Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN

PRAKTIKUM ELEKTROKIMIA
“SEL VOLTA DAN GAYA GERAK LISTRIK”

NAMA : MIFTAH PATRIELA


NIM : 20036102
PRODI : KIMIA (NK)
KELOMPOK :3
ANGGOTA : 1. AYU AZIZAH
2. FADHILA KHAI RUNNISA
3. RAISYA PRATAMA PUTRI ASWATI
4. RISMADITA KHAIRANI M.
DOSEN : 1. ALIZAR, S.Pd.,M.Sc.,Ph.D.
2. Prof. Dr. RAHADIAN Z., S.Pd., M.Si.
3. TRISNA KUMALA SARI, S.Si.,M.Si.,Ph.D.
ASISTEN DOSEN : 1. MUTIARA SUCIANDICA, S.Si., M.Si.
2. SEPTIAN BUDIMAN, S.Si.
3. IQBAL GEMASIH, S.Si.

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
Sel Volta dan Gaya Gerak Listrik
A. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui susunan dan prinsip sel volta
2. Mengetahui bahagian bahagian penting sel volta
3. Mengetahui gaya gerak listrik dari sebuah sel volta

B. Waktu dan Tempat Praktikum


1. Hari / Tanggal : Kamis / 13 April 2023
2. Waktu : 09.40 – 12.20 WIB
3. Tempat : Laboratorium Kimia Analitik FMIPA UNP

C. Teori Dasar
Sel galvanik juga disebut sel volta pada dasarnya baterai. Jika sepotong
tembaga mengkilap ditempatkan ke dalam larutan peraj nitrat, reaksi spontan terjadi.
Deposit perak kelabu putih jika terbentuk pada tembaga dan larutan berubah menjadi
biru karena tembaga (II) nitrat.
2Ag+ + Cu  Cu2+ + 2Ag
Reaksi kimia yang sama data terjadi dan menghasilkan listrik jika ditempatkan di sebuah
sel galvanik. Sebuah sel galvanik terdiri dari dua container dengan jembatan garam di
antara mereka.

