Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA UNSUR

PERCOBAAN 7

(BELERANG)

DISUSUN OLEH :

NAMA : MUHAMAD ILYAS ZAINUL FURQON


NIM : K1A020033
KELAS :A
ASISTEN : IVAN NANDA IBRAHIM

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2021
BELERANG

I. TUJUAN
I.1.Mengetahui sifat-sifat belerang dan senyawanya.

II. LATAR BELAKANG


Belerang atau sulfur terdapat di alam secara luas sebagai unsur, sebagai H2S
dan SO2. Serta dalam bijih sulfide, logam, dan sebagai sulfat seperti gips dan
anhidrat, magnesium sulfat, dan sebagainya. Sulfur diperoleh dalam skala besar dari
gas hidrokarbon alamiah seperti yang ada di Alberta, Kanada yang mengandung
sampai 30% H2S ini dihinagkan melalui interaksi dengan SO2 yang diperoleh dari
pembakaran sulfir di udara (Cotton, 1989). Ada beberapa allotropi belerang yaitu
belerang rombik (S𝛼), belerang monoklinik (S𝛽), belerang cair (S𝜆) atau (S𝜇).
Belerang terdapat dalam batubara dan minyak bumi sebagai senyawa organic dan
dalam gas alam sebagai hydrogen sulfide (Petrucci, 1985).

III. TINJAUAN PUSTAKA


Belerang merupakan unsur dengan nomor atom 16 dan terletak pada
golongan VIA di tabel periodik unsur. Belerang ditemukan di alam sebagai unsur
bebas, sulfat, maupun sebagai bijih sulfida. Belerang berwarna kuning pucat,
padatan yang rapuh, yang tidak larut dalam air tapi mudah larut dalam CS2.
Belerang dapat ditemukan dalam berbagai bentuk, baik itu berupa gas, cair, maupun
padat. Unsur belerang terjadi dengan bentuk alotrop yang lebih dari satu. Bentuk
yang berbeda-beda ini mengakibatkan sifatnya pun berbeda-beda dan
keterkaitannya antara sifat dan bentuk alotropnya masih belum dapat dipahami
(Clark & Mayer, 2008).

Keberadaan sulfur atau belerang di bumi pada zaman purba sudah ada yaitu
dalam bentuk senyawa H2S di atmosfer. Meskipun bukti eksplisit dari ko-evolusi
awal atomsfer dan biosfer dengan geosfer sulit diselidiki. Namun, diyakini bahwa
atmosfer awal di bumi sangat kekurangan oksigen tetapi sulfur dalam bentuk
senyawa H2S justru sudah ada (Taroreh, Mangimbulude, & Karwur, 2016). Sulfur
merupakan salah satu elemen cahaya dalam inti bumi dan menjadi elemen penting
dalam pembentukan inti bumi dan merupakan unsur keenam yang paling melimpah
di seleruh bumi (-1,9%) berat dan hanya dilampaui oleh besi, oksigen, silikon,
magnesium, dan nikel. Unsur ini ada dibeberapa bahan tertua dalam sistem tata
surya (Mandeville, 2010).

1
2

Belerang bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau, dan
multivalent. Belerang dalam bentuk aslinya adalah sebuah zat padat kristalin kuning
(Budevsky, 1979). Banyaknya belerang yang berada dalam kerak bumi kira-kira
0,1 persen bobot, termasuk di dalamnya selenium dan tellerium yang merupakan
keluarga belerang (Rompas, Turangan, & Riogilang, 2018). Belerang juga
merupakan unsur yang cukup melimpah, terdapat dalam mineral sulfat seperti
gypsum, dan dalam mineral sulfida yang merupakan bijih logam yang penting.
Belerang bebas terdapat pada beberapa wilayah vulkanik. Unsur ini dibentuk oleh
reaksi hydrogen sulfida dan belerang oksida, yang terdapat dalam gas vulkanik.
Bentuk stabil dari belerang adalah belerang rombik berwarna kuning, suatu kristal
padat dengan kisi molekul berbentuk mahkota S8. Belerang rombik meleleh pada
113oC menghasilkan cairan berwarna jingga. Pemanasan lebih lanjut, berubah
menjadi cokelat-merah, suatu cairan kental (Yayan, 2012).

