Anda di halaman 1dari 19

KD.

VI

LARUTAN ASAM BASA

KD 6.3 Menganalisis sifat larutan berdasarkan konsep asam basa dan pH larutan
(asam kuat dan asam lemah, basa kuat dan basa lemah) dalam kehidupan
sehari hari

KD 6.4 Membandingkan sifat sifat larutan melalui praktikum berdasarkan konsep asam
basa dan pH larutan (asam kuat dan asam lemah, basa kuat dan basa lemah)
dalam kehidupan sehari hari

Indikator :
3.6.1. Menghitung molaritas larutan
3.6.2. Menjelaskan teori asam basa
3.6.3. Menghitung pH asam atau basa
3.6.4. Menganalisis sifat larutan berdasarkan konsep asam basa dan pH larutan
4.6.1. Melakukan percobaan identifikasi larutan asam basa
4.6.2. Menyelesaikan perhitungan pH larutan asam basa

A. LARUTAN
Larutan merupakan campuran yang homogen, yaitu campuran yang memiliki
komposisi merata atau serba sama di seluruh bagian volumenya. Apa saja
komponen dari larutan? Suatu larutan mengandung dua komponen atau lebih yang
disebut zat terlarut (solut) dan pelarut (solven). Zat terlarut merupakan komponen
yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam
jumlah banyak. Pada contoh di atas, air merupakan pelarut sedangkan gula
merupakan zat terlarut.

1. Larutan Elektrolit
Berdasarkan kemampuan menghantarkan arus listrik (didasarkan
pada daya ionisasi), larutan dibagi menjadi dua, yaitu larutan elektrolit, yang terdiri
dari elektrolit kuat dan elektrolit lemah serta larutan non elektrolit. Larutan
elektrolit adalah adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik . Hal ini
disebabkan larutan tersebut dalam air mengalami reaksi ionisasi atau terurai
menjadi partikel-partikel yang bermuatan listrik dengan bergerak secara bebas.
.Pada umumnya disebabkan atom tesebut mudah menangkap atau melepas
elektronnya. Yang termasuk larutan elektrolit adalah asam, basa dan garam,.
Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya
gelembung gas dalam larutan. Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel
yang bermuatan (kation dan anion). Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh
Michael Faraday, diketahui bahwa jika arus listrik dialirkan ke dalam larutan
elektrolit akan terjadi proses elektrolisis yang menghasilkan gas. Gelembung gas
ini terbentuk karena ion positif mengalami reaksi reduksi dan ion negatif
mengalami oksidasi.

Modul Asam Basa by Agus Sulistya

75
Contoh, pada laruutan HCl terjadi reaksi elektrolisis yang menghasilkan gas
hidrogen sebagai berikut.

HCl(aq)→ H+(aq) + Cl-(aq)


Reaksi reduksi : 2H+(aq) + 2e- → H2(g)
Reaksi oksidasi : 2Cl-(aq) → Cl2(g) + 2e-

a. Larutan Elektrolit Kuat


Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar arus listrik,
karena zat terlarut yang berada di dalam pelarut (biasanya air), sebagian besar
dapat berubah menjadi ion-ion dengan harga derajat ionisasi mendekati satu (α
≈ 1).
NaCl Na+(aq) + Cl–(aq)
M: 1000 - -
R: 999 999 999
S: 1 999 999

α = 999/1000 (α ≈ 1)

+ –
Gambar NaCl dalam air terurai menjadi Na dan Cl

Yang tergolong elektrolit kuat adalah :


• Asam kuat, antara lain: HCl, HClO3, HClO4, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.
• Basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, antara lain :
NaOH, KOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
{logam dari gol IA dan IIA, kecuali Be(amfoter) dan Mg(basa lemah)}
• Garam-garam yang mempunyai kelarutan tinggi, antara lain : NaCl, KCl, KI,
Al2(SO4)3 dan lain-lain.

Modul Asam Basa by Agus Sulistya

76
Gambar Elektrolit kuat menunjukkan nyala lampu terang

b. Larutan Elektrolit Lemah


Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang mampu menghantarkan arus listrik
dengan daya yang lemah, dengan harga derajat ionisasi lebih dari nol tetapi
kurang dari satu (0 < α < 1). Yang tergolong elektrolit lemah adalah:
• Asam lemah, antara lain: CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain.
(….COOH, HCN, HNO3, H>1 kecuali H2SO4)
• Basa lemah, antara lain: NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain.
• Garam-garam yang sukar larut, antara lain: AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain.

