Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

ELETROKIMIA

- GUNA HOTDANIEL SITINJAK


- ALYA NABILA SIPAYUNG
- MUHAMMAD FATHUR RAHMAN
- M TAUFI QURANGGA PANE
- JANSEN WIJAYA

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat-Nya lah dan hidayah-Nya, penulisan makalah ini dapat selesai
dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kimia terapan dengan materi “Elektrokimia”.
Makalah ini disusun secara khusus dan sistemika untuk memenuhi tugas dari
Mata Kuliah “Kimia Terapan” dan penyusunannya dilakukan secara kelompok.
Substansi yang terdapat dalam makalah ini berasal dari beberapa referensi buku
dan dari sumber-sumber lain yang berasal dari media elektronik melalui
pengambilan bahan dari internet. Sistematika penyusunan makalah ini terbentuk
melalui kerangka yang berdasarkan acuan atau sumber dari buku maupun
literatue-literatur lainnya.
Makalah yang berjudul “Elektrokimia” ini dapat dijadikan sebagai bahan
pembelajaran bagi mahasiswa, dosen atau masyarakat umum dan juga sebagai
bahan pembanding dengan makalah lain yang secara substansial mempunyai
kesamaan. Tentunya dari konstruksi yang ada dalam makalah ini yang merupakan
tugas mata kuliah “Kimia Terapan” banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu,
penulis berharap diberikan kritikan yang membangun kepada para pembaca.

Medan, 31 Oktober 2021

Penyusun

z
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu kimia merupakan ilmu yang membahas dan mempelajari materi serta
perubahannya. Ilmu kimia juga didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
perubahan materi secara khusus, baik perubahan secara fisika maupun secara
kimia. Pada umumnya, ilmu kimia mempunyai konsep abstrak yang cukup tinggi,
oleh karena itu peserta didik beranggapan bahwa pelajaran kimia merupakan
pelajaran yang sulit. Ilmu kimia sangat penting untuk dipelajari karena
berhubungan dengan kejadian alam dan erat kaitannya dalam kehidupan sehari-
hari. Seluruh fenomena yang terjadi di bumi ini sangat erat kaitannya dengan
kimia, serta semua yang berhubungan dengan kehidupan manusia tidak dapat
terlepas dari kimia. Salah satu materi kimia yang erat kaitannya dengan kehidupan
sehari-hari adalah reaksi redoks dan elektrokimia.

Elektrokimia merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan


antara perubahan energi listrik dan energi kimia. Proses elektrokimia disebut
reaksi redoks (reduksi-oksidasi), dimana dalam reaksi ini energi listrik digunakan
agar reaksi yang nonspontan bisa terjadi atau energi yang dilepas oleh reaksi
spontan diubah menjadi energi listrik . Banyak pemanfaatan elektrokimia yang
digunakan untuk menghasilkan teknologi terbarukan mulai dari industri, otomotif
maupun rumah tangga. Salah satu contoh penerapan elektrokimia dalam 2
kehidupan sehari-hari pada perubahan energi listrik menjadi energi kimia adalah
proses pelapisan dan pemurnian logam yang merupakan aplikasi dari sel
elektrolisis.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Elektrokimia
2. Prinsip kerja sel volta dan penggunaan sel volta
3. Sel elektrokimia
4. Prinsip kerja elektroplating
5. Korosi
6. Faktor-faktor terjadi korosi
C. Tujuan

Memahami Pengertian dari Elektronika, prinsip kerja sel volta, penggunaan sel
volta, sel elektrokimia, prinsip elektroplanting, korosi dan bagaimana bisa terjadi
korosi.

D. Manfaat
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Elektrokimia

Definisi elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aksi antara sifat-sifat


listrik dengan reaksi kimia. Misalnya perubahan energi kimia menjadi energy
listrik pada elemen elektrokimia, reaksi oksidasi-oksidasi secara spontan pada
elemen yang dijadikan sumber arus listrik, dan perpindahan elektron dalam
larutan elektrolit dan terjadi pada aki. Elektrokimia ini dikenal dalam bahasa
inggrisnya adalah electo chemistry.

Adapun berbagai definisi elektrokimia lainnya yaitu

1. Elektrokimia adalah cabang kimia yang mempelajari reaksi kimia yang


berlangsung dalam larutan pada antarmuka konduktor elektron (logam atau
semikonduktor) dan konduktor ionik (elektrolit), dan melibatkan perpindahan
elektron antara elektroda dan elektrolit atau sejenis dalam larutan.Jika reaksi
kimia didorong oleh tegangan eksternal, maka akan seperti elektrolisis, atau
jika tegangan yang dibuat oleh reaksi kimia seperti di baterai, maka akan
terjadi reaksi elektrokimia. Sebaliknya, reaksi kimia terjadi di mana elektron
yang ditransfer antara molekul yang disebut oksidasi / reduksi (redoks) reaksi.
Secara umum, elektrokimia berkaitan dengan situasi di mana oksidasi dan
reduksi reaksi dipisahkan dalam ruang atau waktu, dihubungkan oleh sebuah
sirkuit listrik eksternal.

