Anda di halaman 1dari 7

38

II
KINETIKA KIMIA
2.1 Pendahuluan
Kinetika kimia merupakan ilmu kimia yang mempelajari tentang kecepatan / laju reaksi,
mekanisme reaksi kimia, dan persamaan matematik sebagai sarana perhitungannya,
serta perubahan-perubahan yang terjadi pada tiap kondisi yang berbeda.
Laju reaksi adalah laju berkurangnya konsentrasi reaktan persatuan waktu atau laju
bertambahnya konsentrasi produk persatuan waktu.

Secara matematik ditulis:


Reaksi: a A + b B c C + d D, maka laju reaksi didefinisikan:

- 1 d ( A) - 1 d ( B) 1 d (C ) 1 d ( D )
v   
a dt b dt c dt d dt

2.2 Hukum Laju


Laju reaksi adalah krakteristik untuk tiap reaksi, oleh karena itu perhitungan-
perhitungan lebih lanjut tentang laju reaksi menggunakan hokum aksi missal:
“Kecepatan reaksi sebanding dengan konsentrasi reaktan dalam langkah yang
menentukan laju reaksi”. Hukum ini disebut juga hokum laju, dan secara matematik
dituliskan:

v  k  Am B n
Dimana: v = Laju rekasi
k = konstanta laju reaksi
m = orde reaksi terhadap A, dan n = orde reaksi terhadap B
m + n = orde reaksi / tingkat reaksi keseluruhan.
Setiap reaksi adalah karakteristik, karena memiliki orde reaksi tertentu. Ada reaksi
berorde nol, orde satu, orde 2 , orde 3, dan sterusnya bahkan ada reaksi yang berorde
negatif, bahkan pecahan. Orde reaksi hanya dapat ditentukan melalui eksperimen,
kecuali reaksi elementer / sederhana.
39

2.3 Orde Reaksi


A. Reaksi orde nol
Reaksi orde nol adalah reaksi yang terjadi bila konsentrasi reaktan tidak mempengaruhi
laju reaksi. Dengan demikian, satuan k sama dengan satuan laju reaksi (konsent/waktu)
Misal Reaksi: A Produk, maka:
d ( A)
v  k  A0  k . v
dt
Secara stoikiometri:
A Produk
Konsentrasi mula-mula: ao 0
Bereaksi selama t dt : x x
Setelah t dt : [A] = (ao – x) x [A]

d  A
  k  A0  k , hasil integrasinya adalah: [A] = [A]o – k t ,
dt
Grafik antara [A] versus t, diperoleh garis lurus dengan slope = – k, dan intercept = ao.

[A] intercept

[ A] 2  [ A]1
Kemiringan garis (Slope) = tg  = =–k
t 1t 2

Ao
Waktu paruhnya: t1 / 2 
2k
t

B. Reaksi orde satu


Untuk reaksi orde satu, laju reaksi sebanding dengan konsentrasi reaktan pangkat satu,
atau laju reaksinya sebanding dengan konsentrasi reaktan. Dalam hal ini, satuan k
adalah perwaktu.
Misal Reaksi:
A Produk
Konsentrasi mula-mula: ao 0
Bereaksi selama t dt : x x
Setelah t dt : at = (a – x) x.
40

 d  A
 k  A
dt

 d  A
 kt , hasil integrasinya:
A
ln
A  kt , atau A  A .e  kt , atau
o
 Ao
ln A  ln  Ao  kt , (persamaan garis)
Dimana: [A]o = konsentrasi awal reaktan, dan [A] = konsentarsi reaktan setelah t detiik.
Atau persamaan di atas ditulis, dengan [A]o = a, dan [A] = a – x, maka:
(a  x )
ln   kt .
a
Dari persamaan garis di atas, bila dibuat grafik ln[A] versus t, akan diperoleh garis lurus
dengan slope = – k, dan intercept = ln[A]o.

ln[A] intercept

Kemiringan garis (Slope) = tg  = – k

ln 2
 Waktu paruhnya: t1 / 2 
k

C. Reaksi orde dua


Untuk reaksi orde satu, laju reaksi sebanding dengan konsentrasi reaktan pangkat satu,
atau laju reaksinya sebanding dengan konsentrasi reaktan. Dalam hal ini, satuan k
adalah per konsentrasi per waktu.
Pada reaksi orde dua terdapat dua kasus reaksi, yaitu:
Kasus 1: A Produk., (orde dua)
A+B Produk., (dimana: [A]o = [B]o )
d  A
  k  A2
dt
41

d  A
 2
 k  dt , hasil integrasinya:
 A
1 1 1 1
  k t , atau   kt , atau
A Ao A Ao
Bila konsentrasi mula-mula reaktan = a mol/liuter, dan pada t detik reaktan yang
berreaksi x mol/liter, maka setelah t detik, reaktan yang tersisa = (a – x) mol/liter,
persamaannya ditulis:
x
kt
a ( a  x)
1 1
Grafik versus t, diperoleh garis lurus dengan slope = k, dan interceptnya = :
A Ao
1
A
Kemiringan garis (Slope) = tg  = k

1
 Waktu paruhnya: t1 / 2 
Ao k
Intercept

Kasus 2:
A + B Produk., (dimana: [A]o ≠ [B]o )
Mula-mula : a b 0
Bereaksi : x x x
Setelah t dt : (a – x) (b – x) x

d  A dx
   k  AB
dt dt
dx
 k (a  x)(b  x )
dt
x t
dx
 (a  x)(b  x)  k  dt
o o

Dengan menggunakan integral parsiel, diperoleh:


42

1 b( a  x )
ln kt
(a  b) a (b  x )

Contoh: Reaksi hidrolisis etil asetat dalam suasana basa ditulis:


CH 3COOC 2 H 5  NaOH  CH 3COONa  C 2 H 5OH ,
Bila etil asetat mula-mula 0,01211 mol/luter dan NaOH mula-mula 0,02578 mol/liter,
tentukan harga konstanta laju dari data berikut:
t (detik) (a – x) [mol/liter] (b – x) [mol/liter]
224 0,00889 0,02256
377 0,00734 0,02101
629 0,00554 0,01921
816 0,00454 0,01821

Jawab: Ambil saja salah satu data, karena reaksi di atas adalah orde dua kasus dua,
berarti harga k nya relatif konstan.
1 b( a  x)
kt  ln
( a  b ) a (b  x )
1 0,02578(0,00889)
k .224  ln
(0,01211  0,02578) 0,01211(0,02256)
0,000229
224 k  73,15289 ln
0,000273
 73,15289
k ln 0,83883
224
–1 –1
k  0,0574 M .s

D. Rekasi orde tiga


Reaksi orde tiga adalah reaksi dimana laju reaksi sebanding dengan konsentrasi reaktan
–2 –1
pangkat tiga. Dengan demikian, satuan harga k adalah M .s . Pada reaksi orde tiga
terdapat tiga kasus.
Kasus 1: A Produk ., (orde tiga)
A+B Produk., (orde tiga, dimana: [A]o = [B]o )
A+B+C Produk., (dimana; [A]o = [B]o= [C]o )

d  A
  k  A3
dt
d  A
 A3   k  dt , hasil integrasinya:
43

1 1 1 1
  2k t , atau persamaan garis:   2k t
A2 Ao2 A2 A2o
1 1
Grafik versus t, diperoleh garis lurus dengan slope = 2 k, dan intercept = .
A2 Ao2

1
A2
Kemiringan garis (Slope) = tg  = 2 k

3
 Waktu paruhnya: t1 / 2 
2  Ao2 k

Intercept
t

Kasus 2: Reaksi A+B Produk., (orde tiga, dimana: [A]o ≠ [B]o )


A+B+C Produk., (dimana; [A]o = [B]o ≠ [C]o )

Bila orde reaksi terhadap A adalah orde dua dan terhadap B orde satu, dan konsentrasi
mula-mula reaktan A = a, dan reaktan B = b, pada saat t detik telah bereaksi x mol/liter,
maka setelah t detik, terdapat A = (a – x) mol/liter, B = (b – x) ml/liter, dan produk = x
mol/liter.
dx
 k  A2 B 
dt
dx
 k (a  x ) 2 (b  x)
dt
x t
dx
 (a  x) 2 (b  x)  k  dt ,
o o

Dengan menggunakan integal prasiel diperoleh:


x x xx t
dx PdxQdx Rdx
 (a  x) 2 (b  x)   (a  x) 2   (a  x)   (b  x)  k  dt
o o o o o

Hasil integrasinya adalah:

1  x  1 b( a  x )
   ln
(b  a )  a (a  x )  (b  a ) 2 a(b  x )
44

Kasus 3:
Reaksi: A + B + C Produk., ([A]o ≠ [B]o ≠ [C]o )
Mula-mula : a b c 0
Bereaksi : x x x x
Setelah t detik : (a – x) (b – x) (c – x) x
Penyelesaian dari kasus ini adalah:
 d  A dx
  k  AB C 
dt dt
dx
 k ( a  x )(b  x )(c  x)
dt
x t
dx

 (a  x)(b  x)(c  x)  dt
k
o o
x x x x t
dx pdx qdx rdx
 (a  x)(b  x)(c  x)   (a  x)   (b  x)   (c  x)  k  dt
o o o o o
Dengan menggunakan integral parsiel, hasil integrasinya adalah:
(b  c ) (c  a) ( a  b)
1  ( a  x)   (b  x)   (c  x) 
ln  kt
(a  b)(b  c )(c  a )  a   b   c 

Selesaikan soal-soal berikut (diskusikan dengan teman):


1. Diketahui bahwa penguraian HI menjadi hidrogen dan Iodium pada suhu 508 oC,
mempunyai waktu paruh sebesar 135 menit bila tekanan awal HI = 0,1 atm dan 13,5
menit bila tekanan awal 1 atm. (a). Tunjukkan bahwa keadaan tersebut merupakan
orde satu., dan (b). Hitung konstanta laju reaksinya (k).

2. Reaksi CH 3CH 2 NO2  OH   H 2O  CH 3CHNO2 , merupakan reaksi orde


–1 –1
dua dengan nilai k = 39,1 Liter. mol .menit . Suatu larutan dalam air dibuat
sedemikian sehingga konsentrasi awal nitroetana 0,004 molar dan NaOH 0,005
molar. Hitunglah waktu yang dibutuhkan agar 90% nitroetana bereaksi !

3. Larutan A dicampur dengan larutan B dalam volume yang sama dan mengandung
jumlah mol yang sama pula. Terjadi reaksi: A + B  C, sesudah 1 jam, 75% A
sudah bereaksi. Berapa jumlah A yang belum bereaksi setelah waktu 2 jam, bila
reaksi adalah
a. orde satu terhadap A dan orde nol terhadap B.
b. orde satu terhadap A maupun B.

Anda mungkin juga menyukai