Anda di halaman 1dari 70

BAB IV

LARUTAN ELEKTROLIT - NON


ELEKTROLIT, REAKSI
REDOKS, TATA NAMA
SENYAWA

Larutan Elektrolit

Reaksi Reduksi &


Oksidasi (Redoks)

Tata Nama Senyawa

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 1


3.8. Menganalisis sifat larutan berdasarkan daya hantar listriknya
3.9. Mengidentifikasi reaksi reduksi dan oksidasi menggunakan konsep
bilangan oksidasi unsur

4.8. Membedakan daya hantar listrik berbagai larutan melalui perancangan


dan pelaksanaan percobaan
4.9. Menganalisis beberapa reaksi berdasarkan perubahan bilangan
oksidasi yang diperoleh dari data hasil percobaan dan/ atau melalui
percobaan

Melalui studi literasi, pengamatan, percobaan, dan penugasan proyek,


peserta didik mampu menganalisis sifat larutan berdasarkan daya hantar
listriknya dengan tepat, mampu mengidentifikasi reaksi reduksi dan
oksidasi menggunakan konsep bilangan oksidasi unsur dengan tepat, serta
terampil membedakan daya hantar listrik berbagai larutan melalui
perancangan dan pelaksanaan percobaan, dan terampil menganalisis
beberapa reaksi berdasarkan perubahan bilangan oksidasi yang diperoleh
dari data hasil percobaan dan/ atau melalui percobaan.

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 2


APERSEPSI

Curah hujan yang tinggi seringkali menyebabkan banjir pada daerah-


daerah tertentu. Air menggenangi jalan-jalan, bahkan ada yang masuk sampai
ke rumah. Pada saat banjir, aliran listrik akan mati, dan kita diminta untuk
menjauhi sumber-sumber aliran listrik. Mengapa demikian?

Air banjir dapat menghantarkan arus listrik. Ketika ada sumber listrik
atau kabel yang terbuka, maka air dapat menghantarkan listrik dan dapat
menyebabkan orang di sekitarnya tersengat aliran listrik. Hal ini disebabkan
karena berdasarkan sifat daya hantar listriknya, air merupakan larutan elektrolit.
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik karena
di dalamnya terkandung ion-ion yang bergerak bebas. Akan tetapi, tidak semua
larutan dapat menghantarkan arus listrik. Larutan seperti apa yang dapat
menghantarkan listrik?

Dalam kehidupan sehari-hari, kita juga menggunakan aki. Aki


merupakan sumber listrik, yang dapat digunakan untuk menyalakan radio,
lampu, dan digunakan pada kendaraan bermotor. Bagaimana aki dapat
menghasilkan listrik? Jika dilihat dari sisi kimia, reaksi yang terjadi adalah reaksi
redoks, yang terdiri dari reaksi reduksi dan oksidasi. Seperti apa reaksi redoks
ini berlangsung? Selain pada aki, fenomena apa lagi yang melibatkan reaksi
redoks?

Pada bab ini, kita akan membahas tentang larutan elektrolit/non


elektrolit, reaksi redoks, sekaligus dengan cara penyebutan nama senyawa.
Diharapkan setelah mempelajari bab ini, kita dapat semakin terampil dalam
membedakan larutan elektrolit/non elektrolit, dapat menjelaskan berbagai
konsep tentang redoks, serta dapat menyebutkan nama senyawa dengan tepat.

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 3


LARUTAN ELEKTROLIT-NON
ELEKTROLIT, REDOKS, TATA
NAMA SENYAWA
LARUTAN
Larutan : campuran homogen yang terdiri dari zat terlarut (solute) dan pelarut
(solvent). Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dibedakan menjadi:

elektrolit (menghantarkan kuat


listrik karena ada ion
bergerak bebas) lemah
larutan

nonelekrolit (tidak
menghantarkan listrik)

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 4


Cara uji larutan elektrolit:

Daya hantar larutan:


Ciri-ciri
Elektroda Nyala
Larutan Contoh Senyawa
(gelembung lampu
gas)
Elektrolit Ada Terang Asam kuat : HCl, HBr, HI, H2SO4, HNO3, HClO4,
Kuat (banyak) HClO3, HMnO4.
(terion Basa Kuat : LiOH,NaOH, KOH, RbOH, CsOH,
sempurna, Ca(OH)2, Sr(OH)2, Ba(OH)2
α = 1) Garam yang mudah larut dalam air: NaCl, KNO3,
CaCl2, NH4I, dll
Elektrolit Ada Redup/ Asam lemah :
Lemah (sedikit) mati HF, CH3COOH, HCN, HCOOH, H3PO4, dll.
(terion Basa lemah :
sebagian, NH3 atau NH4OH, Al(OH)3, Be(OH)2, dll.
0<α<1)
Non Tidak ada Mati CO(NH2)2 (urea), C6H12O6 (glukosa), alkohol
elektrolit (etanol/C2H5OH) (metanol/CH3OH), C12H22O11
(tidak (gula pasir/sukrosa), H2O (air)
terionisasi,
α = 0) )

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 5


Kekuatan Larutan Elektrolit
Ada dua macam golongan larutan elektrolit, yaitu:
1. Larutan elektrolit kuat, yaitu larutan yang daya hantar listriknya kuat
Contoh: larutan NaCl, NaOH, HCl, dan H2SO4
2. Larutan elektrolit lemah, yaitu larutan yang daya hantar listriknya lemah
Contoh: larutan CH3COOH dan NH3.
Kekuatan daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh besarnya derajat ionisasi/disosiasi
∑ mol zat terionisasi
(), dimana α =
∑ mol zat mula−mula

Perbedaan elektrolit kuat dan lemah:


No Elektrolit kuat Elektrolit lemah
1 Dalam air akan terionisasi sempurna Dalam air hanya terionisasi sebagian
( = 1) (0 < α < 1)
2 Zat terlarut berada dalam bentuk Zat terlarut sebagian besar
ion-ion dan tidak ada molekul zat berbentuk molekul netral dan hanya
terlarut yang netral sedikit yang berbentuk ion
3 Jumlah ion dalam larutan relatif Jumlah ion dalam larutan relatif
banyak sedikit
4 Daya hantar listrik kuat Daya hantar listrik lemah

Pada konsentrasi yang berbeda, daya hantar listrik suatu larutan elektrolit
tergantung pada besarnya konsentrasi (kepekatan larutan). Jadi, larutan H2SO4 0,2
M daya hantar listriknya lebih baik daripada larutan H2SO4 0,1 M

Dari masing-masing pasangan larutan berikut, manakah larutan yang memiliki daya
hantar lebih baik? Jelaskan!
a. HCl 0,1 M dengan HF 0,1
b. HCl 0,1 M dengan HCl 0,2 M
c. HCl 0,1 M dengan H2SO4 0,1 M

Senyawa yang dapat menghantarkan listrik:


 Senyawa ion: lelehan, larutan
Pada bentuk padatan, senyawa ion tidak menghantarkan listrik karena ion-
ionnya terikat kuat. Namun, apabila padatan ini dilelehkan atau dilarutkan
dalam air, maka akan terbentuk ion-ion (kation dan anion) yang bergerak
bebas, sehingga dapat menghantarkan arus listrik dengan baik.

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 6


 Senyawa kovalen
Dalam bentuk murni, umumnya bukan merupakan penghantar listrik yang
baik, namun bila senyawa-senyawa tersebut dilarutkan dalam air, maka akan
menghasilkan larutan yang dapat menghantarkan listrik.

REAKSI REDUKSI-OKSIDASI (REDOKS)


1. Arti Oksidasi :
 Penangkapan oksigen atau pelepasan hidrogen
2 SO2 + O2 2 SO3
Na + H2O NaOH + H2
 Pelepasan elektron: Na Na+ + e
 Kenaikan bilangan oksidasi: 2 N2 + O2 2 N2O3
 Penambahan muatan positif : Fe 2+ Fe 3+

 Pengurangan muatan negatif : S 2- S


2. Arti Reduksi :
 Pelepasan oksigen atau penangkapan hidrogen
CuO + H2 Cu + H2O
HgO Hg + O2
 Penangkapan elektron: Cl + e Cl-
 Penurunan bilangan oksidasi: N2 + 3 H2 2 NH3
 Pengurangan muatan positif : Cu2+ Cu+
 Penambahan muatan negatif : Br Br-

Aturan penentuan bilangan oksidasi:


 Bilangan oksidasi unsur bebas = 0.
Contoh unsur bebas yang lain: Na, Fe, H2, O2, N2, F2, Cl2, Br2, I2, P4, S8, Ba, K, dll.
 Bilangan oksidasi atom H dalam senyawa = +1, kecuali hidrida = -1
Contoh: biloks H pada H2O, HCl, H2SO4, NH3 adalah +1
biloks H pada NaH, KH, CaH2, BaH2 adalah -1 (hidrida)
 Bilangan oksidasi O dalam senyawa = -2
kecuali peroksida = -1, superoksida = - ½ , oksi florida = +2
Contoh : biloks O pada H2O, H2SO4, KOH, Fe2O3, N2O3 adalah -2
biloks O pada H2O2, K2O2, Na2O2, BaO2, CaO2 adalah -1 (peroksida)

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 7


biloks O pada KO2 adalah – ½ (superoksida)
biloks O pada OF2 adalah +2 (oksi florida)
 Bilangan oksidasi atom logam dalam senyawa sesuai dengan valensinya dan
mempunyai harga positif.
Contoh: biloks Fe dalam Fe2O3 adalah +3,
biloks Na dalam Na2S adalah +1.
 Jumlah total bilangan oksidasi seluruh atom dalam senyawa netral = 0
Contoh: Σ biloks H2SO4 = 0
2 biloks H + biloks S + 4 biloks O = 0
2 (+1) + biloks S + 4 (-2) =0
+2 + biloks S - 8 =0
-6 + biloks S =0
biloks S = +6

 Jumlah total bilangan oksidasi seluruh atom dalam suatu senyawa dalam bentuk
ion sesuai dengan muatannya.
Contoh: Σ biloks MnO4 - = -1
biloks Mn + 4 b.o O = -1
biloks Mn + 4 (-2) = -1
biloks Mn - 8 = -1
biloks Mn = -1 + 8
biloks Mn = +7

Oksidator (pengoksidasi) adalah zat yang mengalami reduksi.


Reduktor (pereduksi) adalah zat yang mengalami oksidasi.
Redoks adalah reaksi oksidasi dan reduksi yang berlangsung secara bersamaan.
Contoh:
SiCl4 (aq) + 2Mg(s) → Si (s) + 2MgCl2 (aq)
reduksi
oksidasi
oksidator : SiCl4 hasil oksidasi : MgCl2
reduktor : Mg hasil reduksi : Si

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 8


Reaksi autoredoks atau disproporsionasi
adalah reaksi redoks yang oksidator dan reduktornya merupakan zat yang sama.
reduksi
Contoh: Cl2 + NaOH NaCl + NaClO + H2O

oksidasi Oksidator = reduktor = Cl2

Reaksi konproporsionasi
adalah reaksi redoks dimana hasil reduksi dan oksidasinya merupakan zat yang
sama.
Hasil oksidasi = hasil reduksi = S
Contoh: H2S + SO2 S + H2 O

Reaksi Redoks dalam Kehidupan Sehari-hari


Reaksi redoks banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
industri, contoh: perkaratan logam, reaksi pembakaran, respirasi, dan proses
pengolahan logam dari bijihnya.
 Industri pelapisan logam, contoh: pelapisan besi dengan seng atau krom;
melapisi tembaga dengan emas
 Industri pengolahan logam
Misal : mereduksi bijih besi (Fe2O3) dengan reduktor karbon/kokas dalam
tanur tinggi.
Reaksi : Fe2O3 + 3 CO Fe + 3 CO2
 Industri aki dan baterai
Aki : Pb + PbO2 + 4 H+ + 2 SO42- 2 PbSO4 + 2 H2O
Baterai : Zn + 2 MnO2 + 2 NH4+ Zn2+ + Mn2O3 + 2 NH3 + H2O

Selain itu, dalam bidang industri dan lingkungan, reaksi redoks juga diterapkan
dalam pengolahan limbah dengan metode lumpur aktif.