2. Elektrokimia adalah ilmu tentang hubungan antara senyawa listrik dan


kimia. Elektrokimia merupakan studi yang mempelajari bagaimana reaksi
kimia dapat menimbulkan tegangan listrik dan tegangan listrik terbalik dapat
menyebabkan reaksi kimia dalam sel elektrokimia. Konversi energi dari
bentuk kimia ke bentuk listrik dan sebaliknya adalah inti dari elektrokimia.
Ada dua jenis sel elektrokimia, yaitu sel galvanik dan elektrolit. Sel galvanik
adalah sel yang menghasilkan tenaga listrik ketika sel mengalami reaksi kimia
sedangkan Sel elektrolit adalah sel yang mengalami reaksi kimia ketika
tegangan listrik diterapkan. Elektrolisis dan korosi adalah contoh dari proses
penting seperti yang ada pada elektrokimia. Prinsip-prinsip dasar elektrokimia
didasarkan pada rasio tegangan antara dua zat dan memiliki kemampuan untuk
bereaksi satu sama lain. Semakin lama logam dalam elemen galvanik yang
terpisah dalam seri tegangan elektrokimia, semakin kuat listrik akan
terekstrak. Teori Elektro-kimia dan metode elektrokimia memiliki aplikasi
praktis dalam teknologi dan industri dalam banyak cara. Penemuan dan
pemahaman reaksi elektrokimia telah memberikan kontribusi untuk
mengembangkan sel bahan bakar dan baterai, dan pemahaman logam relatif
terhadap satu sama lain dalam elektrolisis dan korosi.

Sel Volta / Sel Galvani → merubah energi kimia jadi energi kimia
Contoh : batere (sel kering), accu

Sel Elektrolisis → merubah energi listrik jadi energi


kimia
Contoh : penyepuhan, pemurnian logam

A K K A

Katoda →Reduks
Anoda → Oksidasi
- +
- +

Sel Volta / Galvani Sel Elektrolisis

 Soal

1. Bagaimana proses terjadinya elektrokimia?

2. Sebutkan jenis-jenis elektrokimia?


2. Sel Volta

Sel Volta/ sel galvani adalah sel elektrokimia yang dapat menghasilkan
energi listrik yang disebabkan oleh terjadinya reaksi redoks yang
spontan. Contoh sel volta adalah sel Daniell yang gambarnya dapat
dilihat pada gambar 1 dibawah . Jika kedua elektrodanya dihubungkan
dengan sirkuit luar, dihasilkan arus litrik yang dapat dibuktikan dengan
meyimpangnya jarum galvanometer yang dipasang pada rangkaian
luar dari sel tersebut.

Gambar 1. Sel Daniell

Sel Daniell sering pula dimodifikasi seperti yang terlihat pada gambar
2 dibawah.
Kedua setengah sel dihubungkan dengan jembatan garam

Gambar 2. Sel Daniell dengan jembatan garam


Ketika sel Daniell digunakan sebagai sumber listrik terjadi perubahan dari
Zn menjadi Zn2+ yang larut

Zn(s) Zn2+(aq) + 2e- (reaksi oksidasi)

Hal ini dapat diketahui dari semakin berkurangnya massa Zn sebelum dan
sesudah reaksi. Di sisi lain, elektroda Cu semakin bertambah massanya
karena terjadi pengendapan Cu dari Cu2+ dalam larutan.

Cu2+(aq) + 2e- Cu(s) (reaksi reduksi)

Pada sel tersebut elektroda Zn bertindak sebagai anoda dan elektroda Cu


sebagai katoda. Ketika sel Daniell dirangkai, terjadi arus elektron dari
elektroda seng (Zn) ke elektroda tembaga (Cu) pada sirkuat luar. Oleh
karena itu, logam seng bertindak sebagai kutub negatif dan logam tembaga
sebagai kutub positif. Bersamaan dengan itu pada larutan dalam sel tersebut
terjadi arus positif dari kiri ke kanan sebagai akibat dari mengalirnya
sebagian ion Zn2+ (karena
4
dalam larutan sebelah kiri
Terjadi kelebihan ion Zn2+ dibandingkan dengan ion SO 2-yang ada).

Reaksi total yang terjadi pada sel Daniell adalah :

Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s)

Reaksi tersebut merupakan reaksi redoks yang spontan yang dapat


digunakan untuk memproduksi listrik melalui suatu rangkaian sel
elektrokimia..
Kegunaan Sel Volta

Sejauh ini, aplikasi terpenting penggunaan sel volta adalah baterai. Baterai
merupakan sel elektrokimia yang dapat menghasilkan arus listrik yang terjadi
secara spontan.

Berikut beberapa jenis sel volta yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-
hari,

1. Sel Kering atau Sel Leclance

 Sel ini sering dipakai untuk radio, tape, senter, mainan anak-anak, dll.

 Katodanya sebagai terminal positif terdiri atas karbon (dalam


bentuk grafit) yang terlindungi oleh pasta karbon, MnO 2 dan
NH4Cl2

 Anodanya adalah lapisan luar yang terbuat dari seng dan


muncul dibagian bawah baterai sebagai terminal negatif.

 Elektrolit : Campuran berupa pasta : MnO2 + NH4Cl + sedikit Air


 Reaksi anoda
adalah oksidasi
dari seng Zn(s) →
Zn2+ (aq) + 2e-
 Reaksi katodanya berlangsung lebih rumit dan suatu campuran
hasil akan terbentuk. Salah satu reaksi yang paling penting
adalah :

2MnO2(s) + 2NH4 + (aq) + 2e- → Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O

 Amonia yang terjadi pada katoda akan bereaksi dengan Zn 2+


yang dihasilkan pada anoda 3dan membentuk ion Zn(NH ) 2+.

