Anda di halaman 1dari 11

modul elektrokimia

Minggu, 21 Oktober 2012

modul elektro kimia


Tujuan Percobaan: Percobaaan ini bertujuan untuk mengetahui reaksi yang terjadi di daerah anoda serta pengaruh kekuatan arus pada reaksi tersebut, bila dipakai berbagai macam elektroda. Dasar Teori:

Energi listrik merupakan salah satu bentuk energi yang paling bany ak dibutuhkan, baik untuk sekarang maupun masa yang akan datang, listri k tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita. Bahkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini tidak dapat lepas dari peranan listrik it u sendiri walaupun berbagai usaha dilakukan untuk mencari pengganti en ergi listrik itu, misal energi tenaga surya, dan lain sebagainya. Salah satu cabang ilmu kimia yang mempelajari dan meneliti tentan g penggunaan pengubahan energi kimia menjadi energi listrik atau sebalik nya, energi listrik digunakan untuk menjalankan reaksi kimia adalah elektr okimia, yang salah satunya mempelajari tentang sel elektrokimia. (Maron & Lando,Fundamental of Physical Chemistry.p553) Pada dasarnya, sel elektrokimia yang digunakan mempunyai dua fungsi p enting, yaitu : a. mengubah energi kimia menjadi energi listrik Contoh: accumulator, cell kering. b. mengubah energi listrik menjadi energi kimia Contoh: pengisian accu, elektrolisis. ( Soekardjo.Kimia Fisika.p391) Dalam elektrokimia, dikenal istilah sel dan baterai. Keduanya memp unyai pengertian yang berbeda. Sel adalah suatu susunan tunggal dari du a elektroda dan sebuah elektrolit yang mampu menghasilkan listrik dari ak si kimia dalam sel atau menghasilkan aksi kimia dari listrik yang melalui se l.Sedangkan baterai adalah kombinasi dari dua atau lebih sel sel yang disusun secara seri atau paralel. Misal, pada baterai 6 volt yang sering kita lihat dalam kehidupan sehari hari merupakan sebuah kombinasi dari 3 sel 2 volt yang dihubungkan sec ara seri. (Maron & Lando.Fundamental of Physical Chemistry.p554) Sel elektrokimia terdiri dari beberapa macam, yaitu : 1. Sel Volta atau Sel Galvanik Adalah sel dimana energi bebas dari reaksi kimia diubah menjadi ener gi listrik. Hubungan antara energi bebas dari reaksi kimia dengan teganga n dinyatakan dengan persamaan berikut :

G = -nFE dimana : G = energi bebas Gibbs F = Faraday E = electromotive force cell ( volt ) n = jumlah molekul elektron yang berperan pada reaksi kesetimbang an Contoh : batu baterai dan aki 2. Sel Elektrolisis Adalah sel dimana energi listrik digunakan untuk berlangsungnya suatu reaksi kimia. Sel ini merupakan kebalikan dari sel Galvanik. Emf, perbeda an potensial yang disebabkan karena adanya arus yang mengalir dari elek troda berpotensial tinggi menuju elektroda berpotensial rendah, yang diper lukan untuk berlangsungnya proses ini akan sedikit lebih tinggi daripada e mf yang dihasilkan oleh reaksi kimia, dan ini didapat dari lingkungannya. R eaksi kimia spontan menghendaki G menjadi negatif. Kesetimbangan aka n terjadi bila G dan E sama dengan nol. Reaksi dengan nilai E lebih posit if akan terjadi lebih dahulu daripada reaksi reaksi dengan kepositifan yang lebih rendah. Contoh : peristiwa penyepuhan logam dan penanganan korosi. (Dogra, Kimia Fisika dan Soal-Soal.p511) Dalam elektrokimia , kerja dari sel dihitung berdasarkan macam elektroda nya. Macam elektroda dapat digolongkan menjadi tujuh macam, yaitu : 1. Elektroda Logam- Ion Logam Elektroda yang termasuk dalam tipe ini adalah logam logam dalam kesetimbangan dengan ion ion dari logamnya. Semua elektroda ini beroperasi dalam reaksi umum ber ikut : M = M+n + eMisalnya elektroda Zn, Cu, Cd, Na, dan lain lain. 2. Elektroda Amalgama Elektroda ini hampir sama dengan elektroda LogamIon Logam, tetapi amalgama lebih aktif dan aktifitas logamnya lebih renda h sebab diencerkan oleh Hg. Misalnya elektroda Pb(Hg) dalam larutan Pb+ + reaksinya adalah sebagai berikut: Pb(Hg) Pb++ (apb++) + 2e + Hg 3. Elektroda Gas Elektroda gas terdiri dari gelembung gas dari kawat atau foil logam yan g inert yang dicelupkan dalam larutan yang berisi ion. Elektroda gas yang umum digunakan adalah elektroda hidrogen, elektroda chlorine, dan elektr oda oksigen. Elektroda gas terdiri atas gas yang dimasukkan bergelembu ng ke dalam larutan yang berisi in yang setimbang dengannya, sebagai hu bungan luar biasa dipakai Pt dilapisi Pt hitam. 4. Elektroda Logam-Garam Tidak Larut