Daya hantar listrik larutan elektrolit bergantung pada jenis dan konsentrasinya.
Beberapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik dengan baik
meskipun konsentrasinya kecil, larutan ini dinamakan elektrolit kuat. Sedangkan
larutan elektrolit yang mempunyai daya hantar lemah meskipun konsentrasinya
tinggi dinamakan elektrolit lemah. Perhatikan hasil uji elektrolit yang ditunjukkan
pada Gambar diatas. Pada larutan elektrolit lampu yang digunakan menyala dan
timbul gas pada elektrodanya. Beberapa larutan elektrolit dapat mengahantarkan
listrik dengan baik sehingga lampu menyala terang dan gas yang terbentuk relatif
banyak. Larutan ini dinamakan elektrolit kuat, beberapa elektrolit yang lain dapat
menghantarkan listrik tetapi kurang baik, sehingga lampu nyala, redup atau
bahkan tidak menyala dan gas yang terbentuk relatif sedikit. . Dari uraian di atas
kita dapat golongkan larutan elektrolit menjadi dua macam, yaitu elektrolit kuat
dan elektrolit lemah.

Modul Asam Basa by Agus Sulistya

77
(a) (b)
Larutan NaCl merupakan penghantar Larutan asam asetat merupakan
listrik yang baik/kuat penghantar listrik yang lemah

Gambar Perbedaan larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah

Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik
dengan baik. Hal ini disebabkan karena zat terlarut akan terurai sempurna
(derajat ionisasi α = 1) menjadi ion-ion sehingga dalam larutan tersebut
banyak mengandung ion-ion.
Sebagai contoh larutan NaCl. Jika padatan NaCl dilarutkan dalam air maka
NaCl akan terurai sempurna menjadi ion Na+ dan Cl−. Perhatikan reaksi
berikut.
NaCl (aq) Na+ (aq) + Cl− (aq)
Dari reaksi diatas jika 100 mol NaCl dilarutkan dalam air akan terbentuk 100
mol ion Na+ dan 100 mol ion Cl−. Jadi jika 100 mol NaCl dilarutkan akan
terbentuk 200 mol ion.
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik dengan lemah. Hal ini disebabklan karena zat terlarut akan terurai
sebagian ( α < 1) menjadi ion-ion sehingga dalam larutan tersebut sedikit
mengandung ion.

2. Larutan Non Elektrolit


Larutan non-elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus
listrik, hal ini disebabkan karena larutan tidak dapat menghasilkan ion-ion (tidak
meng-ion), sehingga dalam alat penguji elektrolit larutan non elektrolit tdk ada
gelembung dan lampu akan mati. Yang termasuk dalam larutan non elektrolit
antara lain :
• Larutan urea
• Larutan sukrosa
• Larutan glukosa
• Larutan alkohol dan lain-lain

Modul Asam Basa by Agus Sulistya

78
Gambar larutan non elektrolit tidak dapat memberikan ion-ion
Sehingga tidak dapat menghantarkan listrik

PERCOBAAN
Tujuan :
dapat mengelompokkan berbagai larutan kedalam larutan elektrolit kuat, lemah, dan non
elektrolit.

Alat dan bahan :


Alat : Penguji elektrolit (Lampu, baterai, kabel, elektroda karbon )
Bahan :Larutan: NaCl, NaOH, C2H5OH, H2O, Urea, CH3COOH, Beaker glass 25 mL

Cara kerja:
1. Masukkan larutan kedalam beaker glass 25 mL
2. Uji larutan tersebut dengan alat penguji elektrolit
3. Amati dan catat hasil percobaan tersebut
Hasil pengamatan:

Jenis
Larutan Nyala Lampu Gelembung Reaksi Ionisasi
Larutan
NaCl
NaOH NaOH(aq) Na+(aq) + OH–(aq)
C2H5OH
H2O
Urea
CH3COOH

Pertanyaan:
1. Dari hasil percobaan, manakah yang termasuk dalam larutan elektrolit kuat? Jelaskan!
2. Dari hasil percobaan, manakah yang termasuk larutan elektrolit lemah? Jelaskan !
3. Dari hasil percobaan, manakah yang termasuk larutan non elektrolit? Jelaskan !
Kesimpulan:

Modul Asam Basa by Agus Sulistya

79
B. Molaritas Larutan (M)

Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap 1 liter larutan. Satuan molaritas
adalah mol/liter atau mmol/mL.

