Anda di halaman 1dari 7

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

A. SIFAT UMUM LARUTAN DALAM AIR


Banyak reaksi kimia dan hampir semua proses biologis berlangsung dalam lingkungan berair.
Oleh karena itu merupakan hal yang penting untuk memahami sifat sifat berbagai zat yang berbeda
dalam larutan dengan medium air. Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih zat.
Zat yang jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut, sedangkan zat ang jumlahnya lebih banyak
disebut pelarut. Suatu zat dikatakan larutan jika campuran antara zat terlarut dan pelarutnya bersifat
homogen.
Larutan bisa berwujud gas (seperti udara) padat (paduan logam) atau cair(misalnya air laut)
Artinya tidak terdapat batas antar komponennya, sehingga tidak dapat dibedakan lagi antara zat
pelarut (air) dan terlarutnya. Beda halnya dengan air kopi, masih terdapat perbedaan antara
keduanya, walaupun secara kasat mata, airnya sudah berubah warna menjadi hitam. Hal ini juga
berlaku untuk campuran antara pasir dan air, untuk itu air kopi kita menyebutnya sebagai
larutanheterogen/campuran. Suatu larutan pada umumnya didefinisikan sebagai suatu campuran
homogen dua macam komponen atau lebih dengan bermacam-macam konsentrasi.
Berdasarkan sifat daya hantar listriknya larutan dapat dibedakan menjadi larutan yang dapat
menghantarkan listrik (elektrolit) dan larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik (non
elektrolit). Semua zat yang larut dalam air termasuk kedalam salah satu dari dua golongan
berikut elektrolit dan nonelektrolit.

B. PENGERTIAN ELEKTROLIT
Elektrolit merupakan suatu zat yang ketika dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan
yang dapat menghantarkan arus listrik. Suatu larutan dapat dikatakan sebagai larutan elektrolit jika
zat tersebut mampu menghantarkan listrik. Mengapa zat elektrolit dapat menghantarkan listrik? Ini
erat kaitannya dengan ion-ion yang dihasilkan oleh larutan elektrolit (baik positif maupun negative).
Suatu zat dapat menghantarkan listrik karena zat tersebut memiliki ion-ion yang bergerak bebas di
dalam larutan tersebut. ion-ion inilah yang nantinya akan menjadi penghantar. Semakin banyak ion
yang dihasilkan semakin baik pula larutan tersebut menghantarkan listrik.
Larutan elektrolit biasanya terbentuk ketika sebuah garam ditempatkan dalam pelarut seperti
air dan memisahkan komponen individu karena interaksi antara molekul pelarut termodinamika dan
zat terlarut, dalam proses yang disebut solvasi. Misalnya, ketika garam meja, NaCl, ditempatkan dalam
air, garam (solid) larut menjadi elemen-elemen komponen, menurut reaksi disosiasi :
Persamaan ini menyatakan bahwa semua natrium klorida yang masuk kedalam larutan akan
menjadi ion – ion Na+ dan Cl- , tidaka ada satupun unit NaCl yang tidak terdisosiasi dalam larutan
(disosiasi adalah penguraian senyawa menjadi kationdan anion).

C. MEKANISME HANTARAN LISTRIK MELALUI LARUTAN


Mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik, sedangkan larutan nonelektrolit
tidak? dan ternyata, pertanyaan tersebut merupakan “pekerjaan rumah” bagi para ahli sekitar abad 19.
“Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena mengandung ion-ion yang dapat bergerak
bebas”. Arrhenius menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik karena
mengandung ion – ion yang dapat bergerak bebas. Ion ion itulah yang dapat menghantarkan arus
listrik melalui larutan tersebut.
Missal pada larutan HCl (asam klorida) ; dalam larutan, HCl terurai menjadi ion H +dan ion Cl-. Reaksi
ionisasi yang terjadi sebagai berikut
HCl (aq) → H + (aq) + Cl - (aq).
Ion ion H+ akan bergerak menuju katode, mengambil electron dan berubah menjadi gas hydrogen
H+ (aq) + 2e- → H2 (g)
Sementara itu, ion ion Cl- akan bergerak menuju anode, melepas electron, dan berubah menjadi gas
klorin
Cl (aq) → + Cl - (g) + 2e-
Jadi hantaran listrik melalui larutn HCl terjadi karena ion ion H- mengambil electron dari
katode, sedangka ion ion Cl- melepas electron di anode. Dengan demikian, dapat di jelaskan bahwa
arus listrik dalam larutan merupakan aliran muatan (aliran ion – ion).

