Anda di halaman 1dari 22

Revisi 1, 10 November 2022

ACC, 11 November 2022

Laporan Sementara
Praktikum Kimia Fisika

ELEKTROKIMIA
Disusunoleh:
Kelompok A – 3

Nabila Fardina Idrus 2104103010077


Alfina Eka Mawarni 2104103010026
Nuraini 2104103010053
Putri Agus Utami 2104103010072

LABORATORIUM DASAR KIMIA FISIKA


JURUSAN TEKNIK KIMIAFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2022
Revisi 1, 10 November 2022
ACC, 11 November 2022

BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
Elektrokimia adalah suatu reaksi kimia yang menghubungkan reaksi
oksidasi dan reduksi dengan aliran muatan elektron. Elektrokimia ini sering
digunakan sebagai penyimpanan energi listrik contohnya air dan baterai sehingga
dapat dimanfaatkan sebagai sumber arus. Sel Elektrokimia adalah alat yang dapat
menghasilkan arus listrik dengan prinsip elektrokimia, sel elektrokimia ini
memiliki dua elektroda yang disebut anoda dan katoda. Elektrolit sebagai salah
satu sumber energi listrik yang dapat dilakukan dengan menggunakan metode sel
elektrokimia. Untuk menjaga muatan listrik tetap netral pada elektrolit digunakan
jembatan garam yang terisi penuh dengan larutan KNO3 (Prakoso dkk.,2020).
Sel volta merupakan sel yang dapat menghasilkan arus listrik. Pada
Galvani, anoda berfungsi sebagai elektroda bermuatan negatif dan katoda
bermuatan positif. Arus listrik mengalir dari katoda menuju anoda dengan reaksi
yang terjadi yaitu reaksi spontan. Penataan bahan kimia dan penghantar listrik
memberikan aliran elektron lewat rangkaian luar dari suatu zat kimia yang
teroksidasi ke zat kimia yang tereduksi. Dalam sel volta, oksidasi berarti
dilepaskan elektron oleh atom, molekul, atau ion. Sedangkan reduksi merupakan
diperolehnya elektron oleh partikel atom, molekul, atau ion (Usman dkk., 2017).

Persamaan Nernst dapat digunakan untuk melakukan perhitungan yang


berkaitan dengan sel elektrokimia. Persamaaan Nernst digunakan untuk
mengetahui hubungan antara tegangan yang dihasilkan sensor dan nilai pH yang
terukur. Persamaan Nernst diturunkan dari potensial sel standar termodinamika
dapat diperoleh dari perhitungan energi bebas Gibbs dalam keadaan standar ΔG°
dengan menggunakan persamaan (Kurniawan dkk.,2018).
ΔG ° = -nFE° (1)
E= E0 – (RT / nF) lnQ. (2)
E= Eo + (2,3 RT/nF) log [H+ (3)
E = potensial sel dalam keadaam tidak standar (Volt)
E0 = potensial sel dalam keadaan standar (Volt)
R = gas konstan, yaitu 8.31 (Volt-Coulomb) / (mol-K)
Revisi 1, 10 November 2022
ACC, 11 November 2022

T = temperatur (K)
N = jumlah mol elektron yang dipertukarkan dalam reaksi
elektrokimia (mol)
F = konstanta Faraday = 96.500 Coulomb /mol
Q = hasil bagi reaksi, yang merupakan ungkapan kesetimbangan
dengan konsentrasi awal daripada konsentrasi kesetimbangan.
Revisi 1, 10 November 2022
ACC, 11 November 2022

Elektrokimia adalah ilmu kimia yang mempelajari tentang perpindahan


elektron yang terjadi pada sebuah media penghantar listrik. Elektrokimia
merupakan reaksi oksidasi dimana elektron lepas dan diterima oleh reaktan
menuju bahan konduktor seperti logam. Elektromia ini terbagi menjadi dua bagian
yaitu reaksi kimia yang dihasilkan oleh arus listrik dan reaksi kimia yang
menghasilkan arus listrik. Konsep elktrokimia didasari oleh reaksi redoks dan
larutan elektrolit (Suryaningsih, 2019).