mol = V . M dengan V = volume larutan (L)


M = molaritas larutan
atau

Gram 1000
M= x
Mr V(mL)
Contoh :
1. Berapakah molaritas larutan yang terjadi, jika 5,85 gram NaCl (Ar Na=23, Ar
Cl=35,5) dilarutkan dalm 500 mL air?
Jawab :
M = gram/Mr x 1000/v
= 5,85/58,5 x 1000/500
= 0,2 M
2. Hitunglah massa NaOH (Ar Na=23, Ar O=16, Ar H=1) yang harus dilarutkan untuk
membuat 100 mL larutan NaOH 0,1 M!
Jawab :
M = gram/Mr x 1000/v
0,1 = gram/40 x 1000/100
Massa = 0,1 x 40/10
= 0,4 gram

C. TEORI ASAM BASA

1. Konsep Asam Basa Arhenius


Konsep yang cukup memuaskan tentang asam dan basa, serta yang tetap diterima
hingga sekarang, dikemukakan oleh Arrhenius pada tahun 1884. Menurut
Arrhenius, asam adalah zat-zat yang dalam air melepaskan ion hidrogen (H+ ) atau
hidronium (H3O+) sedangkan basa adalah zat-zat yang dalam air melepaskan ion
hidroksida (OH−).
Misalnya, bila suatu molekul polar seperti asam klorida (HCl) dilarutkan
dalam air, daerah bermuatan negatif pada molekul air menarik daerah bermuatan
positif dari molekul HCl. H+ akan terpisah dari molekul yang polar dan akan
terbentuk ion hidronium, H3O+, seperti ditunjukkan dalam Gambar 9. Demikian juga
bila amonia dilarutkan dalam air, zat ini akan menghasilkan ion hidroksida

HCl + H2O H3O+ + Cl−


Gambar Bila asam klorida dilarutkan dalam air, akan mengalami
ionisasi menghasilkan ion hidronium dan ion klorida.

Modul Asam Basa by Agus Sulistya

80
NH3 + H2O NH4+ + OH−

Bila Ammonia dilarutkan dalam air, akan mengalami ionisasi


menghasilkan ion ammonium dan ion hidroksida.

Jadi, menurut Arrhenius sifat asam atau basa suatu zat ditentukan
berdasarkan H2O sebagai zat pembanding atau sebagai zat pelarut. Jika yang
digunakan sebagai pelarut bukan H2O, maka teori ini tidak dapat menerangkan sifat
asam atau basa suatu zat. Meskipun demikian teori ini tetap bermanfaat, sebab
yang digunakan sebagai pelarut pada umumnya adalah H2O.
Perhatikan contoh-contoh berikut.
Asam nitrat dalam air: HNO3 (aq) + H2O (l) H3O+ (aq) + NO3− (aq)
Asam sulfat dalam air: H2SO4 (aq) + H2O (l) 2 H3O+ (aq) + SO42− (aq)
Asam fosfat dalam air: H3PO4 (aq) + H2O (l) 3 H3O+ (aq) + PO43− (aq)
Berdasarkan contoh diatas, setiap molekul yang hanya dapat memberikan
satu ion H3O+ disebut asam monoprotik, sedangkan yang dapat memberikan dua
ion H3O+ disebut asam diprotik, dan tiga ion H3O+ disebut asam triprotik. Atau
dapat dikatakan setiap molekul yang dapat memberikan lebih dari satu ion H3O+
disebut asam poliprotik.

2. Teori Bronsted dan Lowry (teori proton) tentang Asam – Basa


Teori ini merupakan perluasan dari teori Arrhenius. Jika pada teori
Arrhenius yang digunakan ebagai pelarut adalah air, maka dalam teori Bronsted
dan Lowry menggunakan pelarut-pelarut lain yang dapat digunakan.
Menurut Bronsted dan Lowry, asam adalah semua zat dalam bentuk
molekul atau ion yang dapat memberikan proton (H+) kepada zat lain. Sedangkan
basa adalah semua zat dalam bentuk molekul atau ion yang dapat menerima
proton (H+) dari zat lain. Oleh karena itu asam disebut sebagai donor proton dan
basa disebut sebagai akseptor proton.