D. BERBAGAI JENIS LARUTAN ELEKTROLIT


Larutan apa saja yang dapat menghantarkan listrik? Terdapat berbagai jenis larutan yang bisa
menghantarkan listrik. Pembagian zat tersebut adalah sebagai berikut.
1. Berdasarkan jenis larutan
a. Larutan asam (zat yang melepas ion H+ jika dilarutkan dalam air), contohnya adalah:
1) Asam klorida/asam lambung : HCl
2) Asam florida : HF
3) Asam sulfat/air aki : H2SO4
4) Asam asetat/cuka : CH3COOH
5) Asam sianida : HCN
6) Asam nitrat : HNO3
7) Asam posfat : H3PO4
8) Asam askorbat/Vit C
b. Larutan basa (zat yang melepas ion OH- jika dilarutkan dalam air), contohnya adalah:
1) Natrium hidroksida/soda kaustik : NaOH
2) Calcium hidroksida : Ca(OH)2
3) Litium hidroksida : LiOH
4) Kalium hidroksida : KOH
5) Barium hidroksida : Ba(OH)2
6) Magnesium hidroksida : Mg(OH)2
7) Aluminium hidroksida : Al(OH)3
8) Besi (II) hidroksida : Fe(OH)2
9) Besi (III) hidroksida : Fe(OH)3
10) Amonium hirdoksida : NH4OH
c. Larutan garam (zat yang terbentuk dari reaksi antara asam dan basa), contohnya adalah:
1) Natrium klorida/garam dapur : NaCl
2) Ammonium clorida : NH4Cl
3) Ammonium sulfat : (NH4)2SO4
4) Calcium diklorida : CaCl2

2. Berdasarkan jenis ikatan:


a) Senyawa ion (senyawa yang terbentuk melalui ikatan ion), contohnya adalah: NaCl, CaCl2,
AlCl3, MgF2, LiF (sebagian besar berasal dari garam)
b) Senyawa kovalen polar (senyawa melalui ikatan kovalen yang bersifat polar/memiliki
perbedaan keelektronegatifan yang besar antar atom), contohnya adalah: HCl, NaOH, H2SO4,
H3PO4, HNO3, Ba(OH)2 (berasal dari asam dan basa)
E. JENIS LARUTAN ELEKTROLIT
Terdapat dua jenis larutan elektrolit, yaitu sebagai berikut :

No Larutan Elektrolit Kuat Larutan Elektrolit Lemah

1. a=1 a=0<a<1
2. Terionisasi Sempurna Terionisasi Sebagian
3. Daya Hantar Listriknya Baik (Kuat) Daya hantar Listriknya Kurang Baik (Lemah)
4. Jumlah Ion nya banyak Jumlah Ion nya sedikit
5. Jika di tes dengan alat Elektrolit tester, Jika di tes dengan alat Elektrolit tester, maka
maka akan menghasilkan Gelembung gas akan menghasilkan Gelembung gas tetapi
dan lampu menyala dengan terang lampu redup/tidak menyala
Contoh larutan elektrolit kuat adalah: asam kuat (HCl, H2SO4, H3PO4, HNO3, HClO4); basa kuat (NaOH,
Ca(OH)2, Ba(OH)2, LiOH), garam NaCl

Contoh larutan elektrolit lemah adalah: asam lemah (cuka, asam askorbat, asam semut), basa lemah
[Al(OH)3, NH4OH, Mg(OH)2, Be(OH)2]; garam NH4CN

F. KEKUATAN LARUTAN ELEKTROLIT


Kekuatan larutan elektrolit erat kaitannya dengan derajat ionisasi/disosiasi . Derajat
ionisasi/disosiasi adalah perbandingan antara jumlah ion yang dihasilkan dengan jumlah zat mula-
mula. Dapat dirumuskan sebagai berikut:

Derajat ionisasi memiliki rentang antara 0 sampai 1.


