Anda di halaman 1dari 13

Industri Elektrokimia

Energi listrik merupakan salah satu bentuk energi yang paling banyak
dibutuhkan, baik untuk sekarang maupun masa yang akan datang, listrik tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan kita. Bahkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
saat ini tidak dapat lepas dari peranan listrik itu sendiri walaupun berbagai usaha
dilakukan untuk mencari pengganti energi listrik itu, misal energi tenaga surya, dan lain
sebagainya.
Salah satu cabang ilmu kimia yang mempelajari dan meneliti tentang
penggunaan pengubahan energi kimia menjadi energi listrik atau sebaliknya, energi
listrik digunakan untuk menjalankan reaksi kimia adalah elektrokimia, yang salah
satunya mempelajari tentang sel elektrokimia.
(Maron & Lando,”Fundamental of Physical Chemistry”.p553)
Pada dasarnya, sel elektrokimia yang digunakan mempunyai dua fungsi penting, yaitu :
a. mengubah energi kimia menjadi energi listrik
Contoh: accumulator, cell kering.
b. mengubah energi listrik menjadi energi kimia
Contoh: pengisian accu, elektrolisis.
( Soekardjo.”Kimia Fisika”.p391)
Dalam elektrokimia, dikenal istilah sel dan baterai. Keduanya mempunyai
pengertian yang berbeda. Sel adalah suatu susunan tunggal dari dua elektroda dan
sebuah elektrolit yang mampu menghasilkan listrik dari aksi kimia dalam sel atau
menghasilkan aksi kimia dari listrik yang melalui sel.Sedangkan baterai adalah
kombinasi dari dua atau lebih sel – sel yang disusun secara seri atau paralel. Misal,
pada baterai 6 volt yang sering kita lihat dalam kehidupan sehari – hari merupakan
sebuah kombinasi dari 3 sel 2 volt yang dihubungkan secara seri.
(Maron & Lando.”Fundamental of Physical Chemistry”.p554)
Sel elektrokimia terdiri dari beberapa macam, yaitu :
1. Sel Volta atau Sel Galvanik
Adalah sel dimana energi bebas dari reaksi kimia diubah menjadi energi listrik.
Hubungan antara energi bebas dari reaksi kimia dengan tegangan dinyatakan dengan
persamaan berikut :
G = -nFE
dimana :
G = energi bebas Gibbs
F = Faraday
E = electromotive force cell ( volt )
n = jumlah molekul elektron yang berperan pada reaksi kesetimbangan
Contoh : batu baterai dan aki
2. Sel Elektrolisis
Adalah sel dimana energi listrik digunakan untuk berlangsungnya suatu reaksi kimia.
Sel ini merupakan kebalikan dari sel Galvanik. Emf, perbedaan potensial yang
disebabkan karena adanya arus yang mengalir dari elektroda berpotensial tinggi
menuju elektroda berpotensial rendah, yang diperlukan untuk berlangsungnya proses
ini akan sedikit lebih tinggi daripada emf yang dihasilkan oleh reaksi kimia, dan ini
didapat dari lingkungannya. Reaksi kimia spontan menghendaki G menjadi negatif.
Kesetimbangan akan terjadi bila G dan E sama dengan nol. Reaksi dengan nilai E
lebih positif akan terjadi lebih dahulu daripada reaksi – reaksi dengan kepositifan yang
lebih rendah.
Contoh : peristiwa penyepuhan logam dan penanganan korosi.
(Dogra, ”Kimia Fisika dan Soal-Soal”.p511)
Dalam elektrokimia , kerja dari sel dihitung berdasarkan macam elektrodanya. Macam
elektroda dapat digolongkan menjadi tujuh macam, yaitu :
1. Elektroda Logam- Ion Logam
Elektroda yang termasuk dalam tipe ini adalah logam–logam dalam kesetimbangan
dengan ion–ion dari logamnya. Semua elektroda ini beroperasi dalam reaksi umum
berikut :
M = M+n + e-
Misalnya elektroda Zn, Cu, Cd, Na, dan lain – lain.
2. Elektroda Amalgama
Elektroda ini hampir sama dengan elektroda Logam-Ion Logam, tetapi amalgama
lebih aktif dan aktifitas logamnya lebih rendah sebab diencerkan oleh Hg. Misalnya
elektroda Pb(Hg) dalam larutan Pb++ reaksinya adalah sebagai berikut:
Pb(Hg) Pb++ (apb++) + 2e + Hg
3. Elektroda Gas
Elektroda gas terdiri dari gelembung gas dari kawat atau foil logam yang inert yang
dicelupkan dalam larutan yang berisi ion. Elektroda gas yang umum digunakan adalah
elektroda hidrogen, elektroda chlorine, dan elektroda oksigen. Elektroda gas terdiri atas
gas yang dimasukkan bergelembung ke dalam larutan yang berisi in yang setimbang
dengannya, sebagai hubungan luar biasa dipakai Pt dilapisi Pt hitam.
4. Elektroda Logam-Garam Tidak Larut
Elektroda ini setimbang dengan ion-ion sisa asam dari garam yang bersangkutan.
Misalnyaelektroda : Ag/AgCl(s), Cl-
5. Elektroda Logam-Oksigen Logam
Elektroda-elektrooda ini setimbang dengan ini ion OH - dalam larutan. Dari ini yang
penting ialah elektroda Sb/Sb2O3(s), OH-:
2Sb + 6H- = Sb2O3(s) + 3H2O + 6e
Karena : 6H2O = 6H+ + 6OH-
Maka, Sb(s) + 3H2O Sb2O3(s) + 6H+
6. Elektroda Oksidasi-Reduksi
Elektroda ini terdiri atas logam Pt yang dimasukkan dalam larutan yang berbentuk
oksidasi dan reduksinya.
Misalnya: elektroda Pt/Fe++, Fe+++
(Soekardjo.”Kimia Fisika”.p403-408)
