Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Larutan Elektrolit dan

Nonelektrolit Sifat – Sifat dan Contohnya


Oleh Anas IlhamDiposting pada Januari 6, 2020

Pengertian Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Sifat – Sifat dan Contohnya – Materi
dalam kelas 10 SMA tentang elektrolit akan siswa pelajari karena menjadi dasar untuk
mempelajari reaksi redoks, kita harus tahu lebih dahulu yang mana larutan elektrolit dan non
elektrolit.

1. Pendahuluan

Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat
yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat
yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven.
Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan,
sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan
atau solvasi.

Contoh larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang dilarutkan dalam cairan, seperti
garam atau gula dilarutkan dalam air. Gas juga dapat pula dilarutkan dalam cairan, misalnya
karbon dioksida atau oksigen dalam air. Selain itu, cairan dapat pula larut dalam cairan lain,
sementara gas larut dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat, misalnya aloi (campuran
logam) dan mineral tertentu.
Baca Juga : 20+ Soal Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit Pilihan Ganda [+ Pembahasan]

Konsentrasi

Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam
larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan
jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah
pelarut.

Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per juta (part per
million, ppm). Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai
encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi).

Pelarutan

Molekul komponen-komponen larutan berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Pada


proses pelarutan, tarikan antarpartikel komponen murni terpecah dan tergantikan dengan
tarikan antara pelarut dengan zat terlarut.

Terutama jika pelarut dan zat terlarut sama-sama polar, akan terbentuk suatu sruktur zat
pelarut mengelilingi zat terlarut; hal ini memungkinkan interaksi antara zat terlarut dan
pelarut tetap stabil.

Bila komponen zat terlarut ditambahkan terus-menerus ke dalam pelarut, pada suatu titik
komponen yang ditambahkan tidak akan dapat larut lagi. Misalnya, jika zat terlarutnya
berupa padatan dan pelarutnya berupa cairan, pada suatu titik padatan tersebut tidak dapat
larut lagi dan terbentuklah endapan. Jumlah zat terlarut dalam larutan tersebut adalah
maksimal, dan larutannya disebut sebagai larutan jenuh.

Titik tercapainya keadaan jenuh larutan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan,
seperti suhu, tekanan, dan kontaminasi. Secara umum, kelarutan suatu zat (yaitu jumlah suatu
zat yang dapat terlarut dalam pelarut tertentu) sebanding terhadap suhu.
Hal ini terutama berlaku pada zat padat, walaupun ada perkecualian. Kelarutan zat cair dalam
zat cair lainnya secara umum kurang peka terhadap suhu daripada kelarutan padatan atau gas
dalam zat cair. Kelarutan gas dalam air umumnya berbanding terbalik terhadap suhu.

2. Larutan elektrolit dan non elektrolit

Mari kita kembali ke pokok bahasan ini. Pastinya kita pernah melihat orang melakukan
penangkapan ikan dengan alat setrom listrik yang sumber arusnya berasal dari aki; atau
kalian pernah mendengar penyataan jika kita menyentuh stop kontak dalam kondisi tangan
basah, kemungkinan besar akan kesetrom.

Apa yang menjadi faktor penyebab dari semua perilaku ini? Mengapa ikan bisa mati jika alat
setrom dicelupkan kedalam air? Bukankah penghantar listrik erat kaitannya dengan suatu
bahan logam? Pertanyaan-pertanyaan ini akan kita bahas di sini.

Suatu larutan dapat dikatakan sebagai larutan elektrolit jika zat tersebut mampu
menghantarkan listrik. Mengapa zat elektrolit dapat menghantarkan listrik? Ini erat
kaitannya dengan ion-ion yang dihasilkan oleh larutan elektrolit (baik positif maupun
negative). Suatu zat dapat menghantarkan listrik karena zat tersebut memiliki ion-ion yang
bergerak bebas di dalam larutan tersebut. ion-ion inilah yang nantinya akan menjadi
penghantar. Semakin banyak ion yang dihasilkan semakin baik pula larutan tersebut
menghantarkan listrik.

Larutan Elektrolit merupakan suatu zat yang ketika dilarutkan dalam air akan menghasilkan
larutan yang dapat menghasilkan arus listrik.
Larutan Nonelektrolit adalah tidak dapat menghantarkan arus listrik ketika dilarutkan dalam
air.