Jika derajat ionsisasi suatu larutan mendekati 1 atau sama dengan 1, ini mengindikasikan
bahwa zat tersebut tergolong larutan elektrolit kuat. Artinya adalah sebagian besar/semua zat
tersebut terionisasi membentuk ion positif dan ion negative. Hanya sebagian kecil/tidak ada zat
tersebut dalam bentuk molekul netral.
Jika derajat ionsisasi suatu larutan mendekati 0, ini mengindikasikan zat tersebut tergolong
larutan elektrolit lemah. Artinya adalah hanya sebagian kecil zat tersebut yang terionsisasi
menghasilkan ion positif dan ion negative. Sisanya masih berupa molekul netral.
Jika derajat ionisasi suatu larutan sama dengan 0, ini mengindikasikan zat tersebut tergolong
larutan non elektrolit. Artinya adalah zat tersebut tidak mengalami ionisasi/tidak menghasilkan ion
positif dan ion negative, semuanya dalam bentuk molekul netral.

G. PENGERTIAN NON ELEKTROLIT


Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik atau atau
semua zat bila dilarutkan dalam air tidak mengalami ionisasi dan menghasilkan larutan yang tidak
dapat menghantarkan arus listrik serta dan tidak menimbulkan gelembung gas (dalam eksperimen).
Pada larutan non elektrolit, molekul-molekulnya tidak terionisasi dalam larutan, sehingga tidak ada
ion yang bermuatanyang dapat menghantarkan arus listrik.
Adapun larutan non elektrolit terdiri atas zat-zat non elektrolit yang tidak dilarutkan ke dalam
air tidak terurai menjadi ion ( tidak terionisasi ). Dalam larutan, mereka tetap berupa molekul yang
tidak bermuatan listrik. Itulah sebabnya larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik.
Pembuktian sifat larutan non elektrolit yang tidak dapat menghantarkan listrik ini dapat diperlihatkan
melalui eksperimen.
larutan non elektrolit memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Tidak menghasilkan ion
2. Semua dalam bentuk molekul netral dalam larutannya
3. Tidak terionisasi
4. Jika dilakukan uji daya hantar listrik: tidak menghasilkan gelembung, dan lampu tidak menyala
5. Derajat ionisasi = 0
6. Contohnya adalah larutan gula, larutan alcohol, bensin, larutan urea.
Beberapa contoh larutan yang bersifat nonelekrolit diantaranya :
1. Larutan urea (CO(NH2)2)
2. Larutan etanol
3. Larutan glukosa (C6H12O6)
4. Larutan gula (C12H22O11)

H. PERBEDAAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

Perbedaan keduanya dapat dilihat dari tabel berikut ini :


Elektrolit Elektrolit
No Non-elektrolit
Lemah Kuat
1 Kurang dapat Dapat menghantarkan listrik Tidak dapat menghantarkan
menghantarkan listrik dengan sangat baik listrik
dengan baik

2 Terjadi proses ionisasi Terjadi proses ionisasi Tidak terjadi proses ionisasi
(terurai menjadi ion-ion) (terurai menjadi ion-ion) dengan
yang tidak sempurna sempurna
Lampu menyala redup atau

3 ada gelembung gas Lampu menyala terang dan ada Lampu tidak menyala dan
banyak gelembung gas tidak ada gelembung gas
(sedikit)

