Hg
2
Cl
2
(s) + e Hg (s) + Cl
-
1.3 Elektrolisis
Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan
menggunakan dua macam elektroda. Sel elektrolisis adalah sel dimana energi listrik
digunakan untuk berlangsungnya suatu reaksi kimia. Sel ini merupakan kebalikan dari sel
galvanik. E.m.f yang diperlukan untuk berlangsungnya proses ini akan lebih sedikit lebih
tinggi daripada e. m. f yang dihasilkan oleh reaksi kimia, dan ini di dapat dari lingkungan.
Reaksi kimia spontan menghendaki menjadi negatif. Apabila e. m. f . sel adalah positif,
maka ini adalah sel galvanik. Kesetimbangan akan terjadi bila dan E sama dengan nol.
Reaksi dengan nilai E yang lebih positif akan terjadi lebih dahulu daripada reaksi reaksi
dengan e. m. f yang kepositifannya lebih rendah. Sel elektrolisis juga disebut sel konsentrasi.
Sel konsentrasi terdapat dua bagian yaitu sel konsentrasi tanpa transference dan sel
konsentrasi dengan transference.
Kedua elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan dengan kutub
negatif) dan anoda (elektroda yang dihubungkan dengan kutub positif). Alat elektrolisis
terdiri atas sel elektrolitik yang berisi elektrolit (larutan atau leburan), dan dua elektroda,
anoda dan katoda. Pada anoda terjadi reaksi oksida sedangkan pada elektroda katoda terjadi
reaksi reduksi. Pada suatu percobaan elektrolisis reaksi yang terjadi pada katoda bergantung
pada kecenderungan terjadinya reaksi reduksi.
Pada anoda terjadi reaksi oksidasi, yaitu anion (ion negatif) ditarik oleh anoda dan
jumlah
elektronnya berkurang sehingga bilangan oksidasinya bertambah.
a. Ion OH
-
dioksidasi menjadi H
2
O dan O
2
. Reaksinya:
4OH
-
(aq) 2H
2
O ( l ) + O
2
(g) + 4e
-
b. Ion negatif akan mengalami oksidasi jika elektrodanya nonaktif (Pt dan C). Ion negatif
yang mengandung O (SO
4
2-
,MnO
4
-
,NO
3
-
,dll) tidak mengalami oksidasi, yang mengalami
oksidasi adalah H
2
O. Reaksinya:
2H
2
O ( l ) 4H
+
(aq) + O
2
(g) + 4e
-
c. Ion sisa asam yang lain dioksidasi menjadi molekul. Contoh:
2Cl
-
(aq) Cl
2
(g) + 2e
-
Jika elektrode anode merupakan logam aktif (selain Pt dan C) yang mengalami Oksidasi
adalah elektrode tersebut.
Pada katoda terjadi reaksi reduksi, yaitu kation (ion positif) ditarik oleh katoda dan
menerima tambahan elektron, sehingga bilangan oksidasinya berkurang.