Pada sel elektrokimia, baik itu sel Volta maupun sel elektrolisis, berlangsung
reaksi redoks pada bagian-bagian sel yang disebut dengan elektroda. Ada dua jenis
elektroda, yaitu :
Anoda
Adalah elektroda tempat terjadinya proses oksidasi. Pada sel Volta, karena adanya
reaksi yang spontan dan karena adanya pelepasan elektron dari elektroda ini, maka
anoda bermuatan negatif. Sedangkan pada sel elektrolisis, sumber eksternal tegangan
didapat dari luar sehingga anoda bermuatan positif bila dihubungkan dengan katoda.
Dengan demikian ion–ion bermuatan negatif mengalir ke anoda untuk dioksidasi.
Katoda
Adalah elektroda tempat terjadinya proses reduksi. Pada sel Volta, katoda bermuatan
positif bila dihubungkan dengan anoda. Ion – ion bermuatan positif mengalir ke
elektroda ini ( katoda ) untuk direduksi oleh elektron – elektron yang datang dari anoda.
Sedangkan pada sel elektrolisis, katoda bermuatan negatif. Ion – ion bermuatan positif
(kation) mengalir ke elektroda ini untuk direduksi. Dengan demikian, pada sel Volta,
elektron bergerak dari anoda ke katoda dalam sirkuit eksternal. Sedangkan pada sel
elektrolisis, elektron didapat dari aki atau baterai eksternal masuk melalui katoda dan
keluar lewat anoda.
(Dogra,”kimia Fisika dan Soal-Soal”.p513 )
Potensial Elektroda Standar
Untuk mengetahui peristiwa reduksi – oksidasi yang terjadi didalam sel-sel elektrokimia
perlu mengetahui tentang potensial reduksi atau potensial elektroda standar atau E o.
Harga Eo dari suatu reaksi reduksi sebenarnya tidak dapat dihitung, sebab reaksi ini
selalu disertai oleh reaksi oksidasi. Sehingga harga E o tidak dapat dihitung dari
setengah reaksi saja (reaksi yang penuh adalah reaksi oksidasi - reduksi ). Harga E o
yang dipakai adalah harga E o relatif yang dibandingkan dengan elektroda standar yaitu
elektroda Hidrogen.
(Maron & Lando.“Fundamental of Physical Chemistry”.p568)
Harga Eo diatas lebih tepat disebut potensial reduksi standard atau potensial elektroda
standard. Harga Eo atau potensial elektroda standart (elektroda hidrogen) adalah 0 volt.
Elektroda pembanding ini terdiri dari gas hidrogen murni bertekanan 1 atmosfer dan
suhu 25o C, yang dialirkan pada elektroda platina (P t), yang bersentuhan dengan
larutan asam (H+) yang mengandung 1 M (H+). Reaksi yang terjadi pada permukaan
platina adalah reaksi reduksi.
2 H+ + 2 e - H2(g) Eo = 0 volt
Dengan membandingkan potensial elektroda lain dengan potensial elektroda
standard maka kita dapat menentukan potensial elektroda tersebut.
Keadaan standar elektrokimia dinyatakan :
1. Untuk semua senyawa yang dapat larut, aktivitasnya (konsentrasi) sama dengan 1
molar.
2. Untuk semua gas, tekanan parsialnya adalah 1 atm.
3. Untuk semua zat cair dan zat padat murni keadaannya stabil pada 25 C.
(Maron & Lando.”Fundamental of Physical Chemistry”.p569)
Potensial Elektroda
Muatan pada suatu elektroda, karena adanya kelebihan atau kekurangan elektron
pada logam. Muatan negatif yang besar, menunjukkkan adanya senyawa pereduksi
yang kuat (elektron donor yang bagus). Potensial suatu elektroda adalah beda potensial
antara dua titik, yaitu elektrode dari suatu sel.Suatu titik yang memiliki potensial listrik
yang tinggi juga punya muata positif (+) yang tinggi. Beda potensial merupakan beda
muatan pada dua titik.
Potensial elektrode adalah beda potensial terhadap elektroda standar reference,
sedangkan potensial sel adalah beda potensial antara dua elektroda dan lebih sering
disebut voltage sel / ElektroMotive Force (EMF) dinyatakan sebagai E sel atau E.
(Maron & Lando.”Fundamental of Physical Chemistry”.p573)
Elektrolisis
Elektrolisis adalah penguraian suatu elektrolit yang disebabkan oleh arus listrik.
Dalam sel ini akan terjadi reaksi kimia yang disebabkan energi listrik. Sel ini terdiri dari
elektrolit yaitu sel atau zat yang dapat menghantarkan arus listrik, dan kedua elektroda
yang ada dihubungkan dengan sumber arus listrik searah.
Elektroda yang dihubungkan dengan kutub negatif dari sumber arus searah disebut
katoda, dan elektroda yang dihubungkan dengan kutup positif sumber arus disebut
anoda. Pada katoda terjadi reaksi reduksi sedangkan pada anoda terjadi reaksi
oksidasi.
Reaksi-reaksi yang terjadi pada elektroda tergantung pada jenis ion dalam
larutan jenis elektroda. Elektroda yang biasanya dipakai adalah elektroda yang inert,
yaitu elektroda yang tidak mengalami reaksi dengan zat yang dielektrolisis, misalnya
elektroda (Pt) dan carbon (C).
Ada dua prinsip yang khas dari elektrolisis yaitu,
1. Kaitan antara beda potensial yang digunakan dan arus yang mengalir melalui
elektrolisis.
2. discas yang selektif diantara ion-ion pada permukaan elektroda.
Reaksi-reaksi yang mungkin terjadi pada katoda :
1. Ion Hidrogen (H+) direduksi menjadi H2 :
2 H+ + 2 e - H2 (g)