Elektroda ini setimbang dengan ionion sisa asam dari garam yang bersangkutan. Misalnyaelektroda : Ag/AgCl(s), Cl5. Elektroda Logam-Oksigen Logam Elektroda-elektrooda ini setimbang dengan ini ion OHdalam larutan. Dari ini yang penting ialah elektroda Sb/Sb2O3(s), OH-: 2Sb + 6H- = Sb2O3(s) + 3H2O + 6e + Karena : 6H2O = 6H + 6OHMaka, Sb(s) + 3H2O Sb2O3(s) + 6H+ 6. Elektroda Oksidasi-Reduksi Elektroda ini terdiri atas logam Pt yang dimasukkan dalam larutan yang berbentuk oksidasi dan reduksinya. Misalnya: elektroda Pt/Fe++, Fe+++ (Soekardjo.Kimia Fisika.p403-408) Pada sel elektrokimia, baik itu sel Volta maupun sel elektrolisis, berl angsung reaksi redoks pada bagianbagian sel yang disebut dengan elektroda. Ada dua jenis elektroda, yaitu : Anoda Adalah elektroda tempat terjadinya proses oksidasi. Pada sel Volta, karen a adanya reaksi yang spontan dan karena adanya pelepasan elektron dari elektroda ini, maka anoda bermuatan negatif. Sedangkan pada sel elektro lisis, sumber eksternal tegangan didapat dari luar sehingga anoda bermua tan positif bila dihubungkan dengan katoda. Dengan demikian ion ion bermuatan negatif mengalir ke anoda untuk dioksidasi. Katoda Adalah elektroda tempat terjadinya proses reduksi. Pada sel Volta, katoda bermuatan positif bila dihubungkan dengan anoda. Ion ion bermuatan positif mengalir ke elektroda ini ( katoda ) untuk direduksi oleh elektron elektron yang datang dari anoda. Sedangkan pada sel elektrolisis, katoda bermuatan negatif. Ion ion bermuatan positif (kation) mengalir ke elektroda ini untuk direduksi. D engan demikian, pada sel Volta, elektron bergerak dari anoda ke katoda d alam sirkuit eksternal. Sedangkan pada sel elektrolisis, elektron didapat d ari aki atau baterai eksternal masuk melalui katoda dan keluar lewat anod a. (Dogra,kimia Fisika dan Soal-Soal.p513 ) Potensial Elektroda Standar Untuk mengetahui peristiwa reduksi oksidasi yang terjadi didalam selsel elektrokimia perlu mengetahui tentang potensial reduksi atau potensia l elektroda standar atau Eo. Harga Eo dari suatu reaksi reduksi sebenarnya tidak dapat dihitung, sebab reaksi ini selalu disertai oleh reaksi oksidasi. Sehingga harga Eo tidak dapat dihitung dari setengah reaksi saja (reaksi y ang penuh adalah reaksi oksidasi -