3. Sejarah Larutan elektrolit dan non elektrolit

Pada tahun 1884, Svante Arrhenius, ahli kimia terkenal dari Swedia mengemukakan teori
elektrolit yang sampai saat ini teori tersebut tetap bertahan padahal ia hampir saja tidak
diberikan gelar doktornya di Universitas Upsala, Swedia, karena mengungkapkan teori ini.
Menurut Arrhenius, larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-partikel
bermuatan listrik positif dan negatif yang disebut ion (ion positif dan ion negatif) Jumlah
muatan ion positif akan sama dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion
dalam larutan netral. Ion-ion inilah yang bertugas mengahantarkan arus listrik. Larutan yang
dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit.

Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya gelembung gas
dalam larutan. Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang bermuatan (kation dan
anion). Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Michael Faraday, diketahui bahwa jika
arus listrik dialirkan ke dalam larutan elektrolit akan terjadi proses elektrolisis yang
menghasilkan gas.

Gelembung gas ini terbentuk karena ion positif mengalami reaksi reduksi dan ion negatif
mengalami oksidasi. Contoh, pada laruutan HCl terjadi reaksi elektrolisis yang menghasilkan
gas hidrogen sebagai berikut.
HCl(aq)→ H+(aq) + Cl-(aq)

Reaksi reduksi : 2H-(aq) + 2e– → H2(g)

Reaksi oksidasi : 2Cl-(aq) → Cl2(g) + 2e–

Pada larutan elektrolit kuat, seluruh molekulnya terurai menjadi ion-ion (terionisasi
sempurna). Karena banyak ion yang dapat menghantarkan arus listrik, maka daya hantarnya
kuat. pada persamaan reaksi, ionisasi elektrolit kuat ditandai dengan anak panah satu arah ke
kanan.

Contoh :
NaCl(s) → Na+ (aq) + Cl- (aq)

4. Berbagai Jenis Larutan Elektrolit

Larutan apa saja yang dapat menghantarkan listrik? Terdapat berbagai jenis larutan yang bisa
menghantarkan listrik. Pembagian zat tersebut adalah sebagai berikut.

Berdasarkan jenis larutan

1. Larutan asam (zat yang melepas ion H+ jika dilarutkan dalam air), contohnya adalah:

 Asam klorida/asam lambung : HCl


 Asam florida : HF
 Asam sulfat/air aki : H2SO4
 Asam asetat/cuka : CH3COOH
 Asam sianida : HCN
 Asam nitrat : HNO3
 Asam fospat : H3PO4

2. Larutan basa (zat yang melepas ion OH– jika dilarutkan dalam air), contohnya adalah:

 Natrium hidroksida/soda kaustik : NaOH


 Calcium hidroksida : Ca(OH)2
 Litium hidroksida : LiOH
 Kalium hidroksida : KOH
 Barium hidroksida : Ba(OH)2
 Magnesium hidroksida : Mg(OH)2
 Aluminium hidroksida : Al(OH)3
 Besi (II) hidroksida : Fe(OH)2
 Besi (III) hidroksida : Fe(OH)3
 Amonium hirdoksida : NH4OH

3. Larutan garam (zat yang terbentuk dari reaksi antara asam dan basa), contohnya adalah:

 Natrium klorida/garam dapur : NaCl


 Ammonium clorida : NH4Cl
 Ammonium sulfat : (NH4)2SO4
 Calcium diklorida : CaCl2
Berdasarkan jenis ikatan

 Senyawa ion (senyawa yang terbentuk melalui ikatan ion), contohnya adalah: NaCl, CaCl 2,
AlCl3, MgF2, LiF (sebagian besar berasal dari garam).
 Senyawa kovalen polar (senyawa melalui ikatan kovalen yang bersifat polar/memiliki
perbedaan keelektronegatifan yang besar antar atom), contohnya adalah: HCl, NaOH, H 2SO4,
H3PO4, HNO3, Ba(OH)2 (berasal dari asam dan basa).

Sifat daya hantar listrik

Larutan tergolong ke dalam campuran homogen yang terdiri dari pelarut dan zat terlarut.
Pelarut -pelarut yang biasa digunakan adalah air. Sedangkan zat terlarut terdiri dari berbagai
senyawa ion maupun kovalen. sifat daya hantar listrik zat yang terlarut dalam air dapat
diketahui dengan uji nyala.