2. Jika yang dielektrolisis adalah larutan dari ion-ion logam alkali, maka ion-ion logam
tersebut tidak direduksi dari larutan, tetapi yang mengalami reduksi adalah air dari
larutan. Karena Eo air lebih besar,
Reaksinya:
2 H2O + e- H2 + 2 OH
Tetapi apabila yang dielektrolisis adalah lelehan atau leburan dari logam-logam diatas
tadi, maka ion-ion itu direduksi menjadi logamnya.
Contoh :
Na+ + e- Na
Ca2+ + 2e- Ca
Al3+ + 3e- Al
3. Apabila yang dielektrolisis adalah ion-ion logam Ag, Zn, dan Cr, maka ion-ion logam
itu direduksi menjadi logamnya.
Contoh :
Ag+ + e- Ag(s)
Zn2+ + 2e- Zn(s)
Cr3+ + 3e- Cr(s)
Reaksi -reaksi yang mungkin terjadi pada anoda atau reaksi oksidasi adalah :
Anoda yang dapat dipakai antara lain Pt dan Au serta batang grafit karena tidak
mengalami reaksi oksidasi.
1. Ion OH - dioksidasi menjadi gas O2 dan H2O
Reaksinya :
4 OH - 2 H 2O + O 2 + 4 e -
2. Jika anion terdiri dari anion yang mengandung oksigen seperti NO 3-, SO42- ,
PO43- ,maka yang mengalami oksidasi adalah H 2O karena E0 oksidasinya besar.
Reaksinya :
2 H 2O 4 H + + O2 + 4 e -
3. Jika anion terdiri dari anion halogen ( F - , Cl- , Br - , I - ) maka anion itu dioksidasi menjadi
molekul halogennya.
Contoh :
2 Cl - Cl2 + 2 e -
2I- I2 + 2 e –
Hukum Faraday
Michael Faraday mengemukakan bahwa jumlah zat pada katoda dan anoda
sebagai produk elektrolisis. Contoh :
Elektrolisis larutan AgNO3 akan diperoleh endapan perak (Ag) dikatoda.
Ag + + e- Ag(S)
1 mol Ag + 1 mol elektron
Muatan 1 elektron adalah 1,6  10-19 Coulomb. Maka muatan 1 mol elektron adalah (1,6
 10-19)  (6,02  1023) Coulomb atau 96500 Coulomb = 1 Faraday.
Jadi 1 Faraday = 1 mol elektron = 96500 Coulomb.
(Glasstone,”Textbook of Physical Chemistry”.p885)
Hukum Faraday I
Faraday menyatakan : “ Banyaknya zat yang dihasilkan pada elektroda
sebanding dengan jumlah arus yang dialirkan pada zat tersebut”.
Hal ini dapat dirumuskan :