a. Ion H
+
direduksi menjadi H
2
. Reaksinya:
2H
+
(aq) + 2e
-
H
2
(g)
b. Ion positif akan mengalami reduksi, kecuali kation (+) yang berasal dari logam IA,IIA, dan
Mn dalam larutan air tidak mengalami reduksi, yang mengalami reduksi adalah H
2
O,
Reaksinya :
2H
2
O (aq) + 2e
-
H
2
(g) + 2OH
-
(aq)
c. Ion logam lain (misalnya Al
3+
, Ni
2+
, Ag
+
dan lainnya) direduksi. Contoh:
Al
3+
(aq) + 3e
-
Al (s)
Ni
2+
(aq) + 2e
-
Ni (s)
Ag
+
(aq) + e
-
Ag (s)
Contoh elektrolisis:
a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya:
2HCl (aq) 2H
+
(aq) + 2Cl
-
(aq)
Anoda: 2Cl
-
(aq) Cl
2
(g) + 2e
-
(Oksidasi)
Katoda: 2H
+
(aq) + 2e
-
H
2
(g) (Reduksi)
+
Total: 2HCl (aq) H
2
(g) + Cl
2
(g) (Redoks)
b. Elektrolisis larutan NaOH dengan elektroda Pt, reaksinya:
4NaOH (aq) 4Na
+
(aq) + 4OH
-
(aq)
A: 4OH
-
(aq) 2H
2
O (l ) + O
2
(g) + 4e
-
(Oksidasi)
K: 4H
2
O (l ) + 4e
-
2H
2
(g) + 4OH
-
(aq) (Reduksi)
+
T: 4NaOH (aq) + 2H
2
O (l ) 4Na
+
(aq) + 4OH
-
(aq) + 2H
2
(g) + O
2
(g) (Redoks)
1.3.1 Sel Elektrolisis dengan Transference
Untuk cell :
( g. 1 atmosfer ) / HCl (
/ HCl (
( g, 1 atmosfer )
Reaksi :
Atau :
Elektron di hubungan luar berjalan dari kiri ke kanan, dalam cell dari kanan ke
kiri melalui liquid juncion. Elektron ini dibawa oleh ion
dan ion
adalah sebagau berikut :
t_
t_
dan
( 1 t- )
( 1 - t- )
Reaksi total :
m = molalitas ion
= koefisien aktivitas ion
Bila cell reversibel terhadap anion, seperti :
Ag / AgCl ( s ), HC ; (
) / HCl (
), AgCl ( s ) / Ag
Reaksi :
t HCl (
) t HCl (
)
E =
= t+
Potensial Juncion :
Untuk Cell :
( g, 1 atmosfer ) / HCl (
) / HCl (
) /
( g, 1 atmosfer )
Telah didapatkan :
Reaksi :
Dan
Sedangkan :
( rata rata )
(
( rata rata )
( t-
tergantung kepada aktivitas ionnya dan bilangan angkutan. Bila t+ hampir sama
dengan t- maka
dan
( t+ - t- )
1.3.2 Sel Elektrolisis Tanpa Transference
Emf sel konsentrasi tergantung dari perpindahan zat dari eletrode lain, karena
perbedaan konsentrasi. Sell ini yang tanpa transference.
Misalnya :
H
2
(P
H2
= P
1
) /H
+
/ H
2
(P
H2
= P
2
)
Cd(Hg) (Cd = C
1
) /Cd
++
/Cd(Hg) (Cd = C
2
)
1.4 Sel Volta / Sel Galvanik
Pada elektrolisis, energi listrik diubah menjadi energi kimia. Pada sel galvani terjadi
sebaliknya, yaitu energi kimia diubah menjadi energi listrik. Sel Galvani disebut juga sel
kimia. Sel Galvani dipakai sebagai sumber listrik untuk penerangan, pemanasan,
menjalankan motor, dan sebagainya. Sel Galvani atau sel kimia dapat dibedakan menjadi sel
kimia dengan transference dan sel kimia tanpa transference.
Energi listrik yang dihasilkan oleh sel ini adalah sama dengan pengurangan energi bebas,
- G, dari reaksi :
Energi listrik = - n F
Dengan n adalah jumlah ekivalen zar yang bereaksi, F adalah tetapan Faraday, (=96500
Coulomb), dan adalah daya hantar gerak listrik atau potensial sel. Jadi,
G = - n F
Apabila keaktifan dari kedua jenis ion dalam larutan adalah satu maka,
G = - n F
Dengan adalah DGL standard dari sel.
Daya gerak listrik sel yang diukur adalah hasil kombinasi dari potensial kedua elektroda.
