Anda di halaman 1dari 9

HIDROLISIS GARAM

Omar fawaz

Xl MIA A
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas Kimia, yaitu berjudul “Hidrolisis Garam” tepat pada waktunya. Dalam
penulisan ini, penulis sangat banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan
satu persatu. Untuk itu, dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang kepada pihak-
pihak yang telah membantu keberhasilan jalannya tulisan ini. Harapan penulis semoga makalah ini
membantu menambah pengetauan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat
meperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini penulis
akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis miliki sangat kurang, oleh karena itu
penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………..

Daftar Isi ……………………………………………………

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang …………………………………..

1.2 Rumusan Masalah ……………………………….

1.3 Tujuan Penulisan …………………………………

Bab II Pembahasan

2.1 Kajian …………………………………………….

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan ……………………………………….


3.2 Saran ………………………………………………

Daftar Pustaka ………………………………………………….

1.1 Latar belakang

Garam telah lama dikenal dan digunakan oleh masyarakat luas.di dalam kehidupan sehari-hari, garam
dikenal sebagai bumbu masak yang memberi rasa asin pada masakan. Sementara itu, di dalam konsep
kimia, garam merupakan senyawa ion yang terbentuk dari penggabungan ion negatif sisa asam dengan
ion positif sisa basa. Karena merupakan gabungan dari ion-ion sisa asam dan sisa basa, maka garam
umumnya berbentuk larutan. Dalam konsep kimia, dikenal tiga jenis garam yaitu:

1. Garam yang bersifat netral, berasal dari asam kuat dan basa kuat.

2. Garam yang bersifat asam, berasal dari asam kuat dan basa lemah.

3. Garam yang bersifat basa, berasal dari asam lemah dan basa kuat.

Selain itu, juga terdapat garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah. Berdasarkan reaksi
hidrolisis, yaitu reaksi zat dengan air, garam-garam bila direaksikan dengan air akan menghasilkan
beberapa zat. Hidrolisis garam yang bersifat asam akan menghasilkan ion H3O+ yang bersifat asam.
Sementara hidrolisis garam yang bersifat basa akan menghasilkan ion OH- yang bersifat basa. Hidrolisis
garam netral tidak menghasilkan zat apapun. Garam dapur yang telah banyak dikenal juga merupakan
senyawa ion dengan rumus kimia NaCl. Bentuk padat garam ini diperoleh melalui proses
kristalisasiGaram ini berasal dari asam kuat HCL dan basa kuat NaOH, sehingga termasuk garam netral.
Karena hidrolisis garam netral tidak menghasilkan zat apapun, maka garam ini (NaCl) bisa dikonsumsi
karena tidak mengubah keseimbangan asam basa di dalam tubuh.

1.2 Tujuan

· Memahami pengertian garam yang mengalami hidrolisis

· Menentukan pH larutan garam yang berasal dari asam dan basa kuat

· Menetunkan pH larutan garam yang berasal dari asan kuat dan basa lemah

· Menetukan pH larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat

· Menentukan pH larutan garam yang berasal dari asam dan basa lemah

1.3 Manfaat

· Mengetahui pengertian hidrolisis garam

· Mengetahui macam macam hdirolisis

· Mengetahui penerapan hidrolisis dalam kehidupan sehari-hari.

1.4 Rumusan masalah

· Apa pengertian hidrolisis ?

· Bagaimana garam dari asam kuat dan basa kuat ?

· Bagaimana garam dari asam kuat dan basa lemah ?

· Bagaimana garam dari asam lemah dan basa kuat ?

· Bagaimana garam dari asam lemah dan basa lemah?

MATERI

2.1 Pengertian hidrolisis


Hidrolisis adalah suatu reaksi peruraian dalam air. Hidrolisis adalah penguraian garam oleh air yang
menghasilkan asam dan basanya. Reaksi hidrolisis terjadi ketika beberapa senyawa-senyawa ionik,
seperti asam, dan basa tertentu larut dalam air.

Hidrolisis garam adalah reaksi kation atau anion dari suatu garam dengan air.Kation dan anion yang
dapat mengalami reaksi hidrolisis adalah kation dan anion garam yang termasuk elektrolit lemah.

Jika suatu molekul asam direaksikan dengan molekul basa maka akan membentuk garam dan air. Reaksi
ini disebut sebagai reaksi penetralan. Namun, pada dasarnya larutan garam tersebut tidak

2.2 Macam macam hidrolisis garam

Jika ditinjau dari komponen pembentuk garam serta banyak tidaknya garam tersebut dapat diuraikan
ketika direaksikan dengan air, maka reaksi hidrolisis dapat dibedakan sebagai berikut ini.

1. Hidrolisis parsial

Hidrolisis parsial ialah ketika garam direaksikan dengan air hanya salah satu/sebagian ion saja yang
mengalami reaksi hidrolisis, sedangkan yang lainnya tidak. Komponen penyusun garam yang mengalami
reaksi hidrolisis parsial ini ialah asam lemah dan basa kuat atau sebaliknya.