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 9


TATA NAMA SENYAWA
Rumus kimia menyatakan jenis dan jumlah relatif atom-atom yang terdapat
dalam zat itu. Angka yang menyatakan jumlah atom suatu unsur dalam rumus kimia
disebut angka indeks.
Rumus kimia dapat dibedakan menjadi:
 Rumus molekul
Adalah rumus yang menyatakan jumlah atom-atom dari unsur-unsur yang
menyusun satu molekul senyawa. Merupakan rumus yang menyatakan
susunan yang sebenarnya dari molekul zat. Contoh: H2O, C6H12O6.
 Rumus empiris
Adalah rumus yang menyatakan perbandingan terkecil atom-atom dari
unsur-unsur yang menyusun suatu senyawa. Rumus kimia senyawa ion
merupakan rumus empiris.
Contoh: NaCl, CaCl2.
Untuk menyatakan jumlah atom unsur atau molekul unsur atau molekul senyawa
digunakan koefisien berupa angka yang mendahului rumus kimia.
Contoh: 4 Fe = 4 atom besi; 3 O2 = 3 molekul oksigen; 5 H2O = 5 molekul air

Valensi atau martabat adalah angka yang menunjukkan berapa atom H yang dapat
diikat oleh 1 atom unsur itu untuk membentuk 1 molekul senyawa.
Contoh:
 valensi Cl = 1 artinya 1 atom Cl dapat mengikat 1 atom H membentuk HCl
 valensi S = 2 artinya 1 atom S dapat mengikat 2 atom H membentuk H2S
 valensi N = 3 artinya 1 atom N dapat mengikat 3 atom H membentuk NH3
 valensi C = 4 artinya 1 atom C dapat mengikat 4 atom H membentuk CH4

Urutan penulisan unsur-unsur dalam rumus senyawa molekuler biner


Urutan unsur: B Si C Sb As P N H Te Se S I Br Cl O F

Unsur di sebelah kiri : prioritasnya lebih tinggi


Contoh: senyawa biner antara karbon dan oksigen ditulis CO, bukan OC

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 10


Tata nama senyawa dibedakan menjadi:
a) Tata nama senyawa biner
Senyawa biner adalah senyawa yang terdiri dari dua jenis unsur.
 Senyawa biner unsur non logam (kovalen)

Jumlah atom + nama nonlogam + jumlah atom + nama nonlogam +ida

Jumlah atom dinyatakan dalam bahasa Yunani


1 : mono 3 : tri 5 : penta 7 : hepta 9 : nona
2 : di 4 : tetra 6 : heksa 8 : okta 10 : deka

Awalan mono tidak disebutkan untuk unsur yang dalam rumus


senyawanya ditulis di depan.
Contoh :
CO = karbon monoksida (bukan monokarbon monoksida)
CO2 = karbon dioksida (bukan monokarbon dioksida)
N2O5 = dinitrogen pentoksida

 Senyawa biner unsur logam dan non logam (senyawa ion)


Rumus senyawa ionik:

rumus kation dengan indeks + rumus anion dengan indeks

jumlah kation jumlah anion

Tatanama senyawa ion (tipe 1):


*jika logam hanya memiliki 1 macam valensi

nama logam + nama nonlogam +ida


Contoh:
NaCl = natrium klorida Na2S = natrium sulfida
Na2O = natrium oksida KBr = kalium bromida
CaF2 = kalsium fluorida MgO = magnesium oksida

Tatanama senyawa ion (tipe 2):


*jika logam memiliki lebih dari 1 macam valensi
nama logam (valensi) + nama nonlogam +ida

Contoh : FeCl2 = besi (II) klorida FeBr3 = besi (III) bromida

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 11


Daftar valensi logam
K Ca Al = 3 1
Na Sr Au 3
Li 1 Ba 2
Ag Ni Cu 1 Sn 2
NH4 Zn Hg 2 Pb
Mg Pt 4
Fe
Co 2
Cr 3
Mn

NH4 = gugus : kumpulan atom yang dianggap sebagai 1 atom

b) Tata nama senyawa poliatomik


Senyawa yang tersusun oleh lebih dari dua unsur digolongkan ke dalam
senyawa poliatomik. Senyawa ini pada umumnya mengandung unsur oksigen.
Oleh karena itu, penamaan senyawa poliatomik yang mengandung oksigen
biasanya didasarkan pada jumlah atom oksigen yang dikandungnya. Senyawa
yang mengandung jumlah atom oksigen paling banyak diberi akhiran –at
sedangkan yang lebih sedikit diberi akhiran –it.

 Senyawa ion
Senyawa ion adalah senyawa yang terbentuk dari unsur logam dengan non
logam. Penamaan senyawa ion adalah dengan menyebutkan nama kation
(ion positif) diikuti nama anion (ion negatif)
Contoh : CuSO4 = tembaga (II) sulfat
CuCl = tembaga (I) klorida
KClO3 = kalium klorat
NaNO3 = natrium nitrat

 Senyawa asam
Asam adalah zat yang jika dilarutkan dalam air akan terlarut dan terurai
menghasilkan ion hidrogen (H+) dan ion negatif (ion sisa asam/anion).
HxY  x H+ + Yx-
Terdapat dua golongan asam, yaitu asam biner dan asam okso (asam
poliatomik yang mengandung oksigen)

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 12


o Asam biner adalah asam yang terdiri atas unsur hidrogen dan unsur non
logam selain oksigen. Rumus umumnya adalah HmXn.
Contoh : HBr = asam bromida H2S = asam sulfida
o Asam okso/asam oksi adalah asam yang terdiri atas unsur hidrogen,
oksigen, dan unsur lain sebagai atom pusat, dengan rumus umum
HmXnOz

Rumus Ion sisa nama asam unsur biloks unsur


asam oksi asam utama utama
H2CO3
H2SiO3
H2SO3
H2SO4
H2CrO4
H2Cr2O7
H2MnO4
HMnO4
HNO2
HNO3
H3PO3
H3PO4
H3AsO3
H3AsO4
H3SbO3
H3SbO4
HClO
HClO2
HClO3
HClO4
HBrO
HBrO3
HIO
HIO3
HIO4
H2ZnO2
H2SnO2
H2SnO3
H2PbO2
HAlO2

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 13


Beberapa rumus asam yang lain:

Rumus Asam Nama asam Ion sisa asam


HCNO asam sianat
HCNS asam tiosianat
H2S2O3 asam tiosulfat
H2C2O4 asam oksalat
HCOOH asam formiat
CH3COOH asam asetat
C2H5COOH asam propionat
HCN asam sianida
H2S asam sulfida
HF
HCl
HBr
HI

 Senyawa basa
Basa adalah zat yang jika dilarutkan dalam air akan terlarut dan terurai
menghasilkan ion logam dan ion hidroksida (OH-)
M(OH)x  Mx+ + x OH–
Tata nama basa : nama kation diikuti kata “hidroksida”

ion logam basa nama basa


K+
Na+
Ba2+
Sr2+
Ca2+
Mg2+
Zn2+
Al3+
Fe2+

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 14


Fe3+
Cr2+
Cr3+
Mn2+
Mn3+
Sn2+
Sn4+
Pb2+
Pb4+
Cu+
Cu2+
Hg+
Hg2+

c) Tata nama senyawa hidrat


Hidrat adalah senyawa Kristal padat yang mengandung air kristal (H2O)
Contoh: CaSO4 . 2 H2O = kalsium sulfat dihidrat
CuSO4 . 5 H2O = tembaga(II) sulfat pentahidrat
Na2CO3 . 10 H2O = natrium karbonat dekahidrat

PERSAMAAN REAKSI
Ilmu kimia mempelajari perubahan materi yang disebut dengan reaksi kimia.
Menyetarakan Persamaan Reaksi Sederhana
Reaksi
Teori atom Dalton SETARA
jumlah atom sebelum reaksi = jumlah atom sesudah reaksi

Contoh :
Mg + HCl MgCl2 + H2 ( belum setara)
Mg + 2 HCl MgCl2 + H2 (setara)

koefisien

Urutan penyetaraan:
Logam – Non logam – H – O

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 15


SOAL LATIHAN

PILIHLAH JAWABAN YANG PALING TEPAT!

1. Campuran homogen yang terdiri dari zat terlarut (solute) dan pelarut (solvent)
merupakan definisi dari ….
A. cairan D. gas
B. larutan E. molekul netral
C. campuran

2. Suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik apabila larutan tersebut


mengandung …
A. molekul-molekul yang bebas bergerak
B. atom-atom sejenis yang bebas bergerak
C. ion-ion yan bergerak bebas
D. zat yang mudah terlarut dalam air
E. padatan yang dilarutkan dalam air

3. Lampu alat penguji elektrolit tidak menyala ketika elektrodenya dicelupkan ke


dalam larutan asam cuka, tetapi pada elektrode terbentuk gelembung-
gelembung gas. Penjelasan yang tepat untuk keadaan ini adalah …
A. alat penguji elektrolit rusak
B. gas yang terbentuk adalah cuka yang menguap
C. asam cuka merupakan elektrolit kuat
D. sedikit sekali asam cuka yang terionisasi
E. larutan asam cuka merupakan larutan elektrolit lemah

4. Berikut adalah data pengujian beberapa larutan dengan alat uji elektrolit:

Larutan Lampu Pengamatan pada elektrode


(1) Menyala terang Ada gelembung gas
(2) Tidak menyala Tidak ada gelembung gas
(3) Menyala redup Ada gelembung gas
(4) Tidak menyala Tidak ada gelembung gas
(5) Tidak menyala Ada gelembung gas

Dari data di atas, yang termasuk larutan elektrolit adalah larutan ….


A. (1), (2), dan (3) D. (1), (3), dan (5)
B. (1), (2), dan (4) E. (2), (3), dan (5)
C. (1), (3), dan (4)

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 16


5. Perhatikan gambar uji daya hantar listrik beberapa larutan berikut:

Pasangan larutan yang bersifat elektrolit lemah dan nonelektrolit berturut-


turut adalah …
A. I dan II D. II dan IV
B. I dan III E. III dan IV
C. II dan III

6. Perhatikan beberapa zat berikut:


(1) garam dapur (4) urea
(2) gula (5) asam sulfat
(3) cuka
Zat yang larutannya dalam air dapat menghantarkan listrik adalah …
A. (1), (2), dan (3) D. (2), (3), dan (4)
B. (1), (3), dan (5) E. (2), (3), dan (5)
C. (1), (4), dan (5)

7. Di antara larutan berikut yang diharapkan dapat menghantarkan listrik paling


baik adalah ….
A. larutan urea 1 M D. larutan H2SO4 0,1 M
B. larutan asam cuka 0,1 M E. larutan H2SO4 1 M
C. larutan asam cuka 1 M

8. Zat berikut yang jika dilarutkan dalam air membentuk larutan nonelektrolit
adalah …
A. K2SO4 D. H3PO4
B. NaOH E. AlCl3
C. CO(NH2)2

9. Amonium sulfat (NH4)2SO4 jika dilarutkan ke dalam air akan membentuk ion-
ion pembentuknya, sesuai dengan persamaan reaksi …
A. (NH4)2SO4 (aq) NH4+ (aq) + SO4– (aq)
B. (NH4)2SO4 (aq) NH4+ (aq) + SO42– (aq)
C. (NH4)2SO4 (aq) 2 NH4+ (aq) + SO42– (aq)
D. (NH4)2SO4 (aq) NH42+ (aq) + SO4– (aq)
E. (NH4)2SO4 (aq) NH42+ (aq) + 2 SO4– (aq)

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 17


10. Bilangan oksidasi O pada senyawa H2O2 adalah ….
A. –2 B. –1 C. 0 D. +1 E. +2

11. Bilangan oksidasi Mn tertinggi terdapat dalam senyawa ….


A. MnCl2 D. Mn2(SO4)3
B. KMnO4 E. Mn(NO3)2
C. K2MnO4

12. Perubahan berikut yang merupakan reaksi oksidasi adalah ….


A. Cr2O72- Cr3+ D. CrO42- Cr2O3
B. BrO2 – Br – E. MnO4 – Mn2+
C. C2O42- CO2

13. Perhatikan reaksi berikut:


MnO2 + 2 NaCl + 2 H2SO4 MnSO4 + Na2SO4 + 2 H2O + Cl2
Zat yang menjadi reduktor dan hasil reduksi pada reaksi tersebut berturut-
turut adalah ….
A. MnO2 dan MnSO4 D. NaCl dan Cl2
B. NaCl dan MnSO4 E. MnO2 dan NaCl
C. NaCl dan Na2SO4

14. Reaksi berikut yang bukan merupakan reaksi redoks adalah ….


A. 2 S + 2 O2 2 SO2
B. MnO2 + 4 H + 2 Cl–
+
Mn2+ + Cl2 + 2 H2O
2-
C. 2 S2O3 + I2 S4O6 + 2 I–
2-

D. Al2O3 + 6 H+ 2 Al3+ + 3 H2O


E. Cr2O7 + 14 H + 6 Fe2+
2- +
2 Cr3+ + 6 Fe3+ + 7 H2O

15. Perhatikan beberapa reaksi di bawah ini:


(1) 2 H2 (g) + O2 (g) 2 H2O (ℓ)
(2) Zn (s) + 2 HCl (aq) ZnCl2 (aq) + H2 (g)
(3) 2 H2O2 (aq) 2 H2O (ℓ) + O2 (g)
(4) H2 (g) + 2 Na (s) 2 NaH (s)
Dari reaksi-reaksi tersebut, hidrogen mengalami reduksi pada reaksi nomor ..
A. (1) dan (2) D. (2) dan (3)
B. (1) dan (3) E. (2) dan (4)
C. (1) dan (4)

16. Perhatikan ion-ion pembentuk senyawa berikut:


SO42– ; PO43– ; NO3– ; NH4+ ; Fe2+ ; dan Al3+
Jika ion-ion tersebut membentuk senyawa, maka rumus senyawa yang benar
adalah …
A. Fe3(SO4)2 D. Al3(NO3)
B. FePO4 E. Al2(SO4)3
C. (NH4)2NO3

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 18


17. Rumus kimia dari timah (IV) sulfat adalah …
A. SnS4 D. Sn(SO4)2
B. SnS2 E. Sn2(SO4)4
C. SnSO4

18. Nama yang benar untuk senyawa Fe2S adalah ….


A. besi sulfida D. besi (II) sulfat
B. besi (I) sulfida E. besi sulfat
C. besi (II) sulfida

19. Nama untuk senyawa PCl5 adalah ….


A. fosfor pentaklorida D. fosfat pentaklorida
B. fosfor triklorida E. fosfit pentaklorida
C. fosfor klorida

20. Berikut ini penamaan yang tidak benar adalah ….


A. PBr3 = fosfor tribromida D. CCl4 = karbon tetraklorida
B. CuCl2 = tembaga (II) klorida E. Na2SO4 = natrium sulfat
C. Na2O = dinatrium oksida

JAWABLAH PERTANYAAN-PERTANYAAN DI BAWAH INI!


