TINJAUAN PUSTAKA
5
Gambar 2.1 Penampang Buah Kelapa Sawit
6
dan air panas. Kelapa sawit diberi uap dengan tekanan tinggi pada 15-45
psi selama 90 menit dan suhu lebih dari 100 °C [14].
3. Perontokan
Tujuan dari perontokan adalah memisahkan buah yang sudah direbus
dari tandannya. Perontokan dilakukan dengan dua cara yaitu
penggoyangan dengan cepat dan pemukulan [15]. Perontokan dapat
dilakukan dengan tangan atau dengan perontok mekanik, yang berputar
atau bergetar untuk memisahkan buah dari tandannya [16].
4. Pelumatan
Pelumatan diakukan untuk memanaskan buah kembali, memisahkan
perikarp dari inti, dan memecah sel minyak sebelum ekstraksi. Kondisi
terbaik proses pelumatan adalah pada suhu 95-100 oC selama 20 menit
[15].
5. Ekstraksi Minyak
Kemudian dilakukan ekstraksi minyak untuk mengelurakan sel yang
mengandung minyak sehingga diperoleh minyak sawit. Ada beberapa
jenis penekanan yang dapat digunakan untuk menekan daging buah, yaitu
penekanan manual, penekanan hidrolik, dan penekanan dengan sekrup
(screw press). Screw press merupakan metode yang paling umum
digunakan karena dapat menghasilkan minyak yang banyak saat
dilakukan penekanan pada mesokarp [16]. Ekstraksi minyak dengan
mesin pres akan menghasilkan dua kelompok produk, yaitu (1) campuran
antara air, minyak, dan padatan, (2) cake yang mengandung serat dan inti
[15].
6. Klarifikasi
Minyak kasar hasil ekstraksi memilili komposisi 66% minyak, 24% air,
dan 10% padatan bukan minyak (nonoily solids, NOS). Karena
kandungan padatannya cukup tinggi, maka harus dilarutkan dengan air
untuk mendapatkan pengendapan yang diinginkan. Setelah dilarutkan,
minyak kasar disaring untuk memisahkan bahan berserat. Produk
kemudian diendapkan untuk memisahkan minyak dan endapan. Minyak
pada bagian atas diambil dan dilewatkan pada pemurni sentrifugal yang
7
diikuti oleh pengering vakum. Selanjutnya didinginkan sebelum
disimpan dalam tangki penyimpan [15].
8
Kandungan FFA tinggi tidak dapat dihindari karena proses basah yang digunakan
dan keberadaan air akan menyebabkan hidrolisis minyak menjadi FFA. Pada saat
yang sama, pabrik memiliki pedoman yang ketat untuk penerimaan tandan buah
segar, dimana tandan yang mengandung buah-buahan mentah dan memar akan
ditolak. Minyak yang diekstraksi dari buah-buah memar akan menghasilkan FFA
yang tinggi. Sebagai tambahan, air juga terdapat dalam minyak yang telah
dimurnikan dan pengering vakum yang efisien diperlukan untuk menghilangkan
air hingga batas yang diterima. Selain itu, masalah yang paling penting adalah
produksi limbah yang sangat besar dari tahap sterilisasi tersebut karena banyaknya
jumlah air yang digunakan [8].
9
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Mengenai Sterilisasi Buah Kelapa Sawit dengan Energi Gelombang Mikro (1)
Peneliti
No. Tujuan Penelitian Metode Hasil
(Tahun)
1. Sukaribin dan Mengukur sifat dielektrik Pengukuran sifat dielektrik sampel Kadar air pada sampel yang belum
Khalid (2009) dan distribusi kadar air di dilakukan dengan HP Network matang adalah 75% dan menurun
[20] sekitar daerah absisi. Analyser 8270B menggunakan menjadi 65% pada sampel dengan
Menghitung efisiensi metode penyelidikan koaksial tingkat kematangan lebih.
