Di dalam air, garam dapat terurai menjadi ion-ionnya (terionisasi). Ion-ion itu ada yang
bereaksi dengan air, yaitu ion-ion yang berasal dari asam lemah atau basa lemah. Reaksi
antara air dengan ion-ion yang berasal dari asam lemah atau basa lemah disebut hidrolisis.
Ketika dalam larutan air terurai menjadi kation hidrogen (H+) dan anion hidroksida (OH−)
yang selanjutnya akan bereaksi dengan ion senyawa lain yang menyebabkan tertinggal atau
berlebihnya kation hidrogen (H+) dan anion hidroksida (OH−) sehingga larutan bersifat asam
atau basa. Jika ion-ion air tidak bereaksi dengan senyawa pada larutan tertentu, larutan
tersebut tetap bersifat netral (masih merupakan pH air).
Proses ini biasanya digunakan untuk memecah polimer tertentu, terutama yang dibuat melalui
polimerisasi tumbuh bertahap (step-growth polimerization). Hidrolisis berbeda
dengan hidrasi. Pada hidrasi, molekul tidak terpecah menjadi dua senyawa baru. Biasa nya
hidrolisis terjadi saat proses pencernaan karbohidrat
Hidrolisis garam sebagian adalah reaksi garam dengan air dimana yang bisa bereaksi hanya
anion nya saja atau kation nya saja. Garam yang mengalami hidrolisis sebagian yaitu:
Hidrolisis garam total adalah reaksi garam dengan air dimana semua ion garam dapat
bereaksi dengan air, baik kation maupun anion nya. Garam yang mengalami hidrolisis total,
yaitu garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah.
Baca Juga : 40+ Soal Hidrolisis Garam Pilihan Ganda [+ Pembahasan Lengkap]
Garam seperti NaCl yang dapat terbentuk dari reaksi basa kuat (NaOH) dan asam kuat (HCl)
tidak dapat terhidrolisis sehingga larutannya bersifat netral. Anion Cl− merupakan basa
konjugasi yang sangat lemah karena berasal dari asam kuat sehingga cenderung tidak dapat
menarik proton.
Kation Na+ tidak terhidrolisis, sebagaimana di dalam air Na+ hanya akan terhidrasi
(dikelilingi oleh molekul-molekul H2O). Oleh karena densitas muatannya yang rendah,
kemampuan kation Na+ mempolarisasi molekul-molekul H2O di sekitarnya untuk melepas
proton dapat diabaikan. Akibatnya, kation Na+ cenderung tidak mempengaruhi keasaman
larutan.
Anion-anion basa konjugasi dari asam kuat yang tidak terhidrolisis, antara lain Cl−,
Br−, I−, NO3−, dan ClO4−.
Kation-kation dari basa kuat yang tidak terhidrolisis, antara lain kation-kation logam
golongan IA dan IIA (Li+, Na+, K+, Mg2+, Ca2+), kecuali Be2+.
Larutan garam dari asam kuat dan basa kuat umumnya tidak mengubah perbandingan
konsentrasi H+ dan OH− dalam air. Oleh karena itu, larutannya bersifat netral (pH = 7).
Kation NH4+ dapat terhidrolisis karena merupakan asam konjugasi lemah yang berasal dari
basa lemah sehingga dapat mendonorkan proton (H+) kepada H2O dan membentuk ion
hidronium (H3O+).
kation asam konjugasi dari basa lemah, seperti NH4+, CH3NH3+, C6H5NH3+, dan
C5H5NH+;
kation logam dengan densitas muatan tinggi, seperti Fe3+, Cr3+, Al3+, Cu2+, dan Ni2+.
Simpelnya :
Contoh :
Garam seperti KCN yang dapat terbentuk dari reaksi asam lemah (HCN) dan basa kuat
(KOH) akan mengalami hidrolisis anion yang berasal dari asam lemah sehingga larutannya
bersifat basa.
Kation K+ tidak terhidrolisis dan juga kation K+ yang terhidrasi memiliki densitas muatan
yang rendah sehingga cenderung tidak mempengaruhi keasaman larutan. Anion CN − dapat
terhidrolisis karena merupakan basa konjugasi lemah yang berasal dari asam lemah sehingga
dapat menarik proton (H+) dari H2O dan membentuk ion hidroksida (OH−).
Contoh :
Belum Pasti hasilnya apakah bersifat Asam atau basa ataupun netral.
Contoh :
Karena kation dan anion yang dihasilkan berasal dari asam lemah dan basa lemah, maka
kedua ion tersebut mengalami hidrolisis sempuran/hidrolisis total.