1. Tentukan bilangan oksidasi atom yang dicetak tebal dalam senyawa atau ion
berikut:
a) CH4 c) HBrO2 e) K2CrO4 g) NH4+
– 2-
b) ClO3 d) Cr2O7 f) Na2S2O3 h) S2O32-

2. Sebutkan apakah reaksi berikut termasuk reaksi oksidasi ataukah reduksi:


a) MnO2 MnO4 – d) P2O3 H2PO4 –
2-
b) H2S SO3 e) Cr2O3 H2CrO4
3-
c) H2SO4 SO2 f) SbO3 SbO43-

3. Periksalah, apakah reaksi berikut termasuk reaksi redoks atau bukan:


a) MnO2 + 4 HBr MnBr2 + 2 H2O + Br2
b) 3 I2 + 6 NaOH 5 NaI + NaIO3 + 3 H2O
c) CO2 + 2 NaOH Na2CO3 + H2O
d) 2 FeCl3 + SnCl2 2 FeCl2 + SnCl4
e) SO3 + OH – HSO4 –

4. Tentukan oksidator, reduktor, hasil oksidasi, dan hasil reduksi pada masing-
masing reaksi berikut:
a) Cl2 + NaOH NaCl + NaClO + H2O
b) 2 KClO3 + 3 S 2 KCl + 3 SO2

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 19


c) Zn + AgNO3 Zn(NO3)2 + 2 Ag
d) MnO2 + KNO3 KMnO4 + KNO2
e) Mg + CuCl2 MgCl2 + Cu

5. Tuliskan reaksi ionisasi dari:


a) HBr e) Zn(OH)2
b) HClO4 f) Mg3(PO4)2
c) SnCl4 g) PbSO4
d) AgOH h) Na3PO4

6. Diketahui ion-ion sebagai berikut. Tuliskan rumus senyawa yang terbentuk bila
kation digabungkan dengan anion dan tuliskan namanya!

Kation Anion Rumus Nama senyawa


senyawa
a) Na+ F–
b) Pb2+ O2-
c) K+ SO42-
d) Mg2+ N3-
e) Ca2+ OH –
f) Fe2+ PO43-
g) Ba2+ SO42-
h) Al3+ Br –
i) Cu+ Cl–
j) H+ Br–

7. Tuliskan rumus kimia dari:


a) difosfor pentaoksida f) karbon disulfida
b) kalsium klorida g) kalium permanganat
c) tembaga (I) oksida h) belerang trioksida
d) silikon dioksida i) kobalt (III) klorida
e) timbal (II) nitrat j) aluminium sulfat

8. Tuliskan nama senyawa di bawah ini:


a) PbCl2 f) Fe2(SO4)3 k) Al2O3
b) HF g) Cu(NO3)2 l) Cu(CN)2
c) Cu2O h) SnCl2 m) BF3
d) Cl2O3 i) Na2S n) As2S3
e) MgS j) K2Cr2O7 o) H3PO4

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 20


9. Setarakan persamaan reaksi berikut!
a) C6H6 + O2 CO2 + H2O
b) N2O5 NO + O2
c) FeS + HCl FeCl2 + H2S
d) P4 + Cl2 PCl5
e) KClO3 KCl + O2
f) Zn + HCl ZnCl2 + H2
g) SiO2 + C Si + CO
h) NaOH + H2SO4 Na2SO4 + H2O

10. Tuliskan persamaan reaksi yang setara dari:


a) padatan kalsium oksida direaksikan dengan larutan asam klorida
menghasilkan larutan kalsium klorida dan air.
b) larutan asam klorida direaksikan dengan padatan besi (II) sulfida
menghasilkan larutan besi (II) klorida dan gas asam sulfida.
c) logam magnesium direaksikan dengan larutan asam sulfat encer
menghasilkan larutan magnesium sulfat dan gas hidrogen.
d) larutan natrium hidroksida direaksikan dengan larutan asam fosfit
menghasilkan larutan natrium fosfit dan uap air
e) padatan kalium perklorat dipanaskan hingga terurai menjadi padatan kalium
klorida dan gas oksigen.

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 21


BAB V

STOIKIOMETRI

Hukum Dasar Kimia

Konsep Mol

Rumus Empiris, Rumus


Molekul, Kadar Zat dalam
Senyawa

Stoikiometri Reaksi

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 22


3.10. Menerapkan hukum-hukum dasar kimia, konsep massa
molekul relatif, persamaan kimia, konsep mol, dan kadar
zat untuk menyelesaikan perhitungan kimia

4.10. Menganalisis data hasil percobaan menggunakan hukum-


hukum dasar kimia kuantitatif

Melalui studi literasi, pengamatan, percobaan, dan penugasan


proyek, peserta didik mampu menerapkan hukum-hukum dasar
kimia, konsep massa molekul relatif, persamaan kimia, konsep mol,
dan kadar zat untuk menyelesaikan perhitungan kimia dengan
tepat serta terampil menganalisis data hasil percobaan
menggunakan hukum-hukum dasar kimia kuantitatif

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 23


APERSEPSI

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melihat orang memasak. Dalam


memasak, dapat kita lihat bahwa masakan dibuat menurut resep tertentu,
dengan memperhatikan perbandingan takaran bahan-bahan yang digunakan.
Resep masakan menunjukkan bahan-bahan apa saja yang diperlukan, beserta
jumlah takarannya. Apabila jenis dan takaran bahan yang digunakan tidak
sesuai dengan resep, maka masakan yang dihasilkan akan berbeda atau
mungkin hasil masakan dikatakan gagal.

Demikian halnya dengan masakan, sebuah reaksi kimia akan dapat


berjalan dan menghasilkan produk yang diinginkan jika digunakan reaktan
(pereaksi) yang sesuai, dengan jumlah yang sesuai. Setiap senyawa kimia
memiliki komposisi tertentu, dan jika digunakan dalam sebuah reaksi, akan
menghasilkan produk (hasil reaksi) sesuai yang diinginkan. Bagaimana
komposisi unsur dalam suatu senyawa ini dapat ditentukan? Bagaimana pula
kita menentukan hasil dari sebuah reaksi kimia?

Dalam bab ini, akan dibahas tentang perbandingan unsur-unsur dalam


suatu senyawa (stoikiometri senyawa) dan perbandingan zat-zat dalam reaksi
kimia (stoikiometri reaksi).

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 24


STOIKIOMETRI
Stoikiometri berasal dari kata stoicheion yang berarti unsur dan metron yang
berarti mengukur, sehingga stokiometri bisa diartikan sebagai perhitungan kimia.
Stoikiometri dapat dibedakan menjadi stoikiometri senyawa, yang melihat tentang
perbandingan unsur-unsur dalam senyawa, dan stoikometri reaksi yang melihat
tentang perbandingan zat-zat dalam reaksi kimia.

Hukum Dasar Kimia


Merupakan hukum-hukum yang mendasari perhitungan kimia yang digunakan
dalam berbagai aplikasi dan memberikan petunjuk cara perhitungan kimia yang
meliputi hubungan antara jumlah mol, jumlah partikel, massa, dan volume dari zat-
zat yang bereaksi atau zat hasil reaksi.

Hukum dasar kimia antara lain:


1. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
Ditemukan oleh Antoine Laurent Lavoisier, “massa zat sebelum dan sesudah
reaksi adalah tetap”. Berlaku pada sistem tertutup.
Contoh: 2 Mg + O2 2 MgO

massa sebelum reaksi massa sesudah reaksi


magnesium oksigen (magnesium oksida)
6 gram 4 gram
9 gram 15 gram
10 gram 25 gram
15 gram 20 gram

2. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)


Dikemukakan oleh Joseph Louis Proust, “perbandingan massa unsur-unsur
penyusun suatu senyawa selalu tetap”
Contoh: besi dan sulfur direaksikan hingga membentuk besi (II) sulfida

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 25


massa zat bereaksi massa zat hasil reaksi
besi sulfur (besi (II) sulfida)
14 gram 8 gram 22 gram
28 gram 16 gram 44 gram
42 gram 24 gram 66 gram
56 gram 32 gram 88 gram
Berapakah perbandingan massa besi dan massa sulfur?

3. Hukum Kelipatan Perbandingan (Hukum Dalton)


Dikenal pula dengan sebutan Hukum Perbandingan Ganda. Dikemukakan
oleh Dalton, “senyawa yang berbeda dari dua unsur yang sama,
perbandingan massa unsur lain pada senyawa tersebut merupakan bilangan
bulat dan sederhana”
Contoh:
Belerang (S) dan oksigen (O) jika direaksikan dapat membentuk:
(I) SO2 massa S : massa O = (1 x Ar S) : (2 x Ar O) = ________________
(II) SO3 massa S : massa O = (1 x Ar S) : (3 x Ar O) = ________________
Jika massa S sama, maka massa OI : massa OII = _____________________

4. Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay-Lussac)


Dikemukakan oleh Joseph Louis dan Gay Lussac, “pada tekanan dan suhu
yang sama, perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan hasil reaksi
adalah bilangan bulat dan sederhana”.
V1 n1
Perbandingan volume = perbandingan koefisien reaksi =
V2 n2

Contoh:
N2 (g) + 3 H2 (g) 2 NH3 (g)
Jika 15 ml gas H2 direaksikan, hitung volume gas N2 yang disediakan dan
berapa volume gas amoniak yang terbentuk?

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 26


5. Hukum Avogadro
“Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang mempunyai volume sama
akan mengandung jumlah molekul yang sama”.
Contoh: pada P dan T sama,
N2 (g) + O2 (g) 2 NO(g)
V L N2 (g) ≡ V L O2 (g) ≡ 2V L NO(g)
n molekul N2 (g) ≡ n molekul O2 (g) ≡ 2n molekul NO (g)

Konsep Mol
Massa atom relatif (Ar) disebut juga bobot atom, yang merupakan perbandingan
massa rata-rata suatu atom unsur terhadap 1/12 massa satu atom isotop C-12.

massa rata−rata 1 atom unsur X


Ar X = 1
12
massa 1 atom C−12

Unsur-unsur di alam dapat ditemukan dalam 2 jenis isotop atau lebih. Maka
penentuan massa atom relatif unsur tersebut dapat dirumuskan sebagai:

% kelimpahan X1 x Ar X1 + % kelimpahan X2 x Ar X2
Ar X =
100

Massa molekul relatif (Mr) disebut juga bobot molekul yang merupakan
perbandingan massa rata-rata satu molekul suatu senyawa terhadap 1/12 massa 1
atom isotop C-12.

massa rata−rata 1 molekul senyawa XY


Mr XY = 1
12
massa 1 atom C−12

Molekul merupakan gabungan dari atom-atomnya, maka Mr merupakan jumlah Ar


atom-atom penyusunnya.
Mr = Σ Ar

Massa zat = jumlah mol x Ar atau Mr G = n . Ar X


G = n . Mr X2
G = n . Mr XY

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 27


Satuan mol menyatakan jumlah partikel (atom, molekul, atau ion) dalam
suatu zat. Satu mol zat mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah
partikel dalam 12,0 gram C-12, yaitu sebanyak 6,02 x 1023 partikel. Jumlah partikel
ini disebut sebagai bilangan Avogadro (L). Mol dapat dirumuskan sebagai:

jumlah partikel (X) massa


mol (n) = =
L Ar (Mr)

Volume molar adalah volume 1 mol gas.

volume gas
mol (n) = atau V = n x Vm
Volume molar

Pada kondisi standar (T = 0°C dan P = 1 atm) atau disebut STP (Standard
Temperature and Pressure), maka berlaku Volume molar gas = 22,4 liter. Pada
keadaan kamar (RTP = Room Temperature and Pressure), dimana T = 25°C, 1 atm.