stripping pada tandan terbuka dengan rentang frekuensi Konstanta dielektrik dan kehilangan
kelapa sawit yang telah 0,2 hingga 20 GHz. Pengukuran dielektrik pada daerah absisi untuk buah
disterilisasi pada berbagai dilakukan pada temperatur 25 dan matang lebih tinggi dari pada buah
tingkat daya. 27oC. dengan kematangan lebih yaitu rentang
Efisiensi stripping dihitung dengan konstanta dielektrik 30-50 sedangkan
melakukan pemanasan sampel kehilangan dielektrik antara 12 dan 25.
pada microwave oven 2000 watt Efisiensi stripping pada buah dengan
dengan frekuensi 2450 MHz pada rentang daya 1 hingga 2 kW adalah di
waktu 1, 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, atas 80%.
dan 18 menit.
2. Cheng, dkk Menentukan kualitas Pemanasan dengan microwave Yield yang dihasilkan dengan sterilisasi
(2011) [8] minyak kelapa sawit yang selama 1,2,3, dan 4 menit microwave selama 3 menit sama dengan
dihasilkan melalui proses menggunakan microwave oven 800 yield pada sterilisasi konvensional yaitu
sterilisasi microwave dan Watt pada frekuensi 2450 MHz. rata-rata 20%.
ekstraksi dengan pelarut. Ekstraksi buah kelapa sawit dengan Kadar FFA yang dihasilkan adalah
pelarut heksana menggunakan 0,26% dan kadar air 0,05%.
peralatan Soxhlet selama 6 jam Kandungan vitamin E dan karoten
Analisa kualitas minyak sawit yang tertinggi dihasilkan pada pemanasan
dihasilkan berupa kadar FFA, selama 2 menit yaitu 2345 ppm dan 1585
Karoten, dan Vitamin E. ppm.
10 10
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Mengenai Sterilisasi Buah Kelapa Sawit dengan Energi Gelombang Mikro (2)
3. Umudee, dkk Untuk mempelajari Sterilisasi dilakukan menggunakan Pemanasan dengan microwave dapat
(2013) [4] kemungkinan sterilisasi microwave oven dengan daya 90 mencegah reaksi pembentukan FFA
buah kelapa sawit dan 360 W selama 20, 30, dan 40 dengan temperatur pemanasan optimum
menggunakan iradiasi menit berturut-turut untuk spikelet adalah 50oC dan tidak lebih dari 80oC.
gelombang mikro untuk serta 10 dan 15 menit untuk fruitlet. Buah sawit yang disterilissi dengan
menghentikan reaksi Analisa kadar FFA menggunakan microwave dapat disimpan hingga 7 hari
enzimatik lipolisis yang AOCS Official Method dan dalam kondisi lingkungan tanpa adanya
menyebabkan produksi dianalisis setelah 3, 5, dan 7 hari. pembentukan FFA yang signifikan.
FFA.
4. Sarah dan Untuk mengkaji kualitas Sterilisasi dilakukan dengan sampel Waktu yang dibutuhkan untuk inaktivasi
Taib (2013) minyak sawit yang 0,5; 1,0; dan 1,5 kg menggunakan lipase adalah 8,333 hingga 16,949 menit
[6] dihasilkan dari sterilisasi microwave oven pada level daya dengan temperatur hingga 71,5; 77,0; dan
dengan microwave dan high, medium high, dan high, serta 83,0ºC berturut-turut.
hubungannya dengan perubahan temperatur diukur pada Kadar FFA yang dihasilkan kurang dari
power density dan D-value. waktu 4, 7, 10, 13, dan 16 menit. 3,5%.
Analisa kadar FFA berdasarkan Kandungan karotenoid yang dihasilkan
metode uji MPOB (Malaysian lebih rendah dibandingkan dengan
Palm Oil Board) kandungan dalam minyak sawit
komersial.
5. Nokkaew Untuk mengetahui Buah kelapa sawit dipanaskan Kondisi optimum untuk pemanasan
dan pengaruh pemanasan dengan microwave oven selama 1-5 adalah dengan daya 850 W selama 2
Punsuvon microwave pada buah menit, lalu diekstraksi dengan menit.