Menurut konvensi
= E
+
- E
-
Dengan E
+
adalah potensial elektroda positif adalah potensial dari elektroda negatif
= E
cu
- E
zn
Dalam keadaan standard,
= E
+
- E
-
Jadi, hubungan antara energi bebas dari reaksi kimia dengan tegangan sel dinyatakan dengan
persamaan :
dimana : F = Faraday
E = e. m. f. sel
= sel ( dalam volt )
n = jumlah molekul elektron
1.4.1 Sel Kimia dengan Transference
Sel kimia dengan transference contohnya sel Daniell. Sel Daniell terdiri atas
batang Zn dalam larutan ZnSO4, dan batang Cu dalam larutan CuSO4 pekat. Di antara
kedua larutan yang terpisah tersebut terdapat penghubung atau transference yang berupa
liquid junction atau jembatan garam (salt bridge). Jika elektroda Zn dan Cu
dihubungkan, maka terjadi arus listrik akibat reaksi oksidasi Zn dan reduksi ion Cu2+
dalam larutan. Potensial listrik atau voltage (E) yang dihasilkan } 1,1 volt. Reaksinya:
Kutub neatif: Zn (s) Zn
2+
(aq) + 2e
-
(Oksidasi
Kutub positif: Cu
2+
(aq) + 2e
-
Cu (s) (Reduksi)
+
Total: Zn (s) + Cu
2+
(aq) Zn
2+
(aq) + Cu (s) (Redoks)
Jika logan Zn dimasukkan langsung ke dalam larutan CuSO4 maka terjadi reaksi transfer
elektron langsung, dalam hal ini tidak menghasilkan energi listrik. Suatu elektroda dalam
sel Galvani dapat merupakan kutub positif atau negatif, tergantung elektroda lainnya.
Misalnya elektroda hidrogen dalam larutan dengan aktivitas H+ = 1 merupakan kutub
positif bila dihubungkan dengan elektroda Zn dalam larutan Zn2+ dengan aktivitas Zn2+
= 1, Reaksinya adalah:
Kutub negatif: Zn (s) Zn
2+
(aq) + 2e
-
(Oksidasi)
Kutub positif: 2H
+
(aq) + 2e
-
H
2
(g) (Reduksi)
+
Total: Zn (s) + 2H
+
(aq) Zn
2+
(aq) + H
2
(g) (Redoks)
Elektroda hidrogen dalam larutan dengan aktivitas H+ = 1 merupakan kutub negatif bila
dihubungkan dengan elektroda Cu dalam larutan Cu2+ dengan aktivitas Cu2+ = 1.
Kutub negatif: H
2
(g) 2H
+
(aq) + 2e
-
(Oksidasi)
Kutub positif: Cu
2+
(aq) + 2e
-
Cu (s) (Reduksi)
+
Total: H
2
(g) + Cu
2+
(aq) Cu (s) + 2H
+
(aq) (Redoks)
Harga potensial oksidasi-reduksi biasanya dinyatakan sebagai potensial reduksi standar,
yaitu potensial reduksi bila pereaksi dan hasil reaksi mempunyai aktivitas satu (a = 1)
dan reaksinya reduksi. Jika potensial reduksi positif berarti mudah tereduksi, tetapi jika
negatif berarti sukar tereduksi (artinya mudah teroksidasi).
Misalnya sel kimia yang terdiri dari elektroda Pb dan Cl
2
. Besarnya E Pb/Pb
2+
= + 0,13
volt dan E Cl
2
/Cl
-
= + 1,36 volt. Potensial sel adalah positip, sehingga elektrode Pb
sebagai kutub negatif. Sel kimia ini dapat dituliskan:
Pb/Pb
2+
(a = 1) // Cl
-
(a = 1)/ Cl
2
Aktivitas (a) dalam hal ini dinyatakan dalam molalitas (m), garis // menyatakan bahwa
kedua elektrolit dihubungkan dengan liquid junction atau jembatan garam (salt bridge).
Dengan aktivitas = 1 (konsentrasi 1 m), adanya jembatan garam tidak menimbulkan beda
potensial khusus (liquid junction potensial = 0). Reaksi sel dan beda potensial sel dapat
dicari seperti berikut:
Kutub negatif: Pb Pb
2+
+ 2e
-
E Pb; Pb
2+
= ( 0,13 V)
Kutub positif: Cl
2
+ 2e
-
2Cl
-
E Cl
2
; Cl
-
= + 1,36 V
+
Total: Pb + Cl2 Pb
2+
+ 2Cl
-
Esel = + 1,49 V
Jadi besarnya Esel = Eoksidasi kutub negatif + Ereduksi kutup positif
= Ereduksi kutub negatif + Ereduksi kutub positif
= Ereduksi kutub positif Ereduksi kutub negative
Contoh soal:
Hitunglah Esel untuk reaksi: Zn / Zn
2+
(a = 1) // Pb
2+
(a = 1) / Pb
Jawab: Esel = E Zn/Zn
2+
+ E Pb
2+
/Pb
= ( 0,76 V) + ( 0,13 V) = + 0,63 V
1.4.2 Sel Kimia Tanpa Transference
Sel kimia tanpa transference contohnya sel accu, sel Leclanche, dan sel bahan
bakar.
