LANDASAN TEORI
Pada dasarnya, praktik elektrolit kimia melibatkan penggunaan zat-zat yang dapat
menghantarkan arus listrik ketika larut dalam air atau cairan lainnya. Ini terkait dengan
konsep ionisasi, di mana zat-zat tersebut terurai menjadi ion positif dan negatif yang
bergerak dalam larutan, memungkinkan arus listrik untuk mengalir.
Untuk membuat landasan teori tentang praktek elektrolit kimia pada zat-zat tersebut, kita
dapat mengidentifikasi apakah zat-zat tersebut dapat menghantarkan arus listrik ketika
larut dalam air. Elektrolit adalah zat yang dapat menghantarkan arus listrik ketika larut
dalam air karena mereka terdisosiasi menjadi ion-ion.
1. Asam Sulfat : Sebagai asam kuat, asam sulfat (H2SO4) terionisasi sepenuhnya
menjadi ion hidrogen (H+) dan ion sulfat (SO4^2-), sehingga bersifat elektrolit.
2. Glukosa : Glukosa merupakan senyawa kovalen yang tidak terionisasi ketika larut
dalam air, sehingga tidak menghantarkan arus listrik. Ini berarti glukosa bukanlah
elektrolit.
3. Alkohol : Alkohol seperti etanol (C2H5OH) umumnya tidak menghantarkan arus
listrik karena tidak terionisasi ketika larut dalam air. Alkohol bukanlah elektrolit.
5. Amonia : Amonia (NH3) dalam air akan bereaksi membentuk ion amonium (NH4+)
dan ion hidroksida (OH-), sehingga dapat sedikit menghantarkan arus listrik.
Namun, konduktivitasnya rendah dibandingkan dengan elektrolit kuat.
7. Larutan Cuka : Cuka mengandung asam asetat, yang sebagian besar terionisasi
menjadi ion asetat (CH3COO-) dan ion hidrogen (H+), sehingga bersifat elektrolit.
8. Larutan Sabun : Larutan sabun, tergantung pada jenis sabunnya, bisa mengandung
ion-ion yang dapat membuatnya bersifat elektrolit dalam larutan.
9. Larutan Garam : Garam terionisasi menjadi ion-ion ketika larut dalam air,
sehingga larutan garam adalah elektrolit. Jenis dan tingkat keelektrolitan tergantung
pada garam spesifik yang digunakan.
10. Larutan Gula : Seperti glukosa, gula umumnya tidak menghantarkan arus listrik
karena tidak terionisasi dalam air, sehingga bukanlah elektrolit.
11. Larutan Susu : Larutan susu mengandung garam-garam dan senyawa lain yang
dapat memberikan konduktivitas listrik dalam larutan, tergantung pada
konsentrasinya.
Dalam percobaan dengan lampu yang dialiri kabel dan baru baterai, Penulis dapat
menggunakan zat-zat ini sebagai elektrolit dalam larutan untuk meningkatkan
konduktivitas, sehingga memungkinkan arus listrik mengalir dan menyala lampu.
Misalnya, Penulis melakukan praktik mencelupkan ujung kabel ke dalam larutan garam
atau cuka, kemudian menghubungkannya ke baterai untuk melihat lampu menyala.
Senyawa yang larut dalam air diklasifikasikan sebagai elektrolit dan non elektrolit.
Elektrolit adalah senyawa yang menghantarkan listrik ketika dilarutkan dalam air karena
menghasilkan ion. Senyawa elektrolit yang menghasilkan sejumlah besar ion dalam larutan
(asam kuta, basa kuat, dan garam larut air) sehingga dapat menghantarkan listrik dengan
baik diklasifikasikan sebagai elektrolit kuat. Senyawa yang menghasilkan sejumlah kecil
ion, didominasi oleh larutan asam lemah dan basa lemah, dan bersifat lemah dalam
menghantarkan listrik disebut sebagai elektrolit lemah. Sedangkan zat yang tidak
menghantarkan listrik saat dilarutkan dalam air tidak menghasilkan ion, disebut sebagai
non elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik
dengan memberikan gejala berupa menyalanya lampu pada alat uji atau timbulnya
gelembung gas dalam larutan.