Asam (A) Basa (B) + Proton (H+)

Gambar 13. Skema pembentukan asam basa menurut Bronsted-Lowry

Modul Asam Basa by Agus Sulistya

81
Contoh-contoh di bawah ini menunjukkan hubungan asam basa menurut konsep
Bronsted Lowry :
a). Gas HCl bukan suatu asam, tetapi larutan gas HCl dalam air bersifat asam,
sebab terjadi transfer proton sebagai berikut :
HCl (asam1) H+ + Cl─ (basa1)
+
H + H2O (basa2) H3O+ (asam2)
+
HCl(asam) + H2O(basa) Cl─(basa) + H3O+(asam)

Sifat asam dari larutan tersebut merupakan hasil kompetisi antara basa Cl─ dan
basa H2O yang masing-masing berusaha mengikat H+ dan dalam kompetisi itu
H2O lebih berhasil dari pada Cl─.
Menurut Bronsted dan Lowry suatu asam dikatakan lebih kuat dari asam lain
jika asam itu lebih mudah melepaskan proton (H+) dan suatu basa makin kuat
jika basa itu makin mudah mengikat proton (H+).
Persamaan reaksi di atas menunjukkan bahwa :
(1). Cl─ adalah basa konyugat dari asam HCl
H3O+ adalah asam konyugat dari basa H2O

(2). Basa H2O lebih kuat dari pada basa Cl─


Asam HCl lebih kuat dari pada asam H3O+

b). H2O (asam1) H+ + OH─ (basa1)


NH3 (basa2) + H+ NH4+ (asam2) + OH─
+
NH3 (basa) + H2O(asam) NH4+(asam) + OH─(basa)

Pada reaksi di atas kesetimbangan terletak sangat di sebelah kiri, sehingga OH─
adalah basa yang lebih kuat dari pada NH3, dan NH4+ adalah asam yang lebih
kuat dari H2O.
Pada umumnya berlaku bahwa pelarut P mempunyai efek penyetaraan terhadap
asam-asam yang basa konyugatnya jauh lebih lemah dari pelarut P itu sendiri.
Jadi air dan NH3 cair mempunyai efek-efek penyetaraan terhadap asam-asam
yang basa konyugatnya lebih lemah dari H2O atau NH3 cair.
Dalam pelarut NH3 cair, asam asetat dan HCl adalah sama kuat. Akan tetapi
dalam air, HCl jauh lebih kuat dari asam asetat.
Jadi, terbukti bahwa kekuatan asam bergantung pada jenis pelarutnya dan sifat
asam atau basa suatu zat bergantung dari lingkungannya. Seperti contoh di atas
terhadap gas HCl, air bersifat sebagai akseptor proton (basa), akan tetapi
terhadap gas NH3, air bersifat sebagai donor proton (asam).

3. Teori Lewis (Sistem Donor dan Akseptor Elektron)


Menurut Bronsted dan Lowry, asam adalah zat-zat yang dapat
memberikan proton(H+) kepada zat lain. Sekarang bagaimanakah jika asam
tersebut bersifat aprotik (tidak mengandung hidrogen) seperti BF3, SO3, Al3+, dan
lain-lain.

Modul Asam Basa by Agus Sulistya

82
Zat-zat yang demikian itu tercakup dalam teori Lewis tentang asam dan
basa yang dasarnya adalah transfer pasangan elektron antara asam dan basa
tersebut.Teori ini lebih luas dari teori-teori lain tentang asam - basa, dan peristiwa
asam – basa tidak diterangkan dengan reaksi-reaksi ion akan tetapi berdasarkan
pembentukan ikatan kimia.
Menurut Lewis, basa adalah zat kimia yang memiliki sepasang elektron
atau lebih yang bebas dan dapat diberikan kepada zat lain sehingga terbentuk
suatu ikatan koordinasi. Sedangkan asam adalah semua zat yang dapat menerima
pasangan elektron tersebut.
Zat-zat dalam bentuk molekul atau ion yang kelebihan pasangan elektron
disebut donor elektron (nukleofil), sedangkan zat-zat yang kekurangan elektron
disebut akseptor elektron (elektrofil). Pembentukan ikatan koordinasi antara
nukleofil dan elektrofil disebut peristiwa netralisasi.
Zat-zat yang tergolong basa menurut Lewis adalah basa juga menurut
Bronsted dan Lowry, sebab setiap zat dalam bentuk molekul atau ion yang dapat
memberikan pasangan elektron dapat juga menerima proton. Hal ini terbukti dari
reaksi antara NH3 dan H+ berikut ini :