Pada keadaan bukan standar, maka digunakan rumus gas ideal, yaitu :

PV=nRT P = tekanan (atm); T = suhu (Kelvin)


V = volume (liter); R = tetapan gas = 0,082 L atm mol-1 K-1
n = mol;
Bila menggunakan gas pembanding (pada suhu dan tekanan yang sama):

n gas A volume gas A


=
n gas B volume gas B

Konsentrasi Larutan
Konsentrasi larutan merupakan suatu cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif
antara zat terlarut dan pelarut. Rumus-rumus yang digunakan antara lain:

n G 1000
Molaritas (M) = = x
V (L) Mr V (mL)

dimana n = mol ; V = volume ; G = massa (gram)

Pada pengenceran suatu zat, berlaku: M1 x V1 = M2 x V2

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 28


dimana
M1 = molaritas zat mula-mula V1 = volume zat mula-mula
M2 = molaritas zat setelah pengenceran V2 = volume zat setelah pengenceran

Pada pencampuran zat yang sejenis, berlaku:

Mcampuran x Vcampuran = M1. V1 + M2 . V2 + …

M1 . V1 + M2 . V2 + …….
Mcampuran =
Vcampuran

Secara umum, hubungan jumlah mol zat dengan jumlah partikel, massa, volume
(gas) dan molaritas (larutan) dapat dirangkum menjadi:

Satuan konsentrasi larutan yang lain:


1. Molalitas (m)
Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut di dalam 1 kg atau 1000 gram
pelarut.
Rumus :
mol zat terlarut massa zat (g) 1000
m= atau m = x
massa pelarut (kg) Mr massa pelarut (g)

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 29


2. Fraksi mol (X)
Fraksi mol suatu komponen dalam larutan menyatakan hasil bagi antara mol
komponen zat tersebut dibagi jumlah mol semua komponen dalam larutan.
Rumus :
mol pelarut
Fraksi mol pelarut =
mol pelarut+mol zat terlarut
mol zat terlarut
Fraksi mol zat terlarut =
mol pelarut+mol zat terlarut

Rumus Empiris, Rumus Molekul, dan Kadar Unsur


dalam Senyawa
Rumus empiris adalah rumus kimia yang menggambarkan perbandingan mol
terkecil dari atom-atom penyusun senyawa.
Rumus molekul adalah rumus sebenarnya dari suatu senyawa. Rumus molekul
dapat ditentukan jika massa molekul relatif diketahui.

massa atau persen massa

mol setiap massa unsur



unsur massa molar

perbandingan mol tiap


unsur

rumus empiris

rumus molekul berdasarkan Mr


yang diketahui

Contoh:
Suatu senyawa hidrokarbon terdiri dari 84% karbon dan 16% hidrogen. Jika
diketahui Mr hidrokarbon tersebut adalah 200, tentukan rumus molekul senyawa
hidrokarbon tersebut!

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 30


Jawab:
Misalkan rumus empiris senyawa hidrokarbon tersebut adalah CxHy.
Langkah pertama yang perlu dilakukan yaitu mengkonversi satuan persen menjadi
gram. Karena massa zat awal tidak diketahui maka massa zat dianggap 100 gram.
Oleh sebab itu, massa karbon dalam gram sama dengan % massanya.

84
Massa karbon = x 100 gram = 84 gram
100
16
Massa hidrogen = x 100 = 16 gram
100
Perbandingan mol masing-masing unsur merupakan nilai x dan y.
massa C massa H
x:y = :
Ar C Ar H
84 16
= 12 : 1
= 7 : 16
Jadi rumus empiris senyawa tersebut adalah C7H16.
Rumus molekul dapat ditentukan dengan pasti jika massa molekul relatif senyawa
tersebut diketahui.
Mr (C7H16)n = 200
[(7 x Ar C) + (16 x Ar H)] x n = 200
[(7 x 12) + (16 x 1)] x n = 200
100 n = 200
n =2
jadi rumus molekul senyawa tersebut adalah C14H32

Kadar unsur dalam senyawa


Komponen unsur dalam senyawa AxBy :

x .Ar A y .Ar B
massa A = x massa AxBy massa B = x massa AxBy
Mr Ax By Mr Ax By

Persentase komponen atom penyusun dalam senyawa AxBy :

x .Ar A y .Ar B
%A= x 100 % %B= x 100 %
Mr Ax By Mr Ax By

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 31


Stoikiometri Reaksi
a) Menentukan massa zat-zat dalam suatu reaksi kimia
Koefisien reaksi menyatakan perbandingan jumlah molekul atau jumlah mol
zat-zat dalam suatu reaksi. Massa zat-zat dalam reaksi dapat ditentukan dari
perbandingan jumlah molnya.
Contoh:
Sebanyak 16,2 gram aluminium (Ar = 27) dilarutkan dalam larutan asam
sulfat encer. Tentukan:
(a) Massa zat-zat yang lain
(b) Volume gas yang dihasilkan pada suhu 27°C, 2 atm
Jawab:

b) Menentukan volume gas-gas dalam reaksi kimia


Untuk gas-gas dalam reaksi kimia, maka perbandingan koefisien reaksi
merupakan perbandingan volume gas-gas, asalkan diukur pada suhu dan
tekanan yang sama.
Contoh:
Hitung volume gas-gas lain pada pembakaran sempurna 5 L gas propana
(C3H8) pada kondisi 102°C, 6 atm!

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 32


c) Pereaksi pembatas
Jika diketahui massa atau volume atau molaritas atau jumlah mol zat yang
direaksikan tidak sesuai dengan perbandingan koefisiennya, maka pereaksi
yang habis bereaksi dinamakan pereaksi pembatas. Dalam hitungan kimia,
pereaksi pembatas dapat ditentukan dengan cara membagi semua mol
reaktan dengan koefisiennya lalu pereaksi yang nilai hasil bagi terkecil
merupakan pereaksi pembatas.
Contoh:
7,2 gram logam magnesium (Ar = 24) direaksikan dengan 350 mL larutan
asam klorida 2M
(a) Apakah yang menjadi pereaksi pembatasnya?
(b) Adakah zat sisa? Jika ada, berapa massanya?
(c) Berapakah volume gas yang dihasilkan jika diukur pada 27°C, 5 atm?
(d) Hitung massa garam yang dihasilkan!
Jawab:

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 33


AIR KRISTAL
Air kristal adalah air yang terikat pada suatu kristal senyawa tertentu dengan
perbandingan molekul yang tertentu pula. Air kristal disebut juga hidrat. Hidrat
adalah zat padat yang mengikat beberapa molekul air sebagai bagian dari struktur
kristalnya. Dalam rumus molekul, molekul air ditulis di belakang tanda titik setelah
rumus senyawa.
Contoh: Terusi (CuSO4 . 5 H2O) : tembaga (II) sulfat pentahidrat
Tanda titik menunjukkan bahwa kristal terusi mengandung 5 molekul H2O per
molekul CuSO4.
Molekul air dapat dilepaskan melalui pemanasan, menghasilkan tembaga (II) sulfat
anhidrat (anhidrat = tanpa air).

Contoh perhitungan melibatkan senyawa air kristal:

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 34


LATIHAN
YUK
PILIHLAH JAWABAN YANG PALING TEPAT!
1. Diketahui Ar C = 12, N = 14, O = 16, Na = 23, Mg = 24, Al = 27, Si = 28, S = 32,
K = 39, Ca = 40. Di antara senyawa-senyawa berikut yang memiliki Mr yang
sama dengan MgSiO3 adalah …
A. Al2O3 B. CaCO3 C. CaSO3 D. K2CO3 E. NaNO3

2. Jika 3,01.1022 atom unsur X massanya 3 gram, maka massa atom relatif unsur
tersebut adalah …
A. 9,03 B. 15,05 C. 30 D. 60 E. 120

3. Aluminium banyak digunakan untuk alat-alat rumah tangga. Massa Al yang


terdapat dalam 204 gram aluminium oksida (Al2O3) adalah …. gram.
(Ar O = 16, Al = 27)
A. 26 B. 27 C. 51 D. 54 E. 108

4. Persentase massa kalsium dalam batu kapur (CaCO3) adalah …. % (Ar C = 12,
O = 16, Ca = 40)
A. 12 B. 16 C. 40 D. 48 E. 60

5. Pada suhu dan tekanan yang sama, 1 L gas berikut yang memiliki massa
paling besar adalah … (Diketahui Ar H = 1, C = 12, N = 14, O = 16, S = 32)
A. NH3 B. CH4 C. CO2 D. SO2 E. NO2

6. Pada suhu dan tekanan tertentu, 2 gram gas X2 memiliki volume 1 L. Jika
pada suhu dan tekanan yang sama 7,5 gram gas C2H6 (Mr = 30) memiliki
volume 10 L, massa atom relatif X adalah …
A. 20 B. 25 C. 40 D. 60 E. 80

7. Sebanyak 24 gram magnesium (Mg) dibakar dengan oksigen, sehingga


terbentuk 40 gram magnesium oksida (MgO) sesuai persamaan reaksi:
2 Mg (s) + O2 (g) 2 MgO (s)
Perbandingan massa magnesium dan oksigen dalam magnesium oksida
adalah ….
A. 1:2 B. 2:1 C. 2:3 D. 3:2 E. 3:5

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 35


8. Sebanyak 17,2 gram CaSO4 bergabung dengan 3,6 gram air membentuk
senyawa hidrat. Rumus senyawa hidrat yang dibentuk adalah ….
(Ar H = 1, O = 16, S = 32, Ca = 40)
A. CaSO4.H2O D. CaSO4.3 H2O
B. 2 CaSO4.H2O E. 2 CaSO4. 2 H2O
C. CaSO4.2 H2O

9. Pembakaran sempurna 5,4 gram senyawa CH4 (Ar C = 12, H = 1) di udara


sesuai persamaan reaksi : CH4 (g) + 2 O2 (g)  CO2 (g) + 2 H2O (g)
akan menghasilkan gas karbondioksida sebanyak ….. gram.
A. 0,3375 D. 14,85
B. 0,4456 E. 29,70
C. 7,425

10. Sebanyak 13,8 gram K2CO3 direaksikan dengan 26,7 gram AlCl3 menurut
reaksi: K2CO3 + AlCl3  KCl + Al2(CO3)3 (belum setara)
Diketahui Ar C = 12, O = 16, Al = 27, Cl = 35,5 dan K = 39. Pernyataan yang
tepat mengenai reaksi tersebut adalah ….
A. AlCl3 merupakan pereaksi pembatas
B. Kedua pereaksi habis bereaksi
C. Jumlah mol K2CO3 yang tersisa adalah 0,1 mol
D. Volume Al2(CO3)3 pada keadaan STP adalah 2,24 L
E. Massa KCl yang dihasilkan adalah 14,9 gram

JAWABLAH PERTANYAAN-PERTANYAAN BERIKUT!

1. Berikut ini adalah tabel perbandingan massa dari reaksi


2 H2 + O2 2 H2O:
massa zat yang direaksikan massa air yang
massa pereaksi sisa
hidrogen oksigen terbentuk
2 gram 16 gram 18 gram -
2 gram 8 gram 9 gram 1 gram hidrogen
10 gram 10 gram 11,25 gram 8,75 gram hidrogen

Berdasarkan tabel, perbandingan massa H:massa O dalam H2O adalah ...

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 36


2. Suatu senyawa oksida besi (FeO) mempunyai perbandingan massa besi dan
oksigen = 7 : 2. Tentukan persen massa besi dan oksigen dalam senyawa
tersebut!

3. Perbandingan massa besi dan oksigen dalam besi (III) oksida adalah 7 : 3.
Berapa gram masing-masing unsur yang terkandung dalam 320 gram besi (III)
oksida?

4. Unsur A dan B membentuk dua senyawa. Senyawa I mengandung 40% massa


A dan senyawa II mengandung 25% massa A. Tentukan perbandingan massa
unsur B sehingga mengikuti hukum Dalton!

5. Pada suhu dan tekanan yang sama, 5 L gas H2 direaksikan dengan gas oksigen
membentuk uap air. Tentukan volume gas oksigen yang diperlukan dan
volume uap air yang dihasilkan!

6. Sebanyak 10 cm3 hidrokarbon habis bereaksi dengan 40 cm3 gas oksigen,


dihasilkan 30 cm3 gas karbondioksida. Jika volume gas tersebut diukur pada
(P, T) sama, tentukan rumus molekul hidrokarbon tersebut!