dimana :
G = Berat zat dalam gram
e = Berat ekivalen
I = Kuat arus dalam ampere
t = Waktu dalam detik
Jika arus yang dialirkan dinyatakan dalam Faraday, maka :
F=
dimana : I  t = muatan dalam satuan Coulomb
G =eF
(Glasstone,”Fundamental of Physical Chemistry”.p885)
Hukum Faraday II
Faraday mengatakan, “ Jumlah zat-zat yang dihasilkan oleh arus yang sama
didalam beberapa sel yang berbeda, sebanding dengan berat ekivalen (BE) zat-zat
tersebut”.
Contoh :
Jika arus sebesar 1 Faraday dialirkan kedalam larutan CuSO 4, AgNO3, dan AuCl3, maka
berat Cu : Ag : Au sebanding dengan BE Cu : BE Ag : BE Au = 63.5/2 : 108/1 : 197/3.
Hukum ini dapat dibuktikan dengan memberikan arus yang sama melalui beberapa
larutan misalnya larutan asam sulfat, perak nitrat dan tembaga sulfat dimana
banyaknya material yang diendapkan pada katoda, yaitu hidrogen, perak, dan tembaga,
akan sebanding dengan berat ekivalen masing – masing, yaitu 1 : 107.88 : 31.78. Hal
ini sesuai dengan hukum kedua. Untuk membuktikan hukum yang pertama, dapat
diberikan arus yang berbeda – beda untuk waktu yang berbeda – beda pula dan
menentukan banyaknya material yang diendapkan pada katoda atau yang dibebaskan
dari anoda. Kuantitas elektrik sebanding dengan produk. Jika arus I amp. mengalir
untuk t detik, maka jumlah coulombnya adalah Ixt. Dari hasil percobaan bahwa satu
coulomb dapat mengendapkan 0.001118 gram perak atau 0.001118/107.88 gram
ekivalen perak. Ini berarti dibutuhkan 96494 coulomb untuk mengendapkan 1gram
ekivalen perak. Jadi banyaknya material yang diendapkan pada elektrode adalah Ixt /
96500 g.ekuiv. Bila substansi mempunyai berat ekuivalen e, maka berat total yang
diendapkan adalah Ite / 96500.
(Glasstone.”Fundamental of Physical Chemistry”.p885-886)
Aplikasi Dalam Industri
Terdapat beberapa proses elektrokimia yang penting artinya bagi ilmu pengetahuan
dan industri. Penggunaan energi listrik pada produksi komersial dari hidrogen, oksigen,
ozon, hidrogen peroksida, sodium hidrksida, senyawa oksigen dan halogen. Aplikasi
lainnya dari elektrokimia termasuk produksi dari bahan kimia lainnya, seperti
elektrorefining dari metal, elektroplating dari metal dan campuran metal, serta prduksi
peralatan dari metal dengan elektrodeposisi.
Elektrolisis banyak diaplikasikan pada berbagai produksi, antara lain :
1. ekstraksi berbagai logam dari senyawanya seperti alumunium, natrium, kalium,
magnesium, seng dan kalsium.
2. Pemurnian tembaga.
3. Produksi natrium hidroksida dan klor dari larutan natrium klorida.
4. Pelapisan kromium, nekel, timah, seng pada baja.
5. Penyepuhan emas dan perak.
6. Mengisi ”AKI”.
7. Pelapisan alumuniun oksida pada permukaan alumunium (anodasi).
Elekrolisis