H H
·· ··
H : N + H+ → H : N : H
·· ··
H H

Menurut Lewis :
NH3 = donor pasangan elektron
H+ = akseptor pasangan elektron

Menurut Bronsted – Lowry :


NH3 = akseptor proton
H+ = donor proton
Jadi, dalam hubungannya dengan basa tidak ada perbedaan antara teori Lewis dan
teori Bronsted-Lowry. Perbedaannya terdapat dalam hal asam.
Ada 3 (tiga) tipe asam Lewis :
a). Molekul-molekul yang salah satu atomnya tidak dilingkari oleh suatu oktet seperti
BF3, SO3, dan lain-lain.
b). Ion-ion logam berat yang mempunyai orbital tidak lengkap seperti Ag +, Cu2+, dan
lain-lain.
Ag+ + 2 NH3 → [Ag(: NH3)2]2+
2+
Cu + 4 NH3 → [Cu(: NH3)4]2+
c). Molekul-molekul yang berisi ikatan rangkap, kecuali ikatan rangkap antara 2 (dua)
atom C (C =C).

Modul Asam Basa by Agus Sulistya

83
D. pH ASAM BASA
1. Asam
1. Penggolongan senyawa asam
Senyawa asam digolongkan menjadi 3 (tiga), yaitu :
a. Asam Oksi
Asam oksi adalah senyawa asam yang mengandung unsur H, O, dan unsur
lainnya. Tata nama asam oksi diberi akhiran –at atau –it.
Contoh :
H2SO4 = asam sulfat
H2SO3 = asam sulfit
HNO3 = asam nitrat
HNO2 = asam nitrit
H2CO3 = asam karbonat
H3PO4 = asam fosfat
H3PO3 = asam fosfit
H2SiO3 = asam silikat
H2Cr2O7 = asam kromat

b. Asam biner
Asam biner adalah senyawa asam yang mengandung unsur H dan unsur non
logam.
Tata nama asam biner diberi akhiran –ida.
Contoh :
HF = asam fluorida
HCl = asam klorida
HBr = asam bromida
HI = asam iodida
H2S = asam sulfida

c. Asam Organik
Asam organik adalah senyawa asam yang berasal dari senyawa organik.
Contoh :
CH3COOH = asam asetat
H2C2O4 = asam oksalat

2. Valensi Asam
Valensi asam dapat ditentukan dari banyaknya atom H dalam tiap molekul asam.
a. Asam bervalensi satu : jumlah atom H dalam molekul adalah satu, dengan
rumus HA. Contoh : HCl, HNO3, HCN, dan lain-lain.
b. Asam bervalensi dua : jumlah atom H dalam molekul adalah dua, dengan
rumus H2A. Contoh : H2SO4, H2CO3, H2SiO3, dan lain-lain.
c. Asam bervalensi tiga :jumlah atom H dalam molekul adalah tiga, dengan
rumus H3A. Contoh : H3PO4, H3BO3, H3AsO4, dan lain-lain.

Modul Asam Basa by Agus Sulistya

84
3. Sisa Asam
Sisa asam adalah gugus yang terjadi jika atom H dalam molekul asam tersebut
dihilangkan. Valensi sisa asam sama dengan valensi asam tersebut. Sisa asam
merupakan gugus yang bermuatan negatif.

4. Kekuatan Asam/Derajat Keasaman (pH)


Konsentrasi ion H+ dalam larutan disebut derajat keasaman (pH). Rumus pH
dituliskan sebagai berikut :

pH = - log [H+]

Untuk air murni pada temperatur 25 °C :


[H+] = [OH─] = 10-7mol/L
Sehingga pH air murni = - log 10-7= 7.

Atas dasar pengertian ini, maka :


• Jika pH = 7, maka larutan bersifat netral
• Jika pH < 7, maka larutan bersifat asam
• Jika pH > 7, maka larutan bersifat basa
Pada temperatur kamar (25 °C):

pKw = pH + pOH = 14

Modul Asam Basa by Agus Sulistya

85
Skala pH
5. Asam Kuat
Asam kuat adalah senyawa asam yang jika dilarutkan dalam air seluruh mol asam
terionisasi sempurna menjadi ion positif (H+) dan ion negatif (sisa asam).
Konsentrasi ion H+ dihitung dari persamaan reaksi ionisasi dengan
memperhitungkan koefisien ion H+.
HA a H+ + A─
Rumus yang digunakan :