4 Berupa larutan asam basa Berupa larutan asam basa kuat Berupa larutan gula, alkohol
lemah dan urea

I. APLIKASI LARUTAN ELEKTROLIT DALAM KEHIDUPAN

1. Cairan Isotonik dalam Tubuh


Minuman isotonik digunakan sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang karena memiliki
komposisi hampir sama dengan cairan tubuh seperti elektrolit dan komposisinya dirancang dengan
tekanan osmotik sama dengan tekanan darah dalam tubuh . Karena tekanannya sama, cairan isotonik
lebih mudah diserap oleh tubuh. Elektrolit adalah suatu zat yang ketika dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Komposisi elektrolit yang terdapat
didalam tubuh antara lain: Na+, Ca2+, Cl-, K+, dan fosfat.
Tubuh harus mampu memelihara konsentrasi semua elektrolit yang sesuai didalam cairan
tubuh, sehingga tercapai kesetimbangan cairan dan elektrolit. Molekul air bersifat polar dan bisa
menarik elektrolit. Walaupun molekul air bermuatan nol, sisi oksigennya sedikit bermuatan negatif,
sedangkan hidrogennya sedikit bermuatan positif. Oleh sebab itu dalam suatu larutan elektrolit, baik
ion positif maupun ion negatif menarik molekul air disekitarnya. Air akan bergerak ke arah larutan
elektrolit yang berkonsentrasi lebih tinggi melalui membrane semipermiabel yaitu yang bersifat
permiabel untuk air tetapi tidak permeabel untuk elektrolit. Kekuatan yang mendorong air untuk
bergerak dinamakan tekanan osmotis.
NaCl adalah contoh dari ikatan ion yang digunakan sebagai salah satu bahan minuman
isotonik. Ikatan ion merupakan sejenis interaksi elektrostatik antara dua atom yang memiliki
perbedaan elektronegativitas yang besar. Elektronegativitas yang lebih besar dari 2,0 bisanya disebut
ikatan ion. Ikatan ion menghasilkan ion-ion positif dan negatif yang berpisah.
Minuman isotonik yang dijual dipasaran memiliki komposisi yang hampir sama dengan cairan tubuh.
Kandungan yang terdapat di dalamnya: karbohidrat, protein, mineral (K, Na, Ca, Mg, Fe, Cu, P, S) dan
vitamin (vitamin C & vitamin B kompleks). Selain itu minuman isotonik juga memiliki kandungan
elektrolit (Na+, K+, Ca2+, Mg2+, Cl-), dan gula cukup rendah hanya 6% – 7% per 100 mL-nya (rata-rata
kurang lebih 26 kkal/100mL. Kebutuhan orang dewasa kurang lebih 2.100 kkal/hari). Sebuah
minuman dikatakan isotonik jika memiliki Osmolaritas sekitar 250 mOsm/L – 340 mOsm/L. Gula di
dalam minuman isotonik dibutuhkan untuk membantu mempercepat penyerapan elektrolit.
Kandungan elektrolit dalam minuman isotonik ini hanya 2 persen saja. Sedangkan sisanya, 98%
adalah air.
Dibawah ini adalah komposisi dari salah satu produk minuman isotonik :
Minuman isotonik mengandung beberapa mineral dan vitamin yang dibutuhkan oleh
tubuhseperti Na, Cl, Mg, K, vitamin c dan vitamin B kompleks. Ion - ion mineral yang terdapat dalam
cairan isotonik memiliki berbagai manfaat bagi tubuh. Saat berkeringat, tubuh kita mengeluarkan
sejumlah mineral penting yang dibutuhkan tubuh, seperti natrium (Na) dan klorida (CI) melalui pori-
pori kulit. Minuman isotonik bisa menggantikan mineral-mineral tadi dengan cepat. Membantu
kelancaran fungsi cairan tubuh, agar cairan tubuh tetap optimal. Dapat diserap lebih cepat oleh tubuh,
sehingga lebih cepat mengembalikan kehilangan cairan tubuh, menjaga kelembapan kulit. Mudah
diserap tubuh bila dibandingkan dengan air. Apalagi ketika tubuh mengalami dehidrasi, maka kita
membutuhkan minuman isotonik yang mempunyai tekanan yang sama dengan sel tubuh.
Cairan isotonik umumnya digunakan untuk membuat larutan infus atau obat suntik. Bagi ibu
hamil yang sering merasakan keram kaki dapat dikurangi dengan mengkonsumsi minuman ini, selain
itu minuman isotonik efektif untuk penderita diare dan demam berdarah. Namun, sebenarnya
minuman ini hanya membantu proses pemulihan. Ini terjadi karena bila pasien penderita demam
berdarah dan tifus rutin mengonsumsi minuman isotonik, maka cairan tubuh yang hilang akan
tergantikan dengan cepat.Minuman isotonik juga berfungsi sebagai oralit bagi yang menderita diare
karena fungsinya hampir sama dengan oralit. Cairan isotonik ini ternyata dapat mengatasi sariawan
dan tenggorokan kering.
Saat ini masyarakat hanya mengetahui minuman isotonik buatan yang dijual di
pasar,sebenarnya di alam terdapat minuman isotonik alami yaitu kelapa. Air kelapa mengandung
elektrolit dan mineral – mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dan bersifat isotonik. Sehingga air kelapa
dapat mengantikan cairan tubuh yang hilang.