2. Hidrolisis total

Hidrolisis total merupakan reaksi penguraian seluruh garam oleh air, yang mana komponen garam
terdiri dari asam lemah dan basa lemah.

Berdasarkan asam basa pembentuknya garam dikelompokkan menjadi :

1. Garam dari asam kuat dan basa kuat Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat jika
dilarutkan kedalam air tidak terhidrolisis. Kation dan anion dari garam tidak ada yang bereaksi dengan H+
maupun OH- dari air sehingga [H+] = [OH-] dan larutan bersifat netral.

Asam kuat + basa kuat → garam + H2O

Contoh :

HCl + KOH → KCl + H2O

2. Garam dari asam lemah dan basa kuat

Larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat bersifat basa (pH>7) dan mengalami
hidrolisis parsial dalam air. Anion dari garam akan mengikat H+ dari air membentuk asam lemah

Tetapan hidrolisis : Kh =

[OH-] = atau [OH-] =


pOH = -log [OH-] dan pH= 14-pOH

Asam lemah + basa kuat → garam + H2O

Contoh :

HF + KOH → KF + H2O

3. Garam dari asam kuat dan basa lemah

Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah jika dilarutkan didalam air akan terhidrolisis
sebagian ( parsial ) dan bersifat asam.

Tetapan hidrolisis : Kh =

[H+] = atau [H+] =

pH = -log [H+]

Asam kuat + basa lemah → garam + H2O

Contoh :

HNO3 + NH4OH → NH4 NO3 + H2O

4. Garam dari asam lemah dan basa lemah

Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah jika terlarut dalam air akan terhidrolisis total.

Harga pH bergantung kepada Ka dan Kb

· Jika Ka = Kb , larutan garam bersifat netral (pH=7)

· Jika Ka > Kb , larutan garam bersifat asam (pH<7)

· Jika Ka < Kb , larutan garam bersifat asam (pH>7)

[H+] = Ka . [H+] = Kw

Kh =

pH = -log [H+]

Asam lemah + basa lemah → garam + H2O

Contoh :

HF + NH4OH → NH4 F + H2O


Penerapan dalam kehidupan sehari hari

Reaksi hidrolisis merupakan suatu reaksi kimia yang digunakan untuk menetralkan suatu campuran
asam dan basa yang menghasilkan air dan garam. Proses hidrolisis tersebut memiliki andil yang besar
dalam terlaksananya berbagai macam proses penting dan kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari.

Reaksi hidrolisis antara molekul asam dan basa yang direaksikan dengan air akan membentuk garam
dengan rumus kimia NaCl. NaCl ini merupakan garam yang digunakan di dapur ibu rumah tangga sebagai
pemberi rasa asin dalam makanan.

Di bidang pertanian, reaksi hidrolisis dimanfaatkan dalam penyesuaian pH tanah dengan tanaman yang
ditanam. Melalui reaksi hidrolisis akan didapatkan jenis pupuk yang tidak terlalu asam maupun basa.
Adapun molekul kimia yang sering digunakan untuk menurunkan pH pupuk ialah pelet padat (NH4)2SO4.
Apabila garam tersebut direaksikan dalam air, maka ion NH4+ akan terhidrolisis di dalam tanah
membentuk NH3 dan H+ yang bersifat asam.

Reaksi hidrolisis antara garam yang terbentuk dari HOCl yang merupakan asam lemah dengan NaOH
yang merupakan basa kuat dengan air akan terjadinya hidrolisis HOCl sehingga menghasilkan ion OH-
yang bersifat basa. Sedangkan NaOH sebagai basa kuat tidak terhidrolisis. Garam yang terbentuk melalui
penggabungan kedua asam basa tersebut ialah NaOCl. Garam ini merupakan salah satu material yang
dimanfaatkan dalam pembuatan bayclin atau sunklin untuk memutihkan pakaian kita.

Reaksi hidrolisis memiliki peran penting dalam pemecahan makanan menjadi nutrisi yang mudah
diserap. Sebagian besar senyawa organik dalam makanan tidak mudah bereaksi dengan air, sehingga
dibutuhkan katalis untuk memungkinkan keberlangsungan proses ini. Katalis organik yang membantu
dengan reaksi dalam organisme hidup dikenal sebagai enzim. Enzim ini bekerja dengan menerapkan
konsep hidrolisis.

Reaksi hidrolisis berperan penting dalam proses pelapukan batuan. Proses ini penting dalam
pembentukan tanah, dan membuat mineral penting tersedia bagi tanaman. Berbagai mineral silikat,
seperti feldspar, mengalami reaksi hidrolisis lambat dengan air, membentuk tanah liat dan lumpur,
bersama dengan senyawa larut.

Reaksi hidrolisis memiliki andil dalam penjernihan air. Penjernihan air minum oleh PAM menerapkan
prinsip hidrolisis, yaitu menggunakan senyawa aluminium fosfat yang mengalami hidrolisis total.