Proses elektrokimia membutuhkan media pengantar sebagai tempat


terjadinya serah terima elektron dalam suatu sistem reaksi yang dinamakan
larutan. Larutan dapat dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu larutan elektrolit
kuat, larutan elektrolit lemah dan larutan bukan elektrolit . Larutan elektrolit kuat
merupakan larutan yang mengandung ion-ion terlarut yang dapat mengantarkan
arus listrik sangat baik sehingga proses serah terima elektron berlangsung cepat
dan energi yang dihasilkan relatif besar. Sedangkan larutan elektrolit lemah
merupakan larutan yang mengandung ion-ion terlarut cenderung terionisasi
sebagian sehingga dalam proses serah terima elektron relatif lambat dan energi
yang dihasilkan kecil. Namun demikian proses elektrokimia tetap terjadi. Untuk
larutan bukan elektrolit, proses serah terima elektron tidak terjadi. Pada proses
elektrokimia tidak terlepas dari logam yang dicelupkan pada larutan disebut
elektroda. Terdiri dari katoda dan anoda (Harahap,2018)

Sel volta merupakan sel elektrokimia yang dapt menimbulkan arus listrik
akibat adanya reaksi redoks dalam sel tersebut. Reaksi oksidasi terjadi pada anoda
yang merupakan elektroda negatif, manakala reaksi reduksi terjadi pada katoda
merupakan elektroda positif. Elektroda positif dibuat dari bahan yang mudah
mengalami reaksi oksidasi, biasanya berupa logam Zn. Sedangkan elektroda
negative dari bahan yang mudah mengalami reduksi. Jika elektroda karbon inert
digunakan maka ion dalam larutan harus mudah mengalami reduksi (Putri dan
Anang, 2018).
Revisi 1, 10 November 2022
ACC, 11 November 2022

Elektrokimia adalah bidang kimia yang berhubungan dengan energi listrik


dan energi kimia. Reaksi kimia melibatkan transfer elektron bebas dari logam ke
komponen dalam larutan tertentu. Proses elektrokimia merupakan reaksi redoks
(oksidasi-reduksi), di mana energi yang dilepaskan oleh reaksi spontan diubah
menjadi energi listrik atau energi listrik digunakan untuk menghasilkan reaksi
tidak spontan. Elektrokimia dibagi menjadi dua bagian yaitu sel volta dan sel
elektrolisis (Utami dan Rochmadi, 2022).
Sel volta atau galvani adalah sel elektrokimia yang mengubah energi kimia
menjadi energi listrik. Pada sel volta reaksi oksidasi reduksi berlangsung dengan
spontan, dan energi kimia yang menyertai reaksi kimia diubah menjadi energi
listrik. Sedangkan elektrolisis merupakan reaksi kebalikan dari sel volta atau
galvani yang potensial selnya negatif atau dengan kata lain, dalam keadaan
normal tidak akan terjadi reaksi dan reaksi dapat terjadi bila diinduksi dengan
energi listrik dari luar. Komponen yang terpenting dari sel elektrolisis dan sel
volta adalah elektrode dan larutan elektrolit (Maulana dan Munir, 2018).
Pada larutan elektrolit mengandung ion-ion bebas yang menghantakan
arus listrik melalui mediumnya berupa elektroda yang dicelupkan ke dalam
larutan. Ion berupa anion bergerak menuju anoda dan teroksidasi dengan
melepaskan elektron yang kemudian elektron bergerak menuju katoda. Ion berupa
kation pada katoda akan tereduksi dan menangkap elektron yang berasal dari
anoda. Elektroda merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses
elektrokimia. Elektroda berfungsi sebagai konduktor untuk menghantarkan listrik
yang berasal dari larutan, dengan cara merangkainya secara seri, sel volta
dihasilkan penjumlahan potensial setiap sel pada rangkaian tersebut. Hal ini sesuai
dengan prinsip rangkaian seri yaitu jumlah teganagn total pada rangkaian seri
adalah jumlah tegangan tiap-tiap komponennya (Reza dkk.,2019).
Revisi 1, 10 November 2022
ACC, 11 November 2022