(2014) [21] kelapa sawit sebagai pelarut. Hasil analisa yang diperoleh yaitu
sterilisasi Analisa yang dilakukan yaitu oil 84,14% kandungan minyak, 8,49%
Untuk meningkatkan content (OC), moisture content kandungan air dalam mesokarp, nilai
kualitas minyak sawit yang (MC), deterioration of bleachability DOBI 2,36, kandungan karoten 882,55
dihasilkan index (DOBI), carotene content ppm, dan nilai FFA 3,40%.
(CC), dan FFA.
11
2.5 ENERGI GELOMBANG MIKRO (MICROWAVE)
Microwave adalah gelombang mikro yang diubah menjadi energi panas
tergantung pada interaksi dengan bahan yang diinginkan. Pengolahan bahan
menggunakan microwave tergantung pada sifat dielektrik dan magnetik sebagai
medan listrik dan komponen medan magnet berinteraksi dengan bahan selama
iradiasi. Dalam 65 tahun terakhir, energi gelombang mikro telah digunakan dalam
berbagai aplikasi, seperti sintesis dan aplikasi pengeringan (1950-1970), aplikasi
sintering (1970-1999) dan aplikasi pengolahan material yang canggih (1999-
hingga saat ini). Proses penggunaan microwave dapat dikategorikan menjadi
beberapa kelompok, yaitu :
a. Proses pada temperatur rendah
Proses ini merupakan pemanfaatan energi gelombang mikro pada suhu di
bawah 500°C seperti untuk pengolahan makanan, kayu, tekstil, karet,
PMC (Polymer Matrix Composites), dan lain-lain.
b. Proses pada temperatur sedang
Proses ini merupakan pemanfaatan energi gelombang mikro pada
temperatur antara 500oC hingga 1000oC, contohnya tabung karbon nano
sintetis, keramik sintering, peleburan kaca, pengeboran non logam,
pemanasan serbuk logam, dan lain-lain.
c. Proses pada temperatur tinggi
Proses ini merupakan pemanfaatan energi gelombang mikro pada
temperatur di atas 1000oC, seperti pemrosesan keramik dengan densitas
tinggi, CMC (Carboxy Methyl Cellulose), penggabungan logam, proses
MMC (Metal Matrix Composites), dan lain-lain [22].
12
microwave, karena itu jaringan tersebut hanya bertindak sebagai pelat logam.
Diagram skematik microwave oven dapat dilihat pada Gambar 2.2 [23].
13
molekul memiliki muatan yang netral, yaitu jumlah proton dan elektron yang
sama. Molekul polar lebih positif pada satu sisi dan lebih negatif pada sisi lainnya
(dipol). Muatan tersebut bergerak, atau lebih tepatnya bergeser, sebagai respon
terhadap perubahan medan magnet, seperti yang diciptakan oleh gelombang
mikro. Air (H2O) merupakan molekul yang sangat polar dengan bias positif pada
atom hidrogen dan bias negatif pada molekul oksigen. Saat terkena gelombang
mikro, molekul air berputar dan bergetar agar selaras dengan perubahan polaritas
disekitarnya. Gerakan molekul tersebut menciptakan panas. Oven microwave
memanaskan bahan melalui getaran molekul air [26].
14
Dimana εʹ adalah konstanta dielektrik, εʺ adalah faktor kehilangan dielektrik
bahan, dan j adalah konstanta kompleks. Konstanta dielektrik merupakan ukuran
kemampuan bahan untuk menyimpan energi listrik, dan loss factor adalah ukuran
kemampuan bahan untuk melepas energi listrik dalam pemanasan. Permitivitas
kompleks merupakan ukuran kemampuan bahan untuk menggabungkan energi
listrik dari pembangkit daya microwave (magnetron). Sifat dielektrik bahan
hampir menentukan perilaku pemanasan bahan selama pemanasan dengan
microwave. Perbandingan antara faktor kehilangan dan konstanta dielektrik
didefinisikan sebagai loss tangent, yang menyatakan kelemahan/kerentanan bahan
terhadap penetrasi (perembesan) oleh medan magnet dan kehilangan energi listrik
sebagai panas.