1. Larutan Elektrolit Kuat
Pada larutan elektrolit kuat, seluruh molekulnya terurai menjadi ion-ion (terionisasi
sempurna). Karena banyak ion yang dapat menghantarkan arus listrik, maka daya
hantamya kuat pada persamaan reaksi, ionisasi elektrolit kuat ditandai dengan anak panah
satu arah ke kanan, dengan harga derajat ionisasi adalah (α = 1). Yang tergolong elektrolit
kuat adalah:
➢ Asam kuat, antara lain: HCI, HCIO, HCIO, H₂SO₄ HNO, dan lain-lain.
➢ Basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, antara lain NaOH, КОН,
Са(ОН), Mg(OH), Ba(OH), dan lain-lain.
➢ Garam-garam yang mempunyai kelarutan tinggi, antara lain: NaCl, KCI, KI,
Al (SO), dan lain-lain.
Ciri-ciri larutan elektrolit kuat:
➢ Nyala lampu terang
➢ Menghasilkan banyak ion
➢ Molekul netral pada larutan hanya sedikit/tidak ada sama sekali
➢ Penghantar listrik yang baik
➢ Gelembung gas banyak
➢ (α = 1) atau terionisasi dengan sempurna
B. Bahan
➢ Asam Sulfat (H₂SO₄)
➢ Glukosa (C₆H₁₂O₆)
➢ Alkohol
➢ Amonium klorida (NH4Cl)
➢ Amonia (NH3)
➢ CH3COONa
➢ KOH
CARA KERJA
1. Siapkan alat penguji elektrolit yang telah di buat sebelumnya, sesuai dengan video
yang di berikan oleh guru
2. Melarutkan zat yang akan di uji ke dalam wadah atau tempat yang dapat
menampung zat yang akan di uji
3. Uji zat dengan alat yang di buat sebelumnya, dengan menempatkannya di tempat
yang tenang
4. Masukkan dua ujung paku ke dalam larutan zat yang akan di uji, jangan tempelkan
paku pada wadah zat yang di uji
5. Catat apa reaksi yang akan terjadi pada lampu yang ada di alat yang telah
di buat sebelumnya
Setelah semua alat (kabel, larutan elektrolit, elektroda, lampu holder dan bola lampu)
disusun dan dihubungkan ke sumber listrik, jika terlihat lampu menyala. Ini membuktikan
bahwa pada gambar listrik mengalir melalui larutan elektrolit. Beberapa macam larutan
elektrolit yaitu berupa asam, basa kuat dan garam.
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian Praktik Kelompok :
Pengamatan
No Larutan Keterangan
Lampu Gelembung Gas
Pembahasan :
1. Asam Sulfat : Dalam percobaan ini, larutan asam sulfat menunjukkan kemampuan
untuk menghantarkan arus listrik, yang mengindikasikan bahwa asam sulfat adalah
elektrolit. Ini terjadi karena asam sulfat terionisasi sepenuhnya dalam larutan
menjadi ion hidrogen (H+) dan ion sulfat (SO4^2-), yang memungkinkan aliran
arus listrik.
2. Glukosa : Meskipun glukosa adalah senyawa yang larut dalam air, dalam
percobaan ini glukosa tidak menunjukkan kemampuan untuk menghantarkan arus
listrik, menunjukkan bahwa glukosa bukanlah elektrolit. Ini sesuai dengan sifat
glukosa sebagai senyawa kovalen yang tidak terionisasi dalam larutan.
3. Alkohol : Alkohol, seperti etanol, juga tidak menunjukkan kemampuan untuk
menghantarkan arus listrik dalam percobaan ini. Hal ini konsisten dengan sifat
alkohol sebagai senyawa kovalen yang tidak terionisasi dalam air.
4. Amonium Klorida : Amonium klorida menunjukkan kemampuan untuk
menghantarkan arus listrik dalam percobaan ini, yang menunjukkan bahwa
amonium klorida adalah elektrolit. Ini karena amonium klorida terionisasi menjadi
ion amonium (NH4+) dan ion klorida (Cl-) dalam larutan.
