KIMIA UNSUR
TEMBAGA
DISUSUN OLEH:
NIM : K1A022008
JURUSAN KIMIA
PURWOKERTO
2022
TEMBAGA
I. TUJUAN
Mengetahui sifat sifat tembaga dan senyawanya
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tembaga merupakan merupakan unsur yang terletak pada
golongan transisi periode empat pada seistem periodik unsur dengan
simbol Cu. Tembaga memiliki sifat konduktor sangat baik sehingga
banyak digunakan sebagai penghantar listrik, misalnya untuk kabel
listrik. walaupun tembaga tidak begitu reaktif, tetapi dapat juga
terkorosi. Warna kemerah-merahan dari tembaga berubah menjadi
kehijau-hijauan akibat terkorosi oleh udaraa membentuk patina
(Sunarya, 2009). Proses pengolahan tembaga diawali dengan
pemanggangan kalkopirit (CuFeS2) atau bijih tembaga lain. Hasil
pemanggangan dioksidasi oleh oksigen. Tembaga yang dihasilkan
dimurnikan secara elektrolisis dan flotasi. Pemurnian tembaga dengan
elektrolisis dilakukan dengan menempatkan tembaga kotor di anoda
menggunakan larutan elektrolit CuSO4 sehingga tembaga murni akan
diperoleh di katoda. Tembaga mudah ditempa dan bercampur dengan
emas sehingga digunakan pada pembuatan kerajinan. Tembaga juga
banyak digunakan untuk membuat paduan logam seperti kuningan,
perunggu, dan alnico (Qurniawati, 2018).
Tembaga adalah logam kemerahan. Walaupun tembaga tidak
begitu reaktif, tetapi dapat juga terkorosi. Warna kemerah-merahan
dari tembaga berubah menjadi kehijau-hijauan akibat terkorosi oleh
udara. Tembaga dan senyawanya memiliki banyak kegunaan, sebagian
besar peralatan listrik menggunakan kabel dari tembaga. Tembaga dan
senyawanya digunakan sebagai zat pewarna dalam cat, keramik, tinta,
pernis, dan enamel, serta sebagai bahan membuat perhiasan, peralatan
rumah tangga dan uang logam. Tembaga juga digunakan untuk
membuat paduan. Paduan yang paling sering pada tembaga adalah
kuningan dan perunggu (Nursanti, 2020).
1
Tembaga (Cu) merupakan unsur yang jarang ditemukan di alam
(precious metal). Tembaga umumnya ditemukan dalam bentuk
senyawanya, yaitu bijih mineral, seperti kalkopirit (CuFeS2) dan
kalkosit (Cu2S). Logam Tembaga dapat diperoleh melalui
pemanggangan kalkopirit. Logam Tembaga dapat dimurnikan melalui
proses elektrolisis. Logam Tembaga memiliki koduktivitas elektrik
yang tinggi. Dengan demikian, logam tembaga sering digunakan
sebagai kawat penghantar listrik. Selain itu, Tembaga juga digunakan
pada pembuatan alloy (sebagai contoh, kuningan, merupakan alloy dari
Cu dan Zn),bahan pembuatan pipa, dan bahan dasar pembuatan koin
(uang logam) (Syamsidar, 2013).
Group tembaga terdiri dari tiga unsur yaitu tembaga (Cu), perak
(Ag) dan emas (Au). Ketiganya mempunyai kemiripan sifat dan
kesamaan dalam struktur kristalnya yaitu cubic close-packed.