3. Kadar Air
Kadar air secara signifikan mempengaruhi sifat dielektrik dari suatu bahan
dan berakibat pada kedalaman penetrasi microwave. Laju pemanasan tidak merata
diamati dalam bahan dengan kadar air tinggi karena kedalaman penetrasi
microwave rendah. Bahan dengan kadar air rendah akan memiliki tingkat
pemanasan lebih seragam karena penetrasi microwave lebih dalam. Kadar air awal
produk dan laju pengeringan kadar air memiliki peran penting dalam pemanasan
microwave. Perilaku pemanas air tergantung pada fasa (air cair dibandingkan fase
es padat) dan juga tergantung pada kadar air bebas. Pada suhu konstan, perilaku
dielektrik air bebas tetap konstan dalam rentang frekuensi yang lebih rendah
(wilayah statis) dan dipol air memiliki waktu yang cukup untuk reorientasi diri
dengan tidak banyak menyerap energi, sementara penurunan yang signifikan
dalam perilaku dielektrik dapat diamati pada frekuensi tinggi (wilayah optik)
tanpa pembalikan medan oleh dipol air. Konstanta dielektrik menurun secara
eksponensial dengan frekuensi (frekuensi kritis) di antara daerah statis dan optik.
4. Massa
Sebuah hubungan langsung antara massa dan jumlah daya serap
microwave, harus diterapkan untuk mencapai pemanasan yang diinginkan. Untuk
massa yang lebih kecil, oven batch lebih cocok, sementara untuk massa yang
lebih besar akan lebih baik jika menggunakan peralatan conveyor dengan
kapasitas besar. Peralatan tersebut memiliki keuntungan tambahan yaitu
15
menghasilkan pemanasan yang lebih seragam dengan melewatkan produk pada
bidang microwave. Setiap oven microwave memiliki massa sampel kritis
(minimum) untuk operasi yang efisien. Biasanya sekitar 250 mL beban air dalam
oven 1 kW. Di bawah tingkat ini, jumlah daya microwave yang besar tidak
diserap ke dalam produk, dan pada beban yang sangat rendah dapat merusak
magnetron.
5. Temperatur
Pemanasan microwave secara signifikan dipengaruhi oleh tingkat suhu
sampel. Pengontrolan distribusi suhu selama pemanasan microwave penting
dilakukan untuk kualitas dan keamanan produk. Sifat dielektrik bervariasi
terhadap temperatur, tergantung pada bahannya. Suhu dan kadar air dapat berubah
selama pemanasan dan sebab itu, kedua hal tersebut memiliki efek gabungan pada
konstanta dielektrik, faktor kehilangan dielektrik, loss tangen, dan pada perilaku
pemanasan. Pembekuan memiliki pengaruh besar pada kemampuan pemanasan
bahan karena sifat dielektrik yang sangat berbeda antara es dan air. Air memiliki
besaran konstanta dielektrik dan faktor kehilangan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan es, dan sifat ini juga tergantung pada frekuensi microwave.
Suhu awal bahan yang dipanaskan oleh oven microwave harus
dikendalikan atau diketahui, sehingga daya microwave dapat disesuaikan untuk
mendapatkan suhu akhir yang seragam. Jika oven microwave diatur untuk
meningkatkan suhu produk dari 20°C sampai 80°C, secara praktis akan mencapai
suhu akhir 95°C dengan suhu produk awal 35°C. Untuk mengimbangi pengaruh
suhu awal yang lebih tinggi, daya microwave oven harus dikurangi atau
menggunakan massa sampel yang lebih banyak atau produk harus dipanaskan
dengan durasi yang lebih singkat. Pada pemanasan konvensional, permukaan
merupakan bagian terpanas dan temperatur semakin menurun ke arah pusat bahan.
Pada pemanasan microwave, permukaan mungkin lebih dingin daripada bagian
pusat dan air bergerak ke bagian permukaan.