Elektrokimia adalah bidang kimia yang berhubungan dengan energi listrik


dan energi kimia. Konsep elektrokimia didasari pada reaksi redoks. Reaksi redoks
adalah jumlah dari reaksi oksidasi dan reduksi yang berlangsung pada waktu yang
sama. Pada reaksi reduksi terjadi peristiwa perolehan elektron sedangkan pada
reaksi oksidasi peristiwa pelepasan elektron terjadi pada media umpan ke dalam
sel elektrokimia. Penerapan konsep-konsep elektrokimia dan penggunaannya
dapat kita temui kehidupan sehari-hari, seperti penggunaan aki pada mobil, baterai
pada telepon selular (Darwis dan Garniwa, 2022).
Untuk menggerakkan muatan dari suatu titik ke titik lain diperlukan beda
potensial listrik antara kedua muatan. Potensial elektrode jika diurutkan dari kiri
ke kanan dimana semakin ke kanan nilai E o reduksi semakin besar (oksidator
kuat) maka akan terbentuk sebuah deret yang dikenal dengan nama deret Volta.
Berikut deretnya:
Li – K – Ba – Ca – Na – Mg – Al – Mn – Zn – Cr – Fe – Cd – Ni – Sn – Pb – H –
Sb – Bi – Cu – Hg – Ag – Pt – Au
Semakin ke kiri kedudukan suatu logam dalam deret Volta menandakan logam
semakin reaktif (semakin mudah melepas elektron) dan logam merupakan
reduktor yang semakin kuat. Logam yang terletak lebih kiri lebih reaktif daripada
logam-logam yang di kanannya. Oleh karena itu, logam yang terletak lebih kiri
dapat mendesak logam yang lebih kanan dari senyawanya (Haq Dkk., 2018).
Persamaan Nernst adalah suatu persamaan yang berhubungan dengan
potensial reduksi atau setengah sel (total tegangan, seperti gaya elektromotif dari
sel penuh) terhadap potensial elektroda, suhu dan konsentrasi suatu spesies kimia
yang melakukan reduksi dan oksidasi. Persamaan Nernst diturunkan dari Energi
Bebas (Gibbs) dalam kondisi standar, yaitu:
∆ G=∆ G °+ RT ln Q
−nFE=−nFE ° + RT ln Q
RT
E=E °− ln Q
nF
(Kurniawan Dkk., 2022).
Revisi 1, 10 November 2022
ACC, 11 November 2022

BAB II
DATA PENGAMATAN

Tabel 2.1 Data Pengamatan Esel pada Pengaruh Variasi Konsentrasi dengan Luas
Elektroda 7x7 cm2
Dimensi Berat Awal Berat Akhir
Waktu Esel
Konsentrasi Elektroda Elektroda Elektroda Esel
(menit) Rata-Rata
CuSO4 (N) (Cm2) (gram) (gram) (volt)
(volt)
Zn Cu Zn Cu Zn Cu
0 1,09
3 1,08
6 1,02
1,5 7x7 7x7 3,76 13,87 3,6 13,91 1,015
9 0,98
12 0,97
15 0,95
0 1,02
3 1,04
6 0,94
1,4 7x7 7x7 3,6 13,91 3,41 13,93 0,9633
9 0,93
12 0,93
15 0,92
0 1
3 0,99
6 0,93
1,3 7x7 7x7 3,41 13,93 3 13,98 0,9266
9 0,93
12 0,91
15 0,8
0 0,97
3 0,97
6 0,93
1,2 7x7 7x7 3 13,98 2,74 14,02 0,9233
9 0,92
12 0,88
15 0,87
0 0,94
3 0,89
6 0,87
1,1 7x7 7x7 2,74 14,02 2,68 14,05 0,84833
9 0,81
12 0,8
15 0,78
Revisi 1, 10 November 2022
ACC, 11 November 2022

Tabel 2.2 Data Pengamatan Esel pada Pengaruh Variasi Konsentrasi dengan Luas
Elektroda 7x5 cm2
Dimensi Berat Awal Berat Akhir
Konsentras Elektroda Elektroda Elektroda Esel
Waktu Esel
i CuSO4 (Cm2) (gram) (gram) Rata-Rata
(menit) (volt)
(N) (volt)
Zn Cu Zn Cu Zn Cu
0 1,03
3 1,01
6 0,92
1,5 7x5 7x5 2,11 10,59 1,91 10,71 0,92166
9 0,87
12 0,85
15 0,85
0 0,92
3 0,91
6 0,87
1,4 7x5 7x5 1,91 10,71 1,87 10,74 0,8383
9 0,81
12 0,77
15 0,75
0 0,9
3 0,88
6 0,79
1,3 7x5 7x5 1,87 10,74 1,85 10,77 0,8183
9 0,74
12 0,74
15 0,73
0 0,89
3 0,89
6 0,78
1,2 7x5 7x5 1,85 10,77 1,84 10,79 0,79166
9 0,74
12 0,73
15 0,72
0 0,87
3 0,78
6 0,78
1,1 7x5 7x5 1,84 10,79 1,82 11,01 0,77166
9 0,77
12 0,72
15 0,71
Revisi 1, 10 November 2022
ACC, 11 November 2022