Elektrolisis adalah penguraian suatu elektrolit oleh arus listrik. Pada sel elektrolisis. Reaksi
kimia akan terjadi jika arus listrik dialirkan melalui larutan elektrolit, yaitu energi listrik (arus
listrik) diubah menjadi energi kimia (reaksi redoks). Tiga ciri utama, yaitu:

 Ada larutan elektrolit yang mengandung ion bebas. Ion-ion ini dapat memberikan atau

menerima elektron sehingga electron dapat mengalir melalui larutan.

 Ada sumber arus listrik dari luar, seperti baterai yang mengalirkan arus listrik searah

(DC)

 Ada 2 elektroda dalam sel elektrolisis

Elektroda yang menerima elektron dari sumber arus listrik luar disebutKat oda, sedangkan
elektoda yang mengalirkan elektron kembali ke sumber arus listrik luar disebutAnoda. Katoda
adalah tempat terjadinya reaksi reduksi yang elektrodanya negative (-) dan Anoda adalah tempat
terjadinya reaksi oksidasi yang elektrodanya positive (+)

Hukum Elektrolisis Faraday


Di awal abad ke-19, Faraday menyelidiki hubungan antara jumlah listrik yang mengalir dalam
sel dan kuantitas kimia yang berubah di elektroda saat elektrolisis. Ia merangkumkan hasil
pengamatannya dalam dua hukum di tahun 1833.

C (Coulomb) adalah satuan muatan listrik, dan 1 C adalah muatan yang dihasilkan bila arus 1 A
(Ampere) mengalir selama 1 s. Tetapan fundamental listrik adalah konstanta Faraday F, 9,65
x104 C, yang didefinisikan sebgai kuantitas listrik yang dibawa oleh 1 mol elektron.
Dimungkinkan untuk menghitung kuantitas mol perubahan kimia yang disebabkan oleh aliran
arus listrik yang tetap mengalir untuk rentang waktu tertentu.