6. Geometri Bahan
Bentuk bahan yang akan dipanaskan tidak terlalu penting untuk distribusi
panas dalam oven microwave. Ini mempengaruhi kedalaman penetrasi microwave,
laju pemanasan dan keseragaman. Produk dengan bentuk tidak teratur diberikan
16
pemanasan yang tidak seragam karena perbedaan ketebalan produk. Semakin
dekat ukuran (ketebalan) dengan panjang gelombang, maka suhu pusat akan
semakin tinggi. Partikulat kecil membutuhkan panas yang lebih sedikit
dibandingkan partikulat besar. Selain itu, jika bentuknya lebih teratur maka
distribusi pemanasan dalam bahan akan lebih seragam. Bahan dengan bentuk
bulat atau silinder, pemanasannya akan lebih merata dibandingkan bentuk persegi.
Semakin besar rasio permukaan terhadap volume maka laju pemanasan akan
semakin besar pula. Oleh karena itu, laju pemanasan untuk bentuk bola akan
berbeda dengan bentuk silinder dengan volume yang sama.
Ukuran bahan tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada
pemanasan dengan microwave, tetapi jarak memiliki pengaruh yang kuat. Jika 2
blok bahan diletakkan dekat satu sama lain (kurang dari 2 cm), pemanasan
berlebih pada bagian tepi bahan dapat dikurangi tetapi jika jarak antara bahan
yang satu dengan bahan lainnya terlalu besar maka terjadi pemanasan melebihi
blok yang terisolasi.
7. Sifat Termal
Karakteristik pemanasan bahan bergantung pada tingkat besar atau
kecilnya beberapa sifat termal seperrti konduktivitas termal, densitas, dan
kapasitas panas. Bahan dengan konduktivitas termal yang lebih tinggi dapat
menghilangkan panas lebih cepat daripada bahan dengan konduktvitas termal
rendah selama pemanasan microwave. Bahan dengan konduktivitas termal yang
tinggi akan membutuhkan waktu yang lebih singkat untuk mencapai suhu yang
seragam. Konduktivitas termal makanan beku lebih tinggi karena konduktivitas
termal yang tinggi dari es, sementara makanan kering yang dibekukan memiliki
konduktivitas termal rendah.
Kapasitas panas dari makanan menentukan respon suhu makanan sebagai
hasil dari panas yang masuk atau yang hilang. Kapasitas panas dapat ditingkatkan
dengan meningkatkan kadar padatan dengan menambahkan komponen seperti
garam dan protein. kapasitas panas bersama dengan konduktivitas termal dan
difusivitas termal merupakan sifat termal material. Kombinasi dari kapasitas
panas dengan konduktivitas termal dan densitas dinyatakan dengan difusivitas
17
termal, didefinisikan sebagai rasio dari konduktivitas termal terhadap kapasitas
panas volumetrik produk [27, 28].
18
mengetahui hasil pengukuran yang akurat dalam berbagai kondisi operasi atau
ketika respon diharapkan dapat diubah dengan cara tak terduga.
Pendekatan ini seringkali membutuhkan angka percobaan yang banyak,
karena jumlah percobaan meningkat secara geometris dengan jumlah faktor yang
akan diuji. Oleh karena itu, CCD merupakan teknik yang efisien untuk
mengetahui hubungan antara faktor yang diselidiki dengan respon sistem secara
eksperimen [31].
CCD adalah desain faktorial penuh dua level yang merupakan pendekatan
matematika yang berharga dan dapat dijadikan alat dalam optimasi parameter
proses yang penting. CCD tidak hanya mengoptimalkan proses tetapi juga
mengurangi biaya dan waktu yang diperlukan untuk eksperimen dengan
mengurangi jumlah percobaan yang dilakukan di laboratorium. Selanjutnya
penggunaan CCD untuk mencari kondisi optimal dari beberapa variabel dalam
kombinasi percobaan tunggal. Karena keuntungan tersebut, CCD telah
dimanfaatkan dalam banyak bidang seperti, optimalisasi komponen nutrien seperti
konsentrasi nitrat, kadar fosfat, dan pH untuk produksi biomassa [32].
19