1). Sel Accu
Pada sel accu, sebagai kutub negatif adalah logam Pb, kutub positif adalah logam Pb
dilapis PbO2 dan elektrolitnya adalah larutan H2SO4. Setiap pasang sel menghasilkan
voltage (E) sebesar } 2 volt.
Pb(s) + SO4
2-
(aq) PbSO
4
(s) + 2e
-
PbO
2
(s) + SO4
2-
(aq) + 4H+ (aq) + 2e
-
PbSO
4
(aq) + 2H
2
O ( l )
+
Pb (s) + PbO
2
(s) + 2H
2
SO
4
(aq) 2PbSO
4
(s) + 2H
2
O ( l )
2). Sel Leclanche (sel kering)
Sel Leclance contohnya batu baterai. Pada batu baterai biasa, sebagai kutub negatif
adalah logam Zn, kutub positif adalah batang grafit (C) dibungkus MnO
2
dan
elektrolitnya adalah pasta NH
4
Cl dan ZnCl
2
. Potensial listrik (Voltage) yang dihasilkan
1,5 volt. Reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi adalah:
Zn (s) Zn
2+
(aq) + 2e
-
2MnO
2
(s) + H
2
O ( l ) + 2e
-
Mn
2
O
3
(s) + 2OH
-
(aq)
+
Zn (s) + 2MnO
2
(aq) + H
2
O ( l ) Zn
2+
(aq) + 2OH
-
(aq) + Mn
2
O
3
(s)
Terjadi juga reaksi lain, yaitu OH
-
yang terbentuk bereaksi dengan NH
4
Cl menghasilkan
NH
3
, selanjutnya NH
3
yang terjadi diikat Zn
2+
2NH
4
Cl (aq) + 2OH
-
(aq) 2NH
3
(aq) + 2Cl
-
(aq) + 2H
2
O ( l )
Zn
2+
(aq) + 4NH
3
(g) + 4Cl
-
(aq) [Zn(NH
3
)
4
]Cl
2
(s)
Pada batu baterai biasa yang menggunakan anoda logam Zn, katoda batang C, dan
elektrolitnya pasta berair dari campuran NH4Cl, MnO2, dan serbuk C, reaksi oksidasi
dan reduksi yang terjadi adalah:
Zn (s) Zn
2+
(aq) + 2e
-
2MnO
2
(s) + 2H
2
O ( l) + 2e
-
2MnO(OH) (s) + 2OH
-
(aq)
+
Zn (s) + 2MnO
2
(aq) + 2H
2
O ( l ) Zn
2+
(aq) + 2MnO(OH) (s) + 2OH
-
(aq)
Reaksi lainnya yaitu OH
-
yang terbentuk bereaksi dengan NH
4
+
menghasilkan NH
3
,
selanjutnya NH
3
yang terjadi diikat Zn
2+
2NH
4
+
(aq) + 2OH
-
(aq) 2NH
3
(aq) + 2H
2
O ( l )
Zn
2+
(aq) + 2NH
3
(g) + 2Cl
-
(aq) [Zn(NH
3
)
2
]Cl
2
(s)
Pada batu baterai alkaline, sebagai anoda digunakan Zn, sebagai katoda MnO
2
, dan
sebagai
elektrolitnya KOH. Potensial listrik yang dihasilkan 1,5 volt. Reaksi oksidasi reduksi
yang terjadi adalah:
Zn
2+
(aq) + 2OH
-
(aq) Zn(OH)
2
(s) + 2e
-
2MnO
2
(s) + 2H
2
O ( l ) + 2e
-
2MnO(OH) (s) + 2OH
-
(aq)
+
Zn (s) + 2MnO
2
(aq) + 2H
2
O ( l ) Zn(OH)
2
(s) + 2MnO(OH) (s)
Pada baterai perak oksida - zink seperti yang biasa digunakan pada arloji, sebagai anoda
digunakan Zn, sebagai katoda digunakan Ag
2
O, dan sebagai elektrolitnya KOH.