reduksi ). Harga Eo yang dipakai adalah harga Eo relatif yang dibandingk an dengan elektroda standar yaitu elektroda Hidrogen. (Maron & Lando.Fundamental of Physical Chemistry.p568) o Harga E diatas lebih tepat disebut potensial reduksi standard atau poten sial elektroda standard. Harga Eo atau potensial elektroda standart (elektro da hidrogen) adalah 0 volt. Elektroda pembanding ini terdiri dari gas hidro gen murni bertekanan 1 atmosfer dan suhu 25o C, yang dialirkan pada ele ktroda platina (Pt), yang bersentuhan dengan larutan asam (H+) yang men gandung 1 M (H+). Reaksi yang terjadi pada permukaan platina adalah rea ksi reduksi. 2 H+ + 2 e H2(g) Eo = 0 volt Dengan membandingkan potensial elektroda lain dengan potensial elektroda standard maka kita dapat menentukan potensial elektroda terse but. Keadaan standar elektrokimia dinyatakan : 1. Untuk semua senyawa yang dapat larut, aktivitasnya (konsentrasi) sama dengan 1 molar. 2. Untuk semua gas, tekanan parsialnya adalah 1 atm. 3. Untuk semua zat cair dan zat padat murni keadaannya stabil pada 25 C. (Maron & Lando.Fundamental of Physical Chemistry.p569) Potensial Elektroda Muatan pada suatu elektroda, karena adanya kelebihan atau kekurangan elektron pada logam. Muatan negatif yang besar, menunjukkkan adanya s enyawa pereduksi yang kuat (elektron donor yang bagus). Potensial suatu elektroda adalah beda potensial antara dua titik, yaitu elektrode dari suatu sel.Suatu titik yang memiliki potensial listrik yang tinggi juga punya muata positif (+) yang tinggi. Beda potensial merupakan beda muatan pada dua ti tik. Potensial elektrode adalah beda potensial terhadap elektroda standar refe rence, sedangkan potensial sel adalah beda potensial antara dua elektrod a dan lebih sering disebut voltage sel / ElektroMotive Force (EMF) dinyata kan sebagai Esel atau E. (Maron & Lando.Fundamental of Physical Chemistry.p573) Elektrolisis Elektrolisis adalah penguraian suatu elektrolit yang disebabkan ole h arus listrik. Dalam sel ini akan terjadi reaksi kimia yang disebabkan ener gi listrik. Sel ini terdiri dari elektrolit yaitu sel atau zat yang dapat menghan tarkan arus listrik, dan kedua elektroda yang ada dihubungkan dengan su mber arus listrik searah. Elektroda yang dihubungkan dengan kutub negatif dari sumber arus seara h disebut katoda, dan elektroda yang dihubungkan dengan kutup positif su mber arus disebut anoda. Pada katoda terjadi reaksi reduksi sedangkan p ada anoda terjadi reaksi oksidasi.