Unsurunsur group ini merupakan penghantar listrik dan panas yang
baik dan cenderung tidak reaktif. Keberadaan tembaga di kerak bumi
tidak melimpah hanya sekitar 55-68 ppm dan kelimpahannya
menempati urutan ke-25. Meskipun tidak melimpah unsur tembaga
terdistribusi secara luas berupa nuggets tembaga (potongan/lempengan
logam), sulfida, arsenida, klorida dan karbonat. Bijih mineral yang
paling umum adalah chalcopirite (CuFeS2) yang berkilau dan mirip
dengan pyrite (FeS2) tetapi warna tembaganya lebih dominan. Bijih
lain adalah Cu2S yang disebut copper glance/chacocite yang berwarna
abu-abu gelap, malachite/basic copper carbonate CuCO3.Cu(OH)2
yang berwarna hijau, cuprite / cuprous oxide Cu2O berwarna Kimia
Unsur 143 merah manikam dan bornite/ bijih peacock Cu5FeS4
berwarna seperti pelangi (biru, merah, coklat dan ungu) (Sriatun,
2012).
Tembaga jika direaksikan dengan oksigen akan membentuk dua
senyawa tembaga oksida yaitu CuO dan Cu2O (Ratulani, 2017). Jari-
jari logam tembaga adalah 128 ppm (Saito, 2004). Tembaga dengan
nama kimia cuprum dilambangkan dengan Cu. Unsur logam ini
2
berbentuk kristal dengan warna kemerahan. Densitas tembaga yaitu
8,90 dan titik cairnya 1084 C. Dalam bidang industri, logam tembaga
banyak digunakan, sebagai contoh industri cat sebagai antifouling,
industri insektisida, fungisida, dan lain-lain. Disampung itu dalam
proses produksinya, dipakai dalam industri galangan kapal karena
digunakan sebagai campuran bahan pengawet, industri pengolahan
kayu, buangan rumah tangga dan lain sebagainya. Tembaga
merupakan logam yang paling beracun terhadap organisme laut selain
merkuri dan perak. Di alam dapat ditemukan dalam bentuk logam
bebas, tetapi lebih banyak ditemukan dalam bentuk persenyawaan.
Logam Cu secara alamiah dapat masuk ke badan perairan melalui
pengompleksan partikel logam di udara karena hujan dan peristiwa
erosi yang terjadi pada batuan mineral yang ada di sekitar perairan
(Musriadi, 2014).
3
III. PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kimia unsur kali ini adalah
tabung reaksi, gelas beker, corong, pipet tetes, penjepit tabung, gelas
ukur dan pembakar.
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kimia unsur kali ini adalah
tembaga, kalium tartrat, glukosa, tembaga(II) oksida, tembaga (II)
klorida, asam klorida, asam sulfat, asam nitrat, asam klorida pekat,
natrium hirdroksida, larutan tembaga(II) sulfat, kalium iodide, natrium
tiosulfat.
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Percobaan pertama
1. Sekeping logam tembaga dijepit dan dipanaskan
pada nyala pembakar
2. Diamati apa yang terjadi
3.3.2 Percobaan kedua
1. Sebanyak 2 mL HNO3 encer dimasukkan ke dalam
tabung reaksi.
2. Sekeping logam tembaga dimasukkan ke dalam
tabung reaksi
3. Larutan dipanaskan di atas pembakar spirtus
4. Diamati gas yang dihasilkan
3.3.3 Percobaan ketiga
1. Sebanyak 2 mL CuSO4 dimasukkan ke dalam 3
buah tabung reaksi yang berbeda.
2. Sebanyak NaOH encer dimasukkan ke dalam
tabung ke-1
3. Ammonia dimasukkan ke dalam tabung ke-2
4. HCl pekat dimasukkan ke dalam tabung ke-3
5. Diamati apa yang terjadi
4
3.3.4 Percobaan keempat
1. Sebanyak 8,6 g Natrium sitrat, 1 g Na2CO3 dan 40
mL akuades dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
Campuran dalam tabung reaksi disebut larutan A
2. Sebanyak 0,8 g CuSO4 5H2O dan 5 mL akuades
dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Campuran dalam
tabung reaksi disebut larutan B
3. Larutan B dimasukkan ke dalam larutan A
4. Akuades ditambahkan hingga volume larutan
menjadi 50 mL atau disebut dengan larutan Benedict.
5. Sebanyak 5 ml larutan benedict dan 1 gram glukosa
dimasukkan ke dalam 3 tabung reaksi dan
dihomogenkan.