Potensial listrik yang dihasilkan 1,5 volt. Reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi
adalah:
Zn(s) + 2OH
-
(aq) Zn(OH)
2
(s) + 2e
-
Ag
2
O (s) + H
2
O (l ) + 2e
-
2Ag (s) + 2OH
-
(aq)
+
Zn (s) + Ag
2
O (s) + H
2
O (l ) Zn(OH)
2
(s) + 2Ag (s)
Pada baterai nikel - kadmium yang dapat dicas ulang, potensial listrik yang dihasilkan
1,35 volt. Reaksinya dapat berlangsung bolak-balik, yaitu:
Cd (s) + 2Ni(OH)
3
(s) CdO (s) + 2NI(OH)
2
(s) + H
2
O (l)
3). Sel bahan bakar (fuel cell)
Sel bahan bakar biasanya menggunakan oksigen pada kotoda dan suatu gas yang
dapat
dioksidasi pada anoda, biasanya gas hidrogen. Reaksinya adalah:
H
2
(g) + 2OH
-
(aq) 2H
2
O (g) + 2e
-
O
2
(g) + H
2
O (g) + 2e
-
HO
2
-
(aq) + OH
-
(aq)
HO
2
-
(aq) 1/2 O
2
(g) + OH (aq)
+
H
2
(g) + 1/2 O
2
(g) H
2
O (g)
Sel bahan bakar sudah banyak dikembangkan sebagai sumber penghasil listrik yang
sangat bersih, ramah lingkungan, aman dan mempunyai resiko yang sangat kecil.
Penggunaannya antara lain untuk keperluan di rumah sakit, rumah perawatan, hotel,
perkantoran, sekolah, bandar udara, dan penyedia tenaga listrik, misalnya pembangkit
tenaga listrik dalam pesawat ruang angkasa. Di Amerika, Eropa, dan Jepang sudah
dikembangkan mobil ramah lingkungan yang menggunakan sel bahan bakar. Sebagai
bahan bakar utamanya adalah gas hidrogen yang disimpan dalam tangki bahan bakar dan
diberi tekanan yang tinggi sehingga mencair. Gas hidrogen dialirkan ke anoda dan pada
katoda dialirkan gas oksigen yang diperoleh dari udara.
1.5 Hukum Faraday
Akibat aliran arus listrik searah ke dalam larutan elektrolit akan terjadi perubahan kimia
dalam larutan tersebut. Menurut Michael Faraday (1834) lewatnya arus 1 F mengakibatkan
oksidasi 1 massa ekivalen suatu zat pada suatu elektroda (anoda) dan reduksi 1 massa
ekivalen suatu zat pada elektroda yang lain (katoda).
Hukum I Faraday menyatakan bahwa jumlah zat (gram) yang diendapkan atau yang
melarut pada elektrode berbanding lurus dengan jumlah arus yang melewati elektrolit.
Keterangan; :
w = massa zat (g); e = massa ekuivalen atau valensi (Mr / Valensi) ; i = kuat arus (A) ; t =
waktu (s) ; F = tetapan Faraday = 96.500 coulomb 1 F = 1 mol elektron.
Untuk 2 elektrolit atau lebih yang dielektrolisis dengan jumlah arus yang sama
berlaku Hukum II Faraday.
" Jika arus dialirkan ke dalam beberapa sel elektrolisis maka jumlah zat yang dihasilkan pada
masing-masing elektrodenya sebanding dengan massa ekuivalen masing-masing zat
tersebut."
Keterangan :
wA = massa zat A ; wB = massa zat B ; eA = massa ekuivalen zat A ; eB = massa ekuivalen
zat B.
1.6 Aplikasi Sel Elektrokimia
1.6.1 Aplikasi Sel Elektrolisis
1) Produksi Zat
Banyak zat kimia yang diproduksi melalui elektrolisis seperti logam-logam alkali,
magnesium, aluminium, fluorin, klorin, natrium, dan lainnya. Salah satu contoh yang
akan dibahas yaitu mengenai produksi klorin dan NaOH dalam industri.