2. AKI (Accu)
a. Pengertian Aki
Akumulator (accu, aki) adalah sebuah alat yang dapat menyimpan energi (umumnya energi
listrik) dalam bentuk energi kimia. Contoh-contoh akumulator adalah baterai dan kapasitor. Pada
umumnya di Indonesia, kata akumulator(sebagai aki atau accu) hanya dimengerti sebagai "baterai"
mobil. Sedangkan di bahasa Inggris, kata akumulator dapat mengacu kepada baterai, kapasitor,
kompulsator, dll. Akumulator (aki) : Akumulator termasuk ke dalam jenis sel sekunder, artinya sel ini
dapat dimuati ulang ketika muatannya habis. Ini karena reaksi kimia dalam sel dapat dibalikkan
arahnya. Jadi sewaktu sel dimuati, energi listrik diubah menjadi energi kimia, dan sewaktu sel bekerja,
energi kimia diubah menjadi energi listrik.
Jenis aki yang umum digunakan adalah accumulator timbal. Secara fisik aki ini terdiri dari dua
kumpulan pelat yang yang dimasukkan pada larutan asam sulfat encer (H 2S04). Larutan elektrolit itu
ditempatkan pada wadah atau bejana aki yang terbuat dari bahan ebonit atau gelas. Kedua belah pelat
terbuat dari timbal (Pb), dan ketika pertama kali dimuati maka akan terbentuk lapisan timbal dioksida
(Pb02) pada pelat positif. Letak pelat positif dan negatif sangat berdekatan tetapi dibuat untuk tidak
saling menyentuh dengan adanya lapisan pemisah yang berfungsi sebagai isolator (bahan penyekat).
Proses kimia yang terjadi pada aki dapat dibagi menjadi dua bagian penting, yaitu selama digunakan
dan dimuati kembali atau 'disetrum'.

b. Reaksi kimia
Pada saat aki digunakan, tiap molekul asam sulfat (H2SO4) pecah menjadi dua ion hidrogen
yang bermuatan positif (2H+) dan ion sulfat yang bermuatan negatif (S04-). Tiap ion S04 yang berada
dekat lempeng Pb akan bersatu dengan satu atom timbal murni (Pb) menjadi timbal sulfat (PbS0 4)
sambil melepaskan dua elektron. Sedang sepasang ion hidrogen tadi akan ditarik lempeng timbal
dioksida (PbO2), mengambil dua elektron dan bersatu dengan satu atom oksigen membentuk molekul
air (H2O).
Dari proses ini terjadi pengambilan elektron dari timbal dioksida (sehingga menjadi positif)
dan memberikan elektron itu pada timbal murni (sehingga menjadi negatif), yang mengakibatkan
adanya beda potensial listrik di antara dua kutub tersebut. Proses tersebut terjadi secara simultan,
reaksi secara kimia dinyatakan sebagai berikut :
Pb02 + Pb + 2H2S04 → 2PbS04 + 2H20
Di atas ditunjukkan terbentuknya timbal sulfat selama penggunaan (discharging). Keadaan ini
akan mengurangi reaktivitas dari cairan elektrolit karena asamnya menjadi lemah (encer), sehingga
tahanan antara kutub sangat lemah untuk pemakaian praktis.
Sementara proses kimia selama pengisian aki (charging) terjadi setelah aki melemah (tidak
dapat memasok arus listrik pada saat kendaraan hendak dihidupkan). Kondisi aki dapat dikembalikan
pada keadaan semula dengan memberikan arus listrik yang arahnya berlawanan dengan arus yang
terjadi saat discharging. Pada proses ini, tiap molekul air terurai dan tiap pasang ion hidrogen yang
dekat dengan lempeng negatif bersatu dengan ion S04 pada lempeng negatif membentuk molekul asam
sulfat. Sedangkan ion oksigen yang bebas bersatu dengan tiap atom Pb pada lempeng positif
membentuk Pb02. Reaksi kimia yang terjadi adalah :
2PbS04 + 2H20 → PbO2 + Pb + 2H2S02