Reaksireaksi yang terjadi pada elektroda tergantung pada jenis ion dalam laruta n jenis elektroda. Elektroda yang biasanya dipakai adalah elektroda yang i nert, yaitu elektroda yang tidak mengalami reaksi dengan zat yang dielektr olisis, misalnya elektroda (Pt) dan carbon (C). Ada dua prinsip yang khas dari elektrolisis yaitu, 1. Kaitan antara beda potensial yang digunakan dan arus yang mengalir mela lui elektrolisis. 2. discas yang selektif diantara ion-ion pada permukaan elektroda. Reaksi-reaksi yang mungkin terjadi pada katoda : 1. Ion Hidrogen (H+) direduksi menjadi H2 : 2 H+ + 2 e H2 (g) 2. Jika yang dielektrolisis adalah larutan dari ion-ion logam alkali, maka ionion logam tersebut tidak direduksi dari larutan, tetapi yang mengalami red uksi adalah air dari larutan. Karena Eo air lebih besar, Reaksinya: 2 H2O + eH2 + 2 OH Tetapi apabila yang dielektrolisis adalah lelehan atau leburan dari logamlogam diatas tadi, maka ion-ion itu direduksi menjadi logamnya. Contoh : Na+ + eNa 2+ Ca + 2e Ca Al3+ + 3eAl 3. Apabila yang dielektrolisis adalah ion-ion logam Ag, Zn, dan Cr, maka ionion logam itu direduksi menjadi logamnya. Contoh : Ag+ + eAg(s) 2+ Zn + 2e Zn(s) 3+ Cr + 3eCr(s) Reaksi reaksi yang mungkin terjadi pada anoda atau reaksi oksidasi adalah : Anoda yang dapat dipakai antara lain Pt dan Au serta batang grafit karena tidak mengalami reaksi oksidasi. 1. Ion OH - dioksidasi menjadi gas O2 dan H2O Reaksinya : 4 OH 2 H2O + O2 + 4 e 2. Jika anion terdiri dari anion yang mengandung oksigen seperti NO3, SO42- , PO43,maka yang mengalami oksidasi adalah H2O karena E0 oksidasinya besar . Reaksinya : 2 H2O 4 H + + O2 + 4 e 3. Jika anion terdiri dari anion halogen ( F , Cl , Br , I ) maka anion itu dioksidasi menjadi molekul halogennya. Contoh :

2 Cl 2I-

Cl2 + 2 e I2 + 2 e

Hukum Faraday Michael Faraday mengemukakan bahwa jumlah zat pada katoda da n anoda sebagai produk elektrolisis. Contoh : Elektrolisis larutan AgNO3 akan diperoleh endapan perak (Ag) dikatoda. Ag + + e Ag(S) + 1 mol Ag 1 mol elektron Muatan 1 elektron adalah 1,6 1019 Coulomb. Maka muatan 1 mol elektron adalah (1,6 1019 ) (6,02 1023) Coulomb atau 96500 Coulomb = 1 Faraday. Jadi 1 Faraday = 1 mol elektron = 96500 Coulomb. (Glasstone,Textbook of Physical Chemistry.p885) Hukum Faraday I Faraday menyatakan : Banyaknya zat yang dihasilkan pada elektr oda sebanding dengan jumlah arus yang dialirkan pada zat tersebut. Hal ini dapat dirumuskan :

dimana : G = Berat zat dalam gram e = Berat ekivalen I = Kuat arus dalam ampere t = Waktu dalam detik Jika arus yang dialirkan dinyatakan dalam Faraday, maka : F= dimana : I t = muatan dalam satuan Coulomb G =eF (Glasstone,Fundamental of Physical Chemistry.p885) Hukum Faraday II Faraday mengatakan, Jumlah zatzat yang dihasilkan oleh arus yang sama didalam beberapa sel yang berb eda, sebanding dengan berat ekivalen (BE) zat-zat tersebut. Contoh : Jika arus sebesar 1 Faraday dialirkan kedalam larutan CuSO4, AgNO3, da n AuCl3, maka berat Cu : Ag : Au sebanding dengan BE Cu : BE Ag : BE A u = 63.5/2 : 108/1 : 197/3. Hukum ini dapat dibuktikan dengan memberikan arus yang sama melalui beberapa larutan misalnya larutan asam sulfat, perak nitrat dan tembaga s ulfat dimana banyaknya material yang diendapkan pada katoda, yaitu hidr ogen, perak, dan tembaga, akan sebanding dengan berat ekivalen masing masing, yaitu 1 : 107.88 : 31.78. Hal ini sesuai dengan hukum kedua. Unt

