Anda di halaman 1dari 7

SEL ELEKTROKIMIA DAN REAKSINYA

1. Elektrokimia
Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara
energi listrik dengan reaksi kimia. Proses elektrokimia adalah proses yang
mengubah reaksi kimia menjadi energi listrik atau energi listrik menjadi energi
kimia. Semua proses elektrokimia adalah reaksi redoks. Dalam reaksi redoks,
elektron-elektron dipindahkan dari zat yang dioksidasi ke zat yang direduksi.
Proses elektrokimia terjadi di dalam sel elektrokimia (Petrucci, 1999).
Sel elektrokimia adalah tempat terjadinya reaksi reduksi-oksidasi. Sel
elektrokimia terdiri dari (Achmad, 2001)
(1) Elektroda
Elektroda adalah sebuah konduktor yang digunkan untuk bersentuhan
dengan sebuah bagian non logam contohnya elektrolit, dalam suatu
sirkuit. Elektroda tempat terjadinya reaksi oksidasi disebut anoda dan
elektroda tempat terjadinya reduksi disebut katoda.
(2) Elektrolit
Elektrolit adalah zat dalam sel yang dapat menghantarkan listrik.
Dalam elektrolit muatan listrik diangkut oleh ion yang bergerak.
Reaksi pada elektroda berlangsung pada permukaan elektroda. Reaksi ini
terjadi pada daerah antar muka antara elektroda dan elektrolit. Rangkaian listrik
dalam sel elektrokima terdiri atas dua bagian yaitu rangkaian luar dan rangkaian
dalam. Pada rangkaian luar, elektron mengalir melalui penghantar logam dan pada
rangkaian dalam muatan listrik diangkut oleh ion yang bergerak dalam larutan
elektrolit. Sel elektrokimia ada dua macam yaitu sel galvani dan sel elektrolisis.

Gambar 1. Rangkaian listrik dalam sel elektrokimia

2. Elekrolisis
1

Elektrolisis adalah suatu proses reaksi kimia yang terjadi pada elektroda yang
tercelup alam elektrolit ketika dialiri arus listrik dari suatu sumber potensial luar
(Dogra, 1990). Komponen terpenting dari proses elektrolisis adalah elektroda dan
elektrolit. Sedangkan sel elektrolisis adalah sebuah sel elektrokimia yang
menggunakan sumber energi listrik berfugsi sebagai pompa elektron yang
menggerakkan elektron ke katoda, dan menarik elektron dari anoda (chang, 2005).
Elektron mengali dari anoda ke katoda dalam rangkaian luar seperti pada gambar
berikut ini.

Gambar 2. Aliran elektron pada sel elektrolisis

Adanya aliran elektron dalam sel elektrolisis menyebabkan di katoda


terjadi reaki reduksi dan dianoda terjadi reaksi oksidasi. Pada sel elektrolisis,
katoda merupakan kutub negatif karena dihubungkan dengan kutub negatif
sumber arus dan merupakan target bermigrasinya ion positif, sedangkan anoda
merupakan kutub positif karena dihubungkan dengan kutub positif sumber arus
dan merupakan target bermigrasinya ion negatif.
Poses elektrolisis berhubungan dengan besarnya potensial yang digunakan.
Besarnya potensial yang digunakan dalam elektrolisis bergantung pada:

(1) Potensial Penguraian

Potensial penguraian adalah tegangan luar terkecil yang harus


dikenakan untuk menimbulkan elektrolisis kontinu. Pada sel
elektrolisis, potensial yang digunakan harus mampu mengatasi
potensial sel galvani yang dihasilkan dan harus pula mengatasi tahanan
larutan terhadap aliran arus (Basset, 1994).
(2) Potensial Lebih atau Potensial Kinetika
Potensial lebih adalah potensial pada anoda atau katoda yang nilainya
lebih tinggi dari potensial penguraian akibat terbentuknya gas disekitar
elektroda (Petrucci, 1999). Potensial lebih menyebabkan harga
potensial menjadi lebih negatif pada katoda dan menjadi lebih positif
pada anoda. Potensial lebih timbul akibat adanya tahanan dari larutan.
Besarnya potensial lebih pada anoda atau katoda dipengaruhi oleh:
a. Sifat dan keadaan fisik dari logam yang dipakai sebagai elektoda
b. Keadaan fisik dari zat yang diendapkan
c. Rapat arus yang dipakai
d. Perubahan konsentrasi disekitar elektroda
(3) Polarisasi Konsentrasi
Reaksi pada permukaan elektroda berlangsung seketika, kecepatan
tercapainya

kesetimbangan

anatara

elektroda

dengan

larutan

tergantung dari besarnya arus yang mengalir. Kurang cepatnya migrasi


ion ke permukaan elektroda disebut polarisasi konsentrasi. Polarisasi
konsentrasi timbul apabila gaya difusi, gaya tarik menarik elektrostatik
dan pengadukan mekanik tidak cukup untuk mengangkut pereaksi
menuju atau dari permukaan elektroda (Buchari, 1990). Polarisasi
konsentrasi

dapat

diperkecil

dengan

cara

pengadukan

dan

menggunakan rapat arus kecil.


(4) Potensial Ohmik atau Potensial Jatuh
Potensial Ohmik atau Potensial Jatuh adalah potensial listrik yang
dihasilkan pada saat arus listrik dilewatkan dalam sel elektrolisis.
Potensial ohmik terjadi karena adanya tahanan dalam larutan yang
dialami oleh ion-ion yang bergerak menuju anoda atau katoda.
Besarnya potensial ohmik sebanding dengan arus yang lewat dan
tahanan larutan. Pengaruh potensial ohmik menyebabkan potensial
yang dibutuhka pada sel elektrolisis lebih besar dibandingkan potensial
teoritisnya.