Aliran elektron dari anoda ke katoda


Sel Galvani atau sel Volta adalah suatu sel elektrokimia yang terdiri atas dua
buah elektroda yang dapat menghasilkan energi listrik akibat terjadinya reaksi redoks
secara spontan pada kedua elektroda tersebut sehingga dihasilkan beda potensial. Reaksi
redoks dalam sel galvanik adalah sebuah reaksi spontan. Untuk alasan ini, sel-sel
galvanik yang biasanya digunakan sebagai baterai. Reaksi sel galvanik pasokan energy
yang digunakan untuk melakukan pekerjaan. Energi dimanfaatkan dengan penempatkan
reaksi oksidasi dan reduksi dalam wadah terpisah, bergabung dengan suatu alat yang
memungkin elektron untuk mengalir.
E Sel = E˚ reduksi - E˚ oksidasi (Tim Elektrokimia, 2023).
Sel garam atau sel volta merupakan salah satu sel elektrokimia yang
dapatmenghasilkan energi listrik , karna terjadinya reaksi redoks secara spontan. Salah
satucontoh sel galvani adalah sel danielle. Sel danelle yang telah dimodifikasi. Pada
selgalvani masing-masing sel mengadung sebuah elektroda dan suatu
elektrolit.Elektroda yang digunakan merupakan suatu konduktor listrik yang
tidak bereaksi dengan larutan elektrolit. Elektroda dengan kutub negatif
disebut anodadanmenempatkan tempat berlangsungnya reaksi oksidasi,
sedangkan katoda adalah elektroda dengan kutub negatif dan merupakan tempat
berlangsungnya reaksi reduksi.
Istilah elektrolisis berasal dari kata (elektro) yang berarti listrik, katalis
yangberarti penguraian. Sel elektrolisis pada dasarnya hampir sama dengan sel
galvani,tetapi tidak digunakan jembatan garam dan voltmeter diganti menggunakan
sumberarus, biasanya baterai. Sel elektrolisis berdiri dari dua buah katoda, yang
masing-masing dihubungkan dengan kutub-kutub sumber arus dan dimasukkan kedalm
bejanayan berisi zat elektrolit. Saat elektrolisis dilakukan, ion-ion yang bermuatan
positif( kation ) dan teroksidasi dan menempel pada elektroda yang digunakan pada
katodasehingga apabila dilakukan penimbangan masa katoda bertambah, sedangkan ion-
ionyang bermuatan negatif ( anion ) akan tereduksi pada anoda sehingga elektroda yang
diletakkan pada anoda massanya tidak berubah (tetap). Proses elektrolisis umumnya
terdiri dari dua tipe dan larutan (Chang, 2005:177-178).
Sel volta merupakan sel elektrokimia yang dapat menghasilkan energi listrik
akibat terjadinya reaksi redoks secara spontan. Syarat utama sel Volta, yaitu adanya
elektroda (anoda dan katoda) dan larutan elektrolit. Air laut merupakan suatu larutan
elektrolit yang memiliki kandungan garam natrium klorida (NaCl) yang sangat tinggi.
NaCl ialah suatu garam yang dapat terionisasi secara sempurna menjadi ion N a + dan
Cl−. Karena adanya ion bebas tersebut maka menyebabkan air laut dapat menghantarkan
arus listrik.
Penelitian tentang kelistrikan elektrokimia merupakan pengembangan hasil
penelitian Alexander Volta. Volta memperlihatkan bahwa jika dua buah elektroda
dengan beda potensial dimasukan ke dalam larutan elektrolit larutan asam atau garam
maka akan dihasilkan energi listrik, karena elektron yang berada pada permukaan anoda
akan terlepas dan dibawa oleh ion elektrolit menuju elektroda positif (katoda). Namun
permasalahan yang dihadapi yaitu elektroda logam yang digunakan akan mengalami
korosi yang dapat menyebabkan penurunan mutu dari logam tersebut¸berdasarkan deret
volta, salah satu logam yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah korosi adalah
perak (Ag) karena memiliki sifat lebih tahan korosi dan konduktivitas yang lebih tinggi
dibandingkan Cu, sehingga menggunakan elektroda Cu(Ag) − Zn. Adapun