Tabel 2.3 Data Pengamatan Esel pada Pengaruh Variasi Konsentrasi dengan Luas
Elektroda 7x3 cm2
Dimensi Berat Awal Berat Akhir Esel
Konsentras Elektroda Elektroda Elektroda Waktu Esel Rata-
i CuSO4 (Cm2) (gram) (gram) (menit) (volt) Rata
(N)
Zn Cu Zn Cu Zn Cu (volt)
0 0,96
3 0,94
6 0,85
1,5 7x3 7x3 2,3 8,99 1,15 9,02 0,8616
9 0,82
12 0,81
15 0,79
0 0,93
3 0,88
6 0,81
1,4 7x3 7x3 1,15 9,02 1,77 9,13 0,8250
9 0,81
12 0,8
15 0,78
0 0,88
3 0,85
6 0,83
1,3 7x3 7x3 1,77 9,13 1,67 9,38 0,7966
9 0,79
12 0,79
15 0,77
0 0,83
3 0,83
6 0,78
1,2 7x3 7x3 1,67 9,38 1,58 9,51 0,7833
9 0,77
12 0,75
15 0,74
0 0,78
3 0,75
6 0,75
1,1 7x3 7x3 1,58 9,51 1,54 9,57 0,7166
9 0,73
12 0,67
15 0,62
Revisi 1, 10 November 2022
ACC, 11 November 2022

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengolahan Data


Tabel 3.1 Perbandingan antara Nilai Esel Teoritis dan Esel Aktual
Konsentrasi (N)
ZnSO4. 7H2O CuSO4. 5H2O Esel Teoritis (V) Esel Aktual (V)
(N) (N)
1,5 1,1 1,015
1,4 1,0990 0,9633
1,5 1,3 1,0981 0,9266
1,2 1,0970 0,9233
1,1 1,0959 0,8483

Tabel 3.2 Pengaruh Luas Elektroda terhadap Nilai Esel

Luas Elektroda
Esel (v) pada Konsentrasi (N)
(cm)
1,5 1,4 1,3 1,2 1,1
7x7 1,015 0,9633 0,9266 0,9233 0,8483
7x5 0,9216 0,8383 0,8183 0,7916 0,7716
7x3 08616 0,8250 0,7966 0,7833 0,7166

3.2 Pembahasan
Pada praktikum elektrokimia ini dilakukan untuk menyusun dan mengukur
GGL sel elektrokimia dan mencoba menguji persamaan Nerst, selain itu juga
untuk menentukan nilai Esel secara teoritis dan Esel aktual yang divariasikan
konsentrasi, waktu dan luas elektroda. Larutan elektrolit yang digunakan yaitu
CuSO4.5H2O dengan variasi konsentrasi 1,5; 1,4; 1,3; 1,2; dan 1,1 N sedangkan
larutan ZnSO4. 7H2O dengan konsentrasi 1,5 N. Luas elektroda yang digunakan
yaitu 7x7; 7x5; dan 7x3 cm 2 dan dengan variasi waktu dari 0, 3, 6, 9, 12, dan 15
menit.
Revisi 1, 10 November 2022
ACC, 11 November 2022

3.2.1 Hubungan Variasi Waktu Terhadap Nilai Esel


Variasi waktu yang diperlukan untuk melakukan pratikum ini adalah 0, 3,
6, 9, 12, dan 15 menit. Adapun hasil pengamatan yang didapat dapat dilihat pada
Gambar 3.1.

1.2
Nilai E Sel (volt)

1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 3 6 9 12 15
Waktu (menit)
1,5 1,4 1,3 1,2 1,1
Gambar 3.1 Hubungan Variasi Waktu terhadap Nilai Esel dengan Variasi
Konsentrasi CuSO4.5H2O dengan Konsentrasi ZnSO4.7H2O 1,5 N

Berdasarkan Gambar 3.1 dapat dilihat bahwa nilai Esel menurun dengan
bertambahnya waktu. Pada konsentrasi CuSO4.5H2O 1,5 N dengan waktu
berturut-turut, yaitu 0; 3; 6; 9; 12; dan 15 menit, didapat nilai Esel berturut-turut
sebesar 1,09; 1,08; 1,02; 0,97; dan 0,95 volt. Pada konsentrasi CuSO4.5H2O 1.4 N
dengan variasi waktu yang sama didapat nilai Esel berturut-turut sebesar 1,04;
1,02; 0,94; 0,93; 0,93; dan 0,92 volt. Selanjutnya pada konsentrasi CuSO4.5H2O
1,3 N dengan variasi waktu yang sama didapat nilai Esel berturut-turut sebesar
1,0; 0,99; 0,93; 0,91; dan 0,8 volt. Kemudian pada konsentrasi CuSO4.5H2O 1,2 N
dengan variasi waktu yang sama didapat nilai Esel berturut-turut sebesar 0,97;
0,97; 0,93; 0,92; 0,88; dan 0,87 volt. Dan pada konsentrasi CuSO 4.5H2O 1,1 N
dengan variasi konsentrasi yang sama didapat nilai Esel berturut-turut sebesar
0,94; 0,89; 0,87; 0,81; 0,8; dan 0,78 volt. Hubungan antara waktu terhadap nilai
Esel adalah berbanding terbalik. Dimana semakin lama sel bekerja maka potensial
Revisi 1, 10 November 2022
ACC, 11 November 2022