Jenis larutan Sifat dan pengamatan lain Contoh senyawa Reaksi ionisasi

NaCl → Na+ + Cl–


– Terionisasi sempurna
NaOH → Na+ + OH–
– Menghantarkan arus listrik NaCl, NaOH, H2SO4, HCl, dan
Elektrolit kuat H2SO4 → H+ + SO42-
– Lampu menyala terang KCl
HCl → H+ + Cl–
– Terdapat gelembung gas
KCl → K+ + Cl–

– Terionisasi sebagian CH3COOH → H+ +


Elektrolit – Menghantarkan arus listrik CH3COOH, N4OH, HCN, dan CH3COO–
lemah – Lampu menyala redup Al(OH)3 HCN → H+ + CN–
– Terdapat gelembung gas Al(OH)3 → Al3+ + OH–

– Tidak terionisasi
– Tidak menghantarkan arus C6H12O6 C6H12O6
listrik C12H22O11 C12H22O11
Nonelektrolit
– Lampu tidak menyala CO(NH2)2 CO(NH2)2
– Tidak terdapat gelembung C2H5OH C2H5OH
gas

Penghantaran arus listrik

Larutan elektrolit terdapat ion-ion yang berbeda muatan dan bergerak bebas. Bila arus listrik
dihubungkan, kation bergerak menuju katode dan anion bergerak menuju anode sehingga
arus listrik mengalir dalam sistem tersebut.

5. Sifat – sifat dari larutan elektrolit dan non elektrolit

Elektrolit kuat, karakteristiknya adalah sebagai berikut:

 Menghasilkan banyak ion Molekul netral dalam larutan hanya sedikit/tidak ada sama sekali
 Terionisasi sempurna, atau sebagian besar terionisasi sempurna
 Jika dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas yang dihasilkan banyak, lampu menyala
 Penghantar listrik yang baik
 Derajat ionisasi = 1, atau mendekati 1
 Contohnya adalah: asam kuat (HCl, H2SO4, H3PO4, HNO3, HF); basa kuat (NaOH, Ca(OH)2,
Mg(OH)2, LiOH), garam NaCl

Elektrolit lemah, karakteristiknya adalah sebagai berikut:

 Menghasilkan sedikit ion


 Molekul netral dalam larutan banyak
 Terionisasi hanya sebagian kecil
 Jika dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas yang dihasilkan sedikit, lampu tidak
menyala
 Penghantar listrik yang buruk
 Derajat ionisasi mendekati 0
 Contohnya adalah: asam lemah (cuka, asam askorbat, asam semut), basa lemah (Al(OH)3,
NH4OH), garam NH4CN

Sebagai tambahan, larutan non elektrolit memiliki karakteristik sebagai berikut:

 Tidak menghasilkan ion


 Semua dalam bentuk molekul netral dalam larutannya
 Tidak terionisasi Jika dilakukan uji daya hantar listrik: tidak menghasilkan gelembung, dan
lampu tidak menyala

Derajat ionisasi = 0 Contohnya adalah larutan gula, larutan alcohol, bensin, larutan urea.

6. Manfaat Larutan Elektrolit

Banyak makanan, minuman, obat-obatan, dan bahan kebutuhan lain yang berupa larutan.
Peranan larutan sungguh sangat penting dalam kehidupan kita. Kita ketahui bahwa larutan
terdiri atas pelarut dan zat terlarut. Sebagai pelarut, air tergolong pelarut universal, karena
air mampu melarutkan banyak zat.

Di alam, sulit dijumpai air yang bersih. Air hujan yang sebenarnya berupa air murni, begitu
turun hujan dan melewati udara, maka airpun sambil bergerak turun, melarutkan zat-zat kimia
yang ada di udara, debu dan bermacam-macam gas. Sebagai akibatnya, beberapa saat hujan
turun, udara makin segar. Kandungan air dalam tubuh kitapun lebih dari 75%. Banyak zat
dalam tubuh kita berupa larutan.

Dalam tubuh manusia, elektrolit sangat vital keberadaannya, karena terkait dengan segala
mekanisme tubuh termasuk metabolism yaitu sebagai ion pengaktif enzim, pembentuk
hormon, melancarkan implus pada syaraf, serta mekanik pada sel sel tubuh, seperti aktivitas
permeabilitas membran sel. selain dibutuhkan untuk tubuh, larutan elektrolit juga umum
digunakan untuk elektrokimia sperti pengisi pada ACCU, baterai, ataupun jembatan garam.

Anda mungkin juga menyukai