permasalahan lain pada listrik yaitu rendahnya daya penerangan yang dihasilkan, maka
untuk memperkuatnya dengan menggunakan Joule thief toroida, untuk menghasilkan
penerangan lebih besar pada cahaya lampu (Pauzi et al., 2020).
Perbedaan gaya gerak listrik (GGL) antara katoda dan anoda disebut sebagai
tegangan kutub. Tegangan kutub baterai pada kondisi rangkaian terbuka memiliki nilai
yang sama dengan GGL dari baterai. Namun, tegangan kutub baterai pada kondisi
rangkaian tertutup adalah lebih kecil dibandingkan pada kondisi rangkaian terbuka yang
dikarenakan “hambatan dalam” dari baterai. Dimana besar hambatan dalam baterai
dapat dirumuskan sebagai berikut:
V
R=
I
Keterangan:
R = hambatan dalam baterai (Ω)
V = tegangan kutub (volt)
I = arus (amper)
Sedangkan daya yang dapat disuplai baterai merupakan hasil kali dari Kapasitas baterai
dengan Tegangan kutub dari baterai tersebut. Contohnya bateri Lithium ion yang
memiliki tegangan 3,6 volt dan kapasitas 2000 mAh memiliki daya 7,2 Wh. Luas dan
jarak antar elektroda dalam baterai mempengaruhi tahanan dalam baterai, sedangkan
GGL baterai dipengaruhi oleh kuat lemahnya elektrolit (Nasution, 2021).
Sel volta primer merupakan sel baterai yang tidak dapat diisi lagi jika sumber
energinya telah habis. Adapun contoh sel volta primer yaitu :
a. Sel Kering Karbon
Seng Sel kering karbon ditemukan oleh Ir. Georges Leclanche (1839-1882) yang
paling umum dan mudah didapatkan.Berbagai usaha peningkatan telah dilakukan
sejak itu, tetapi yang mengejutkan adalah desain awal tetap dipertahankan yaitu sel
kering mangan. Sel kering mangan terdiri dari bungkus dalam zink (Zn) sebagai
elektroda negative (anoda), batang karbon/grafit (C) sebagai elektroda positif
(katoda) dan pasta MnO2 dan NH4Cl yang berperan sebagai larutan elektrolit.
Anoda : logam seng (Zn)
Katoda : batang karbon/gafit (C)
Elektrolit : MnO2, NH4Cl dan serbuk karbon (C)
Reaksi yang terjadi adalah:
Anoda Zn (-) : Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e
Katoda C (+) : 2MnO2(s) + 2NH4+(aq) + 2e- → Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l)
Reaksi total : Zn(s)+ 2MnO2(s) + 2NH4 + (aq) → Zn2+(aq)+Mn2O3(s)+2NH3(s)
+H2O(l)
Sel kering karbon banyak digunakan untuk radio, lampu senter, jam dinding, dan
mainan anak-anak. Struktur sel kering seperti gambar di bawah ini :
b. Baterai Alkalin
Baterai Alkalin merupakan sel Leclanche yang mempunyai kekuatan arus listrik dan
beda potensial 1,5 volt. Dalam sel kering alkalin padatan KOH atau NaOH
digunakan sebagai ganti NH4Cl. Umur sel kering mangan (baterai biasa)
diperpendek oleh korosi zink akibat keasaman NH4Cl. Sedangkan pada sel kering,
alkali bebas masalah ini karena penggantian NH4Cl yang bersifat asam dengan
KOH/NaOH yang bersifat basa. Jadi umur sel kering alkali lebih panjang.Selain itu
juga menyebabkan energi yang lebih kuat dan tahan lama. Reaksi yang terjadi ialah:
Anoda Zn(-) :Zn→ Zn2+ + 2e–
Katoda C (+) : 2MnO2 + H2O + 2e-→ Mn2O3 + 2OH–
Reaksi total : Zn + 2MnO2 + H2O → Zn2+ + Mn2O3 + 2OH–
c. Sel Merkuri Oksida
Sel merkuri atau disebut juga baterai kancing jenis Ruben Mallory. Sel jenis ini telah
dilarang penggunaannya dan ditarik dari peredaran sebab bahaya yang
dikandungnya (logam berat merkuri). Baterai kancing ini terdiri atas seng (anoda)
dan merkuri(II) oksida (katoda). Kedua elektroda tersebut berupa serbuk
padat.Ruang diantara kedua elektroda diisi dengan bahan penyerap yang
mengandung elektrolit kalium hidroksida (basa, alkalin). Reaksi redoks yang terjadi
dalam sel adalah sebagai berikut:
Anode : Zn(s) + 2OH–(aq) → ZnO(s) + H2O(l) + 2e–
Katode : HgO(s) + H2O(l) + 2e– → Hg(l) + 2OH– (aq)
Potensial sel yang dihasilkan adalah 1,35 V.Sel ini juga banyak digunakan sebagai
sumber arus pada alat-alat elektronik yang kecil. Misalnya jam tangan dan kalkulator
kecil.
d. Sel Perak Oksida
Susunan baterai perak oksida yaitu Zn (sebagai anoda), Ag2O (sebagai katoda), dan
pasta KOH sebagai elektrolit. Reaksinya sebagai berikut:
Anode :Zn + 2OH- →Zn(OH)2 + 2e
Katode :Ag2O + H2O + 2e- →2Ag + 2OH
Baterai perak oksida memiliki potensial sel sebesar 1,5 volt dan bertahan dalam
waktu yang lama.Kegunaan baterai jenis ini adalah untuk arloji,kalkulator dan
kamera. 3.2. Sel Volta Sekunder Sel volta sekunder merupakan sel volta yang jika
habis dapat berfungsi lagi setelah dialiri arus listrik. Contoh Sel Volta sekunder
sebagai berikut :
a) Sel Aki Timbal Asam
Nilai sel terletak pada kegunaannya.Diantara berbagai sel, sel timbal (aki) telah
digunakan sejak 1915. Berkat sel ini,mobil/sepeda motor dapat mencapai
mobilitasnya, dan akibatnya menjadi alat transportasi terpenting saat ini. Baterai
timbal dapat bertahan kondisi yang ekstrim (temperatur yang bervariasi, shock
mekanik akibat jalan yang rusak, dll) dan dapat digunakan secara kontinyu
beberapa tahun. Dalam baterai timbal, elektroda negatif adalah logam timbal
(Pb) dan elektroda positifnya adalah timbal yang dilapisi timbal oksida (PbO2),
dan kedua elektroda dicelupkan dalam larutan elektrolit asam sulfat (H2SO4).
Reaksi elektrodanya adalah sebagai berikut:
Anoda Pb (-) : Pb + SO4 2- → PbSO4 + 2e–
Katoda PbO2(+) : PbO2 + SO4 2- + 4H+ + 2e– → PbSO4 + 2H2O
Reaksi total : Pb + PbO2 + 4H+ + 2SO4 2- → 2PbSO4 + 2H2O
Kondisi Saat aki digunakan: Saat aki menghasilkan listrik, Anoda Pb dan katoda
PbO2 bereaksi dengan SO42- menghasilkan PbSO4. PbSO4 yang dihasilkan
dapat menutupi permukaan lempeng anoda dan katoda.Jika telah terlapisi
seluruhnya maka lempeng anoda dan katoda tidak berfungsi.Akibatnya aki
berhenti menghasilkan listrik.Saat aki menghasilkan listrik dibutuhkan ion H +
dan ion SO4 2- yang aktif bereaksi. Akibatnya jumlah ion H + dan ion SO4 2-
pada larutan semakin berkurang dan larutan elektrolit menjadi encer maka arus
listrik yang dihasilkan dan potensial aki semakin melemah. Oleh karena reaksi
elektrokimia pada aki merupakan reaksi kesetimbangan (reversibel) maka
dengan memberikan arus listrik dari luar ( mencas ) keadaan 2 elektroda (anoda
dan katoda) yang terlapisi dapat kembali seperti semula. Demikian pula ion akan
terbentuk lagi sehingga konsentrasi larutan elektrolit naik kembali seperti
semula.
Anoda PbO2( - ) : PbSO4 + 2H2O → PbO2 + 4H + + SO4 2- + 2e–
Katoda Pb ( + ) : PbSO4 + 2e– → Pb + SO4 2-
Reaksi total : 2PbSO4 + 2H2O → Pb + PbO2 + 4H+ + 2SO4 2-
Selama proses penggunaan maupun pengecasan aki terjadi reaksi sampingan
yaitu elektrolisis air dan tentu saja ada air yang menguap. Dengan demikian
penting untuk menambahkan air terdistilasi ke dalam baterai timbal.Baru-baru
ini jenis baru elektroda yang terbuat dari paduan timbal dan kalsium, yang dapat
mencegah elektrolisis air telah dikembangkan. Baterai modern dengan jenis
elektroda ini adalah sistem tertutup dan disebut dengan baterai penyimpan
tertutup yang tidak memerlukan penambahan air (Nasution, 2021).
Deret volta adalah urutan logam-logam berdasarskan kenaikan potensial
elektroda standarnya dan disusun berddasarkan daya oksidasi dan reduksi masing-
masing logam. Urutan derer volta sebagai berikut :
Li, K, Ba, Ca, Na, Mg, Al Mn (H O), Zn, Cr, Fe, Cd, Co, Ni, Sn, Pb, (H), Cu, Hg, Ag, Pt,
2