sel yang dihasilkan juga semakin berkurang. Hal ini terjadi karena saat sel bekerja,
terjadi reaksi di dalam larutan yang menyebabkan konsentrasi ion-ion semakin
berkurang karena terjadi proses kesetimbangan di dalam larutan, dimana sel yang
reaksinya berada dalam kesetimbangan tidak dapat melakukan kerja dan sel
demikian memiliki potensial sel sebesar nol. Sehingga semakin lama sel tersebut
digunakan energi listrik yang dihasilkan semakin berkurang dan akan habis
(Islamunisa dkk., 2018).

3.2.2 Hubungan Variasi Konsentrasi CuSO4 terhadap Nilai Esel


Pada praktikum ini praktikan menggunakan variasi konsentrasi CuSO4
yang berturut-turut sebesar 1,5; 1,4; 1,3; 1,2; dan 1,1 N, sedangkan konsentrasi
ZnSO4 adalah 1,5 N. Adapun hubungan variasi konsentrasi CuSO4 terhadap nilai
Esel dengan konsentrasi ZnSO4. 1,5 N dapat dilihat pada Gambar 3.2.

1 f(x) = − 0.04464 x + 1.07652


R² = 0.913732330429902
0.8
Nilai Esel (volt)

0.6

0.4

0.2

0
1.5 1.4 1.3 1.2 1.1
Konsentrasi (N)

Gambar 3.2 Hubungan Variasi Konsentrasi CuSO4 terhadap Nilai Esel dengan
Konsentrasi ZnSO4 1,5 N

Berdasarkan Gambar 3.2 dapat dilihat bahwa nilai Esel yang diperoleh
masing masing konsentrasi akan meningkat sesuai dengan meningkatnya
konsentrasi larutan elektrolit. Pada konsentrasi CuSO 4 berturut-turut sebasar 1,5;
1,4; 1,3; 1,2; dan 1,1 N diperoleh nilai Esel berturut-turut sebesar 1,0515; 0,9633;
0,9266; 0,9233; dan 0,8483 volt. Hubungan antara konsentrasi terhadap nilai Esel
Revisi 1, 10 November 2022
ACC, 11 November 2022

adalah berbanding lurus. Semakin besar konsentrasi zat terlarut maka semakin
besar pula nilai Esel yang terukur. Hal ini dikarenakan jumlah sel yang
mempengaruhi potensial sel yang dihasilkan, dimana semakin tinggi konsentrasi
maka akan semakin meningkat nilai Esel yang dihasilkan karena sesuai dengan
persamaan Nernst, potensial pada kompartemen katoda dipengaruhi oleh
konsentrasi larutan elektrolit yang digunakan, sehingga semakin tinggi
konsentrasi maka potensial yang diperoleh akan semakin besar (Muftiana dkk.,
2018).

3.2.3 Perbandingan Nilai Esel Aktual dan Esel Teoritis


Pada praktikum ini, nilai Esel yang didapat sesuai dengan percobaan
dinamakan Esel Aktual sedangkan nilai Esel yang didapat melalui persamaan
Nerst dinamakan Esel Teoritis. Perbedaan antara nilai E sel aktual dan nilai
E sel Teoritis dilihat pada Gambar 3.3.

1.2
Nilai Esel (volt)

1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
1.1 1.2 1.3 1.4 1.5
Konsentrasi CuSO4 (N)
Aktual Teoritis

Gambar 3.3 Perbandingan Nilai Esel Aktual dan Esel Teoritis pada
Elektroda 7x7 cm 2

Berdasarkan Gambar 3.3 dilihat bahwa nilai Esel aktual yang didapatkan
lebih kecil dibandingkan nilai Esel teoritis, dimana pada larutan CuSO4 1,5; 1,4;
1,3; 1,2; dan 1,1 N diperoleh persen kesalahan berturut-turut yaitu 7,72; 12,35;
15,61; 15,83; 22,59 %. Besarnya perbedaan antara Esel aktual dan Esel teoritis
Revisi 1, 10 November 2022
ACC, 11 November 2022