 Katoda : PbO2(s) + HSO -(aq) + 3H+ (aq) + 2e- → PbSO4(s)


4

+ 2H2O(l)

 Anoda : Pb(s) + HSO -(aq) → PbSO (s) + H+(aq) + 2e-


4

 PbO2(s) + Pb(s) + 2HSO -(aq) + 2H+(aq) → 2PbSO4(s) +


4
2H2O(l)

 Esell0 = +1,685 V - (-0,356 V) = + 2,041 V

2. Sel Aki

 Katoda: PbO2

 Anoda : Pb

 Elektrolit: Larutan H2SO4

 Reaksinya adalah :

+
PbO2(s) + 4H
4
(aq) + SO 2-(aq)
4
→ PbSO2 (s) + 2H O (katoda)
Pb (s) + SO 2-(aq) → PbSO4(s) + 2e- (anoda) PbO
4 2(s) + Pb (s)
+ 4H+(aq) + 2SO 2-(aq) → 2PbSO4(s) + 2H2O (total)

 Pada saat selnya berfungsi, konsentrasi asam sulfat akan


berkurang karena ia terlibat dalam reaksi tersebut.

 Keuntungan dari baterai jenis ini adalah bahwa ia dapat diisi


ulang (recharge) dengan memberinya tegangan dari sumber
luar melalui proses elektrolisis, dengan reaksi :

2PbSO4(s) + 2H2O → PbO2(s) + Pb(s) + 4H+(aq) + 2SO42-(aq) (total)

 Kerugian dari baterai jenis ini adalah, secara bentuk, ia terlalu


berat dan lagi ia mengandung asam sulfat yang dapat saja
tercecer ketika dipindah-pindahkan.

3.Sel Bahan Bakar

 Elektroda : Ni

 Elektrolit : Larutan KOH

 Bahan Bakar : H2 dan O2

4.Baterai Ni – Cd

 Disebut juga baterai ni-cad yang dapat diisi ulang muatannya


dan yang umum dipakai pada alat-alat elektronik peka.
Potensialnya adalah 1,4 Volt.

 Katoda : NiO2 dengan sedikit air

 Anoda : Cd

 Reaksinya :
Cd(s) + 2OH- (aq) → Cd(OH)2(s) + 2e-

2e- + NiO2(s) + 2H2O → Ni(OH)2(s) + 2OH-(aq)

 Baterai ini lebih mahal dari baterai biasa.

 Kerugian dari baterai jenis ini adalah, secara bentuk, ia terlalu


berat dan lagi ia mengandung asam sulfat yang dapat saja
tercecer ketika dipindah-pindahkan.

4.Sel Bahan Bakar

 Elektroda : Ni

 Elektrolit : Larutan KOH

 Bahan Bakar : H2 dan O2

5.Baterai Ni – Cd

 Disebut juga baterai ni-cad yang dapat diisi ulang muatannya


dan yang umum dipakai pada alat-alat elektronik peka.
Potensialnya adalah 1,4 Volt.

 Katoda : NiO2 dengan sedikit air

 Anoda : Cd

 Reaksinya :

Cd(s) + 2OH- (aq) → Cd(OH)2(s) + 2e- + 2H2O → Ni(OH)2(s) + 2OH-


(aq)

 Baterai ini lebih mahal dari baterai biasa.


Prinsip-prinsip Sel Volta atau Sel Galvani:
a. Gerakan electron dalam sirkuit eksternal akibat adanya reaksi redoks.
b. Terjadi perubahan energi kimia → energi listrik
c. Pada anoda, electron adalah produk dari reaksi oksidasi (anoda kutub
negative)
d. Pada katoda, electron adalah reaktan dari reaksi reduksi (katoda kutub
positif)
e. Arus electron mengalir dari anoda ke katoda, arus listrik mengalir dari
katoda → anoda.
f. Jembatan garam menyetimbangkan ion-ion dalam larutan.

 Soal
1. Apa yang dimaksud dengan jembatan garam?
2. Diberikan data beberapa potensial standar sebagai berikut:
(I) Ag+ + e → Ag E° = + 0,80 V
(II) Mg2+ + 2e → Mg E° = − 2,37 V
(III) Cu2+ + 2e → Cu E° = + 0,34 V
(IV) Zn2+ + 2e → Zn E° = − 0,76 V

Tentukan:
a) Potensial sel yang diperoleh jika digunakan elektrode I dan II
b) Potensial sel yang diperoleh jika digunakan elektrode I dan III

3. Sel Elektrolisis
Sel elektrolisis adalah contoh lain dari sel elektrokimia. Namun, ia bekerja dengan
cara yang berlawanan dengan sel volta. Alih-alih menghasilkan listrik
melalui reaksi kimia, sel elektrolitik mendorong reaksi kimia yang berguna
dengan bantuan perbedaan potensial yang diterapkan secara eksternal.

Sel elektrolisis mengubah energi listrik menjadi energi potensial kimia. Prosesnya
dikenal sebagai elektrolisis. Tujuannya biasanya untuk mengubah reaktan menjadi
produk yang lebih berguna.