Secara industri klorin dan NaOH dapat dibuat melalui elektrolisis larutan natrium
klorida.Proses ini disebut proses klor-alkali. Elektrolisis larutan NaCl ini dapat
menghasilkan NaOH dan Cl
2
NaCl(aq) Na
+
(aq) + Cl
-
(aq
Anode : 2Cl
-
(aq) Cl
2
(g) + 2e
Katode : 2H
2
O(l) + 2e 2OH
-
(aq) H
2
(g)
Reaksi sel : 2H
2
O(l) + 2Cl
-
(aq) 2OH
-
(aq) H
2
(g) + Cl
2
(g)
Sehingga reaksi yang terjadi :
2H
2
O(l) + 2NaCl(aq) 2NaOH(aq) + H
2
(g) + Cl
2
(g)
Pada proses elektrolisis keadaan harus dijaga agar Cl
2
yang terbentuk tidak bereaksi
dengan NaOH. Oleh karena itu ruang anoda dan katoda dipisahkan dengan berbagai
cara, yaitu dengan sel diafragma atau sel merkuri.
a. Sel Diafragma
Pada sel diafragma, ruang katode dipisahkan dari ruang anode dengan suatu selaput
berpori yang dapat dilalui ion-ion, tetapi menahan percampuran larutan. Sebagai
elektrode dapat digunakan grafit atau suatu elektrode khusus yang terbuat dari titanium.
Anode ditempatkan pada bagian atas, sedangkan katode pada bagian bawah. Dengan
demikian aliran NaOH )yang terbentuk di katode) ke ruang anode dapat dicegah.
Sel diafragma menghasilkan larutan yang mengandung 10-12% NaOH yang
tercampur dengan 14-16% NaCl dari ruang katode. Larutan dipekatkan dengan
penguapan, kemudian NaCl dipisahkan dengan pengkristalan. Pada akhirnya diperoleh
larutan NaOH 50% dengan 1% NaCl sebagai pengotor. Pada elektrolisis digunakan
tegangan kira-kira 3,5 volt dan arus puluhan ribu ampere.
b. Sel Merkuri
Suatu proses elektrolisis yang menghasilkan NaOH(aq) dengan kemurnian yang
lebih tinggi adalah sel merkuri. Katode merkuri mempunyai overpotensial yang lebih
tinggi untuk mereduksi H
2
O menjadi OH
dan H
2
(g), sehingga reduksi yang terjadi
adalah Na
+
(aq) menjadi Na(l) yang larut dalam merkuri membentuk suatu amalgam
berupa 0,5 % Na.
Reaksi yang terjadi dalam sel merkuri sebagai berikut.
Katoda : 2 Na(aq) + 2e 2 Na(dalam Hg)
Anoda : 2 Cl
(aq) Cl
2
(g) + 2e
Reaksi sel : 2 Na
+
(aq) + 2 Cl
(aq) + H
2
(g) + Hg(l)
Keuntungan sel merkuri dapat menghasilkan NaOH pekat dengan kemurnian tinggi.
Kelemahannya adalah memerlukan energi listrik yang lebih banyak, disamping itu
merkuri mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan.
2) Pemurnian Logam
a. Pembuatan Tembaga
Prinsip pemurnian logam transisi dengan menggunakan reaksi elektrolisis larutan
dengan elektrode yang bereaksi. Logam yang kotor ditempelkan di anode dan logam
murni ditempatkan di katode. Larutan yang digunakan adalah yang mempunyai kation
logam tersebut. Contoh yang akan dibahas yaitu pemurnian logam tembaga. Dengan
tembaga murni sebagai katode dan tembaga kotor (yang akan dimurnikan) sebagai
anode, dan elektrolitnya larutan CuSO
4.