Belerang adalah bagian yang penting dari protein dan asam amino.
Umumnya S organik merupakan sumber utama belerang untuk pertumbuhan
tanaman. Tanaman menyerap belerang terutama dalam bentuk ion sulfat (SO42-)
anorganik. Sulfat dalam tanah sangat mudah tercuci sehingga pemberian pupuk
yang mengandung SO42- dan mengandung 21% N dalam bentuk NH4+ membantu
meningkatkan kandungan N dalam tanah. Bahan organik tanah dikenal sebagai
penyumbang utama sulfur yang dapat tersedia bagi tanaman, menurunnya
kandungan bahan organik tanah sering dianggap sebagai suatu faktor yang
menyumbang terhadap berkurangnya belerang (Sofyan, 2014).

Salah satu senyawa dari belerang yaitu ada SO2 dan SO3. Belerang dioksida
atau SO2 dibentuk dengan pembakaran belerang atau senyawa belerang. Belerang
dioksida ini merupakan gas beracun dan merupakan gas emisi industri yang dapat
menyebabkan masalah lingkungan. Namun, pada saat yang sama gas ini sangat
penting karena merupakan sumber belerang. Belerang trioksida atau SO3 dihasilkan
dengan oksida katalitik belerang dioksida dan digunakan dalam produksi asam
sulfat. Reagen komersial SO3 biasa adalah cairan (Saito, 1996).
IV. METODOLOGI PERCOBAAN
IV.1.Alat
Alat yang digunakan pada percobaan belerang yaitu pipet tetes, gelas beker,
tabung reaksi, corong, pembakar spirtus, pipet volume, kaca arloji, dan cawan.

IV.2.Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan belerang yaitu parafin, belerang,
asbes, besi(II), sulfid, HCl, Pb asetat, H2SO4, K2CrO7, asam asetat, etanol, natrium
sulfit, BaCl2, dan air brom.

IV.3.Prosedur Kerja
Langkah 1

1. Sebanyak 1 mL CS2 diambil.


2. Kemudian serbuk belerang 0,1 g dilarutkan dengan CS2.
3. Selanjutnya ditutup dengan kertas saring, diamati kristal yang terbentuk.
Langkah 2

1. Sebanyak 0,5 g serbuk belerang dipanaskan hingga melebur.


2. Kemudian pemanasan dihentikan, dibiarkan membeku.
3. Garis-garis kristal yang terbentuk diamati.
Langkah 3
1. Serbuk belerang dimasukkan ke dalam tabung reaksi, dipanaskan hingga
melebur.
2. Kemudian segera dituang ke gelas yang berisi air, diamati yang terjadi.
Langkah 4

1. Sejumlah parafin, serbuk belerang, dan asbes dimasukkan ke dalam sebuah


tabung reaksi.
2. Kemudian dibuat kertas Pb asetat dengan cara meneteskan Pb asetat ke kertas
saring.
3. Kertas Pb asetat diletakkan di mulut tabung reaksi.
4. Kemudian tabung reaksi berisi parafin, belerang, dan asbes dipanaskan.
Langkah 5

1. Sekeping logam tembaga dimasukkan ke dalam tabung reaksi.


2. Kemudian ditambahkan H2SO4 pekat.
3. Kemudian dipanaskan (jangan sampai mendidih) di atas pembakar spirtus,
diamati yang terjadi.

3
4

Langkah 6

1. Sebanyak 2 mL asam asetat dan 2 mL etanol dimasukkan ke dalam 2 buah


tabung reaksi yang berbeda.
2. Kemudian kedua tabung ditambahkan H2SO4 pekat sebanyak 2 mL.
3. Selanjutnya dipanaskan, diamati yang terjadi.