6. Ketiga tabung reaksi dipanaskan di atas pembakar
spirtus sampai terbentuk endapan, diamati yang terjadi
7. Endapan didiamkan, kemudian didekantasi dan
dicuci dengan aquades, diamati perubahan yang terjadi
8. Tabung 1 ditambahkan HCl encer
9. Tabung 2 ditambahkan H2SO4 encer
10. Tabung 3 ditambahkan HNO3 encer
11. Ketiga tabung tersebut dihomogenkan, diamati
perubahan yang terjadi
3.3.5 Percobaan kelima
1. Sebanyak 0,1 gram CuO dimasukkan masing-
masing ke dalam 3 buah tabung reaksi yang berbeda
2. Tabung 1 diambahkan HCl encer secara kualitatif
3. Tabung 2 ditambahkan H2SO4 encer secara
kualitatif
4. Tabung 3 ditambahkan HNO3 encer secara kualitatif
5. Campuran dipanaskan dan diamati apa yang terjadi
5
3.3.6 Percobaan keenam
1. Sebanyak 0,5 gram CuO dimasukkan ke
dalam tabung reaksi
2. Sebanyak 5-10 mL HCl pekat ditambahkan
3. Larutan dipanaskan dan diamati warnanya
4. Sebanyak 1 g Cu ditambahkan dan didihkan
selama 5 menit
5. Larutan dididihkan selama 5 menit kemudian
disaring dan diamati filtratnya
6. Filtrat dimasukkan ke dalam 200 mL
aquades lalu diamati
3.3.7 Percobaan ketujuh
1. Sebanyak 3 mL CuSO4 dimasukkan ke dalam
tabung reaksi
2. Sebanyak 3 mL larutan KI ditambahkan secara
kualitatif lalu diamati
3. Natrium tiosulfat ditambahkan sampai larutan
menjadi jernih
4. Warna endapan yang terbentuk diamati
3.3.8 Percobaan kedelapan
1. CuCl2 anhidrat dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Tabung reaksi dipanaskan dan diamati gas yang
dihasilkan dan bentuk residunya
3.4 Skema Kerja
(Terlampir)
6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
Tabel 4.1.1 Hasil percobaan 1-3
Persamaan reaksi Pengamatan
Cu 2CuO Berubah menjadi warna hitam dan
warna nyala api oranye
3Cu + 8HNO3 Terdapat banyak gelembung
3Cu(NO3)2 + 2NO + pada saat pemanasan dan tidak
4H2O terjadi perubahan warna
7
Tabel 4.1.3 Hasil percobaan 5
8
CuO + 2HNO3 Cu(NO3)2 + - Larutan keruh - Lambat
H2O - Terdapat bereaksi
endapan - Larutan
- Berwarna berwarna hitam
hitam - Terdapat
pekat endapan di
dasar
- CuO tidak larut
dalam HNO3
9
Tabel 4.1.6 Hasil percobaan 8
4.2 Pembahasan
Sistem periodik unsur memiliki unsur unsur transisi
yang dikelompokkan sebgai unsur golongan B. Percobaan
kali ini akan membahas unsur transisi yang berada pada
periode keempat yaitu tembaga. Tembaga memiliki 2
bilangan oksidasi yaitu +1 dan +2 yang masing-masing akan
memberikan warna yang berbeda. Tembaga biloks +1 tidak
memberikan warna pada lautan namun tembaga +2 memiliki
warna biru (Qurniawati, 2018).
Logam Tembaga dapat dimurnikan melalui proses
elektrolisis. Logam Tembaga bereaksi hanya dengan
campuran asam sulfat dan asam nitrat pekat panas (dikenal
dengan istilah aqua regia). Logam Tembaga memiliki
koduktivitas elektrik yang tinggi. Dengan demikian, logam
tembaga sering digunakan sebagai kawat penghantar listrik.