7. Sebanyak 35 L gas karbondioksida mengandung 4,5 . 1023 molekul. Pada suhu


dan tekanan yang sama, tentukan:
a) Jumlah molekul 7 L gas hidrogen (H2)
b) Volume gas amoniak (NH3) yang mengandung 9. 1023 molekul

8. Hitunglah:
a) jumlah partikel yang terdapat dalam:
i) 6 mol kalium
ii) 4 mol metana (CH4)
iii) 8 gram logam besi (Ar Fe = 56)
iv) 3,1 gram glikol (C2H6O2) (Ar H = 1, C = 12, O = 16)
v) 1,12 L gas H2S (diukur pada kondisi STP)

b) Jumlah mol dari:


i) 1,505 . 1023 molekul gliserol (C3H8O3)
ii) 4 gram NaOH (Ar Na = 23, O = 16, H = 1)
iii) 336 L gas propana (C3H8) pada kondisi standar

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 37


c) massa dari:
(i) 4 mol air (iv) 560 mL gas NH3 (kondisi STP)
(ii) 8 mol gas hidrogen (v) 0,125 mol CaCO3 (Ar Ca=40, C=12, O=16)
(iii) 5 mol natrium

9. Lengkapi tabel interkonversi jumlah partikel, mol, massa, dan volume gas
berikut: (Diketahui Ar H = 1, C = 12, N = 14, O = 16)

Gas mol Jumlah massa volume volume


partikel (STP) (27°C, 1 atm)
H2 0,6 mol
NO 6,02 . 1023
molekul
CO2 8,8 gram
NH3 8,96 L
CH4 12,3 L

10. Hitung massa 6 L gas NH3 apabila diukur pada:


a) 0°C, 76 cmHg
b) 27°C, 380 mmHg
c) Kondisi suhu dan tekanan yang sama dimana 10 L gas CH4 massanya 64
gram (Ar H = 1, C = 12, N = 14)
Catatan: 1 atm = 760 mmHg

11. Diketahui gas nitrogen monoksida bermassa 45 gram. Tentukan volume gas
tersebut jika diukur pada:
a) kondisi standar
b) kondisi RTP
c) kondisi suhu 27°C, tekanan 5 atm
d) keadaan dimana 40 L gas karbondioksida bermassa 33 gram
Diketahui Ar H = 1, C = 12, N = 14, O = 16

12. Tentukan molaritas dari:


a) larutan 15 gram urea (CO(NH2)2) dalam 250 mL larutan
b) campuran 150 mL larutan NaOH 2 M dengan 100 mL larutan NaOH 3 M

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 38


13. Berapakah volume air yang ditambahkan pada 40 mL larutan asam sulfat 6 M
agar diperoleh larutan asam sulfat 4 M?

14. Sebanyak 4 g NaOH dilarutkan dalam air sampai volumenya 500 mL.
a) Berapa molaritas larutan yang terjadi?
b) Bila 50 mL dari larutan tersebut ditambah air hingga volumenya menjadi
250 mL, hitunglah molaritas larutan yang terjadi!

15. Hitunglah:
a) molalitas larutan yang terjadi bila 24 gram kristal MgSO4 dilarutkan dalam
400 gram air! (Mr MgSO4 = 120)
b) fraksi mol glukosa di dalam larutan glukosa 36% (Mr glukosa = 180 dan
Mr air = 18)

16. Diketahui bijih besi memiliki rumus kimia Fe2O3 (Ar Fe= 56, O= 16). Hitunglah
massa besi yang dapat diperoleh dari pengolahan 320 kg bijih tersebut!

17. Tentukan massa nitrogen yang terdapat dalam 50 gram urea [CO(NH2)2]!

18. Jawablah pertanyaan di bawah ini:


a) Suatu oksida belerang SxOy terdiri atas 50% massa belerang. Bagaimana
rumus empiris dan rumus molekul oksida tersebut jika Mr oksida belerang
= 64?
b) Suatu senyawa mengandung 32,4% natrium; 22,6% belerang dan sisanya
oksigen. Bagaimanakah rumus empiris senyawa tersebut? (Diketahui Ar
Na = 23, S = 32, O = 16)

19. Sebanyak 17 gram oksida logam dengan rumus empiris M2O3 mengandung 8
gram oksigen. Berapakah Ar logam M tersebut?

20. Sebanyak 10 gram kristal hidrat besi (II) sulfat dipanaskan hingga semua
molekul air kristal tersebut menguap. Massa kristal yang tersisa adalah 5,47
gram. Tentukan rumus molekul hidrat tersebut! (Diketahui Ar H = 1, O = 16, S
= 32, Fe = 56).

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 39


21. Pada pemanasan kristal terusi (CuSO4. x H2O) terjadi pengurangan massa dari
24,90 gram menjadi 15,90 gram sesuai reaksi:
CuSO4 . x H2O (s)  CuSO4 (s) + x H2O (g)
Tentukan rumus kristal terusi tersebut! (Ar Cu = 63, S = 32, O = 16, H = 1)

22. Sebanyak 2 mol NaCl bereaksi dengan 1,5 mol H2SO4 menjadi Na2SO4 dan
HCl. Jika Ar Na = 23, S = 32, dan O = 16, maka tentukan:
(a) Pereaksi pembatas
(b) Massa Na2SO4 yang terbentuk

23. Sebanyak 7,2 gram Mg bereaksi dengan 0,3 mol H3PO4 menghasilkan
Mg3(PO4)2 dan gas hidrogen. Diketahui Ar Mg = 24, H = 1. Tentukan:
a) pereaksi pembatas
b) volume gas H2 yang diukur pada 27°C, 38 cmHg (Ingat: 1 atm = 76 cmHg)
c) volume gas H2 pada keadaan dimana 1 g gas H2 yang lain memiliki volume
0,4 L

24. Zink larut dalam larutan asam sulfat encer menurut reaksi:
Zn (s) + H2SO4 (aq) ZnSO4 (aq) + H2 (g)
Bila Zn seberat 6,5 gram direaksikan dengan 100 mL larutan H2SO4 2 M, maka
hitunglah:
a) Massa ZnSO4 yang terbentuk
b) Volume gas H2 yang diukur pada suhu 27°C dan tekanan 1,5 atm.

25. Larutan KI 1 M yang volumenya 100 ml direaksikan dengan 75 ml larutan


Pb(NO3)2 1 M sesuai reaksi:
KI (aq) + Pb(NO3)2 (aq)  PbI2 (s) + KNO3 (aq)
Tentukan:
a) Zat yang menjadi pereaksi pembatas
b) Zat yang tersisa dan jumlahnya (dalam satuan mol)
c) Massa endapan PbI2 yang dapat dihasilkan (Ar Pb = 207, I = 127)

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 40


BAB VI
SENYAWA HIDROKARBON

Kekhasan Atom
Karbon (C)

Alkana

Alkena

Alkuna

Senyawa Hidrokarbon
dalam Kehidupan Sehari-hari

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 41


3.1 Menganalisis struktur dan sifat senyawa hidrokarbon
berdasarkan kekhasan atom karbon dan golongan senyawanya

4.1 Membuat model visual berbagai struktur molekul hidrokarbon


yang memiliki rumus molekul yang sama

Melalui studi literasi, pengamatan, percobaan, dan penugasan


proyek, peserta didik mampu menganalisis struktur dan sifat
senyawa hidrokarbon berdasarkan kekhasan atom karbon dan
golongan senyawanya dengan tepat serta terampil dalam membuat
model visual berbagai struktur molekul hidrokarbon yang memiliki
rumus molekul yang sama

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 42


APERSEPSI

Dalam kehidupan sehari-hari, bahan bakar minyak seperti bensin atau


solar sangat penting digunakan untuk mesin kendaraan bermotor ataupun
berbagai peralatan industri. Tanpa adanya bahan bakar minyak, mesin
kendaraan bermotor dan peralatan industri tidak dapat digunakan. Bensin
merupakan senyawa hidrokarbon yang tersusun dari rantai karbon jenis alkana.
Senyawa alkana adalah jenis senyawa hidrokarbon tak jenuh. Komponen utama
pembuatan bensin adalah n-heptana dan isooktana. Senyawa hidrokarbon
lainnya adalah dari golongan alkena dan alkuna. Seperti apa senyawa alkana,
alkena dan alkuna ini?

Selain bensin dan solar, senyawa karbon banyak ditemukan di sekitar


kita, seperti pada bahan makanan, obat-obatan, karbohidrat, lemak, protein,
bahkan dalam tekstil, kosmetik, dan insektisida, juga mengandung senyawa
karbon. Oleh karena banyaknya senyawa karbon tersebut, bagaimana
pengelompokannya? Dan bagaimana kita memberikan nama pada senyawa-
senyawa karbon tersebut?

Pada bab ini akan dibahas tentang senyawa hidrokarbon,


pengelompokannya, pemberian nama, serta reaksi yang terjadi pada senyawa
hidrokarbon.

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 43


SENYAWA HIDROKARBON
Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri atas unsur karbon dan
hidrogen. Adanya atom karbon dan hidrogen dalam senyawa dapat ditunjukkan
dengan uji pembakaran. Pada pembakaran sempurna, karbon berubah menjadi
karbon dioksida yang dapat dikenali karena mengeruhkan air kapur, sedangkan
hidrogen menjadi air yang dapat mengubah kertas kobalt yang berwarna biru
menjadi merah jambu. Contoh hidrokarbon: gas alam, bensin, minyak tanah, solar,
parafin (lilin).
Senyawa karbon sering disebut senyawa organik karena senyawa karbon
merupakan bagian dari makhluk hidup. Tahun 1828 Frederick Wohler berhasil
membuat urea ketika memanaskan larutan ammonium sianat:

NH4OCN → CO(NH2)2
Dengan adanya penemuan Wohler, nama senyawa organik dianggap tidak sesuai
lagi, karenanya senyawa tersebut dinamakan senyawa karbon.

Perbedaan senyawa organik dan senyawa anorganik:


senyawa organik senyawa anorganik
berasal dari makhluk hidup dan bisa berasal dari batu-batuan
disintesis di laboratorium
struktur molekul dari yang sederhana struktur molekul sederhana
sampai ke yang kompleks
reaksi umumnya berlangsung lambat reaksi berlangsung lebih cepat
mempunyai isomer tidak mempunyai isomer
ikatan kovalen ikatan ion
titik leleh/titik didih rendah titik leleh/titik didih tinggi
tidak mudah larut dalam air tetapi mudah mudah larut dalam air
larut dalam pelarut polar
kurang stabil terhadap pemanasan lebih stabil terhadap pemanasan

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 44


Kekhasan Atom Karbon
a) C memiliki nomor atom 6 dengan konfigurasi elektron : 2 . 4
Elektron valensi C = 4
C

b) Ikatan antara C dan C:


 Ikatan tunggal / jenuh  alkana
 Ikatan rangkap / tak jenuh  alkena
 Ikatan rangkap tiga / tak jenuh  alkuna
c) Rantai C dan C:
 Rantai terbuka / alifatik : tak bercabang dan bercabang
 Rantai tertutup / lingkar / alisiklik : sikloalkana dan sikloalkena
 Aromatik : benzena
d) Kedudukan atom C:
 C primer (C yang mengikat 1 atom C yang lain)
 C sekunder (C yang mengikat 2 atom C yang lain)
 C tersier (C yang mengikat 3 atom C yang lain)
 C kuarterner (C yang mengikat 4 atom C yang lain)
e) Jenis ikatan: kovalen

Sifat-sifat deret homolog:


 Sifat kimia mirip
 Rumus umum sama
 Suku-suku berurutan berbeda CH2
 Perbedaan massa molekul relatif antara dua suku berurutan = 14
 Makin panjang rantai karbon, makin tinggi titik didih

ALKANA

Alkana adalah senyawa organik yang bersifat jenuh dan hanya memiliki ikatan
tunggal.
Rumus umum: CnH2n + 2 dimana n = jumlah atom karbon
2n + 2 = jumlah atom hidrogen

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 45


Sifat-sifat Alkana:
a) Semakin bertambah jumlah atom C, maka Mr ikut bertambah, akibatnya titik
didih dan titik leleh semakin tinggi.
b) Alkana rantai lurus mempunyai titik didih lebih tinggi dibandingkan alkana
rantai bercabang dengan jumlah atom C sama. Semakin banyak cabang, titik
didih semakin rendah.
c) Alkana dapat bereaksi dengan oksigen menghasilkan CO2 dan H2O.
d) Sukar larut dan sukar bereaksi dengan zat lain.
e) Pada suhu dan tekanan normal, empat suku pertama alkana berwujud gas,
suku ke 5 sampai suku ke 17 berwujud cair dan suku 18 ke atas berwujud
padat.
f) Merupakan senyawa non polar yang tidak larut dalam air melainkan larut
dalam pelarut nonpolar (CCl4) atau sedikit polar (dietil eter atau benzena).
g) Alkana lebih ringan dari air.
h) Alkana dan sikloalkana kurang reaktif dibanding senyawa organik lain,
karenanya alkana disebut juga parafin.