dapat diakibatkan oleh kabel tembaga yang hanya ditempelkan dengan selotip
pada saat digunakan, hal ini memungkinkan terjadinya gangguan pergerakan
elektron. Perbedaan ini juga dapat terjadi karena adanya kesalahan pada saat
proses praktikum berlangsung misalnya kurangnya keakuratan dan ketelitian pada
saat proses pengukuran bahan dan pembuatan larutan serta pemakaian alat yang
kurang tepat. Jika terjadi penurunan nilai Esel aktual secara drastis, hal ini
disebabkan karena kemungkinan pada proses oksidasi pada praktikum ini
menghasilkan lapisan tipis yang menempel pada elektroda. Semakin lama
lapisan ini akan semakin menebal dan akan memperlambat proses oksidasi
sehingga energi yang dihasilkan pun akan semakin kecil. Lapisan hasil oksidasi
yang menempel pada lempeng elektroda ini tentu saja mempengaruhi akurasi
terhadap hasil pengukuran (Ansari dkk., 2018).

3.2.4 Hubungan Variasi Dimensi Elektroda terhadap Nilai Esel


Pada praktikum ini praktikan menggunakan konsentrasi CuSO4 yang
divariasikan menjadi 1,5; 1,4; 1,3; 1,2; dan 1,4 N, sedangkan konsentrasi ZnSO4
adalah 1,5 N dengan luas permukaan elektroda yang divariasikan yaitu 7x7;
7x5; dan 7x3 cm. Adapun hubungan variasi luas elektroda terhadap nilai Esel
dapat dilihat pada Gambar 3.4.

1.2
1
Nilai Esel (volt)

0.8
0.6
0.4
0.2
0
1.5 1.4 1.3 1.2 1.1
Konsentrasi CuSO4 (N)
7x7 7x5 7x3

Gambar 3.4 Hubungan Variasi Dimensi Elektroda terhadap Nilai Esel


Revisi 1, 10 November 2022
ACC, 11 November 2022

Berdasarkan Gambar 3.4 dapat dilihat bahwa semakin besar luas


penampang elektroda maka semakin besar nilai Eselnya. Dari grafik diatas bisa
dilihat bahwa nilai Esel pada dimensi elektroda 7x7 cm 2 dengan konsentrasi
CuSO4 1,5; 1,4; 1,3; 1,2; dan 1,1 N berturut-turut sebesar 1,015; 0,9633; 0,9266;
0,9233; dan 0,8483 volt. Pada dimensi elektroda 7x5 cm 2 dengan konsentrasi
CuSO4 1,5; 1,4; 1,3; 1,2; dan 1,1 N diperoleh nilai Esel berturut-turut sebesar
0,9216; 0,8383; 0,8183; 0,7916; dan 0,7716 volt. Kemudian Pada dimensi
elektroda 7x3 cm2 dengan konsentrasi CuSO4 1,5; 1,4; 1,3; 1,2; dan 1,1 N
diperoleh nilai Esel berturut-turut sebesar 0,8616; 0,8250; 0,7966; 0,7833; dan
0,7166 volt. Pada dimensi elektroda yang memiliki luas penampang lebih besar
nilai Esel yang didapatkan akan lebih tinggi daripada dimensi elektroda yang
memiliki luas penampang yang lebih kecil. Hal ini dikarenakan saat sel bekerja,
maka terjadi reaksi antara dimensi elektroda dan larutannya yang menyebabkan
konsentrasi ion-ion semakin bertambah. Sehingga energi listrik yang dihasilkan
akan semakin meningkat (Prakoso dkk., 2020).

3.2.5 Pengujian Persamaan Nerst


Pada praktikum ini, digunakan persamaan Nerst untuk menghitung nilai
potensial sel teoritis. Untuk menguji persamaan Nerst pada praktikum ini, diplot
ln Q vs nilai potensial sel. Hubungan ln Q dan potensial sel dapat dilihat pada
Gambar 3.5 sebagai berikut:

0.096
0.095 f(x) = 0.0230840200184235 x + 0.0719475527122174
0.094 R² = 0.935920262704398
Esel (V)

0.093
0.092
0.091
0.09
0.089
0.84 0.86 0.88 0.9 0.92 0.94 0.96 0.98 1 1.02 1.04
ln Q
Revisi 1, 10 November 2022
ACC, 11 November 2022