Berikut ini beberapa contoh penerapan hidrolisis garam dalam kehidupan sehari-hari.

1. Pemutih Pakaian

Kita sering menggunakan bayclin untuk memutihkan pakaian. Produk ini mengandung sekitar 5% NaOCl
yang sangat reaktif yang dapat menghancurkan pewarna, sehingga pakaian menjadi putih kembali.
Garam NaOCl berasal dari HOCl (asam lemah) dan NaOH (basa kuat).

NaOCl + H₂O → Na+ + OCl–


OCl– akan terhidrolisis, sedangkan Na+ tidak terhidrolisis. Jadi, garam NaOCl yang menjadi bahan untuk
membuat bayclin mengalami hidrolisis parsial. Garam yang dihasilkan bersifat basa.

2. Penjernihan Air

Penjernihan air minum oleh PAM berdasarkan prinsip hidrolisis. Proses penjernihan ini menggunakan
senyawa aluminium fosfat. Garam aluminium fosfat berasal dari asam lemah dan basa lemah, sehingga
garam ini mengalami hidrolisis total bila direaksikan dengan air.

3. Sebagai Pupuk

Agar tanaman tumbuh dengan baik, pH tanaman harus dijaga. pH tanah pada lahan pertanian harus
disesuaikan dengan pH tanamannya. Untuk menjaga pH-nya agar tetap sama, diperlukan pupuk agar
tidak terlalu asam atau basa. Biasanya para petani menggunakan senyawa (NH₄)₂SO₄ untuk menurunkan
pH tanah. Garam (NH₄)₂SO₄ berasal dari H₂SO₄ (asam kuat) dan NH₄OH (basa lemah).

(NH₄)₂SO₄ → NH₄+ + SO₄2-

NH₄+ akan terhidrolisis, sedangkan SO₄2- tidak terhidrolisis. Jadi, garam (NH₄)₂SO₄ mengalami hidrolisis
parsial. Garam yang dihasilkan bersifat asam.

4. Pelarutan Sabun

Sabun cuci atau garam natrium stearat (C₁₇H₃₅COONa) akan mengalami hidrolisis jika dilarutkan dalam
air, menghasilkan asam stearat dan basa NaOH.

C₁₇H₃₅COONa +H₂O → C₁₇H₃₅COO + NaOH

Oleh karena itu, jika garam tersebut digunakan untuk mencuci, airnya harus bersih dan tidak
mengandung garam Ca2+ atau Mg2+. Garam Ca2+ atau Mg2+ banyak terdapat dalam air sadah. Jika air yang
digunakan untuk mencuci mengandung garam Ca2+ atau Mg2+, buih yang dihasilkan akan menjadi sangat
sedikit. Akibatnya, cucian tidak bersih karena fungsi buih adalah untuk memperluas permukaan kotoran
agar mudah larut dalam air.

5. Kulit Penutup pada Hewan Lunak

Kulit penutup (cangkang) pada hewan lunak (Mollusca) seperti Cypraecassis rufa danCrustaceae
tersusun oleh garam kalsium karbonat (CaCO₃). Kalsium karbonat terbentuk oleh asam lemah H₂CO₃ dan
basa kuat Ca(OH)₂, sehingga garam yang terbentuk bersifat basa.

6. Penyedap Makanan

Agar lebih terasa gurih dan enak, biasanya ke dalam makanan ditambahkan monosodium glutamat
(MSG) yang berfungsi sebagai penyedap makanan. Monosodium glutamat yang memiliki rumus kimia
C₅H₈NO₄Na merupakan garam yang bersifat basa.

7. Kompres Dingin
Semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan terciptanya banyak benda-benda yang
dapat mempermudah pekerjaan manusia. Dulu kita menggunakan kain dan es batu untuk mengompres
ketika demam. Namun sekarang sudah tersedia kompres dingin instan yang diperjualbelikan di pasar.
Kompres ini menggunakan garam ammonium nitrat (NH₄NO₃) yang bersifat asam.

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hidrolisis garam adalah reaksi kation atau anion dari suatu garam dengan air. Berdasarkan asam basa
pembentuknya garam :

· Garam dari asam kuat dan basa kuat : tidak megalami hidrolisis karena berasal dari elektrolit kuat
dimana larutannya bersifat netral.

· Garam dari asam lemah dan basa kuat : bersifat basa (pH>7) dan mengalami hidrolisis parsial
dalam air.

[OH-] =

· Garam dari asam kuat dan basa lemah : jika dilarutkan didalam air akan terhidrolisis sebagian (
parsial ) dan bersifat asam.

[H+] =

· Garam dari asam lemah dan basa lemah : jika terlarut dalam air akan terhidrolisis total.

[H+] = Ka .

3.2 Saran

Untuk memahami materi hidrolisis garam , kita harus paham mengenai asam dan basa baik yang kuat
maupun lemah agar mempermudah kita dalam mempeajarinya.

Anda mungkin juga menyukai