Ciri-ciri Sel Elektrolisis


Adapun ciri-ciri dari Sel elektrolisis adalah mempunyai 3 komponen utama. Tiga
komponen utama sel elektrolisis adalah:

 Katoda (yang bermuatan negatif untuk sel elektrolitik)


 Anoda (yang bermuatan positif untuk sel elektrolitik)
 Elektrolit.

Elektrolit menyediakan media untuk pertukaran elektron antara katoda dan anoda.
Elektrolit yang umum digunakan dalam sel elektrolitik termasuk air (mengandung
ion terlarut) dan natrium klorida cair.

Kegunaan Sel Elektrolisis

 Elektrolisis NaCl dalam Air

Sekali lagi, ion Na + bermigrasi ke arah elektroda negatif dan ion Cl – bermigrasi
ke arah elektroda positif. Tapi, sekarang ada dua zat yang bisa direduksi di katoda:
ion Na + dan molekul air.

Katoda (-):

Na + + e – ” width=”17″ height=”9″> Na

2H2O+2e– ” width=”17″ height=”9″> H 2 + 2 OH –

Karena air lebih mudah direduksi daripada ion Na + , satu-satunya produk yang
terbentuk di katoda adalah gas hidrogen.
Katoda (-): 2 H 2 O( l ) + 2 e – ” width=”17″ height=”9″> H 2 ( g ) + 2 OH – (

Ada juga dua zat yang dapat dioksidasi di anoda: ion Cl – dan molekul air.

Anoda (+):

2 Cl – ” width=”17″ height=”9″> Cl 2 + 2 e –

2H2O ” width=”17″ height=”9″>O 2 + 4 H + + 4 e –

Potensi standar-negara untuk setengah-reaksi ini sangat dekat satu sama lain
bahwa kita mungkin mengharapkan untuk melihat campuran Cl 2 dan O 2 gas
mengumpulkan di anoda. Dalam prakteknya, satu-satunya produk dari reaksi ini
adalah Cl 2 .

Anoda (+): 2 Cl – ” width=”17″ height=”9″> Cl 2 + 2 e –

Sepintas, akan tampak lebih mudah mengoksidasi air ( E o ox = -1,23 volt) daripada
ion Cl – ( E o ox = -1,36 volt). Perlu dicatat, bagaimanapun, bahwa sel tidak pernah
diizinkan untuk mencapai kondisi keadaan standar. Solusinya biasanya 25% NaCl
massa, yang secara signifikan mengurangi potensi yang diperlukan untuk
mengoksidasi ion Cl – . PH sel juga dijaga sangat tinggi, yang menurunkan potensi
oksidasi air. Faktor penentu adalah fenomena yang dikenal sebagai tegangan
lebih , yang merupakan tegangan ekstra yang harus diterapkan pada suatu reaksi
untuk membuatnya terjadi pada tingkat yang akan terjadi dalam sistem yang ideal.
Dalam kondisi ideal, potensi 1,23 volt cukup besar untuk air mengoksidasi ke
O 2 gas. Dalam kondisi nyata, bagaimanapun, dibutuhkan tegangan yang jauh
lebih besar untuk memulai reaksi ini. (Tegangan lebih untuk oksidasi air dapat
mencapai 1 volt.) Dengan memilih elektroda secara hati-hati untuk
memaksimalkan tegangan lebih untuk oksidasi air dan kemudian dengan hati-hati
mengontrol potensi di mana sel beroperasi, kita dapat memastikan bahwa hanya
klorin yang dihasilkan dalam reaksi ini.
Singkatnya, elektrolisis larutan natrium klorida dalam air tidak menghasilkan
produk yang sama seperti elektrolisis natrium klorida cair. Elektrolisis lelehan
NaCl menguraikan senyawa ini menjadi unsur-unsurnya.

elektrolisa
2 NaCl( l ) ” width=”17″ height=”9″>

Elektrolisis larutan NaCl berair menghasilkan campuran hidrogen dan gas klorin
dan larutan natrium hidroksida berair.

elektrolisa

2 NaCl( aq ) + 2 H 2 O( l ) ” width=”17″ height=”9″> 2 Na + (

Karena permintaan klorin jauh lebih besar daripada permintaan natrium,


elektrolisis natrium klorida berair adalah proses yang lebih penting secara
komersial. Elektrolisis larutan NaCl berair memiliki dua keuntungan lain. Ini
menghasilkan gas H 2 di katoda, yang dapat dikumpulkan dan dijual. Ini juga
menghasilkan NaOH, yang dapat dikeringkan dari bagian bawah sel elektrolitik
dan dijual.

Susunan Sel Elektrolisis


Sel ini biasanya terdiri dari dua konduktor logam atau elektronik (elektroda )
diadakan terpisah satu sama lain dan dalam kontak dengan elektrolit ( qv ),
biasanya terlarut atau menyatu dalam senyawa ionik.
Sambungan elektroda ke sumber arus listrik searah membuat salah satunya
bermuatan negatif dan yang lainnya bermuatan positif. Ion positif dalam elektrolit
bermigrasi ke elektroda negatif (katoda) dan di sana bergabung dengan satu atau
lebih elektron, kehilangan sebagian atau seluruh muatannya dan menjadi ion baru
yang memiliki muatan lebih rendah atau atom atau molekul netral; pada saat yang
sama, ion negatif bermigrasi ke elektroda positif (anoda) dan mentransfer satu
atau lebih elektron ke dalamnya, juga menjadi ion baru atau partikel netral. Efek
keseluruhan dari dua proses adalah transfer elektron dari ion negatif ke ion positif,
reaksi kimia.