[H+] = a . M
Keterangan :
a = jumlah ion H+
M = konsentrasi asam (molar)
Contoh :
1. Hitunglah pH dari 1 liter larutan HCl 0,1 M !
Jawab :
HCl H+ + Cl─

Jumlah ion H+ = 1, jadi :


[H+] = 1 . 0,1 M
= 0,1 M
= 10-1
pH = - log [H+]
= - log 10-1
=1

2. Hitung pH larutan dari 2 liter larutan 0.01 mol asam sulfat!


Jawab :

Modul Asam Basa by Agus Sulistya

86
Molaritas H2SO4 = 0,01 mol / 2 liter
= 0,005 M
H2SO4(aq) → 2H+(aq) + SO42-(aq)

[H+] = 2 [H2SO4] = 2 x 0,005 M


= 0,01 M
= 10-2 M

pH = - log [H+]
= - log 10-2
=2

3. Tentukan konsentrasi ion H+ dari 4,9 gram H2SO4 (Mr = 98) yang dilarutkan
dalam air hingga volume larutan menjadi 2,5 liter !
Jawab :
H2SO4 2 H+ + SO42─

Jumlah ion H+ = 2 Molaritas = mol/V


Mol H2SO4 = gr/Mr = 0,05/2,5
= 4,9/98 = 2 x 10─2 M
= 0,05 mol
Jadi, [H+] =a.M
= 2 x 2 x 10─2 M
= 4 x 10─2 M

6. Asam Lemah
Asam lemah adalah senyawa asam yang jika dilarutkan dalam air akan terionisasi
sebagian (tidak sempurna), artinya tidak semua molekul asam lemah terionisasi.
Konsentrasi ion H+ untuk asam lemah :

[H+] = √ Ka . M

Hubungan Ka dengan α adalah sebagai berikut :

α = √ Ka . M

Keterangan :
Ka = tetapan kesetimbangan asam
M = konsentrasi molar
α = derajat ionisasi

Contoh :
1. Tentukan pH dari larutan :
a. 1 liter CH3COOH 0,5 M (Ka CH3COOH = 1,8 x 10─5)
b. 5,4 gram HCN (Mr = 27) yang dilarutkan dalam air hingga volumenya 100 ml
(Ka HCN = 4,7 x 10─10).

Modul Asam Basa by Agus Sulistya

87
Jawab :
a. [H+] = √ Ka . M
= √ 1,8 x 10─5 x 0,5
= √ 0,9 x 10 ─5
= √ 9 x 10─4 M
= 3 x 10─2 M

pH = - log [H+]
= - log 3 x 10-2
= 2 – log 3
b. mol HCN = gram/Mr
= 5,4/27
= 0,2 mol
Molaritas HCN = mol/V
= 0,2/0,1
=2M

[H+] = √ Ka . M
= √ 4,7 x 10─10 x 2 M
= √ 9,4 x 10─10 M
= 3,07 x 10─5 M

pH = - log [H+]
= - log 3,07 x 10-5
= 5 – log 3,07

2. Basa
Basa adalah senyawa yang di dalam air terurai menjadi ion positif logam (M+)
dan ion OH─ (gugus hidroksil). Rumus umum basa adalah M(OH)x dimana x adalah
valensi logam M.
1. Tata nama basa
Basa diberi nama dengan menyebutkan nama logam M dan diberi akhiran
hidroksida.
Contoh :
NaOH = natriun hidroksida
KOH = kalium hidroksida
Ca(OH)2 = kalsium hidroksida
Al(OH)3 = aluminium hidroksida
Mg(OH)2 = magnesium hidroksida
Ba(OH)2 = barium hidroksida

2. Valensi basa
Valensi basa dapat diketahui dari banyaknya gugus OH yang terkandung dalam
molekul basa tersebut.
a. Basa valensi satu dengan rumus MOH, contohnya : NaOH, KOH, AgOH, dan
lain-lain.
b. Basa valensi dua dengan rumus M(OH)2, contohnya : Mg(OH)2, Ca(OH)2,
Zn(OH)2, dan lain-lain.

Modul Asam Basa by Agus Sulistya

88
c. Basa valensi tiga dengan rumus M(OH)3, contohnya : Fe(OH)3, Al(OH)3, dan
lain-lain.