Gambar 3.5 Hubungan antara nilai ln Q terhadap nilai Esel pada variasi
konsentrasi CuSO4 dan konsentrasi ZnSO4 1,5 N
Berdasarkan Gambar 3.5 dapat dilihat bahwa hubungan Esel aktual dengan
Esel teoritis pada persamaan nerst dinyatakan dengan persamaan linear y=ax+b.
RT
Dimana a menunjukkan dan nilai b adalah Esel. Dapat dilihat pada Gambar
nF
3.5 didapatkan persamaan linear pada konsentrasi ZnSO4 1,5N dan konsentrasi
CuSO4 1,5;1,4;1,3;1,2 dan 1,1 N yaitu, y = 0,0231x + 0,0719. Dimana nilai a
sebesar 0,0231 dan nilai b adalah 0,0719 dengan nilai koefisien korelasi atau R 2
sebesar 0,9359. Nilai koefisien korelasi atau nilai R 2 berpengaruh terhadap
konsentrasi yang didapat, Nilai R2 harus mendekati ± 1 agar kurva yang
dihasilkan linier, sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai R 2 yang didapat pada
percobaan ini dikatakan baik karena nilai R2 yang didapatkan 0,9359 yang artinya
korelasi diantara dua variabel baik (Fauziah dan Mubarok, 2019).
Revisi 1, 10 November 2022
ACC, 11 November 2022

BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan serta data pengamatan yang telah dilakukan, maka


kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

1. Nilai konsentrasi berbanding lurus dengan nilai Esel. Semakin besar


konsentrasi larutan elektrolit maka akan semakin besar pula nilai Esel yang
dihasilkan pada konsentrasi.
2. Semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan percobaan maka nilai
potensial sel yang dihasilkan akan semakin menurun.
3. Luas penampang elektroda berbanding lurus dengan nilia Esel. Semakain
besar luas penampang elektroda maka akan semakin besar pula nilai Esel
yang dihasilkan.
4. Nilai Esel yang dihasilkan berdasarkan percobaan lebih kecil jika
dibandingkan dengan nilai Esel yang dihasilkan secara teoritis.
5. Penggunaan Persamaan nerst pada praktikum ini adalah untuk menentukan
nilai Esel pada secara teoritis, sehingga dapat dibandingkan dengan nilai Esel
aktual.
Revisi 1, 10 November 2022
ACC, 11 November 2022

DAFTAR PUSTAKA

Ansari, I., Indrawijaya, B., Nurohmawati, F., dan Zakaria, I. 2018. Pengaruh
Waktu dan Luas Permukaan terhadap Ketebalan Produk Pada Elektroplating
ACID ZINC. Jurnal Teknik kimia. 1(1): 1-7.

Fauziah, N., dan Mubarok, D. A. A. 2019. Pengaruh Citra Merek Terhadap Minat
Beli: Studi Pada Produk Kecantikan. Image: Jurnal Riset Manajemen,
8(1): 37-44.

Harahap, M. R. 2018. Sel Elektrokimia: Karateristik dan Aplikasi. Circuit. 1(2):


177-180.

Islamunisa, F., & Panggabean, A. S. 2018. Pemanfaatan Air Asam Tambang


Batubara Sebagai Sumber Energi Listrik Alternatif. Jurnal Atomik. 3(1):
22-25.
Kurniawan, E., Ramdhani, M., Manfaati, R., Dinatac, D. I., Angrainid, A.,
Rahayud, I., dan Bahti, H. 2018. Elektrolisis Untuk Produksi Air Alkali
dan Asam Dengan Sumber Energi Modul Sel Surya. Seminar Nasional
Kimia UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2018. 1(5): 116-126.

Maulana, I., & Munir, M. 2018. Design of Drinking Water Quality Detection To
Use Electrolysis And Conductivity Based Arduino UnoJurnal Elektronik
Pendidikan Teknik Elektronika. 7(2): 65-87.

Muftiana, I., Suyati, L., dan Widodo, D. S. 2018. The Effect of KMnO4 and K3
[Fe (CN) 6] Concentrations on Electrical Production in Fuel Cell Microbial
System with Lactobacillus bulgaricus Bacteria in a Tofu Whey
Substart. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi, 21(1), 49-53.
Revisi 1, 10 November 2022
ACC, 11 November 2022

Prakoso, J.,W., Suwandi, Fitiyanti, N. 2020. Pengaruh Variasi Luas Penampang


Elektroda dan Konsentrasi Larutan Elektrolit Terhadap Potensial Sel Volta
dengan Metode Sel Elektrokimia. e-Proceeding of Enginering. 7 (2): 8-10.
Putri, A. R. dan Anang M. 2018. Energi Alternatif dengan Menggunakan Reaksi
Elektrokimia. Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Informatika.
1(3): 62-68.
Reza, M., Sari, N, P., Akbar, M, F., dan Novianti, Y, S. 2019. Pemanfaatan
Reaksi Elektrokimia Untuk Sumber Energi Listrik Alternatif Serta Netralisasi
Pada Air Asam Bekas Tambang. Jurnal GEOSAPTA. 5(1): 51-55.