CuSO
4
(aq) Cu
2+
+ SO
4
2-
Anode : Cu(s) Cu
2+
(aq) + 2e
Katode : Cu
2+
(aq) + 2e Cu(s)
Logam Cu yang kotor dioksidasi dan berubah menjadi larutan Cu
2+
. Ion Cu
2+
bergabung dengan larutan yang ada dan bergerak ke katode. Di katode, ion Cu
2+
direduksi membentuk logam kembali. Pada waktu ion Cu
2+
di anode bergerak ke katode,
maka harus ada penyaring, sehingga yang ke katode hanya ion Cu
2+
saja, sedangkan
pengotornya tetap di anode. Akibatnya daerah katode adalah daerah bersih dan Cu
2+
yang diendapkan akan menghasilkan logam Cu yang murni.
b. Pembuatan Aluminium
Aluminium diperoleh dengan cara elektrolisis bijih aluminium. Reaksi yang terjadi
sebagai berikut.
Katode : Al
3+
(aq) + 3 e
Al(l)
Anode : 2 O
2
(aq) O
2
(g) + 4 e
4 Al
3+
(aq) + 6 O
2
(aq) 4 Al(l) + 3 O
2
(g)
c. Pembuatan Natrium
Natrium diperoleh dengan cara elektrolisis lelehan NaCl yang dikenal dengan Proses
Down. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
Katode : 2 Na
+
(l) + 2 e
2 Na(l)
Anode : 2 Cl
(l) Cl
2
(g) + 2 e
2 Na
+
(aq) + 2 Cl
(aq) 2 Na(l) + Cl
2
(g)
3. Korosi
Dalam kehidupan sehari-hari, Anda pasti pernah melihat besi yang berkarat. Apabila
besi didiamkan pada udara yang lembap maka pada permukaan besi akan terbentuk
karat.
Proteksi Katodik :
Untuk mencegah korosi pada pipa besi bawah tanah dilakukan dengan proses yang
dinamakan proteksi katodik. Proteksi katodik dilakukan dengan cara melapisi besi
dengan logam yang memiliki sifat pereduksi lebih kuat, seperti Zn dan Mg. Dalam hal
ini, besi bertindak sebagai katode, sedangkan logam yang melapisinya merupakan anode.
Reaksi korosi pada besi dapat dicegah karena reaksi oksidasi akan terjadi pada anode
(logam pelapis). Masalah yang sering terjadi pada logam adalah korosi.
Korosi disebabkan karena reaksi logam dengan oksigen dan air. Contohnya korosi pada
besi.
Gambar 9. Reaksi korosi pada besi.
Perhatikanlah Gambar 9, Pada proses korosi, besi bertindak sebagai anode yang akan
mengalami reaksi oksidasi membentuk Fe
2+
, sedangkan O
2
mengalami reduksi menjadi
OH, gabungan Fe
2+
dan OH
membentuk karat.
Proses korosi dapat dicegah melalui (1) Perlindungan pada permukaan, contohnya
dengan cat. (2) Perlindungan elektrokimia dengan menggunakan logam lain
(proteksi katodik). (3) Pembentukan aloi. Aloi adalah campuran logam dengan logam
lain sehingga menghasilkan campuran logam yang lebih kuat dan tahan karat.
Contohnya, campuran Ni dengan Cr.
4) Penyepuhan (Electroplating)
Suatu produk dari logam agar terlindungi dari korosi (perkaratan) dan terlihat lebih
menarik seringkali dilapisi dengan lapisan tipis logam lain yang lebih tahan korosi dan
mengkilat. Salah satu cara melapisi atau menyepuh adalah dengan elektrolisis. Benda
yang akan dilapisi dipasang sebagai katoda dan potongan logam penyepuh dipasang
sebagai anoda yang dibenamkan dalam larutan garam dari logam penyepuh dan
dihubungkan dengan sumber arus searah. Contoh: untuk melapisi sendok garpu yang
terbuat dari baja dengan perak, maka garpu dipasang sebagai katoda dan logam perak
dipasang sebagai anoda, dengan elektrolit larutan AgNO
3
. Logam perak pada anoda
teroksidasi menjadi Ag
+
kemudian direduksi menjadi Ag pada katoda atau garpu.
Dengan demikian garpu terlapisi. oleh logam perak.
Reaksi yang terjadi :
Anode (Ag) : Ag(s) Ag
+
(aq) + e
Katode (Fe) : Ag
+
(aq) + e Ag(s)
Reaksi sel : Ag(s) (anode) Ag(s) (katode)