Hantaran listrik melalui larutan elektrolit dapat dianggap sebagai aliran electron. Jadiapabila
electron telah dapat mengalir dalam larutan elektrolit berarti listrik dapat mengalir dalam larutan
tersebut. Elektron berasal dari kutub katode atau kutub negatif. Sedangkanpada anode
melepaskan ion positip dan membentuk endpan pada logam katode. Di dalamlarutan terurai
proses: CuSO4 Cu2+ + SO42- Ion Cu2+ ini akan berpindah menuju keping katode sedangkan
ion SO42- akanmenuju keping anode. Lama-lama keping katode ini akan timbul endapan dan
terjadiperubahan massa. Massa ini dapat dihitung dengan cara :

G=a.I.t
Dimana:

G = jumlah endapan tembaga Cu (gram) a = tara kimia listrik (gr/ampere.jam)I = kuat arus listrik
(ampere) t = lamanya pengaliran arus (jam)

Untuk tembaga nilai a = 1,186 gr/ampere.jam, karena G telah dapat diketahui maka I arusdapat
diperoleh dengan:

I = G/at

Kegunaan sel Elektrolisis


Pembuatan Gas di Laboratorium

Sel elektrolisis banyak digunakan dalam industri pembuatan gas misalnyapembuatan gas
oksigen, gas hydrogen, atau gas klorin. Untuk menghasilkan gasoksigen dan hydrogen, Anda
dapat menggunakan larutan elektrrolit dari kationgolongan utama (K+,Na+) dan anion yang
mengandung oksigen (So42-,, NO3-)dengan electrode Pt atau karbon. Reaksi elektrolisis yang
mengahsilkan gas,misalnya elektrolisis larutan Na2SO4 menggunakan electrode karbon.

Reaksi yang terjadi : Na2SO4 (aq) 2Na+ (aq) + SO42- Katode (C) : 2H2O (l) +2e- 2OH- (aq)
+H2 (g) Anode (C) : 2H2O (l) 4e- + 4H+ +O2 (g)

Karena pada katode dan anode yang bereaksi adalah air, semakin lama air semakin berkurang
sehingga perlu ditambahkan. Perlu diingat bahwa walaupunyang bereaksi air, tidak berarti
elektrolit Na2SO4 tidak diperlukan. Elektrolit iniberguna sebagai penghantar arus listrik.

Proses penyepuhan

Penyepuhan suatu logam emas, perak, atau nikel, bertujuan menutupi logam yangpenampilannya
kurang baik atau menutupilogam yang mudah berkarat. Logam-logam ini dilapiasi dengan logam
lain yangpenampilan dan daya tahannya lebih baik agar tidak berkarat. Misalnya mesinkendaraan
bermotor yang terbuat dari bajaumumya dilapisi kromium agar terhindar dari korosi . Beberapa
alat rumah tanggajuga disepuh dengan perak sehingga lebihawet dan penampilannya tampak
lebih baik.Badan sepede titanium dilapisi titanium oksida (TiO2)yang bersifat keras dantidak
dapat ditembus oleh oksigen atau uap air sehingga terhindar dari reaksioksida yang
menyebabkan korosi.Prinsip kerja proses penyepuhan adalah penggunaan sel dengan elektrolit
larutandan electrode reaktif. Contoh jika logam atau cincin dari besi akan dewlaps
emasdigunakan larutan elektrolit AuCl3(aq). Logam besi (Fe) dijadikan sebagai katode,
sedangkan logam emasnya (Au) sebagai anode. Apa yang terjadi jikakedua logam ini ditukar
posisinya?Mengapa? Reaksi yang berlangsung dalam proses penyepuhan besi dengan emas
yaitu :

AuCl3 (aq) Au3+ (aq) + 3Cl- (aq) Katode (cincin Fe) : Au3+ (aq) + 3e- Au (s) Anode (Au) : Au
(s) Au3+ (aq) + 3e-
Proses yang terjadi yaitu oksidasi logam emas (anode) menjadi Au3+(aq) Kationini akan
bergerak ke katode menggantikan kation Au3+ yang direduksidi katode.Kation Au3+ di katode
direduksi membentuk endapan logam emas yang melapisilogam atau cincin besi. Proses ini
cukup murah karena emas yang melapisi besihanya berupa lapisan tipis.