Selain itu, Tembaga juga digunakan pada pembuatan alloy
(sebagai contoh, kuningan, merupakan alloy dari Cu dan
10
Zn),bahan pembuatan pipa, dan bahan dasar pembuatan koin
(uang logam) (Syamsidar, 2013). Tujuan dari praktikum
tembaga yaitu untuk mengetahui sifat-sifa tembaga dan
senyawanya.
Pada praktikum ini dilakukan 8 langkah percobaan.
Langkah pertama diawali dengan diambil sekeping logam
tembaga dengan penjepit kemudian dipanaskan di atas nyala
api pembakar spirtus. Nyala api yang terbentuk diamati.
Pada percobaan kali ini reaksi yang terjadi yaitu:
2Cu + O2 2Cu
11
Gambar 4.2.2 Pemanasan HNO3
12
Reaksi yang terjadi padatabung 3 yaitu:
CuSO4 + 2HCl CuCl2 + H2SO4
13
dihomogenkan dengan cara dikocok. Ketiga tabung tersebut
dipanaskan di atas pembakar spirtus lalu diamati. Larutan tadi
didiamkan selama 10 menit. Tabung 1 ditambahkan HCl encer
tabung 2 ditambahkan H2SO4 encer, dan tabung 3 ditambahkan
HNO3 encer Kemudian dihomogenkan dan diamati.
14
tembaga (I) oksida yaitu 𝐶𝑢2𝑂. Reaksi pembentukan tembaga (I)
oksida juga 15dentic dengan uji Fehling atau Benedict yang
spesifik untuk oksidasi aldehid, sebab pada tahap ini digunakan
glukosa yang memiliki gugus aldehid pada rantai karbonnya.
Larutan benedict mereupakan campuran dari fehling A dan fehling
B. Fehling A adalah larutan tembaga (II) sulfat yang berwarna biru,
CuSO4 (aq). Fehling B, yaitu larutan natrium hidroksida,
NaOH(aq) dan kalium natrium tartrat. (Rivai, 1995).
15
terjadi pada tabung 3 terdapat endapan hitam, larutan berwarna
bening kebiruan hitam dan terdapat gelembung (+). Hasil tersebut
sesuai dengan referensi bahwa jika CuO direaksikan dengan asam
akan menghasilkan garam Cu2+ berwarna biru. Tembaga sangat
lambat terioksidasi, sering memberikan lapisan berwarna hijau dari
hidroksi karbonat dan CuSO4. Tembaga hanya akan larut dalam
asam sulfat dengan kehadiran oksigen. Namun pada tabung ketiga
tidak sesuai referensi karena tembaga mudah larut dalam asam
nitrat dengan adanya oksigen dan menghasilkan larutan tak
berwarna sedangkan pada percobaan praktikum larutan berwarna
hitam kebiruan bening. Kesalahan ini dikarenakan kesalahan
praktikan seperti adanya pengotor, tabung reaksi yang kurang
bersih, ataupun pengambilan larutan yang berbeda-beda tetapi
menggunakan pipet volume yang sama (Syukri, 1999).
+ Cu CuCl + H2O
16
Gambar 4.2.7 Filtrat + 200 mL aquadest
17
Gambar 4.2.8 CuSO4 + KI + natrium tiosulfat
CuCl2 CuO + Cl
18
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Pemanasan sekeping logam tembaga pada nyala api
menunjukkan bahwa tembaga mengalami oksidasi menjadi
tembaga (I) oksida.
2. Logam tembaga dimasukkan ke dalam asam nitrat encer
menyebabkan logam tersebut teroksidasi.
3. a. Larutan tembaga (II) sulfat ditambahkan natrium hidroksida
encer membentuk tembaga (II) hidroksida.
b. Larutan tembaga (II) sulfat ditambahkan amoniak
membentuk ion kompleks tetraaminokuprat (II).
c. Larutan tembaga (II) sulfat ditambahkan HCl pekat
membentuk ion CuCl2- dan gas hidrogen yang dibebaskan.
4. Pembuatan tembaga (I) oksida adalah uji glukosa dengan
menggunakan uji Fehling (Benedict) yang menghasilkan endapan
merah kecoklatan.