IV.4.Skema Kerja
(Terlampir)
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
V.1.Data Pengamatan
V.1.1.Tabel Hasil Pengamatan Bentuk Kristal dan Warna Senyawa Belerang

Percobaan Bentuk Kristal Warna

1 Rombik Kuning pudar

2 Monoklinik Kuning

3 Plastik Kuning

V.1.2.Tabel Hasil Pengamatan Percobaan 4 – 6

Persamaan Reaksi Pengamatan

Hitam, timbul banyak


Parafin + S + asbes → CH3CONH2 + H2S
gas
2Pb(CH3COOH) + H2S → 2PbS + 2CH3COOH Kertas jadi hitam

Cu + 2H2SO4 CuSO4 + SO2 + 2H2O Hitam pekat

5CH3COOH + 8H2SO4 8CH3SO4 + 2COO Bening, timbulnya gas


+ 6H2O

C2H5OH + H2SO4 CH3CH2OSO3H + H2O Bening, timbulnya gas

5
6

V.2.Pembahasan
Belerang merupakan unsur dengan nomor atom 16 dan terletak pada
golongan VIA di tabel periodik unsur. Belerang ditemukan di alam sebagai unsur
bebas, sulfat, maupun sebagai bijih sulfida. Belerang berwarna kuning pucat,
padatan yang rapuh, yang tidak larut dalam air tapi mudah larut dalam CS 2.
Belerang dapat ditemukan dalam berbagai bentuk, baik itu berupa gas, cair, maupun
padat (Clark & Mayer, 2008). Salah satu senyawa dari belerang yaitu ada SO2 dan
SO3. Belerang dioksida ini merupakan gas beracun dan merupakan gas emisi
industri yang dapat menyebabkan masalah lingkungan. Belerang trioksida atau SO3
dihasilkan dengan oksida katalitik belerang dioksida dan digunakan dalam produksi
asam sulfat (Saito, 1996). Belerang adalah bagian yang penting dari protein dan
asam amino. Umumnya S organik merupakan sumber utama belerang untuk
pertumbuhan tanaman (Sofyan, 2014).

Percobaan pertama yaitu dilakukan dengan cara mengambil 1 mL CS2.


Kemudian serbuk belerang 0,1 g dilarutkan dengan CS2. Selanjutnya ditutup dengan
kertas saring, diamati kristal yang terbentuk.

Gambar V.2.1
Serbuk belerang + CS2

Hasil dari percobaan pertama ini yaitu ketika belerang dilarutkan dengan CS 2 dan
ditutup dengan kertas saring maka, akan menghasilkan kristal yang berwarna
kuning pudar dan bentuknya rombik.
7

Percobaan kedua yaitu dilakukan dengan cara memanaskan 0,5 g serbuk


belerang hingga melebur. Kemudian pemanasan dihentikan, dibiarkan membeku.
Setelah itu, garis-garis kristal yang terbentuk diamati.

Gambar V.2.2
Serbuk belerang dipanaskan
dan dibiarkan membeku

Hasil dari percobaan kedua ini yaitu ketika serbuk belerang dipanaskan dan
dibiarkan membeku maka, akan menghasilkan kristal yang berwarna kuning dan
bentuknya monoklinik.
Percobaan ketiga yaitu dilakukan dengan cara memasukkan serbuk belerang
ke dalam tabung reaksi, dipanaskan hingga melebur. Kemudian segera dituang ke
gelas yang berisi air, diamati yang terjadi.

Gambar V.2.3
Serbuk belerang dipanaskan dan dituang
ke dalam gelas berisi air

Hasil dari percobaan ketiga ini yaitu ketika serbuk belerang dipanaskan sampai
melebur dan dituang ke dalam air maka, akan menghasilkan kristal yang berwarna
kuning dan bentuknya plastik.
8

Percobaan keempat yaitu dilakukan dengan cara memasukkan sejumlah


parafin, serbuk belerang, dan asbes ke dalam sebuah tabung reaksi. Kemudian
dibuat kertas Pb asetat dengan cara meneteskan Pb asetat ke kertas saring. Kertas
Pb asetat diletakkan di mulut tabung reaksi. Kemudian tabung reaksi berisi parafin,
belerang, dan asbes dipanaskan.