Proses Pemurnian logam kotor

Proses pemurnian logam kotor banyak dilakukan dalm pertambangan . logamtransisi yang kotor
dapat dimurnikan dengan cara menempatkannya sebagai anodedan logam murni sebagai katode.
Elektrolit yang digunkan adalah elektrolit yangmengandung kation logam yang dimurnikan.
Contoh : prose pemurnian nikelmenggunakan larutan NiSO4 . niukel murni digunkan sebagai
katode, sedangkannikel kotor (logam yang dimurnikan ) digunakan sebagai anode. Reaksi yang
terjadi, yaitu:

NiSO4 (aq) Ni2+ (aq) + SO42- (aq) Katode (Ni murni) : Ni2+ (aq) + 2e- Ni (s) Anode ( Ni
kotor) : Ni (s) Ni2+ (aq) + 2e-

Logam nikel yang kotor pada anodedioksidasi menjdi ion Ni2+. Kemudian, ionNi2+ pada katode
direduksi membentuk logam Ni dan bergabung dengan katode yang merupakan logam murni.
Kation Ni2+di anode bergerak ke daerah katodemenggantikan kation yang direduksi. Untuk
mendapatkan logam nikel murni(di katode)harus ada penyaringan sehinggga kotoran(tanah, pasir
danlain-lain) hanya berada dianode dan tidak berpindah ke katodesehingga daerah di katode
merupakan daerah yang bersih.

Elektrolisis banyak digunakan dalam bidang industri, di antaranya pada pembuatan beberapa bahan kimia,
pemurnian logam dan penyepuhan.
1. Pembuatan Beberapa Bahan Kimia
Beberapa bahan kimia seperti logam alkali dan alkali tanah aluminium, gas hidrogen, gas oksigen, gas
klorin, dan natrium hidroksida dibuat secara elektrolisis. Contoh: Pembuatan logam natrium dengan
mengelektrolisis lelehan NaCl yang dicampur dengan CaCl2

2. Pemurnian Logam
Pada pengolahan tembaga dari bijih kalkopirit diperoleh tembaga yang masih tercampur dengan sedikit
perak, emas, dan platina. Untuk beberapa keperluan dibutuhkan tembaga murni, misalnya untuk
membuat kabel. Tembaga yang tidak murni dipisahkan dari zat pengotornya dengan elektrolisis.
Tembaga yang tidak murni dipasang sebagai anoda dan tembaga murni dipasang sebagai katoda dalam
elektrolit larutan CuSO4 tembaga di anoda akan teroksidasi menjadi Cu2+ selanjutnya Cu2+ direduksi di
katoda.
3. Penyepuhan Logam
Suatu produk dari logam agar terlindungi dari korosi (perkaratan) dan terlihat lebih menarik seringkali
dilapisi dengan lapisan tipis logam lain yang lebih tahan korosi dan mengkilat. Salah satu cara melapisi
atau menyepuh adalah dengan elektrolisis.
Benda yang akan dilapisi dipasang sebagai katoda dan potongan logam penyepuh dipasang sebagai
anoda yang dibenamkan dalam larutan garam dari logam penyepuh dan dihubungkan dengan sumber
arus searah.

Contoh: untuk melapisi sendok garpu yang terbuat dari baja dengan perak, maka garpu dipasang sebagai
katoda dan logam perak dipasang sebagai anoda, dengan elektrolit larutan AgNO3. Korosi (Perkaratan)
Korosi adalah proses teroksidasinya suatu logam oleh berbagai zat menjadi senyawa.

Anda mungkin juga menyukai