Anda di halaman 1dari 4

Ikatan Kimia – Pengertian, Teori, Sifat,

Jenis dan Geometri Molekul

Ikatan Kimia – Pengertian, Teori, Sifat, Jenis dan Geometri Molekul – Senyawa kimia
terbentuk dari dua atau lebih atom yang bergabung atau berikatan satu sama lain.
Penggabungan ini akan menghasilkan molekul atau senyawa yang sederhana atau kompleks.
Atom-atom tersebut terikat satu sama lain dalam senyawa akibat adanya gaya ikatan kimia.
Munculnya teori tentang ikatan kimia disebabkan oleh keberadaan golongan unsur gas mulia
yaitu pada golongan VIIIA pada sistem periodik. Golongan unsur gas mulia memperlihatkan
kecenderungan yang sangat kecil untuk membentuk senyawa kimia, hal ini disebabkan
karena unsur gas mulia bersifat stabil, sangat sulit bereaksi dengan unsur lain membentuk
senyawa dan memiliki elektron valensi oktet dan duplet. Kebanyakan unsur-unsur di alam
ada dalam bentuk senyawanya, bukan sebagai unsur bebas seperti unsur gas mulia. Hal ini
memperlihatkan adanya kecenderungan dari atom-atom yang relatif tidak stabil membentuk
senyawa yang lebih stabil dibandingkan dengan atom unsur bebasnya.

Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk dapat mengetahui dan mempelajari tentang
ikatan kimia. Karena dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak akan pernah lepas dari hal-hal
yang berhubungan dengan ikatan kimia.
Ikatan Sekunder (Gaya Tarik Antarmolekul)

Ikatan sekunder adalah ikatan antar molekul. Gaya ikatan sekunder timbul dari dipol atom
atau molekul. Pada dasarnya dipol listrik timbul jika ada jarak pisah antara bagian positif dan
negatif dari sebuah atom dan molekul. Perlu diingat bahwa gaya tarik antarmolekul berikatan
dengan sifat-sifat fisis zat, seperti titik leleh dan titik didih. Semakin kuat gaya tarik
antarmolekul, semakin sulit untuk memutuskannya, sehingga mengakibatkan semakin tinggi
titik leleh maupun titik didih suatu senyawa.

1) Gaya London / Gaya Dispersi

Gaya London atau gaya dispersi adalah gaya tarik menarik antara molekul-molekul dalam zat
yang nonpolar. Fritz London, seorang ilmuwan Jerman mengungkapkan teori tentang gaya
ini, sehingga gaya ini bisa disebut gaya London. Gaya London adalah gaya dimana elektron
senantiasa bergerak dalam orbital. Perpindahan elektron dari suatu daerah ke daerah lainnya
menyebabkan suatu molekul yang secara normal bersifat nonpolar menjadi polar sesaat,
membentuk dipol sesaat. Dipol yang terbentuk dengan cara ini disebut dipol sesaat karena
dipol ini dapat berubah secara banyak dalam satu detik. Dipol sesaat pada suatu molekul
dapat mengimbas molekul di sekitarnya sehingga membentuk suatu dipol terimbas.

Gaya London merupakan gaya yang relatif lemah. Zat yng molekulnya bertarikan hanya
berdasarkan gaya London mempunyai titik leleh dan titik didih yang rendah dibandingkan
dengan zat lain yang massa molekulnya relatif kira-kira sama. Jika molekul-molekulnya
kecil, zat-zat itu biasanya berbentuk gas pada suhu kamar. Contohnya adalah hidrogen (H 2),
nitrogen (N2), metana (CH4), gas-gas mulia seperti helium (He), dan sebagainya.

Kekuatan gaya London bergantung pada beberapa faktor, antara lain kerumitan molekul dan
ukuran molekul.

Kerumitan Molekul

 Lebih banyak terdapat interaksi pada molekul kompleks dari molekul sederhana, sehingga
Gaya London lebih besar dibandingkan molekul sederhana.
 Makin besar Mr makin kuat Gaya London.