uk membuktikan hukum yang pertama, dapat diberikan arus yang berbeda beda untuk waktu yang berbeda beda pula dan menentukan banyaknya material yang diendapkan pada k atoda atau yang dibebaskan dari anoda. Kuantitas elektrik sebanding den gan produk. Jika arus I amp. mengalir untuk t detik, maka jumlah coulomb nya adalah Ixt. Dari hasil percobaan bahwa satu coulomb dapat mengend apkan 0.001118 gram perak atau 0.001118/107.88 gram ekivalen perak. I ni berarti dibutuhkan 96494 coulomb untuk mengendapkan 1gram ekivale n perak. Jadi banyaknya material yang diendapkan pada elektrode adalah Ixt / 96500 g.ekuiv. Bila substansi mempunyai berat ekuivalen e, maka ber at total yang diendapkan adalah Ite / 96500. (Glasstone.Fundamental of Physical Chemistry.p885-886) Aplikasi Dalam Industri Terdapat beberapa proses elektrokimia yang penting artinya bagi ilmu pen getahuan dan industri. Penggunaan energi listrik pada produksi komersial dari hidrogen, oksigen, ozon, hidrogen peroksida, sodium hidrksida, seny awa oksigen dan halogen. Aplikasi lainnya dari elektrokimia termasuk prod uksi dari bahan kimia lainnya, seperti elektrorefining dari metal, elektroplati ng dari metal dan campuran metal, serta prduksi peralatan dari metal den gan elektrodeposisi. Elektrolisis banyak diaplikasikan pada berbagai produksi, antara lain : 1. ekstraksi berbagai logam dari senyawanya seperti alumunium, natrium, kali um, magnesium, seng dan kalsium. 2. Pemurnian tembaga. 3. Produksi natrium hidroksida dan klor dari larutan natrium klorida. 4. Pelapisan kromium, nekel, timah, seng pada baja. 5. Penyepuhan emas dan perak. 6. Mengisi AKI. 7. Pelapisan alumuniun oksida pada permukaan alumunium (anodasi).

APLIKASI PROSES ELEKTROKIMIA


SEBAGAI PENYIMPAN ENERGI

Salah satu contoh proses elektrokimia sebagai penyimpan energi dapat dijumpai pada baterai. Baterai merupakan sel elektrokimia (sel Galvani/Volta) yang bisa menghasilkan listrik melalui reaksi redoks spontan dengan memaksa elektron bergerak melewati sebuah kawat. Terdapat dua jenis baterai yaitu, primary cell dansecondary cell. Primary cell merupakan baterai yang tidak dapat diisi ulang jika energi listriknya sudah habis, sedangkan secondary cell bisa diisi ulang jika energi listriknya sudah habis. Pada pengisian baterai, energi listrik diubah menjadi energi kimia, pada saat pengeluaran, energi kimia yang tersimpan diubah menjadi energi listrik. Sel Kering Seng-Karbon Primary cell yang paling sering digunakan berupa sel kering sengkarbon (Leclanche Cell). Leclanche cell merupakan baterai komersial generasi pertama yang biasanya digunakan pada jam dinding, senter, dan alat elektronik lainnya.

Penampang baterai kering ditinjukkan pada gambar di atas. Kulit luarnya berupa seng (Zn) yang bertindak sebagai anoda. Katodanya merupakan ujung positif baterai yang tersusun atas karbon (grafit) batangan yang dikelilingi oleh pasta dari bubuk grafit, Amonium Klorida (NH4Cl), Seng klorida (ZnCl), dan MnO2

Potensial yang dihasilkan sebesar 1,5 volt dan arus listrik yang mengalir akan berkurang jika dipakai. Selain itu kondisi dingin juga mempengaruhi performa baterai. Baterai Nikel Kadmium (NiCad) Baterai ini merupakan baterai sel kering yang menggunakan nikel oksida sebagai elektode positif (katode), senyawa kadmium sebagai elektrode negatif (anode), dan larutan KOH sebagai elektrolit. Nikel Kadmium, merupakan baterai isi ulang pertama dan yang paling murah sehingga banyak dipakai di mainan anak-anak dan berbagai gadget.