Prinsip Kerja Sel Elektrolisis


Sel elektrolisis digunakan untuk melakukan elektrolisis. Akhiran -lysis dalam
bahasa Yunani berarti berpisah. Istilah elektrolisis, oleh karena itu, adalah proses
di mana suatu senyawa dipecah menjadi unsur-unsur penyusunnya dengan
bantuan energi listrik.
Dalam sel elektrolisis, senyawa yang akan dipecah diubah menjadi cairan dan
digunakan sebagai elektrolit. Dua elektroda inert direndam dalam larutan
elektrolit ini, dan secara eksternal, perbedaan potensial dibuat di antara mereka
menggunakan sumber ggl. Hal ini menyebabkan satu elektroda menjadi
bermuatan positif, sedangkan yang lain menjadi bermuatan negatif.

Karena ggl ini, unsur-unsur elektrolit cair terpecah menjadi ion positif dan negatif,
dengan ion bermuatan positif tertarik dan disimpan di elektroda negatif,
sedangkan ion negatif disimpan di elektroda bermuatan positif. Dengan demikian,
elektrolisis, atau pemisahan senyawa menggunakan energi listrik tercapai. Ini
adalah prinsip kerja dasar sel elektrolisis.

Reaksi Sel Elektrolisis


Di sini, dua elektroda inert dicelupkan ke dalam lelehan natrium klorida (yang
mengandung kation Na + dan Cl – anion terdisosiasi ). Ketika arus listrik
dilewatkan ke dalam rangkaian, katoda menjadi kaya akan elektron dan
mengembangkan muatan negatif. Kation natrium yang bermuatan positif sekarang
tertarik ke arah katoda yang bermuatan negatif. Ini menghasilkan pembentukan
logam natrium di katoda.

Secara bersamaan, atom klorin tertarik ke katoda bermuatan positif. Ini


menghasilkan pembentukan gas klorin (Cl 2 ) di anoda (yang disertai dengan
pembebasan 2 elektron, menyelesaikan rangkaian). Persamaan kimia terkait dan
reaksi sel secara keseluruhan disediakan di bawah ini.

 Reaksi di Katoda: [Na + + e – → Na] x 2


 Reaksi di Anoda: 2Cl – → Cl 2 + 2e –
 Reaksi Sel: 2NaCl → 2Na + Cl 2

Dengan demikian, natrium klorida cair dapat mengalami elektrolisis dalam sel
elektrolitik untuk menghasilkan natrium logam dan gas klor sebagai produk.

Sel elektrolisis adalah contoh lain dari sel elektrokimia. Namun, ia bekerja dengan
cara yang berlawanan dengan sel volta. Alih-alih menghasilkan listrik
melalui reaksi kimia, sel elektrolitik mendorong reaksi kimia yang berguna
dengan bantuan perbedaan potensial yang diterapkan secara eksternal.
Sel elektrolisis mengubah energi listrik menjadi energi potensial kimia. Prosesnya
dikenal sebagai elektrolisis. Tujuannya biasanya untuk mengubah reaktan menjadi
produk yang lebih berguna.

Ciri-ciri Sel Elektrolisis


Adapun ciri-ciri dari Sel elektrolisis adalah mempunyai 3 komponen utama. Tiga
komponen utama sel elektrolisis adalah:

 Katoda (yang bermuatan negatif untuk sel elektrolitik)


 Anoda (yang bermuatan positif untuk sel elektrolitik)
 Elektrolit.

Elektrolit menyediakan media untuk pertukaran elektron antara katoda dan anoda.
Elektrolit yang umum digunakan dalam sel elektrolitik termasuk air (mengandung
ion terlarut) dan natrium klorida cair.

Kegunaan Sel Elektrolisis

 Elektrolisis NaCl dalam Air

Sekali lagi, ion Na + bermigrasi ke arah elektroda negatif dan ion Cl – bermigrasi
ke arah elektroda positif. Tapi, sekarang ada dua zat yang bisa direduksi di katoda:
ion Na + dan molekul air.

Katoda (-):

Na + + e – ” width=”17″ height=”9″> Na E o merah = -2,71 V

2H2O+2e– ” width=”17″ height=”9″> H 2 + 2 OH – E o merah = -0,83 V

Karena air lebih mudah direduksi daripada ion Na + , satu-satunya produk yang
terbentuk di katoda adalah gas hidrogen.

Katoda (-): 2 H 2 O( l ) + 2 e – ” width=”17″ height=”9″> H 2 ( g ) + 2 OH – (

Ada juga dua zat yang dapat dioksidasi di anoda: ion Cl – dan molekul air.

Anoda (+):

2 Cl – ” width=”17″ height=”9″> Cl 2 + 2 e –
2H2O ” width=”17″ height=”9″>O 2 + 4 H + + 4 e –

Potensi standar-negara untuk setengah-reaksi ini sangat dekat satu sama lain
bahwa kita mungkin mengharapkan untuk melihat campuran Cl 2 dan O 2 gas
mengumpulkan di anoda. Dalam prakteknya, satu-satunya produk dari reaksi ini
adalah Cl 2 .