Au.
Sifat deret volta :
1. Semakin ke kiri logam memiliki nilai potensial elektroda negatif, semakin ke kanan
bernilai positif.
2. Semakin ke kiri logam bersifat semakin reaktif, samakin ke kanan logam bersifat tidak
reaktif.
3. Unsus yang berada disebelah kiri mampu mendesak logam pada bagia kanan sehingga
kemungkinan dapat terjadi reaksi secara spontan. Sedangkan logam sebelah kanan tidak
mampu mendesak logam sebelah kiri (Ridwan, 2016).

Percobaan 6
Redoks dan
Elektrokimia
A. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh
besarnya potensial oksidasi
dari beberapa jenis logam.
2. Menentukan zat-zat yang
mengalami reaksi oksidasi dan
reaksi reduksi
B. Dasar Teori
Redoks adalah reaksi kimia
yang disertai perubahan
bilangan oksidasi. Setiap
redoks terdiri atas reaksi-
reaksi reduksi dan oksidaasi.
Reaksi oksidasi adalah reaksi
kimia yang ditandai dengan
penurunan bilangan oksidasi.
Bilangan oksidasi sebagai
muatan yang dimiliki suatu
atom jika seandainya elektron
diberikan kepada atom
yang lain
keelektronegatifannya lebih
kecil dan lebih positif.
Sedangkan atom yang
yang keelektronegatifannya
lebih besar memiliki bilangan
okisdasi positif ( Dogra,
2005: 156 ).
Sel elektrokimia dapat
diklasifikasikan sebagai sel
galvani bila sel digunakan
untuk menghasilkan energi
listrik ( potensial sel positif )
dan sel elektrolisis bila sel
memerlukan energi listrik
dari suatu sumber. Secara
definisi katoda ialah suatu
elektroda dimana reduksi
terjadi. Anoda adalah sebuah
elektroda dimana oksidasi
terjadi. Definisi ini berlaku
pada sel galvani dan sel
elektrolisis. Pada berbagai sel,
umumnya elektroda-elektroda
tercelup langsung dalam
larutan atau dihubungkan
lewat jembatan garam
umumnya digunakan apabila
elektroda-elektroda harus
dicelupkan dalam larutan yang
berbeda dan tidak bercampur
( Rivai, 2007: 261-262 ).
Sel garam atau sel volta
merupakan salah satu sel
elektrokimia yang dapat
menghasilkan energi listrik ,
karna terjadinya reaksi redoks
secara spontan. Salah satu
contoh sel galvani adalah sel
danielle. Sel danelle yang telah
dimodifikasi. Pada sel
galvani masing-masing sel
mengadung sebuah
elektroda dan suatu
elektrolit.
Elektroda yang digunakan
merupakan suatu konduktor
listrik yang tidak bereaksi
dengan larutan elektrolit.
Elektroda dengan kutub
negatif disebut anodadan
menempatkan tempat
berlangsungnya reaksi
oksidasi, sedangkan katoda
adalah
elektroda dengan kutub negatif
dan merupakan tempat
berlangsungnya reaksi reduksi.
Istilah elektrolisis berasal dari
kata ( elektro ) yang berarti
listrik, katalis yang
berarti penguraian. Sel
elektrolisis pada dasarnya
hampir sama dengan sel
galvani,
tetapi tidak digunakan
jembatan garam dan voltmeter
diganti menggunakan sumber
arus, biasanya baterai. Sel
elektrolisis berdiri dari dua
buah katoda, yang masing-
masing dihubungkan dengan
kutub-kutub sumber arus dan
dimasukkan kedalm bejana
yan berisi zat elektrolit. Saat
elektrolisis dilakukan, ion-ion
yang bermuatan positif
( kation ) dan teroksidasi dan
menempel pada elektroda yang
digunakan pada katoda
sehingga apabila dilakukan
penimbangan masa katoda
bertambah, sedangkan ion-ion
yang bermuatan negatif ( anion
) akan tereduksi pada anoda
sehingga elektroda yan
Sel garam atau sel volta merupakan salah satu sel elektrokimia yang dapat
menghasilkan energi listrik , karna terjadinya reaksi redoks secara spontan. Salah satu
contoh sel galvani adalah sel danielle. Sel danelle yang telah dimodifikasi. Pada sel
galvani masing-masing sel mengadung sebuah elektroda dan suatu elektrolit.
Elektroda yang digunakan merupakan suatu konduktor listrik yang tidak bereaksi
dengan larutan elektrolit. Elektroda dengan kutub negatif disebut anodadan
menempatkan tempat berlangsungnya reaksi oksidasi, sedangkan katoda adalah
elektroda dengan kutub negatif dan merupakan tempat berlangsungnya reaksi reduksi.
Istilah elektrolisis berasal dari kata ( elektro ) yang berarti listrik, katalis yang
berarti penguraian. Sel elektrolisis pada dasarnya hampir sama dengan sel galvani,
tetapi tidak digunakan jembatan garam dan voltmeter diganti menggunakan sumber
arus, biasanya baterai. Sel elektrolisis berdiri dari dua buah katoda, yang masing-
masing dihubungkan dengan kutub-kutub sumber arus dan dimasukkan kedalm bejana
yan berisi zat elektrolit. Saat elektrolisis dilakukan, ion-ion yang bermuatan positif
( kation ) dan teroksidasi dan menempel pada elektroda yang digunakan pada katoda
sehingga apabila dilakukan penimbangan masa katoda bertambah, sedangkan ion-ion
yang bermuatan negatif ( anion ) akan tereduksi pada anoda sehingga elektroda yang
Sel garam atau sel volta merupakan salah satu sel elektrokimia yang dapat
menghasilkan energi listrik , karna terjadinya reaksi redoks secara spontan. Salah satu
contoh sel galvani adalah sel danielle. Sel danelle yang telah dimodifikasi. Pada sel
galvani masing-masing sel mengadung sebuah elektroda dan suatu elektrolit.
Elektroda yang digunakan merupakan suatu konduktor listrik yang tidak bereaksi
dengan larutan elektrolit. Elektroda dengan kutub negatif disebut anodadan
menempatkan tempat berlangsungnya reaksi oksidasi, sedangkan katoda adalah
elektroda dengan kutub negatif dan merupakan tempat berlangsungnya reaksi reduksi.
Istilah elektrolisis berasal dari kata ( elektro ) yang berarti listrik, katalis yang
berarti penguraian. Sel elekt
D. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Gelas kimia 250 ml
2. Pipa gelas berbentuk U
3. Voltmeter
4. Pemanas Bunsen
5. Kaki tiga dan kawat kasa