Suryaningsih, S. 2018. Belimbing Wuluh (Avverhoa bilimbi) Sumber Energi


dalam
Sel Galvani. Jurnal Pendidikan Fisika dan Aplikasinya. 1(6): 11-17.

Usman, M. A., Hasbi, M., dan Sudia, B. 2017. Studi Eksperimen Penggunaan Air
Garam sebagai Sumber Energi Alternatif. ENTHALPY-Jurnal Mahasiswa
Teknik Mesin. 2(2):1-6.

Utami, N., & Rochmadi, R. 2022. Pengaruh Suhu Terhadap Laju Korosi
Komponen Logam Pada Bagian Fuselage Pesawat MD-80. Jurnal Teknik,
Elektronik, Engine. 8(1): 192-198.
Revisi 1, 10 November 2022
ACC, 11 November 2022

LAMPIRAN A
CONTOH PERHITUNGAN

A.1 Menghitung massa CuSO4 untuk membuat larutan induk CuSO4 1,5 N
massa CuSO 4 1000
N = × × valensi
Mr CuSO 4 v (mL)

massa CuSO 4 1000


1,5 = × ×2
160 gr /mol 1000(mL)

massa = 120 gram

A.2 Menghitung massa CuSO4.5H2O untuk membuat larutan induk CuSO4 1,5 N
MassaCuSO 4 Massa CuSO 4 .5 H 2 O
=
Mr CuSO 4 Mr CuSO 4 .5 H 2 O
120 Massa CuSO 4 .5 H 2 O
=
160 249 ,5
Massa CuSO4.5H2O = 187,125 gram
Adapun perhitungan massa ZnSO4.7H2O yang dibutuhkan untuk membuat
larutan ZnSO4 1,2 N dapat digunakan rumus di atas.

A.3 Menghitung Volume pengenceran larutan induk untuk membuat larutan kerja
CuSO4 dengan variasi konsentrasi 1,4; 1,3; 1,2; 1,1 N sebanyak 250 mL.

A.1.3 Konsentrasi 1,3 N


V 1 x N 1=V 2 x N 2
V 1 x 1 ,5 N=250 mL x 1 , 4 N
V1 = 233,33 mL
Adapun perhitungan volume pengenceran untuk variasi konsentrasi
lainnya dapat digunakan rumus di atas.
Revisi 1, 10 November 2022
ACC, 11 November 2022

A.4 Menghitung Massa KNO3 untuk membuat larutan KNO3 1,0 N sebagai
jembatan
garam.

massa KNO 3 1000


N = × × valensi
Mr KNO 3 v (mL)

massa KNO 3 1000


1,0 = × ×2
101 gr /mol 250 (mL)

massa = 12,625 gram

A.5 Menghitung Eosel secara teoritis

A.5.1 Eosel pada keadaan standar

Cu2+ + 2e → Cu Eosel = +0,34 V


Zn → Zn2+ + 2e Eosel = -0,76 V
Cu2+ + Zn → Cu + Zn2+ Eosel = +1,1 V (Spontan)

A.5.2 Menghitung Esel secara teoritis pada keadaan non-standar

A.5.1 Untuk konsentrasi ZnSO4 1,5 N dan CuSO4 1,5 N pada luas penampang
elektroda 7 x 7 cm2.

R∙T
Esel = Eosel - In - ¿ ¿
nF

j
8,314 x 303 ,15 k [1 ,5 N ]
= 1,1 V - mol . k x In
[1 ,5 N ]
2 x 96500 C

= 1,1 – 0,0131 x In (1)

= 1,1 – 0,0131 x (0)

= 1,1 – (0)

= 1,1 V
Revisi 1, 10 November 2022
ACC, 11 November 2022

Adapun perhitungan nilai Esel pada variasi konsentrasi dan luas


penampang elektroda lainnya dapat digunakan rumus di atas.

A.6 Menghitung persentase kesalahan Esel

A.6.1 Persentase kesalahan pada ZnSO4 1,5 N dan variasi konsentrasi CuSO4 pada
elektroda dengan luas 7x7 cm2.

A.6.1.1 Persentase kesalahan pada ZnSO4 1,5 N dan CuSO4 1,5

% Kesalahan =| Eselteoritis−Esel
Esel teoritis
aktual
|× 100 %
% Kesalahan =| |× 100 %
1 ,1−1,015
1, 1
= 7,73 %
Adapun perhitungan persentase kesalahan pada variasi konsentrasi dan luas
penampang elektroda lainnya dapat digunakan rumus di atas.

Anda mungkin juga menyukai