Anoda (+): 2 Cl – ” width=”17″ height=”9″> Cl 2 + 2 e –

Sepintas, akan tampak lebih mudah mengoksidasi air ( E o ox = -1,23 volt) daripada
ion Cl – ( E o ox = -1,36 volt). Perlu dicatat, bagaimanapun, bahwa sel tidak pernah
diizinkan untuk mencapai kondisi keadaan standar. Solusinya biasanya 25% NaCl
massa, yang secara signifikan mengurangi potensi yang diperlukan untuk
mengoksidasi ion Cl – . PH sel juga dijaga sangat tinggi, yang menurunkan potensi
oksidasi air. Faktor penentu adalah fenomena yang dikenal sebagai tegangan
lebih , yang merupakan tegangan ekstra yang harus diterapkan pada suatu reaksi
untuk membuatnya terjadi pada tingkat yang akan terjadi dalam sistem yang ideal.
Dalam kondisi ideal, potensi 1,23 volt cukup besar untuk air mengoksidasi ke
O 2 gas. Dalam kondisi nyata, bagaimanapun, dibutuhkan tegangan yang jauh
lebih besar untuk memulai reaksi ini. (Tegangan lebih untuk oksidasi air dapat
mencapai 1 volt.) Dengan memilih elektroda secara hati-hati untuk
memaksimalkan tegangan lebih untuk oksidasi air dan kemudian dengan hati-hati
mengontrol potensi di mana sel beroperasi, kita dapat memastikan bahwa hanya
klorin yang dihasilkan dalam reaksi ini.
Singkatnya, elektrolisis larutan natrium klorida dalam air tidak menghasilkan
produk yang sama seperti elektrolisis natrium klorida cair. Elektrolisis lelehan
NaCl menguraikan senyawa ini menjadi unsur-unsurnya.

Elektrolisa

2 NaCl( l ) ” width=”17″ height=”9″>

Elektrolisis larutan NaCl berair menghasilkan campuran hidrogen dan gas klorin
dan larutan natrium hidroksida berair.
elektrolisa

2 NaCl( aq ) + 2 ” width=”17″ 2 Na + ( aq ) + 2 OH – ( aq ) + H 2 ( g ) +
H 2 O( l ) height=”9″> Cl 2 ( g )

Karena permintaan klorin jauh lebih besar daripada permintaan natrium,


elektrolisis natrium klorida berair adalah proses yang lebih penting secara
komersial. Elektrolisis larutan NaCl berair memiliki dua keuntungan lain. Ini
menghasilkan gas H 2 di katoda, yang dapat dikumpulkan dan dijual. Ini juga
menghasilkan NaOH, yang dapat dikeringkan dari bagian bawah sel elektrolitik
dan dijual.

Susunan Sel Elektrolisis


Sel ini biasanya terdiri dari dua konduktor logam atau elektronik (elektroda )
diadakan terpisah satu sama lain dan dalam kontak dengan elektrolit ( qv ),
biasanya terlarut atau menyatu dalam senyawa ionik.
Sambungan elektroda ke sumber arus listrik searah membuat salah satunya
bermuatan negatif dan yang lainnya bermuatan positif. Ion positif dalam elektrolit
bermigrasi ke elektroda negatif (katoda) dan di sana bergabung dengan satu atau
lebih elektron, kehilangan sebagian atau seluruh muatannya dan menjadi ion baru
yang memiliki muatan lebih rendah atau atom atau molekul netral; pada saat yang
sama, ion negatif bermigrasi ke elektroda positif (anoda) dan mentransfer satu
atau lebih elektron ke dalamnya, juga menjadi ion baru atau partikel netral. Efek
keseluruhan dari dua proses adalah transfer elektron dari ion negatif ke ion positif,
reaksi kimia.

Prinsip Kerja Sel Elektrolisis


Sel elektrolisis digunakan untuk melakukan elektrolisis. Akhiran -lysis dalam
bahasa Yunani berarti berpisah. Istilah elektrolisis, oleh karena itu, adalah proses
di mana suatu senyawa dipecah menjadi unsur-unsur penyusunnya dengan
bantuan energi listrik.

Dalam sel elektrolisis, senyawa yang akan dipecah diubah menjadi cairan dan
digunakan sebagai elektrolit. Dua elektroda inert direndam dalam larutan
elektrolit ini, dan secara eksternal, perbedaan potensial dibuat di antara mereka
menggunakan sumber ggl. Hal ini menyebabkan satu elektroda menjadi
bermuatan positif, sedangkan yang lain menjadi bermuatan negatif.

Karena ggl ini, unsur-unsur elektrolit cair terpecah menjadi ion positif dan negatif,
dengan ion bermuatan positif tertarik dan disimpan di elektroda negatif,
sedangkan ion negatif disimpan di elektroda bermuatan positif. Dengan demikian,
elektrolisis, atau pemisahan senyawa menggunakan energi listrik tercapai. Ini
adalah prinsip kerja dasar sel elektrolisis.

Reaksi Sel Elektrolisis


Di sini, dua elektroda inert dicelupkan ke dalam lelehan natrium klorida (yang
mengandung kation Na + dan Cl – anion terdisosiasi ). Ketika arus listrik
dilewatkan ke dalam rangkaian, katoda menjadi kaya akan elektron dan
mengembangkan muatan negatif. Kation natrium yang bermuatan positif sekarang
tertarik ke arah katoda yang bermuatan negatif. Ini menghasilkan pembentukan
logam natrium di katoda.