b. Bahan
1. Batang tembaga (Cu)
2. Tepung agar
3. Batang perak (Ag)
4. Batang seng (Zn)
5. Batang besi (Fe)
6. Larutan KNO3 (1M dan 0.1M)
7. Larutan AgNO3 (1M dan 0.1M)
8. Larutan Cu(NO3)2 (1M dan 0.1M)
9. Larutan Zn(NO3)2 (1M dan 0.1M)
10. Larutan Mg(NO3)2 (1M dan 0.1M)

E. Prosedur Kerja
Cara Kerja Pengamatan Reaksi
Jembatan garam a. Warna larutan sebelum Oks : Zn(s)  Zn2+(aq) + 2e
Cu(NO3)2 bereaksi : Red : Cu2+(aq) + 2e  Cu(s)
Campurkan agar dengan larutan biru
larutan garam b. Warna larutan Reaksi sel : Cu2+ (aq) + Zn(s)
Cu(NO3)2 setelah → Zn2+(aq) + Cu(s)
Dipanaskan selama 5 bereaksi: larutan biru
menit c. Warna larutan sebelum
AgNO3 bereaksi :
Dituangkan ke tabung larutan bening
kaca U d. Warna larutan AgNO3
setelah bereaksi: larutan
Biarkan hingga dingin bening

Rangkai alat sel volta

Bersihkan elektroda saat


mengganti konsentrasi
larutan

Catat potensial listik


masing-masing sel

F. Data Pengamatan
1. Konsentrasi larutan 1M
Rumus :
V
R=
I
R (ჲ) I (A) V (volt) t (menit)
0 0 20 0 menit
86,95 0,23 20 1 menit
83,33 0,24 20 2 menit
80 0,25 20 3 menit
80 0,25 20 4 menit
74,07 0,27 20 5 menit

2. Konsentasi larutan 0.1M


Rumus :
V
R=
I
R (ჲ) I (A) V (volt) t (menit)
0 0 20 0 menit
500 0,04 20 1 menit
133,33 0,15 20 2 menit
71,43 0,28 20 3 menit
50 0,40 20 4 menit
36,36 0,55 20 5 menit

G. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan yaitu Sel Volta dan Gaya Gerak
Listrik yang bertujuan untuk mengetahui susunan dan prinsip sel volta serta bahagian-
bahagian penting sel volta dan juga mengetahui gaya gerak listrik dari sebuah sel volta.
Pada praktikum ini dilakukan dua percobaan pada larutan Cu(NO 3)2 1M, Zn(NO3)2 1M
dan Cu(NO3)2 0.1M, Zn(NO3)2 0.1M dengan masing-masing menggunakan elektroda Cu
dan Zn dimana jumlah konsentrasi larutan elektrolit ini sebanding dengan energi listrik
yang dihasilkan sesuai dengan prinsip sel volta dimana reaksi kimia menghasilkan
energi listrik.