5. Amonia : Amonia, meskipun tidak terionisasi sepenuhnya dalam larutan,
menunjukkan sedikit kemampuan untuk menghantarkan arus listrik. Hal ini sesuai
dengan sifat amonia yang dapat bereaksi dengan air untuk membentuk ion
amonium (NH4+) dan ion hidroksida (OH-), meskipun dengan tingkat
keelektrolitan yang rendah.
6. Natrium Hidroksida : Larutan natrium hidroksida menunjukkan kemampuan yang
baik untuk menghantarkan arus listrik, menandakan bahwa natrium hidroksida
adalah elektrolit. Hal ini disebabkan oleh terionisasi sepenuhnya natrium
hidroksida menjadi ion natrium (Na+) dan ion hidroksida (OH-) dalam larutan.
7. Larutan Cuka : Cuka, yang mengandung asam asetat, menunjukkan kemampuan
untuk menghantarkan arus listrik dalam percobaan ini. Ini disebabkan oleh
terionisasi sebagian asam asetat menjadi ion asetat (CH3COO-) dan ion hidrogen
(H+), yang memungkinkan aliran arus listrik.
8. Larutan Sabun : Larutan sabun dapat menunjukkan kemampuan untuk
menghantarkan arus listrik, tergantung pada jenis sabunnya. Ini disebabkan oleh
kemungkinan adanya ion-ion yang dapat memberikan konduktivitas listrik dalam
larutan sabun.
9. Larutan Garam : Larutan garam menunjukkan kemampuan yang baik untuk
menghantarkan arus listrik dalam percobaan ini, menandakan bahwa larutan garam
adalah elektrolit. Ini disebabkan oleh terionisasi garam menjadi ion-ion dalam
larutan.
10. Larutan Gula : Gula, seperti glukosa, tidak menunjukkan kemampuan untuk
menghantarkan arus listrik dalam percobaan ini, menunjukkan bahwa larutan gula
bukanlah elektrolit. Ini sesuai dengan sifat gula sebagai senyawa kovalen yang
tidak terionisasi dalam air.
11. Larutan Susu : Larutan susu dapat menunjukkan kemampuan untuk
menghantarkan arus listrik dalam percobaan ini, tergantung pada kandungan
garam-garam dan senyawa lain yang dapat memberikan konduktivitas listrik dalam
larutan susu.
Dari hasil percobaan ini, kita dapat menyimpulkan bahwa kemampuan suatu zat untuk
menghantarkan arus listrik dalam larutan bergantung pada kemampuannya untuk terionisasi
menjadi ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Zat-zat yang terionisasi sepenuhnya atau
sebagian besar dalam larutan umumnya adalah elektrolit, sementara zat-zat yang tidak terionisasi
tidak menghantarkan arus listrik dan bukanlah elektrolit.
KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dengan lampu yang dialiri kabel yang dililitkan ke baterai pada
berbagai jenis larutan, dapat ditarik beberapa kesimpulan:
1. Zat-zat yang terionisasi sepenuhnya dalam larutan cenderung menjadi elektrolit, seperti
asam sulfat, amonium klorida, natrium hidroksida, dan larutan cuka. Hal ini karena
terionisasinya zat-zat tersebut menghasilkan ion-ion yang dapat menghantarkan arus
listrik.
2. Zat-zat yang tidak terionisasi dalam larutan, seperti glukosa dan alkohol, tidak
menghantarkan arus listrik dan oleh karena itu bukan elektrolit.
3. Beberapa zat seperti amonia, larutan sabun, dan larutan susu menunjukkan kemampuan
untuk menghantarkan arus listrik dalam tingkat yang berbeda-beda, tergantung pada
kandungan ion-ion yang ada dalam larutan tersebut.
4. Kemampuan suatu zat untuk menghantarkan arus listrik dalam larutan dapat digunakan
sebagai indikator untuk menentukan sifat elektrolit atau non-elektrolit dari zat tersebut.
Dengan demikian, percobaan ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang sifat elektrolit
kimia dari berbagai zat. Dalam praktek kimia elektrolit ini, kami berhasil mengevaluasi sifat
konduktivitas larutan elektrolit dengan menggunakan berbagai metode pengukuran. Hasil
eksperimen kami menunjukkan bahwa konsentrasi larutan, suhu, dan jenis elektrolit sangat
memengaruhi kemampuan konduktifitas larutan.