Deret Homolog Alkana


Jumlah Rumus Nama Alkana Rumus Nama Alkil
Atom C Molekul molekul Alkil
(n) Alkana
1 CH4 metana CH3 – metil
2 C2H6 etana C2H5 – etil
3 C3H8 propana C3H7 – propil
4 C4H10 butana C4H9 – butil
5 C5H12 pentana C5H11 – pentil / amil
6 C6H14 heksana C6H13 – heksil
7 C7H16 heptana C7H15 – heptil
8 C8H18 oktana C8H17 – oktil
9 C9H20 nonana C9H19 – nonil
10 C10H22 dekana C10H21 – dekil

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 46


Tata Nama Alkana
Tata nama berdasarkan IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry) =
nama sistematik.
 Rantai C tidak bercabang
Untuk rantai lurus tidak bercabang, penamaan dengan menambahkan n
(normal) di depan nama alkananya.
Contoh: CH3 – CH2 – CH2 – CH3 = n-butana
 Rantai C bercabang
1) Tentukan rantai C terpanjang dengan cabang terbanyak sebagai rantai
utama.
2) Penomoran dimulai dari ujung rantai yang paling dekat dengan cabang.
Rantai utama

6
CH3 – 5CH2 – 4CH2 – 3CH – 2CH2 – 1CH3
| = 3 – metil heksana
CH3
cabang

Catatan: penomoran dilakukan dari kanan ke kiri agar posisi cabang


dapat nomor terkecil (nomor 3). Jika penomoran dilakukan dari kiri ke
kanan, posisi cabang akan berada di nomor 4.

3) Apabila di kiri dan kanan atom C-nya mengikat alkil di nomor yang sama,
maka utamakan atom C yang mengikat lebih dari satu alkil terlebih
dahulu
CH3 Rantai utama
|
6
CH3 – CH – CH2 – CH2 – C – 1CH3
5 4 3 2

| |
CH3 CH3 cabang

Maka nama senyawa : 2,2,5 – trimetil heksana

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 47


4) Jika terdapat 2 atau lebih alkil yang sama, cukup ditulis satu kali, dan
diberi awalan (di = 2, tri = 3, tetra = 4, penta = 5, heksa = 6, hepta = 7,
okta = 8, dst)
(lihat contoh pada nomor 3, ada awalan “tri” sebelum metil, karena
ketiga cabangnya adalah metil.
5) Penamaan cabang sesuai urutan abjad.

CH3 Rantai utama


|
7
CH3 – CH – CH – CH2 – CH2 – C – 1CH3
6 5 4 3 2

| | |
CH3 CH2 CH3
Cabang
| metil
CH3 Cabang
etil

Maka nama senyawa: 5 – etil – 2,2,6 – trimetil heptana


Catatan: penomoran pada rantai utama dilakukan dari kanan ke kiri
agar cabang mendapatkan nomor kecil. Cabang ada 2 macam, etil dan
metil. Sesuai urutan abjad, maka yang disebutkan terlebih dahulu adalah
etil.
6) Urutan penulisan nama: nomor cabang – nama cabang – nama alkena.
Nama rantai utama berakhiran – ana.

Reaksi pada Alkana


1) Dapat bereaksi dengan halogen (reaksi substitusi)
Contoh:
CH4 + Cl2  CH3Cl + HCl
metana metil klorida

CH3 – CH2 – CH2 – CH3 + Br2  CH3 – CH – CH2 – CH3 + HBr


|
Br
butana 2 – bromobutana

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 48


2) Dapat dibakar sempurna
Contoh : CH4 + 2 O2  CO2 + 2 H2O
3) Mengalami proses cracking / pengretakan
Contoh:
∆ ∆
C8H18 → C4H10 + C4H8 C10H22 → C6H12 + C4H10

Pembuatan Alkana
1) Sintesis Wurtz
eter
2 RX + 2 Na → R – R + NaX
eter
Contoh: 2 CH3Cl + 2 Na → CH3 – CH3 + 2 NaCl

2) Sintesis Grignard
eter
RX + Mg → RMgX
eter
Contoh: C2H5Cl + Mg → C2H5MgCl

RMgX + H2O  R – H + Mg(OH)X


Contoh: C2H5MgCl + H2O  C2H6 + Mg(OH)Cl

3) Adisi H2 pada Alkena dan Alkuna


Ni
CH2 = CH2 + H2 → CH3 – CH3
Ni
CH ≡ CH + H2 → CH2 = CH2 + H2  CH3 – CH3

4) Sintesis Dumas
RCOONa + NaOH  RH + Na2CO3
(rantai alkana yang terbentuk lebih pendek / berkurang satu)

Isomer Alkana
Isomer adalah senyawa yang memiliki rumus molekul sama, tetapi rumus struktur
berbeda. Pada alkana, terdapat isomer kerangka.
Contoh :
CH3 – CH – CH3
C4H10 : CH3 – CH2 – CH2 – CH3 |
= n – butana CH3 = 2 – metil propana

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 49


ALKENA

Alkena merupakan hidrokarbon alifatik/rantai terbuka yang mempunyai 1 ikatan


rangkap/tak jenuh.

Rumus umum: CnH2n


dimana n = jumlah atom karbon ; 2n = jumlah atom hidrogen

Sifat-sifat Alkena:
a) Pada suhu kamar, alkena suku rendah berupa gas, suku sedang berupa cair,
dan suku tinggi berupa padat.
b) Titik didih alkena mirip dengan alkana, makin bertambah jumlah atom C,
harga Mr makin besar, maka titik didihnya makin tinggi.
c) Alkena mudah larut dalam pelarut organik tetapi sukar larut dalam air.
d) Sebagaimana hidrokarbon pada umumnya, pembakaran/oksidasi alkena juga
akan menghasilkan CO2 dan H2O. Contoh: 2 C3H6 + 9 O2  6 CO2 + 6 H2O
e) Dapat mengalami reaksi polimerisasi

Beberapa Senyawa Alkena

Jumlah Atom C (n) Rumus Molekul Alkena Nama Alkena


1 - -
2 C2H4 etena
3 C3H6 propena
4 C4H8 butena
5 C5H10 pentena
6 C6H12 heksena
7 C7H14 heptena
8 C8H16 oktena
9 C9H18 nonena
10 C10H20 dekena

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 50


Tata Nama Alkena
 Alkena Rantai Lurus
Atom karbon yang berikatan rangkap (C = C) diberi nomor yang menunjukkan
letak ikatan rangkap tersebut. Penomoran dimulai dari ujung rantai yang
paling dekat dengan ikatan rangkap.
Contoh:
1CH – 2CH2 = 3CH2 – 4CH2 – 5CH3 : 2 – pentena
3

Catatan:
o Penomoran dilakukan dari kiri karena posisi ikatan rangkap dua ada di
antara C nomor 2 dan 3. Jika dilakukan dari kanan, maka posisi ikatan
rangkap dua ada di antara C nomor 3 dan 4.
o Ikatan rangkap dua ada di antara C nomor 2 dan 3, maka dalam
penamaannya, yang disebutkan adalah nomor terendahnya, yaitu nomor
2, maka nama senyawanya adalah 2-pentena, bukan 3-pentena.

 Alkena Rantai Bercabang


1) Tentukan rantai C terpanjang yang mengandung ikatan rangkap sebagai
rantai utama.
2) Penomoran rantai utama dimulai dari ujung rantai yang paling dekat
dengan ikatan rangkap.
3) Penamaan cabang sesuai urutan cabang.
4) Nama rantai utama berakhiran – ena.
5) Urutan penulisan nama: nomor cabang – nama cabang – nomor ikatan
rangkap (ambil nomor terendah dari dua atom yang berikatan rangkap) –
nama alkena
Rantai utama
Contoh:
1
CH3 – 2CH = 3CH2 – 4CH – 5CH3
|
CH3 Cabang

Nama senyawa: 4 – metil – 2 – pentena


Catatan: penomoran pada rantai utama dilakukan dari kiri agar posisi
ikatan rangkap ada di nomor 2. Jika dilakukan dari kanan, maka posisi
ikatan rangkap ada di nomor 3.

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 51


8
CH3
| Rantai utama
7
CH2
|
6
CH – 5CH2 – 4C = 3CH – 2CH – 1CH3
| | |
Cabang
CH3 CH2 CH3
metil
|
CH3
Cabang Cabang
metil etil

Maka nama senyawa: 4-etil-2,6-dimetil-3-oktena


Catatan: penomoran pada rantai utama dilakukan dari kanan ke kiri atas agar
posisi ikatan rangkap ada di nomor yang lebih kecil (di C nomor 3). Cabang ada
dua macam, yaitu etil dan metil. Sesuai urutan abjad, maka etil disebutkan
terlebih dahulu. Jangan lupa untuk menuliskan posisi cabang dan posisi ikatan
rangkap dalam penamaannya!

Jika alkena memiliki lebih dari satu ikatan rangkap, namanya diberi tambahan –
diena (untuk 2 ikatan rangkap) atau –triena (untuk tiga ikatan rangkap)
Contoh:
CH2 = CH – CH = CH – CH3 : 1,3 – pentadiena

Rantai utama
6 5 4 3 2 1
CH3 – CH = C – CH2 – CH = CH2
|
CH3 Cabang

Maka nama senyawanya : 4 – metil – 1,4 – heksadiena


Catatan: penomoran pada rantai utama dilakukan dari kanan ke kiri agar
ikatan rangkap berada pada nomor yang kecil (di antara C nomor 1-2 dan C
nomor 4-5).

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 52


Isomer Alkena
1) Isomer rangka
Isomer yang memiliki rumus molekul yang sama, namun bentuk kerangka
rantainya berbeda.
Contoh: C4H8 CH2 = C – CH3
|
CH2 = CH – CH2 – CH3 CH3
1 – butena 2 – metil – 1 – propena

2) Isomer posisi
Isomer yang memiliki kerangka karbon yang sama, tetapi memiliki letak
ikatan rangkap yang berbeda.
Contoh: C4H8
1CH = 2CH – 3CH2 – 4CH3 1CH – 2CH = 3CH – 4CH3
2 3

1 – butena 2 – butena

3) Isomer geometri
Merupakan isomer yang terdapat pada senyawa yang memiliki ikatan
rangkap dua, dimana kedua atom C pada ikatan rangkapnya masing-masing
mengikat gugus yang berlainan.
Contoh : CH3 C2H5 CH3 H

C C C C

H H C2H5
H
cis 2 – pentena trans 2 - pentena

Reaksi pada Alkena


Alkena dapat mengalami reaksi adisi dengan H2 dan halogen (X2 = F2, Cl2, Br2, I2)
1) Adisi alkena dengan H2
Contoh: CH2 = CH2 + H2  CH3 – CH3
etena etana

2) Adisi alkena dengan halogen


Contoh: CH2 = CH – CH3 + Cl2  CH2 – CH – CH3
| |
Cl Cl
propena 1,2 – dikloro propana
Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 53
3) Adisi alkena dengan asam halogen (HX)  Aturan Markovnikov
o Bila C rangkap pada alkena mengikat jumlah atom H berbeda, maka X
terikat pada C yang lebih sedikit mengandung H.

Contoh : CH3 – CH = CH2 + HCl  CH3 – CH – CH3


|
Cl

propena 2 – kloro propana

o Bila C rangkap pada alkena mengikat jumlah atom H yang sama, maka
X terikat pada C yang mempunyai rantai karbon yang paling panjang
Contoh :
CH3 – CH = CH – CH2 – CH3 + HCl  CH3 – CH2 – CH – CH2 – CH3
|
Cl

2 – pentena 3 – kloro pentena

Pembuatan Alkena
Alkena dapat dibuat dengan cara eliminasi alkohol atau halogen dengan bantuan
asam sulfat pada suhu 170 - 180°C.
170−180 °C alkohol
ROH – H2SO4 → alkena + H2O RX + KOH → alkena + KX + H2O

ALKUNA

Alkuna merupakan hidrokarbon alifatik/rantai terbuka yang mempunyai 1 ikatan


rangkap tiga/tak jenuh.