Gambar V.2.4
Parafin + serbuk belerang + asbes dipanaskan
Kertas Pb asetat diletakkan di mulut tabung

Reaksi yang terjadi pada percobaan keempat yaitu:

Parafin + S + asbes → CH3CONH2 + H2S


2Pb(CH3COOH) + H2S → 2PbS + 2CH3COOH

Hasil dari percobaan keempat ini yaitu ketika parafin, serbuk belerang, dan asbes
dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian dipanaskan dengan meletakkan
kertas Pb asetat pada mulut tabung maka, akan menghasilkan warna hitam dan
banyak timbulnya gas serta kertas Pb asetat berubah menjadi warna hitam.

Percobaan kelima yaitu dilakukan dengan cara memasukkan sekeping


logam tembaga ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan H2SO4 pekat.
Selanjutnya dipanaskan (jangan sampai mendidih) diatas pembakar spirtus, diamati
yang terjadi.

Gambar V.2.5
Logam tembaga + H2SO4 dipanaskan
9

Reaksi yang terjadi pada percobaan kelima yaitu:

Cu + 2H2SO4 CuSO4 + SO2 + 2H2O


Hasil dari percobaan keenam yaitu ketika logam Cu ditambahkan dengan H2SO4
akan menghasilkan CuSO4 dan SO2 dan ketika dipanaskan akan menghasilkan
larutan yang berwarna hitam pekat.

Percobaan keenam yaitu dilakukan dengan cara memasukkan sebanyak 2


mL asam asetat dan 2 mL etanol ke dalam 2 buah tabung reaksi yang berbeda.
Kemudian kedua tabung ditambahkan H2SO4 pekat sebanyak 2 mL. Selanjutnya
dipanaskan, diamati yang terjadi.

Gambar V.2.6
Tabung 1 : CH3COOH + H2SO4
Tabung 2 : C2H5OH + H2SO4

Reaksi yang terjadi pada percobaan keenam yaitu:

5CH3COOH + 8H2SO4 8CH3SO4 + 2COO + 6H2O


C2H5OH + H2SO4 CH3CH2OSO3H + H2O
Hasil dari percobaan keenam ini yaitu ketika asam asetat ditambahkan dengan
H2SO4 akan menghasilkan CH3SO4 dan COO kemudian ketika dipanaskan akan
menghasilkan warna bening dan akan timbul gas. Selanjutnya ketika etanol
ditambahkan dengan H2SO4 akan menghasilkan CH3CH2OSO3H kemudian ketika
dipanaskan akan menghasilkan warna bening dan akan timbul gas.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai
berikut:

1. Belerang merupakan unsur dengan nomor atom 16 dan terletak pada golongan
VIA di tabel periodik unsur. Belerang ditemukan di alam sebagai unsur bebas,
sulfat, maupun sebagai bijih sulfida. Belerang berwarna kuning pucat, padatan
yang rapuh, yang tidak larut dalam air tapi mudah larut dalam CS2. Belerang
dapat ditemukan dalam berbagai bentuk, baik itu berupa gas, cair, maupun padat.
Salah satu senyawa dari belerang yaitu ada SO2 dan SO3. Belerang dioksida ini
merupakan gas beracun dan merupakan gas emisi industri yang dapat
menyebabkan masalah lingkungan. Belerang trioksida atau SO3 dihasilkan
dengan oksida katalitik belerang dioksida dan digunakan dalam produksi asam
sulfat. Belerang adalah bagian yang penting dari protein dan asam amino.
Umumnya S organik merupakan sumber utama belerang untuk pertumbuhan
tanaman.

10
DAFTAR PUSTAKA

Budevsky. (1979). Poundation of Chemical Analysis. London: Eliss Horwood.

Clark, R. C., & Mayer, R. E. (2008). E-Learning and The Science of Intruction:
Proven Guidelines for Consumers and Designer of Multimedia Learning,
Second Edition. San Fransisco: John Wiley & Sons, Inc.
Cotton, F. A. (1989). Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI Press.

Mandeville, C. W. (2010). Sulfur: A Ubiquitous and Useful Tracer in Earth and


Planetary Science. Elements.
Petrucci, R. H. (1987). Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.

Rompas, C. T., Turangan, A. E., & Riogilang, H. (2018). Pengaruh Pencampuran


Belerang Terhadap Kuat Geser Tanah. Jurnal Sipil Statik.
Saito, T. (1996). Buku Teks Kimia Anorganik Online. Tokyo: Iwanami Shoten
Publisher.