c. Pemakaian
Aki memberikan aliran listrik jika dihubungkan dengan rangkaian luar misalnya, lampu, radio
dan lain-lain. Aliran listrik ini terjadi karena reaksi kimia dari asam sulfat dengan kedua material aktif
dari plat positif dan plat negatif. Pada saat pelepasan muatan listrik terus menerus, elektrolit akan
bertambah encer dan reaksi kimia akan terus berlangsung sampai seluruh bahan aktif pada
permukaan plat positif dan negatif berubah menjadi timbal sulfat. Jika Aki tidak dapat lagi memberi
aliran listrik pada voltage tertentu, maka aki tersebut dalam keadaan lemah arus (soak).
Pada saat aki digunakan, tiap molekul asam sulfat (H2S04) pecah menjadi dua ion hidrogen
yang bermuatan positif (2H+) dan ion sulfat yang bermuatan negatif (S04-). Tiap ion S04 yang berada
dekat lempeng Pb akan bersatu dengan satu atom timbal murni (Pb) menjadi timbal sulfat (PbS0 4)
sambil melepaskan dua elektron. Sedang sepasang ion hidrogen tadi akan ditarik lempeng timbal
dioksida (PbO2), mengambil dua elektron dan bersatu dengan satu atom oksigen membentuk molekul
air (H2O).
Dari proses ini terjadi pengambilan elektron dari timbal dioksida (sehingga menjadi positif)
dan memberikan elektron itu pada timbal murni (sehingga menjadi negatif), yang mengakibatkan
adanya beda potensial listrik di antara dua kutub tersebut. Proses tersebut terjadi secara simultan,
reaksi secara kimia dinyatakan sebagai berikut :
Pb02 + Pb + 2H2S04 → 2PbS04 + 2H20
Di atas ditunjukkan terbentuknya timbal sulfat selama penggunaan (discharging). Keadaan ini
akan mengurangi reaktivitas dari cairan elektrolit karena asamnya menjadi lemah (encer),sehingga
tahanan antara kutub sangat lemah untuk pemakaian praktis. Sementara proses kimia selama
pengisian aki (charging) terjadi setelah aki melemah (tidak dapat memasok arus listrik pada saat
kendaraan hendak dihidupkan). Kondisi aki dapat dikembalikan pada keadaan semula dengan
memberikan arus listrik yang arahnya berlawanan dengan arus yang terjadi saat discharging. Pada
proses ini, tiap molekul air terurai dan tiap pasang ion hidrogen yang dekat dengan lempeng negatif
bersatu dengan ion S04 pada lempeng negatif membentuk molekul asam sulfat. Sedangkan ion oksigen
yang bebas bersatu dengan tiap atom Pb pada lempeng positifmembentuk Pb02. Reaksi kimia yang
terjadi adalah :
2PbS04 + 2H20 → PbO2 + Pb + 2H2S02

d. Pengisian
Pada proses pengisian muatan listrik, kembali terjadi proses reaksi kimia yang berlawanan
dengan reaksi kimia pada saat pelepasan muatan. Timbal peroksida terbentuk pada plat positif dan
timbal berpori terbentuk pada plat negatif, sedangkan berat jenis elektrolit akan naik, karena air
digunakan untuk membentuk asam sulfat. Aki kembali dalam kondisi bermuatan penuh.

3. Aplikasi Elektrolit pada Baterai


a. Cara Kerja Baterai
Baterai sebagai sumber energi alat-alat elektronik seperti jam dinding, laptop, radio, senter
dan alat-alat elektronik lainnya tentu sangat akrab di telinga kita. Baterai ditemukan Alessandro Volta
di tahun 1800. Baterai merupkan kombinasi dua atau lebih sel elektrokimia yang bisa menyimpan
energi dan kemudian merubahnya menjadi energi listrik. Baterai sekali pakai disebut juga dengan
baterai primer, sedangkan baterai isi ulang disebut dengan baterai sekunder.
Baterai merupakan alat yang merubah energi kimia menjadi energi listrik. Baterai terdiri dari
satu atau lebih volta cell (tergantung besarnya voltase yang diinginkan contohnya baterai aki 6 Volt
atau 12 Volt) . Masing-masing voltaic cell terdiri dari dua half cells yang dihubungkan secara seri oleh
penghantar elektrolit. Satu half cells mempunyai elektroda positif (katoda) yang satunya elektroda
negatif (atoda). Daya baterai di dapat dari reaksi reduksi dan oksidasi.
Reduksi terjadi pada di katoda dan oksidasi terjadi di katoda. Elektroda tersebut tidak
bersentuhan dan arus listrik dihubungkan dengan elektrolit. Elektrolit dapat berupa cairan atau padat.
Untuk lebih penjelasan lebih detail tentang baterai (dalam hal ini adalah aki; aki
mobil/motor/mainan yang memakai elektrolit cair) yang saya ambil dari iklanumum. Aki terdiri dari
sel-sel dimana tiap sel memiliki tegangan sebesar 2 V, artinya aki mobil dan aki motor yang memiliki
tegangan 12 V terdiri dari 6 sel yang dipasang secara seri (12 V = 6 x 2 V) sedangkan aki yang memiliki
tegangan 6 V memiliki 3 sel yang dipasang secara seri (6 V = 3 x 2 V).Baterai 12 VoltBaterai 6 Volt.

Anda mungkin juga menyukai