Rumus umum: CnH2n-2


dimana n = jumlah atom karbon ; 2n-2 = jumlah atom hidrogen

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 54


Sifat-sifat Alkuna:
a) Sifat fisika alkuna sama dengan alkana dan alkena. Alkuna juga sedikit larut
dalam air.
b) Alkuna dapat dibakar sempurna dan menghasilkan CO2 dan H2O.
c) Alkena dapat mengalami reaksi adisi dengan H2 dan halogen (X2 = F2, Cl2, Br2,
I2)

Beberapa Senyawa Alkuna


Jumlah Atom C (n) Rumus Molekul Alkuna Nama Alkuna
1 - -
2 C2H2 etuna
3 C3H4 propuna
4 C4H6 butuna
5 C5H8 pentuna
6 C6H10 heksuna
7 C7H12 heptuna
8 C8H14 oktuna
9 C9H16 nonuna
10 C10H18 dekuna

Tata Nama Alkuna


1) Rantai induk diambil dari rantai karbon terpanjang yang mengandung ikatan
rangkap tiga. Ikatan rangkap tiga diberi nomor sekecil mungkin.
2) Rantai cabang diberi nomor menyesuaikan nomor ikatan rangkap tiga.
Penyebutan nama cabang sesuai urutan abjad.
3) Nama rantai utama diberi akhiran –una.
4) Urutan penulisan nama: nomor cabang – nama cabang – nomor ikatan
rangkap (ambil nomor terendah dari dua atom yang berikatan rangkap) –
nama alkuna
Contoh:
1CH ≡ 2C – 3CH – 4CH : 1 – butuna
2 3

1 : 4 – metil – 2 – pentuna
CH3 – 2C ≡ 3C – 4CH – 5CH3
|
CH3 Rantai utama
Cabang

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 55


Catatan: penomoran pada rantai utama dilakukan dari kiri ke kanan, agar posisi
ikatan rangkap tiga ada di nomor kecil (di C nomor 2). Jika penomoran dilakukan
dari kanan, maka posisi ikatan rangkap tiga ada di C nomor 3. Dalam penamaan,
jangan lupa menyebutkan nomor posisi ikatan rangkap tiganya.

Cabang metil
CH3
| Rantai utama
CH3 – C – 4CH – 3CH – 2C ≡ 1CH
5

| | |
6
CH2 CH2 CH2
| | | Cabang propil
7
CH3 CH3 CH2
|
CH3
Cabang etil

Nama senyawa: 4-etil-5,5-dimetil-3-propil-1-heptuna


Catatan: penomoran pada rantai utama dilakukan dari kanan ke kiri bawah, agar
ikatan rangkap tiga ada di nomor paling kecil (C nomor 1). Ada 3 macam cabang
(etil, metil, dan propil). Sesuai urutan abjad, disebutkan etil terlebih dahulu, diikuti
metil, dan terakhir propil. Awalan di- pada metil menunjukkan ada 2 metil, dan
awalan ini tidak berpengaruh terhadap penyebutan nama cabangnya. Dalam
menyebutkan nama senyawa, jangan lupa menuliskan nomor posisi cabang dan
nomor posisi ikatan rangkap tiganya.

Alkadiuna
Merupakan hidrokarbon alifatik / rantai terbuka yang mempunyai 2 ikatan rangkap
tiga/ tak jenuh.
Contoh: Cabang
CH3 Rantai utama
|
1
CH ≡ C – C – 4C ≡ 5C – 6CH3
2 3
: 3,3 – dimetil – 1,4 – heksadiuna
|
CH3 Cabang

Catatan: penomoran pada rantai utama dilakukan dari kiri ke kanan agar posisi
ikatan rangkap tiga mendapat nomor kecil, yaitu di C nomor 1 dan nomor 4. Jika

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 56


penomoran dilakukan dari kanan, maka posisi ikatan rangkap tiga ada di C nomor 2
dan 5. Dalam menuliskan nama senyawa, jangan lupa untuk menuliskan posisi
ikatan rangkap tiganya!

Isomer Alkuna
1) Isomer rangka
Isomer yang memiliki rumus molekul yang sama, namun bentuk kerangka
rantainya berbeda.
Contoh: C6H10
1
CH ≡ 2C – 3CH2 – 4CH2 – 5CH2 – 6CH3 : 1 – heksuna
1
CH ≡ 2C – 3CH2 – 4CH – 5CH3
: 4 – metil – 1 – pentuna
|
CH3

2) Isomer posisi
Isomer yang memiliki kerangka karbon yang sama, tetapi memiliki letak
ikatan rangkap yang berbeda.
Contoh: C4H6
1 CH ≡ 2C – 3CH2 – 4CH3 1 CH3 – 2C ≡ 3C – 4CH3
1 – butuna 2 – butuna

Reaksi pada Alkuna


1) Adisi alkena dengan H2
Contoh: CH ≡ CH2 + H2  CH2 = CH2 + H2  CH3 – CH3
etuna etena etana

2) Adisi alkena dengan gas halogen


Contoh:
Cl Cl
| |
CH ≡ C – CH3 + Cl2  CH = C – CH3 + Cl2  CH – C – CH3
| | | |
Cl Cl Cl Cl
propuna 1,2 – dikloro propena 1,1,2,2 – tetrakloro propana

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 57


3) Adisi alkena dengan asam halogen (HX)
Cl H
Contoh : | |
CH3 – C ≡ CH + HCl  CH3 – C = CH + HCl  CH3 – C – CH
| | | |
Cl H Cl H

propuna 2 – kloro propena 2,2 – dikloro propana

Pembuatan Alkuna
Salah satu senyawa alkuna adalah gas asetilena / etuna. Gas ini digunakan untuk
meranumkan buah, dan untuk memotong/menyambung/mengelas logam (besi).
Gas asetilena ini dapat dibuat dari:
1) pembakaran tidak sempurna metana : 4 CH4 + 3 O2  2 C2H2 + 6 H2O
2) mereaksikan kalsium karbida (batu karbid) dengan air:
CaO + 2 C  CaC2 + CO
CaC2 + 2 H2O  Ca(OH)2 + C2H2

Senyawa Hidrokarbon dalam Kehidupan Sehari-hari


Tanpa kita sadari, banyak sekali senyawa hidrokarbon yang sering kita jumpai
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bidang pangan, kita mengenal glukosa dan
karbohidrat, yang dapat menjadi sumber energi bagi tubuh kita. Glukosa dan
karbohidrat adalah senyawa hidrokarbon.
Dalam bidang sandang dan papan, kita mengenal sutra, wol, kapas, nilon,
selulosa, kayu, dan sebagainya. Semua ini terdiri dari senyawa hidrokarbon yang
sangat panjang dan kompleks, yang dikenal dengan istilah polimer.
Selain itu, dalam bidang petrokimia, senyawa hidrokarbon juga banyak sekali
digunakan. Petrokimia merupakan segala produk yang dibuat secara sintesis dari
minyak bumi dan gas bumi. Produk petrokimia antara lain aspal, lilin, polipropilena,
metanol, dan solvent (pelarut).
 Aspal digunakan untuk melapisi jalan, pelapis tahan air, pelapis antikorosi
pada logam, dan juga sebagai bahan campuran pada pembuatan briket batu
bara. Kandungan utama aspal adalah senyawa karbon jenuh dan tak jenuh,
alifatik dan aromatik yang mempunyai atom karbon sampai 150 per molekul.

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 58


Secara kuantitatif, biasanya 80% massa aspal adalah karbon, 10% hidrogen,
6% belerang, serta sisanya oksigen dan nitrogen.
 Lilin banyak digunakan untuk penerangan, bahan baku semir, pengilap lantai
dan mebel. Lilin juga dapat dibuat untuk kerajinan (plastisin). Lilin dibuat dari
paraffin wax, suatu campuran dari hidrokarbon jenuh dengan massa molekul
besar.
 Plastik banyak dibuat untuk alat-alat rumah tangga, seperti gayung, ember,
pembuatan botol plastik, tali, dan sebagainya. Plastik dibuat melalui reaksi
penggabungan beberapa senyawa etena atau propena membentuk molekul
yang besar. Plastik dikenal dengan polietena atau polipropilena.
 Metanol dapat digunakan sebagai lem untuk industri plywood, bahan bakar
kendaraan bermotor dan bahan bakar pesawat. Metanol dapat dibuat
langsung dari metana, yaitu dengan mereaksikan metana dengan asam sulfat
yang mengandung 65% sulfur trioksida.
 Solvent berguna sebagai pengencer cat, vernis, warna cekatan industri
tekstil, bahan pembersih, dan bahan baku pestisida. Bahan pelarut atau tiner
cat umumnya digunakan terpentin yang merupakan campuran dari
hidrokarbon lingkar yang terdiri dari 10 atom karbon. Selain itu, tiner
merupakan campuran dari berbagai hidrokarbon hasil distilasi minyak.
Pelarut untuk zat sintetis yang sering digunakan adalah alkohol, keton, dan
ester.

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 59


LATIHAN

PILIHLAH JAWABAN YANG PALING TEPAT!


1. Senyawa dalam satu deret homolog mempunyai sifat sebagai berikut, kecuali ….
A. sifat kimia yang mirip
B. rumus umum sama
C. persen komponen yang sama
D. semakin panjang rantai karbon, semakin tinggi titik didihnya
E. perbedaan Mr dua suku berturutan adalah 14

2. Di antara senyawa berikut yang mempunyai titik didih paling rendah adalah ….
A. n-pentana D. isobutana
B. n-butana E. isopentana
C. n-heksana

3. Dalam setiap molekul alkuna …..


A. semua ikatan karbon-karbon merupakan ikatan rangkap tiga
B. terdapat setidaknya satu ikatan karbon rangkap dua
C. terdapat satu ikatan karbon rangkap tiga
D. semua atom karbon mengikat 4 atom hidrogen
E. jumlah atom H lebih sedikit daripada atom C

4. Perhatikan rumus-rumus senyawa hidrokarbon berikut ini:


(1) C2H4 (2) C2H6 (3) C3H4 (4) C3H6
Pasangan hidrokarbon yang termasuk dalam satu deret homolog adalah ….
A. (1) dan (3) D. (2) dan (4)
B. (3) dan (4) E. (1) dan (4)
C. (1) dan (2)

5. Rumus molekul heptena adalah ….


A. C7H14 B. C7H16 C. C7H12 D. C6H12 E. C6H14

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 60


6. Senyawa yang memiliki rumus struktur (CH3)2-CH-CH3 memiliki nama ….
A. propana D. 2-metil butana
B. 2-metil propana E. pentana
C. butana

7. Nama yang paling benar untuk senyawa berikut ini adalah ….


CH3 – CH2 – CH – CH – CH – CH2 – CH3
| | |
CH3 – CH CH3 CH2
| |
CH3 CH3

A. 3,5-dietil-2,4-dimetilheptana
B. 5-etil-4-metil-3-isopropilheptana
C. 5-etil-3-isopropil-4-metilheptana
D. 3-etil-5-isopropil-4-metilheptana
E. 3-etil-4-metil-5-isopropilheptana

8. Nama IUPAC untuk senyawa berikut adalah …..


(CH3)2 – CH – C – CH – CH3
|| |
CH2 C2H5
A. 3-etil-1,1-dimetil-2-butena D. 1,1,3-trimetil-2-butena
B. 2-isopropil-3-etil-1-butena E. 3-etil-2-isopropil-1-butena
C. 2-isopropil-3-metil-1-pentena

9. Nama IUPAC senyawa berikut adalah ….

CH3 – CH2 – C ≡ C – CH – CH3


|
C2H5
A. 2-etil-5-metil-3-heksuna D. 2-metil-5-etil-2-heksuna
B. 1,4-dimetil-2-heksuna E. 3,6-dimetil-4-heptuna
C. 5-metil-3-heptuna

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 61


10. Nama yang tidak sesuai dengan aturan IUPAC adalah …
A. 2-metil propana D. 3-metil butana
B. 2-metil butana E. 3-metil heksana
C. 3-metil pentana

11. Senyawa berikut merupakan isomer dari isoheksana, kecuali ….


A. 3-metilpentana D. 2,3-dimetilbutana
B. heksana E. isopentana
C. 2,2-dimetilbutana

12. Jumlah isomer untuk senyawa dengan rumus molekul C5H10 adalah …
A. 2 B. 3 C. 4 D. 5 E. 6

13. Perhatikan senyawa-senyawa hidrokarbon berikut:


(1) 2-butena (4) 1,2-dikloroetena
(2) 1-pentena (5) 3,4-dimetil-3-heksena
(3) 2-metil-2-butena
Di antara senyawa-senyawa tersebut yang mempunyai keisomeran geometris
adalah …..
A. (1), (3), dan (5) D. (1) dan (4)
B. (1), (4), dan (5) E. (3) dan (5)
C. (2), (3), dan (5)

14. Senyawa alkena dengan rumus H3C–CH=CH–CH2–CH3 dapat berisomer posisi


dan berisomer rantai berturut-turut dengan …
A. 1-pentena dan 2-metil-1-pentena
B. 1-pentena dan 3-metil-2-pentena
C. 3-pentena dan 3-metil-2-propena
D. 2-butena dan 2-etil-1-propena
E. 2-butena dan 3-metil-2-butena

15. Di antara senyawa berikut yang merupakan hidrokarbon tak jenuh adalah ….
A. C2H6 B. C5H12 C. C4H10 D. C3H6 E. C6H14

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 62


16. Reaksi pembentukan 1-butena dari butana termasuk reaksi ….
A. oksidasi D. hidrogenasi
B. adisi E. substitusi
C. eliminasi