Secara bersamaan, atom klorin tertarik ke katoda bermuatan positif. Ini


menghasilkan pembentukan gas klorin (Cl 2 ) di anoda (yang disertai dengan
pembebasan 2 elektron, menyelesaikan rangkaian). Persamaan kimia terkait dan
reaksi sel secara keseluruhan disediakan di bawah ini.

 Reaksi di Katoda: [Na + + e – → Na] x 2


 Reaksi di Anoda: 2Cl – → Cl 2 + 2e –
 Reaksi Sel: 2NaCl → 2Na + Cl 2

Dengan demikian, natrium klorida cair dapat mengalami elektrolisis dalam sel
elektrolitik untuk menghasilkan natrium logam dan gas klor sebagai produk.

Contoh Sel Eletrolisis

 Pembuatan Natrium
Elektrolisis digunakan untuk memproduksi logam natrium dari natrium klorida.
 Mengisi Ulang Baterai
Elektrolisis digunakan untuk mengisi ulang baterai yang dapat diisi ulang: baterai
yang dapat diisi ulang beroperasi sebagai sel volta ketika mereka menyalakan
perangkat dan sebagai sel elektrolitik selama pengisian ulang. Misalnya, baterai
Edison adalah sel sederhana yang dapat diisi ulang yang ditemukan oleh Thomas
Edison. Ini terdiri dari dua elektroda logam , satu terbuat dari besi, yang lain dari
nikel. Selama pengisian awal, lapisan oksida nikel terbentuk pada elektroda nikel.
(cairan ionik antara elektroda) adalah air kalium hidroksida. Saat dikosongkan, sel
Edison beroperasi sebagai sel volta. Ketika sedang diisi, sel beroperasi sebagai sel
elektrolitik. Persamaan kimia untuk reaksi di elektroda adalah: Ni 2 O 3 + H 2 O +
2 e – 2 NiO + 2 OH – Fe + 2 OH – Fe(OH) 2 + 2 e – Selama pelepasan, ketika sel
memberikan energi listrik, reaksi di atas berlangsung dari kiri ke kanan. Selama
pengisian, ketika sel beroperasi secara elektrolitik, mengubah energi listrik
menjadi energi potensial kimia, reaksi di atas berlangsung dari kanan ke kiri.
 Elektrolisis Air
Elektrolisis air menghasilkan bahan bakar bersih terbaik; salah satu Cawan Suci
kimia adalah untuk membagi air menggunakan sinar matahari. Arus searah dapat
digunakan untuk memisahkan air, seperti yang ditunjukkan pada diagram Di
katoda, ion hidrogen memperoleh elektron: 2H + (aq) + 2e – → H 2 (g) Di anoda,
air kehilangan elektron, membentuk ion oksigen dan hidrogen: 2H 2 O (l) →
O 2 (g) + 4H + (aq) + 4e
4. Hukum Faraday

Pengertian Hukum Faraday: Michael Faraday adalah seorang pakar Kimia-


Fisika Inggris. Faraday menyatakan bahwa sel elektrolisis dapat digunakan untuk
menentukan banyaknya zat yang bereaksi berdasarkan jumlah muatan listrik yang
digunakan dalam rentang waktu tertentu.
Dalam sel volta maupun sel elektrolisis terdapat hubungan kuantitatif antara
jumlah zat yang bereaksi dan muatan listrik yang terlibat dalam reaksi redoks.

Hukum Faraday,
Hukum Faraday menyatakan bahwa massa yang dihasilkan dalam suatu sistem sel
elektrolisis berbanding lurus dengan muatan listrik yang mengalir dalam sel
tersebut. Besarnya muatan listrik yang terjadi dalam sel merupakan hasil kali
antara kuat arus yang dialirkan dengan lamanya waktu elektrolisisnya. Pernyataan
ini merupakan prinsip dasar Hukum Faraday yang dapat dijelaskan sebagai
berikut

1.Dalam sel elektrokimia, massa zat yang diendapkan pada suatu elektrode
sebanding dengan besarnya muatan listrik (aliran elektron) yang terlibat di dalam
sel.

2. Massa ekuivalen zat yang diendapkan pada elektrode akan setara dengan
muatan listrik yang dialirkan ke dalam sel.

Rumus Hukum Faraday


Secara aljabar hukum Faraday I dapat diformulasikan sebagai berikut:

w = (e i t)/F

w = massa zat, gram

e = massa ekuivalen atau (M/valensi)


i = kuat arus, ampere

F = tetapan Faraday = 96.500 coulumb

Prinsip Hukum Faraday banyak digunakan juga pada indusri industry pemurnian
logam yang disebut dengan electrowinning. Elcctrowinning digunakan untuk
pemurnian logam emas, tembaga, perak dan sebagainya.

Electrowinning adalah proses untuk pemurnian logam dengan menggunakan arus


listrik dalam suatau elektrolit. Anoda yang digunakan adalah logam yang masih
kotor yang akan dimurnikan. Sedangkan katodanya adalah logam murni.