Zn

Zn2+
Zn(NO3)2

Berdasarkan praktikum dilakukan dibuat rangkaian alat sel volta seperti ilustrasi
gambar di atas menggunakan larutan Cu(NO3)2 1M, Zn(NO3)2 1M dan Cu(NO3)2 0.1M,
Zn(NO3)2 0.1M dengan masing-masing menggunakan elektroda Cu dan Zn. Jembatan
garam pada rangkaian alat sel volta ini berfungsi untuk menyeimbangkan anion dan
kation pada kedua larutan uji.
Reaksi yang terjadi :
Oksidasi (anoda) : Zn(s)  Zn2+(aq) + 2e

Reduksi (katoda) : Cu2+(aq) + 2e  Cu(s)

Reaksi sel : Cu2+ (aq) + Zn(s) → Zn2+(aq) + Cu(s)

Berdasarkan reaksi di atas dapat dilihat bahwa terjadi reaksi oksidasi di elektroda anoda
(kutup negatif) pada elektroda Zn.
Zn(s)  Zn2+(aq) + 2e E˚ = +0,76 Volt
Pada reaksi oksidasi ini terjadi peningkatan biloks pada elektroda Zn dari 0 ke 2+
disertai dengan adanya pelepasan elektron. Elektron hasil dari reaksi oksidasi di anoda
ini terjadi gaya gerak listrik yang bergerak dari anoda(-) ke katoda(+) sehingga terjadi
reaksi reduksi di katoda (kutup positif).
Cu2+(aq) + 2e  Cu(s) E˚ = +0,34 Volt

Akibat dari kedua reaksi tersebut jumlah kation pada ion Zn 2+ pada larutan Zn(NO3)2
lebih banyak dibandingkan anionnya. Sedangkan pada larutan Cu(NO 3)2 kation Cu2+
menjadi sedikit sehingga jembatan garam menyumbangkan kation dan anionnya untuk
menyeimbangkan kation dan anion di kedua larutan tersebut. Reaksi redoks yang terjadi
pada sel volta yaitu :

Zn(s) Zn2+(aq) Cu(s) Cu2+ (aq) E˚ Sel= +0,65 Volt

Deret sel volta :

Besarnya beda potensial suatu sel volta dipengaruhi kereaktifan kedua elektroda
seperti pada deret volta. Semakin jauh jarak kedua elektroda pada deret volta, maka
semakin besar nilai E˚ selnya. Pada deret volta ini dapat menunjukkan bahwa semakin
ke kanan semakin kurang reaktif (E˚ semakin +) sehingga kationnya bersifat oksidator
kuat sedangkan semakin ke kiri, logam semakin reaktif (E˚ semakin -) seingga logam
bersifat reduktor kuat.
Pada praktikum ini dilakukan pengukuran potensial listrik dengan menggunakan
voltmeter pada 20 volt dengan rentang waktu 0-5 menit dengan interval 1 menit pada
larutan Cu(NO3)2 1M, Zn(NO3)2 1M dan Cu(NO3)2 0.1M, Zn(NO3)2 0.1M. Berdasarkan
hasil data yang diperoleh dapat dilihat bahwa pada larutan konsentrasi 1 M dan 0.1 M
sama-sama menunjukkan nilai kuat arus (I) yang dihasilkan semakin meningkat
sehingga nilai hambatan listrik (ჲ) yang dihasilkan semakin menurun karena nilai kuat
arus (I) dengan hambatan listrik (ჲ) berbanding terbalik sesuai dengan rumus :
V
R=
I

H. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
a. Sel Volta adalah suatu sel elektrokimia yang terdiri atas dua buah elektroda yang
dapat menghasilkan energi listrik akibat terjadinya reaksi redoks secara spontan pada
kedua elektroda tersebut sehingga dihasilkan beda potensial.
b. Bagian-bagian penting yang terdapat pada sel volta yaitu voltmeter, jembatan garam,
elektroda katoda dan anoda, serta dua larutan uji.
c. Gaya gerak listrik yang dihasilkan pada praktikum ini dimana elektron hasil dari
reaksi oksidasi di anoda ini terjadi gaya gerak listrik yang bergerak dari anoda(-) ke
katoda(+) sehingga terjadi reaksi reduksi di katoda (kutup positif).

Daftar Pustaka
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi 3 Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Lampiran

Susun alat sel volta


Amati dan catat Ganti larutan ke
dengan larutan
potensial konsentrasi 0.1M
Cu(NO3)2 1M dan
listriknya dan catat
AgNO3 1M
potensial listriknya

Anda mungkin juga menyukai