Sofyan, E. T. (2014). Potensi Belerang dari Bokashi Eceng Gondok {Eichhornia


crassipes (Martt. Solm} dalam Meningkatkan Mutu Serta Hasil Padi pada
Inceptisols. Jurnal AGRIFOR.
Taroreh, F. L., Mangimbulude, J., & Karwur, F. (2016). Evolutionary Prespective
of Sulfur Dynamics in Tomohon and Implications on Microbial Corrosion.
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia "Kejuangan".

Yayan, S. (2012). Kimia Dasar 2 Berdasarkan Prinsip-Prinsip Kimia Terkini.


Bandung: Yrama Widya.

11
LAMPIRAN

Skema Kerja

Serbuk belerang +
CS2

- diambil 1 mL CS2.
- dilarutkan serbuk belerang 0,1 g dengan CS2.
- ditutup dengan kertas saring.
- diamati kristal yang terbentuk.

Hasil Pengamatan

0,5 g serbuk
belerang

- dipanaskan 0,5 g serbuk belerang hingga melebur.


- dihentikan pemanasan.
- dibiarkan membeku.
- diamati garis-garis kristal yang terbentuk.

Hasil Pengamatan

Serbuk belerang

- dimasukkan serbuk belerang ke dalam tabung reaksi.


- dipanaskan hingga melebur.
- dituang segera ke gelas berisi air.
- diamati yang terjadi.

Hasil Pengamatan

12
Parafin, serbuk
belerang, dan asbes

- dimasukkan sejumlah parafin, serbuk belerang, dan asbes ke


dalam sebuah tabung reaksi.
- dibuat kertas Pb asetat dengan cara meneteskan Pb asetat ke
kertas saring.
- diletakkan kertas Pb asetat di mulut tabung reaksi.
- dipanaskan tabung reaksi berisi parafin, belerang, dan asbes.

Hasil Pengamatan

Sekeping logam
tembaga + H2SO4

- dimasukkan sekeping logam tembaga ke dalam tabung reaksi.


- ditambahkan H2SO4.
- dipanaskan di atas pembakar spirtus.
- diamati yang terjadi.

Hasil Pengamatan

Parafin, serbuk
belerang, dan asbes

- dimasukkan 2 mL asam asetat dan 2 mL etanol ke dalam 2


buah tabung reaksi yang berbeda.
- ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat.
- dipanaskan.
- diamati yang terjadi.

Hasil Pengamatan

13
Jawaban Pertanyaan:
1. Perubahan fisika yang terjadi jika belerang dipanaskan perahan-lahan sampai
mendidih yaitu pada suhu 119oC – 200oC, makin kental dan dari warnanya merah
menjadi merah tua, pada struktur lingkar S8 putus dan terbentuk rantai panjang
atom S.
2. Bentuk alotrop belerang yaitu diantaranya belerang rombik, belerang monoklin,
dan belerang plastic.
 Belerang rombik melarut dalam alkohol, eter, dan karbon disulfida dan hasil
penguapan perlahan-lahan dari larutan belerang dalam pelarut-pelarut ini
menghasilkan kristal oktahedral.
 Belerang monoklin ini mengkristal dari leburan belerang di atas 95,6oC
berbentuk jarum-jarum prisma.
 Belerang plastis yaitu cairan belerang yang mendidih dituangkan ke dalam air
dingin, akan diperoleh belerang plastis.
3. Jika H2S atau hidrogen sulfida dioksidasi akan terbentuk gas belerang.
4. Sifat kimia dari asam sulfat yaitu:
 Sebagai pengoksidasi tembaga
 Sebagai zat dehidrasi
 Sebagai zat katalis dalam pembentukan ester
5. Cara menentukan ion sulfit dalam suatu larutan juga mengandung ion sulfat
adalah larutan tersebut jika direaksikan dengan hidrogen sulfat akan membentuk
koloid belerang tapi jika tidak terdapat ion sulfat maka tidak akan terbentuk
hidrogen sulfida.

14
Bukti Screenshoot Referensi

15
16

Anda mungkin juga menyukai