17. Di antara senyawa-senyawa di bawah ini yang dapat mengalami adisi adalah ….
A. CH3CHC(CH3)2 D. CH3CH2C(CH3)3
B. CH3(CH2)2C(CH3)3 E. CH3(CH2)3CH3
C. CH3CH2CH(CH3)2

18. Di antara reaksi-reaksi berikut yang termasuk reaksi substitusi adalah ….


A. C2H4 + 3 O2  2 CO2 + 2 H2O
B. C2H5OH  C2H4 + H2O
C. C2H5Cl  C2H4 + HCl
D. C2H6 + Br2  C2H4Br2 + H2
E. C2H4 + Br2  C2H4Br2

19. Perhatikan reaksi berikut:


CH3 – CH = CH2 + HX  CH3 – CH – CH3
|
X

Reaksi di atas dikenal sebagai reaksi …


A. kondensasi D. adisi
B. eliminasi E. substitusi
C. oksidasi

20. Suatu hidrokarbon memiliki rumus empiris CH. Mr senyawa tersebut = 26. Jika
diketahui Ar H = 1, C = 12, maka rumus molekul senyawa tersebut adalah ….
A. CH2 B. C2H2 C. C2H4 D. C2H6 E. C3H3

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 63


JAWABLAH PERTANYAAN-PERTANYAAN DI BAWAH INI!
1. Hitung jumlah atom C primer, C sekunder, C tersier, dan C kuarterner pada
senyawa-senyawa berikut:
a) 2,3,3 – trimetil heksana
b) 3 – etil – 2,4,6 – trimetil heptana
c) 5,6 – dietil – 2,4 – dimetil nonana
d) 5 – etil – 2,2,3,7 – tetrametil oktana

2. Lengkapilah jumlah H setiap atom karbon dan beri nama pada senyawa berikut!
a) bbibbbj
C–C–C–C–C–C f) C–C–C≡C–C–C
| | |
C C C

C–C–C–C–C–C–C C
b) |
| |
C C g) C–C–C≡C–C–C
| |
| |
C C C C

C–C–C–C–C C–C–C–C≡C–C–C–C
c) h)
| | | |
C C C C
| |
C C

C–C=C–C–C C ≡C–C–C–C≡C
d) i)
| | |
C C–C C

e) C–C–C–C=C j) C–C–C=C–C=C
| | |
C C C
| | |
C C C

3. Beri nama pada senyawa di bawah ini:


a) CH3 (CH2)2 CH (CH3)2 f) CH2 C (C2H5) C (CH3)3
b) (CH3)2 CH CH2 CH (CH3) C2H5 g) CH C CH2 CH3
c) CH3 (CH2)5 CH3 h) CH3 CH2 C C CH (CH3)2
d) CH3 CH CH CH2 CH3 i) CH3 C C CH (CH3)2
e) CH2 CH CH (CH3)2 j) (CH3)2 CH CH2 C C CH (CH3)2

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 64


4. Tuliskan rumus struktur dari senyawa berikut:
a) 3,4,4 – trietil – 3,5,5 – trimetil – 1 – heksuna
b) 2,3,4 – trimetil heptana
c) 4 – etil – 2,4 – dimetiloktana
d) 4,4 – dietil – 2,5 – dimetil – 2 – heksena
e) 5 – etil – 2,2 – dimetil – 3 – heptuna
f) 3,3 – dimetil – 1 – pentuna
g) 3,6 – dietil – 3,4,5,7 – tetrametil – 5 – propil nonana

5. Di bawah ini tercantum nama-nama yang tidak mengikuti aturan tata nama.
Bagaimanakah nama yang benar dari masing-masing senyawa berikut?
a) 1,4 – dimetil pentana c) 3 – isopropil heksana
b) 4 – etil – 5 – metil pentana d) 2 – etil – 3 – metil pentana

6. Buatlah isomer berikut namanya untuk senyawa dengan rumus molekul:


a) C5H12 b) C6H12 c) C5H8

7. Tuliskan semua isomer dari:


a) C4H9Cl (kloro butana) c) C3H4Cl2 (dikloro propena)
b) C3H6Br2 (dibromo propana) d) C4H7Br (bromo butena)

8. Carilah ada atau tidak isomer geometris dari senyawa-senyawa berikut:


a) CH3 – CH = CH – Cl d) C2H5 – CH = CH – CH3
b) (CH3)2 – C = C – (CH3)2 e) CH3 – CH = CBr – C2H5
c) CH3 – (Cl)C = CCl – CH3

9. Tuliskan reaksi pembakaran dari CH4, C2H6, C3H8, C4H10 dan C5H12 secara
lengkap!

10. Selesaikan reaksi-reaksi berikut:


a) 2 – pentena + H2 d) etana + gas klor
b) 3 – metil – 1 – butena + Cl2 e) 1 – butuna + gas bromin
c) 3 – etil – 3 – heksena + HBr f) 1 – butuna + asam bromida

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 65


LATIHAN SOAL KIMIA KELAS X

SEMESTER GENAP

Materi Kimia kelas X semester genap:

1. Larutan elektrolit/non elektrolit


2. Reaksi redoks
3. Tata nama senyawa
4. Stoikiometri
5. Senyawa hidrokarbon

JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH INI!

1. Lengkapilah tabel berikut mengenai daya hantar listrik pada larutan:

No Jenis Nyala Gelembung gas Contoh Larutan


Larutan Lampu di sekitar
elektrode
1 Elektrolit terang
kuat
2 Elektrolit sedikit
lemah
3 Non elektrolit larutan gula, larutan
urea

2. Apakah yang dimaksud dengan derajat ionisasi larutan? Jelaskan pula derajat
ionisasi pada larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah, dan larutan
elektrolit!

3. Tentukan bilangan oksidasi dari unsur yang dicetak tebal berikut ini!
a) AsO3 3– d) KBrO3
b) Pb(NO3)2 e) Na3SbO3
c) H2C2O4 f) Cr2(SO4)3

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 66


4. Tentukan oksidator, reduktor, hasil oksidasi, dan hasil reduksi pada reaksi
redoks berikut:
a) Bi2O3 + NaOH + NaClO NaBiO3 + NaCl + H2O
b) MnO2 + HCl MnCl2 + H2O + Cl2
c) KBr + H2SO4 K2SO4 + Br2 + SO2 + H2O
d) K2MnO4 + Cl2 KMnO4 + KCl

5. Lengkapilah tabel berikut berkaitan dengan rumus kimia dan nama senyawa:
No Rumus senyawa Nama senyawa
1 fosfor pentaklorida
2 SO3
3 karbon disulfida
4 H2SO4
5 asam nitrat
6 asam sulfida
7 HF
8 HCN
9 Ca(OH)2
10 krom (III) hidroksida

6. Lengkapi tabel berikut berkaitan dengan rumus kimia dan nama senyawa
ionik:
No Kation Anion Rumus Nama Senyawa
Senyawa
1 Ba2+ NO3–
2 FeCl2
3 Fe3+ O2-
4 tembaga (I) oksida
5 besi (II) karbonat
6 Al2(SO3)3
7 K2SO4
8 kalium permanganat
9 raksa (I) fosfat
10 Mg2+ Br–

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 67


7. Setarakan persamaan reaksi berikut:
a) C6H14 + O2 CO2 + H2O
b) Na2CO3 + HCl NaCl + H2O + CO2
c) C3H7OH + O2 CO2 + H2O
d) Cr + H2SO4 Cr2(SO4)3 + H2
e) Cl2 + KI KCl + I2

8. Tuliskan persamaan reaksi yang setara dari:


a) Gas dinitrogen pentaoksida direaksikan dengan larutan barium hidroksida
menghasilkan larutan barium nitrat dan air
b) Logam aluminium direaksikan dengan larutan asam klorida menghasilkan
larutan aluminium klorida
c) Larutan natrium hidroksida direaksikan dengan larutan asam fosfit
menghasilkan larutan natrium fosfit dan uap air
d) Gas dinitrogen tetraoksida terurai menjadi gas nitrogen monoksida dan
gas oksigen

9. Pada suhu dan tekanan tertentu, volume 2 mol gas O2 adalah 50 L. Pada suhu
dan tekanan yang sama, tentukanlah:
a) Volume 0,2 mol gas C2H2
b) Volume 6 gram gas H2
Diketahui Ar H = 1, C = 12, O = 16

10. Unsur A dan B dapat membentuk dua macam senyawa. Senyawa I


mengandung 75% unsur A, sedangkan senyawa II mengandung 80% unsur A.
Tentukan perbandingan massa unsur B dalam kedua senyawa tersebut!

11. Perhatikan data percobaan berikut, dan jawablah pertanyaan di bawahnya!


No Senyawa Perbandingan massa unsur
(1) a) tembaga (I) sulfida 63,5 gram tembaga 16 gram belerang
b) tembaga (II) sulfida 63,5 gram tembaga 32 gram belerang
(2) c) ferro oksida 56 gram besi 16 gram oksigen
d) ferri oksida 112 gram besi 48 gram oksigen

a) Pada data nomor (1), tentukan perbandingan unsur belerang pada senyawa
a dan b
b) Pada data nomor (2), tentukan perbandingan unsur oksigen pada senyawa
c dan d
c) Berdasarkan perbandingan massa tersebut, hukum apakah yang sesuai?

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 68


12. Perhatikan tabel percobaan berikut ini tentang pembentukan senyawa air dari
hasil reaksi antara hidrogen dan oksigen:
Zat-zat sebelum reaksi Zat-zat sesudah reaksi
hidrogen oksigen air sisa
1 gram 8 gram 9 gram –
2 gram 16 gram 18 gram –
3 gram 16 gram 18 gram 1 gram hidrogen
3 gram 24 gram 27 gram –
3 gram 30 gram 27 gram 6 gram oksigen
Berdasarkan data percobaan di atas, tentukan perbandingan antara hidrogen
dan oksigen!

13. Sebanyak 10 liter gas butana (C4H10) dibakar sempurna.


a) Tuliskan reaksinya yang setara!
b) Berapa liter gas oksigen yang diperlukan?

14. Sebanyak 100 ml suatu oksida nitrogen (NxOy) terurai menjadi 100 ml gas
nitrogen monoksida dan 50 ml gas oksigen. Tentukan rumus kimia gas NxOy
tersebut!

15. Sebanyak 1,204 . 1023 molekul gas Y2 memiliki massa 6,4 gram. Hitunglah:
a) Ar unsur Y
b) Volume gas Y2 yang diukur pada kondisi 0°C, 1 atm
c) Volume gas Y2 yang diukur pada suhu 27°C, 5 atm

16. Jika ke dalam 100 ml larutan asam sulfat 5 M ditambahkan 400 ml air, maka
hitunglah molaritas larutan asam sulfat yang dihasilkan!

17. Hitunglah molaritas larutan yang terjadi jika 100 ml larutan asam klorida 0,1
M dicampurkan dengan 150 ml larutan asam klorida 0,2 M!

18. Sebanyak 7,8 gram senyawa karbon disulfida mengandung 1,2 gram karbon
dan sisanya adalah belerang. Tentukan persentase kandungan karbon dan
belerang dalam senyawa tersebut! (Diketahui Ar C = 12, S = 32)

19. Suatu senyawa organik tersusun atas 40% massa karbon, 6,6% massa
hidrogen, dan sisanya oksigen. Jika diketahui Mr senyawa = 180, Ar C = 12,
H = 1, dan O = 16, tentukan rumus empiris dan rumus molekul senyawa
tersebut!

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 69


20. Logam aluminium direaksikan dengan larutan asam klorida menghasilkan
4,48 liter gas hidrogen yang diukur pada keadaan standar menurut persamaan
reaksi berikut:
Al (s) + HCl (aq) AlCl3 (aq) + H2 (g) (belum setara)
Hitunglah massa logam aluminium yang direaksikan!
Diketahui Ar Al = 27, H = 1, Cl = 35,5

21. Sebanyak 3,25 gram logam seng direaksikan dengan 18,25 gram larutan HCl
menurut reaksi: Zn (s) + HCl (aq) ZnCl2 (aq) + H2 (g) (belum setara)
Diketahui Ar H = 1; Cl = 35,5; Zn = 65. Tentukan:
a) Zat yang menjadi pereaksi pembatas
b) Reaktan yang tersisa dan massanya
c) Volume gas hidrogen yang dihasilkan pada kondisi RTP

22. Suatu senyawa natrium sulfat hidrat bermassa 11,6 gram dipanaskan hingga
semua airnya menguap, membentuk Na2SO4 anhidrat seberat 7,1 gram.
Diketahui Ar Na = 23, S = 32, O = 16, H = 1. Tentukan rumus molekul
senyawa hidrat tersebut!

23. Perhatikan struktur senyawa hidrokarbon berikut:

Pada struktur tersebut, tuliskan jumlah atom karbon primer, sekunder, tersier,
dan kuartener!

Kimia – SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X Hal 70

Anda mungkin juga menyukai