1 F = satu mol electron

Penggunaan Hukum Faraday


Prinsip Hukum Faraday dapat digunakan dalam perhitungan proses elektrolisis
pada pelapisan logam electroplating dan pemurnian logam electrowinning.

Elektroplating merupakan proses pelapisan yang bertujuan untuk melapisi suatu


logam dengan logam lain dengan menggunakan arus listrik dalam larutan
elektrolit. Logam yang umum digunakan untuk pelapis diantaranya adalah
tembaga, crom, nikel, perak dan sebagainya.

Electroplating pada umumnya dipakai untuk tujuan dekoratif, protektif dan


khusus. Dekoratif untuk memperindah penampilan suatu produk. Protektif untuk
perlindungan dari korosi, dan tujuan khusus untuk peningkatan kekerasan, tahan
abrasi permukaan benda kerja.
Sebuah produk atau benda kerja akan dilapisi oleh logam tembaga dengan cara
electroplating. Elektrolit yang digunakan adalah larutan tembaga sulfat CuSO 4 dan
arus yang pakai sebesar 10 amper.
Sirkuit elektrolisis ditunjukkan pada gambar di bawah:

Contoh Perhitungan Massa Endapan Lapisan Katoda Elektrolisis Hukum Faraday,


Benda kerja dihubungkan dengan kutub negative sumber DC sedangkan anoda
dihubungkan pada kutub positif DC.

Ion tembaga Cu+2 mengendap dan melapisi permukaan benda kerja. Sedangkan
tembaga pada anoda akan teroksidasi dan larut dalam elektrolit sebagai ion
tembaga menggantikan ion Cu+2 yang dudah mengendap di benda kerja.

Soal

Hitung massa tembaga yang diendapkan pada benda kerja tersebut jika waktu
pelapisan selama satu jam, dan hitung pengurangan massa anodanya ?

Jawab
1. katoda akan terjadi reaksi reduksi ion Cu2+ menjadi logam Cu seperti reaksi
berikut:
Cu2+(aq) + 2 e– –>Cu(s)
Pada Reaksi ini, ion-ion Cu2+ yang terdapat dalam larutan akan tereduksi dan
terendapkan membentuk lapisan tembaga logam pada katoda. Jumlah tembaga
logam yang terendapkan akan tergantung pada lamanya dan arus yang digunakan.
3. Besarnya massa yang diendapkan di katoda dapat dihitung dengan
menggunakan Hukum I Faraday seperti rumus berikut:

pengertian korosi secara umum adalah rusaknya benda-benda logam yang


disebabkan oleh pengaruh lingkungan. Proses korosi dapat dijelaskan secara
elektrokimia lho, misalnya pada proses perkaratan besi yang membentuk oksida
besi. Secara elektrokimia, proses perkaratan besi adalah peristiwa teroksidasinya
logam besi oleh oksigen yang berasal dari udara.
Korosi pada besi terjadi karena kontak dengan air. Pada besi tersebut ada yang
menjadi anode dan ada yang menjadi katode. (Sumber: http://schoolbag.info)
Berdasarkan nilai potensial reaksinya, besi merupakan logam yang mudah
mengalami korosi. Logam-logam lain yang mempunyai nilai potensial elektrode
lebih besar dari 0,4 V akan sulit mengalami korosi, sebab dengan potensial
tersebut akan menghasilkan Eoreaksi < 0 (negatif) ketika kontak dengan oksigen
di udara. Logam-logam perak, platina, dan emas mempunyai potensial elektrode
lebih besar dari 0,4 V sehingga sulit mengalami korosi.

Faktor penyebab korosi / yang mempercepat korosi


1. Air dan kelembaban udara

Dilihat dari reaksi yang terjadi pada proses korosi, air merupakan salah satu
faktor penting untuk berlangsungnya korosi. Udara lembab yang banyak
mengandung uap air akan mempercepat berlangsungnya proses korosi.

2. Elektrolit

Elektrolit (asam atau garam) merupakan media yang baik untuk terjadinya transfer
muatan. Hal ini mengakibatkan elektron lebih mudah untuk diikat oleh oksigen di
udara. Air hujan banyak mengandung asam, sedangkan air laut banyak
mengandung garam. Oleh karena itu air hujan dan air laut merupakan penyebab
korosi yang utama.

3. Permukaan logam yang tidak rata

Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-kutub muatan,


yang akhirnya akan berperan sebagai anode dan katode. Permukaan logam yang
licin dan bersih akan menyebabkan korosi sulit terjadi, sebab kutub-kutub
yang akan bertindak sebagai anode dan katode sulit terbentuk.

4. Terbentuknya sel elektrokimia

Jika dua logam yang berbeda potensial bersinggungan pada lingkungan berair atau
lembab, dapat terbentuk sel elektrokimia secara langsung. Logam yang
potensialnya lebih rendah akan segera melepaskan elektron ketika bersentuhan
dengan logam yang potensialnya lebih tinggi, serta akan mengalami oksidasi oleh
oksigen dari udara. Hal tersebut mengakibatkan korosi lebih cepat terjadi pada
logam yang potensialnya rendah, sedangkan logam yang potensialnya tinggi
justru lebih awet. Sebagai contoh, paku keling yang terbuat dari tembaga untuk
menyambung besi akan menyebabkan besi di sekitar paku keling tersebut berkarat
lebih cepat.

Anda mungkin juga menyukai