5. Pembuatan embaga (II) Oksida dibuat dengan mereaksikan
dengan HNO3, H2SO4 dan HCl
5.2 Saran
Sarannya adalah untuk melakukan praktikum dengan teliti dan
hati hati supaya hasil yang didapat sesuai dengan referansi.
19
DAFTAR PUSTAKA
Musriadi. (2014). Akumulasi Logam Tembaga (Cu) dan Timbal (Pb) pada Karang
Acropora Formosa dan Acropora Hyacinthus di Pulau Samalona,
Barranglompo dan Bonebatang, Kota Makassar. Makassar: Universitas
Hasanuddin.
Ratulani, Juwita. (2017). Kimia Dasar Teori dan Latihan. Padang: Sekolah Tinggi
dan Ilmu Pendidikan PGRI Sumatera Barat.
Sriatun, SS, Taslimah, MS, & Suhartana (2012). MS KIMIA UNSUR. Semarang:
Universitas Diponegoro
Sunarya, Yayan., Agus, Setiabudi. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
20
LAMPIRAN
Skema kerja
Percobaan pertama
Hasil pengamatan
Percobaan kedua
2 mL HNO3
Hasil pengamatan
Percobaan ketiga
2 mL CuSO4
Hasil pengamatan
21
Percobaan keempat
Hasil pengamatan
22
Percobaan kelima
Dihomogenkan
Dipanaskan
Hasil pengamatan
Percobaan keenam
0,5 g CuO
Hasil pengamatan
23
Percobaan ketujuh
3 mL larutan CuSO4
Ditambahkan larutan 3 mL KI
Diamati
Diamati kembali
Hasil pengamatan
Percobaan kedelapan
CuCl2 anhidrat
Dipanaskan
Hasil pengamatan
24
Data Pengamatan
25
26
27
SOAL DAN JAWABAN
1. Tuliskan persamaan reaksi Cu2O dengan H2SO4 encer. Dalam reaksi ini
mana yang bertindak sebagai oksidator dan reduktor.
Jawab:
Cu2O + H2SO4 Cu + CuSO4 + H2O
Cu2O ke Cu = +1 ke 0 (reduksi)
Cu2O ke CuSO4 = +1 ke +2 (oksidasi)
Jadi, yang bertindak sebagai oksidasi dan reduksi adalah Cu2O
2. Dalam keadaan bagaimana senyawa tembaga (I) stabil dalam larutan air.
Jawab:
Senyawa tembaga (I) stabil dalam larutan air apabila keadaan tembaga (I)
mengalapi disproposionasi dalam larutan air dan apabila konsentrasi dari
tembaga tersebut sangat rendah. Senyawa tembaga (I) stabil dalam larutan
air dalam keadaan yang sangat tidak stabil seperti CuCl2
3. Senyawa apa yang dihasilkan dari CuO dan HCl pekat?
Jawab:
CuO + 2HCl CuCl2 + H2O
Jadi, senyawa yang dihasilkan adalah CuCl2
4. Apa fungsi dari natrium tiosulfat pada percobaan 7?
Jawab:
Natrium tiosulfat berfungsi unuk mereduksi I2 menjadi ion 3I- sehingga
larutan menjadi jernih dan endapan yang terbentuk dapat terlihat jelas.
5. Bagaimana hasil pemanasan tembaga (II) klorida dan tembaga (II)
bromida?
Jawab:
Hasil pemanasan tembaga (II) klorida dan tembaga (III) bromida menjadi
CuO yang berwarna hitam.
6. Dilihat dari struktur elektron, ion manakah yang lebih stabil Cu+ atau
Cu2+?
Jawab:
Cu = [Ar] 3d10 4s1 Cu+ = [Ar] 3d10 4s0
Cu2+ = [Ar] 3d9 4s0
28
Dari konfigurasi elektron tersebut disimulkan bahwa Cu+ lebih stabil dari
Cu2+ .
29