Ukuran Molekul

 Molekul yang lebih besar mempunyai tarikan lebih besar dari pada molekul berukuran kecil.
Sehingga mudah terjadi kutub listrik sesaat yang menimbulkan Gaya London besar.
 Dalam satu golongan dari atas ke bawah, ukurannya bertambah besar, sehingga gaya
londonnya juga semakin besar.

2) Ikatan Hidrogen

Suatu gaya antarmolekul yang relatif kuat terdapat dalam senyawa hidrogen yang mempunyai
keelektronegatifan besar, yaitu fluorin (F), oksigen (O), dan nitrogen (N). Misalnya dalam
HF, H20, dan NH3. Hal ini tercermin dari titik didih yang menyolok tinggi dari senyawa-
senyawa tersebut dibandingkan dengan senyawa lain yang sejenis.
Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan elektronegativitas antara atom-
atom dalam molekul tersebut. Semakin besar perbedaannya, semakin besar ikatan hidrogen
yang terbentuk.

Ikatan hidrogen memengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin besar ikatan hidrogennya,
semakin tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada air (H 2O), terjadi dua ikatan hidrogen
pada tiap molekulnya. Akibatnya jumlah total ikatan hidrogennya lebih besar daripada asam
florida (HF) yang seharusnya memiliki ikatan hidrogen terbesar (karena paling tinggi
perbedaan elektronegativitasnya) sehingga titik didih air lebih tinggi daripada asam florida.

Ikatan hidrogen yang terjadi antar molekul air, dimana muatan parsial positif berasal dari
atom H yang berasal dari salah satu molekul air. Ikatan hidrogen dapat terjadi inter molekul
dan intra molekul. Jika ikatan terjadi antara atom-atom dalam molekul yang sama maka
disebut ikatan hidrogen intramolekul atau didalam molekul, seperti molekul H 2O dengan
molekul H2O. Ikatan hidrogen, juga terbentuk pada pada antar molekul seperti molekul NH3,
CH3CH2OH dengan molekul H2O, ikatan yang semacam ini disebut dengan ikatan hidrogen
intermolekul.

3) Ikatan / Gaya Van Der Waals

Gaya-gaya antarmolekul secara kolektif disebut juga gaya van der Waals. Jadi, bisa dikatakan
bahwa gaya London, gaya dipol-dipol, dan gaya dipol-dipol terimbas, semuanya tergolong
gaya van der Waals. Namun demikian, ada kebiasaan untuk melakukan pembedaan yang
bertujuan untuk memperjelas gaya antarmolekul dalam suatu zat berikut.

 Istilah gaya London atau gaya dispersi digunakan, jika gaya antarmolekul itulah satu-satunya,
yaitu untuk zat-zat yang nonpolar. Misalnya untuk gas mulia, hidrogen, dan nitrogen.
 Istilah gaya van der Waals digunakan untuk zat yang mempunyai dipol-dipol selain gaya
dipersi, misalnya hidrogen klorida dan aseton.

C. Geometri Molekul

Geometri molekul berkaitan dengan susunan ruang atom-atom dalam molekul. Molekul
diatomik memiliki geometri linear; Molekul triatomik dapat bergeometri linear atau bengkok;
Molekul tetraatomik bergeometri planar (datar sebidang) atau piramida. Semakin banyak
atom penyusun molekul, semakin banyak pula geometrinya. Geometri molekul dapat
ditentukan melalui percobaan. Namun demikian, molekul-molekul sederhana dapat
diramalkan geometrinya berdasarkan pemahaman tentang struktur elektron dalam molekul.
No. Senyawa Rumus Lewis Atom Pusat Jumlah domain elektron

PEI PEB

1. H2O HOH 2 2 4

2. CO2 OCO 2 0 2

3. SO2 OSO 2 1 3

Prinsip Dasar Teori Domain Elektron

 Antara domain elektron pada kulit luar atom pusat saling tolak-menolak, sehingga domain
elektron akan mengatur diri (mengambil formasi) sedemikian rupa sehingga tolak-menolak di
antaranya menjadi minimum.
 Pasangan elektron bebas mempunyai gaya tolak yang sedikit lebih kuat daripada pasangan
elektron ikatan. Hal itu terjadi karena pasangan elektron bebas hanya terikat pada satu atom
sehingga gerakannya lebih leluasa

Anda mungkin juga menyukai