Beda potensial yang dihasilkan sebesar 1,2 V. Keunggulan baterai NiCad yaitu ringan, lebih awet, dan hambatan internal yang kecil. Pengisian ulang dayanya relatif cepat, tetapi memiliki efek memori. Jika dayanya belum habis saat melakukan isi ulang, akan terbentuk kristal-kristal besar yang membatasi daya yang disediakan di kali berikutnya. Selain itu kendati tidak dipakai, baterai akan kehabisan seluruh dayanya setelah sekitar 90 hari. Accumulator (Aki)

Sel volta komersial jenis lain yang dapat diisi ulang adalah sel timbal (Pb) atau dikenal dengan accumulator (aki), terdiri atas timbal oksida (PbO2) sebagai katoda dan logam timbal (Pb) sebagai anoda. Kedua elektrode ini dicelupkan dalam larutan H2SO4. Reaksi yang terjadi pada aki selama dipakai (discharged) adalah sebagai berikut:

Potensial sel yang dihasilkan dari reaksi tersebut yaitu sebesar 2 V. Untuk mmeperoleh potensial sel sebesar 6 volt, diperlukan 3 buah sel yang disusun seri. Jika aki telah dipakai, aki dapat diisi ulang, reaksi dalam sel merupakan kebalikan dari reaksi pemakaian. Reaksinya adalah sebagai berikut: Jika kedua elektrode telah terlapisi oleh endapan PbSO4 yang terbentuk sebagai hasil reaksi di dalam sel aki, aliran elektron akan terhenti karena terhalang oleh endapan itu. Dikatakan aki telah habis sehingga harus diisi ulang (disetrum). Selain itu, selama proses isi ulang, sejumlah air dalam aki teruarai menjadi H2 dan O2, akibatnya aki kekurangan air. oleh karena itu, aki yang sering dipakai dan diisi ulang, cairan elektrolitnya harus diganti dengan yang baru.

SEBAGAI PERLINDUNGAN TERHADAP KOROSI

Korosi merupakan proses kerusakan material karena pengaruh lingkungan. Korosi dapat mengurangi daya guna material logam. Lingkungan yang dapat menimbulkan proses korosi memiliki ruang lingkup yang sangat luas, misalnya lingkungan laut, lingkungan bawah tanah, lingkungan suhu tinggi, lingkungan mekanik dan lain sebagainya. Korosi dapat terjadi pada besi dan material dari logam lainnya. Air dan oksigen merupakan penyebab utama yang dapat menyebabkan besi terkorosi membentuk karat besi , persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:

Salah satu cara untuk mencegah korosi pada besi yaitu dengan metode proteksi katodik (pengorbanan anoda). Prinsipnya yaitu, besi dilapisi dengan logam lain yang lebih reaktif (lebih mudah teroksidasi). Dengan metode ini, logam-logam yang lebih reaktif ini yang akan mengalami oksidasi, sehingga logam besi terhindar dari peristiwa oksidasi yang menyebabkan korosi. Oleh karena logam pelindung atau dengan kata lain mengorbankan diri untuk melindungi besi, maka harus dilakukan penggantian secara berkala agar besi tetap bisa terlindungi dari proses korosi. Sebagai contoh, perbandingan potensial reduksi antara besi dan magnesium yaitu:

Data diatas menunjukkan bahwa potensial reduksi Mg2+ lebih negative dibandingkan potensial reduksi,Fe2+ berarti Mg2+ lebih sulit untuk direduksi ketimbang Fe2+ atau dengan kata lain, magnesium lebih mudah beroksidasi dibangkan besi. Pada metode pengorbanan anoda, magnesium dilapiskan pada besi melalui proses elektrolisis. Metode ini biasanya digunakan untuk melindungi badan kapal, jembatan, dan pipa-pipa air dari proses korosi. Metode lain yang bisa digunakan untuk mencegah korosi pada besi, hampir sama dengan metode pengorbanan anoda di atas, namun pada metode ini, besi dilapisi logam inert, yaitu logam-logam yang kurang reaktif dibandingkan besi (memiliki potensial reduksi lebih besar) seperti timah dan tembaga. Pelapisan secara sempurna logam inert pada permukaan besi dapat mencegah kontak antara besi dengan agen penyebab korosi (air, oksigen, asam, gas). Akan tetapi, jika terjadi cacat pada pelapisannya, akan terjadi percepatan korosi.

Anda mungkin juga menyukai