Beberapan contoh basa dan penamaannya :


- Mg(OH)2 = magnesium hidroksida
- Zn(OH)2 = seng hidroksida
- Al(OH)3 = aluminium hidroksida
- Fe(OH)2 = ferro hidroksida
= besi (II) hidroksida
- Fe(OH)3 = ferri hidroksida
= besi (III) hidroksida

3. Kekuatan Basa/Derajat Kebasaan (pOH)


Disebut basa kuat karena zat terlarut dalam larutan ini mengion seluruhnya (α = 1).
Pada penentuan derajat keasaman dari larutan basa terlebih dulu dihitung nilai
pOH dari konsentrasi basanya.

pOH = - log [OH─] atau pH = 14 - pH

4. Basa kuat
Basa kuat adalah senyawa basa yang jika dalam air seluruh molekulnya terionisasi
menjadi ion positif logam (M+) dan ion negatif hidroksida (OH─).
Reaksi :
air
MOH M+ + OH─

Contoh :
air
- NaOH Na+ + OH─
air
- Ca(OH)2 Ca2+ + 2 OH─

Modul Asam Basa by Agus Sulistya

89
Konsentrasi ion OH─ dapat dihitung dengan rumus :

[OH ] = b . M

Keterangan :
b = jumlah ion OH─
M = konsentrasi basa (molar)

Contoh :
1. Hitung pH dari 100 mL larutan KOH 0,1 M !
Jawab :
KOH(aq) → K+(aq) + OH−(aq)

[OH ] = [KOH]
= 0,1 M
= 10-1 M
pOH = - log [OH−]
= - log 10-1
=1
pH = 14 – pOH
= 14 – 1
= 13

5. Basa Lemah
Disebut basa lemah karena zat terlarut dalam larutan ini tidak mengion seluruhnya,
α ≠ 1, (0 < α < 1). Penentuan besarnya konsentrasi OH−
tidak dapat ditentukan langsung dari konsentrasi basa lemahnya (seperti halnya
basa kuat), akan tetapi harus dihitung dengan menggunakan rumus :

[OH ] = √ Kb . M

Keterangan :
Kb = tetapan ionisasi basa lemah
M = konsentrasi basa lemah

Contoh :
Tentukan pH larutan NH4OH 0,1 M dengan Kb = 10-5 !
Jawab :
NH4OH → NH4+ + OH─
[OH─] = √ Kb . M
= √ 10-5 . 10-1
= √ 10-6
= 10-3
pOH = - log [OH─]
= - log 10-3
=3
pH = 14 – pOH
= 14 – 3

Modul Asam Basa by Agus Sulistya

90
E. CIRI-CIRI ASAM BASA
1. Asam dan Basa dapat Dibedakan dari Rasa dan Sentuhan
Apa yang terdapat dalam pikiran Anda ketika mendengar kata asam? Apakah Anda
berpikir pada suatu benda yang rasanya masam atau asam adalah suatu zat yang
dapat membakar kulit Anda dan melarutkan logam? Semua itu tergantung dari sifat
khas beberapa asam. Pernahkah Anda membersihkan saluran yang tersumbat
dengan pembersih saluran? Meminum obat anti maag (antasid) untuk mengatasi
gangguan sakit perut dan merasakan licinnya sabun? Hal ini berarti Anda telah
berpengalaman dengan sifat kimia basa.
Asam mempunyai rasa masam. Rasa masam yang kita kenal misalnya pada
beberapa jenis makanan seperti jeruk, jus lemon, tomat, cuka, minuman ringan (
soft drink) dan beberapa produk seperti sabun yang mengandung belerang dan air
accu (Gambar 12). Sebaliknya, basa mempunyai rasa pahit. Tetapi, rasa
sebaiknya jangan digunakan untuk menguji adanya asam dan basa, karena
beberapa asam dan basa dapat mengakibatkan luka bakar dan merusak jaringan
Seperti halnya rasa, sentuhan bukan merupakan cara yang aman untuk menguji
basa, meskipun Anda telah terbiasa dengan sentuhan sabun saat mandi atau
mencuci. Basa (seperti sabun) bersifat alkali, bereaksi dengan protein di dalam
kulit sehingga sel-sel kulit akan mengalami pergantian. Reaksi ini merupakan
bagian dari rasa licin yang diberikan oleh sabun, yang sama halnya dengan proses
pembersihan dari produk pembersih saluran.

