 Jadi, Kestabilan dapat dilihat dari nilai orde


ikatannya, Orde ikatan N₂== 3
ikatan O₂⁺=== 2
Karena orde ikatan N₂ > O₂⁺, maka  N₂
 lebih stabil.
2. Manakah yang merupakan spesi paramagnetik ?
Jawab :
Sifat paramagnetik dikarenakan adanya elektron yang
tidak berpasangan. Dari diagram molecular orbital, dapat
dilihat bahwa O₂⁺ dan N₂ mempunyai elektron
berpasangan yang artinya bersifat diamagnetik. Jadi dari
kedua orbital tersebut tidak ada yang bersifat
paramagnetic.
3. Tuliskan konfigurasi elektron ion O₂⁺  tersebut
dalam konteks orbital molekul (molecular orbital)!
Jawab :
Konfigurasi electron ion O₂⁺ :
(σ1s)²(σ∗1s)²(σ2s)²(σ∗2s)²(σ2p)²(π2p)⁴(π∗2p)²
KESIMPULAN
1. Orbital molekular adalah hasil tumpang-tindih dan penggabungan
orbital atomik pada molekul. Menurut pendekatan lurus (linear
combination), jumlah molekuler yang bergabung sama dengan
orbital atomik yang bergabung.
2. Dalam pembentukan molekul, orbital atom bertumpang tindih
menghasilkan orbital molekul yakni fungsi gelombang elektron
dalam molekul. Senyawa diatomik homointi terdiri dari dua unsur
yang memiliki inti atom yang identik.
3. Orde ikatan dapat digunakan untuk menentukan tingkat kestabilan
molekul. Semakin tinggi orde ikatan maka semakin tinggi
kestabilan molekulnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bird, T. Kimia Fisik untuk Universitas. Jakarta: 1987.
Chang, R. 2004. Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Ramlawati. 2005. Kimia Anorganik Fisik. Makasar: Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Negeri Makassar.
Sunarya, Y. 2003. Ikatan Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA
Universitas Pendidikan Indonesia
Suteno K.I 2020. Teori orbital molekul. (online).
https://www.academia.edu/38833025/_TEORI_ORBITAL_MOLEKUL
X Y
THANK YOU

Z X

Anda mungkin juga menyukai