Untuk menentukan jenis zat yang dihasilkan pada anoda dan katoda, maka
harus diketahui: jenis kation dan anion dalam larutan, keadaan ionnya yaitu
bentuk caran (lelehan) atau larutan, jenis elektronnya tidak bereaksi (inert) atau
ikut bereaksi (aktif) dalam larutan, dan konsentrasi larutan elektronnya pekat atau
sangat encer (Achmad, 2001).

3. Sel Galvani
Pada elektrolisis, energi listrik diubah menjadi energi kimia. Pada sel galvani
terjadi sebaliknya, yaitu energi kimia diubah menjadi energi listrik. Sel Galvani
disebut juga sel kimia. Sel Galvani dipakai sebagai sumber listrik untuk
penerangan, pemanasan, menjalankan motor, dan sebagainya. Sel Galvani atau sel
kimia dapat dibedakan menjadi sel kimia dengan transference dan sel kimia tanpa
transference.
(1) Sel kimia dengan transference
Sel kimia dengan transference contohnya sel Daniell. Sel Daniell terdiri
atas batang Zn dalam larutan ZnSO 4, dan batang Cu dalam larutan CuSO 4 pekat.
Di antara kedua larutan yang terpisah tersebut terdapat penghubung atau
transference yang berupa liquid junction atau jembatan garam (salt bridge). Jika
elektroda Zn dan Cu dihubungkan, maka terjadi arus listrik akibat reaksi oksidasi
Zn dan reduksi ion Cu2+ dalam larutan. Potensial listrik atau voltage (E) yang
dihasilkan 1,1 volt. Reaksinya:
Kutub negatif: Zn (s)
Zn2+ (aq) + 2e
(Oksidasi)
2+
Kutub positif: Cu (aq) + 2e Cu (s)
(Reduksi)
+
Total: Zn (s) + Cu2+(aq)
Zn2+ (aq) + Cu (s)
(Redoks)
Jika logan Zn dimasukkan langsung ke dalam larutan CuSO 4 maka terjadi
reaksi transfer elektron langsung, dalam hal ini tidak menghasilkan energi listrik.
Suatu elektroda dalam sel Galvani dapat merupakan kutub positif atau negatif,
tergantung elektroda lainnya. Misalnya elektroda hidrogen dalam larutan dengan

aktivitas H+ = 1 merupakan kutub positif bila dihubungkan dengan elektroda Zn


dalam larutan Zn2+ dengan aktivitas Zn2+ = 1, Reaksinya adalah:
Kutub negatif: Zn (s)

Zn2+ (aq) + 2e

Kutub positif: 2H+ (aq) + 2e H2 (g)

(Oksidasi)
(Reduksi)

+
Total: Zn (s) + 2H+ (aq)

Zn2+ (aq) + H2 (g)

(Redoks)

Elektroda hidrogen dalam larutan dengan aktivitas H+ = 1 merupakan


kutub negatif bila dihubungkan dengan elektroda Cu dalam larutan Cu 2+ dengan
aktivitas Cu2+ = 1.
Kutub negatif: H2 (g)

2H+ (aq) + 2e

Kutub positif: Cu2+ (aq) + 2e Cu (s)

(Oksidasi)
(Reduksi)

+
Total: H2 (g) + Cu2+ (aq)

Cu (s) + 2H+ (aq)

(Redoks)

Harga potensial oksidasi-reduksi biasanya dinyatakan sebagai potensial


reduksi standar, yaitu potensial reduksi bila pereaksi dan hasil reaksi mempunyai
aktivitas satu (a = 1) dan reaksinya reduksi. Jika potensial reduksi positif berarti
mudah tereduksi, tetapi jika negatif berarti sukar tereduksi (artinya mudah
teroksidasi).
(2) Sel kimia tanpa transference
Sel kimia tanpa transference contohnya sel accu, sel Leclanche, dan sel
bahan bakar.

1). Sel Accu

Pada sel accu, sebagai kutub negatif adalah logam Pb, kutub positif adalah
logam Pb dilapis PbO2 dan elektrolitnya adalah larutan H2SO4. Setiap pasang sel
menghasilkan voltage (E) sebesar 2 volt.
2). Sel Leclanche (sel kering)
Sel Leclance contohnya batu baterai. Pada batu baterai biasa, sebagai
kutub negatif adalah logam Zn, kutub positif adalah batang grafit (C) dibungkus
MnO2 dan elektrolitnya adalah pasta NH4Cl dan ZnCl2. Potensial listrik (Voltage)
yang dihasilkan 1,5 volt.
3). Sel bahan bakar (fuel cell)
Sel bahan bakar biasanya menggunakan oksigen pada kotoda dan suatu
gas yang dapat dioksidasi pada anoda, biasanya gas hidrogen.

4. Kespontanan Reaksi Redoks


Secara termodinamika, suatu reaksi spontan dapat berlangsung padabila
G < 0, atau dalam sel elektrokimia, suat reaksi dapat berlangsung jika reaksi itu
Esel > 0. Sebaliknya reaksi tidak spontan, G> 0 dan E sel < 0. Contoh reaksi
spontan adalah reaksi dalam sel volta dan reaksi yang tidak spontan adalah reaksi
elektrolisis (Petrucci, 1999).

5. Persamaan Nernst
Untuk reaksi redoks dengan persamaan umum (Achmad, 2001):
aA+ bB c C+ d D
Persamaan Nernst:
c

Esel =Eosel

RT [C ] [ D]

nF [ A ]a [B]b

Esel =Eosel

2,303 RT
[C ]c [ D]d
log
nF
[ A]a [B]b

Pada suhu 298 K,

Esel =Eosel

0,0592
[C ] [ D]
log
a
b
n
[ A] [B]

Anda mungkin juga menyukai