Tabel. Beberapa Asam dan Basa yang Telah Dikenal


No Nama Didapatkan dalam
Asam 1
1 Asam asetat Larutan cuka
Asam askorbat Jeruk, tomat, dan sayuran
Asam sitrat Jeruk
Asam borat Larutan pencuci mata
Asam karbonat Minuman berkarbonasi
Asam klorida Asam lambung, obat tetes mata
Asam nitrat Pupuk, bahan peledak (TNT)
Asam fosfat Deterjen, pupuk
Asam sulfat Aki mobil, pupuk
Asam tartrat Anggur
Asam malat Apel
Asam formiat Sengatan lebah
Asam laktat Keju
Asam benzoat Bahan pengawet makanan
Basa
2
2 Aluminium hidroksida Deodoran, antacid
Kalsium hidroksida Pabrik mortar dan plester
Magnesium hidroksida Obat urus-urus, antacid
Natrium hidroksida Pembersih saluran pipa air, bahan sabun

2. Asam dan Basa Bersifat Korosif


Beberapa asam bereaksi sangat kuat pada beberapa logam, marmer dan berbagai
bahan lain. Bagaimana logam besi dapat bereaksi cepat dengan asam klorida (HCl)

Modul Asam Basa by Agus Sulistya

91
membentuk besi (II) klorida (FeCl2) dan gas hidrogen (H2). Sifat ini dapat
menjelaskan mengapa asam bersifat korosif terhadap sebagian besar logam.
Uji sederhana lain yang dapat membedakan asam dan basa adalah reaksi asam
asetat dengan senyawa-senyawa yang mengandung ion karbonat (CO32−)
membentuk gas karbon dioksida, kalsium asetat dan air. Sedangkan basa secara
umum tidak bereaksi dengan logam, namun basa kuat juga bersifat korosif dan jika
mengenai kulit akan mengakibatkan luka bakar dan merusak jaringan.
3. Asam, Basa dan Garam Bersifat Elektrolit
Asam, basa dan garam bersifat elektrolit. Sesuai dengan konsep Arhenius, bila
asam dan basa dilarutkan dalam air menghasilkan ion-ion, sehingga larutan asam
dan basa tersebut dapat menghantarkan listrik. Demikian juga, bila garam
dilarutkan dalam air menghasilkan ion-ion yang dapat menghantarkan listrik. Telah
dijelaskan pada sub bab sebelumnya bahwa untuk mengetahui apakah suatu
larutan bersifat elektrolit digunakan suatu alat yang disebut alat uji elektrolit. Alat
penguji elektrolit sederhana terdiri dari dua elektroda yang dihubungkan dengan
sumber arus listrik searah dan dilengkapi dengan lampu serta bejana untuk
meletakkan larutan yang akan diselidiki. Jika larutan menghantar arus listrik, maka
lampu pijar pada rangkaian itu akan menyala dan terjadi suatu perubahan
(misalnya: timbulnya gelembung-gelembung gas) pada salah satu atau kedua
elektrodanya.

Gambar 18. Rangkaian alat uji elektrolit

Sifat-sifat asam :

1. memiliki rasa asam


2. memerahkan zat indikator kertas lakmus
3. bersifat korosif artinya dapat merusak logam dan marmer
4. memiliki pH < 7
5. terionisasi dalam air menghasilkan ion H+
6. merupakan larutan elektrolit
7. dapat bereaksi dengan basa
8. terbentuk dari oksida asam.
Oksida asam adalah oksida non logam yang bersifat asam sebab jika dilarutkan dalam
air oksida tersebut terionisasi yang menghasilkan ion hidrogen /H+

Contoh:
Modul Asam Basa by Agus Sulistya

92
1. CO2 + H2O  H2CO3
2. SO2 + H2O  H2SO3
3. SO3 + H2O  H2SO4
4. P2O3 + 3H2O  2H2PO3
5. P2O5 + 3H2O  2H3PO4

Sifat-sifat basa:

1. memiliki rasa basa


2. membirukan zat indikator kertas lakmus
3. bersifat kaustik artinya dapat merusak kulit
4. memiliki pH < 7
5. terionisasi dlm air menghasilkan ion OH+
6. merupakan larutan elektrolit
7. dapat bereaksi dengan asam
8. terbentuk dari oksida basa.
Oksida basa adalah oksida logam yang ber-sifat basa sebab jika dilarutkan dalam air
oksida tersebut terionisasi yang menghasilkan ion hidoksida /OH-

Contoh:

1. Na2O + H2O  2NaOH


2. BaO + H2O  Ba(OH)2

Modul Asam Basa by Agus Sulistya

93

Anda mungkin juga menyukai