Anda di halaman 1dari 10

K.D.

I LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT


A.GEJALA HANTARAN ARUS LISTRIK
Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik memberikan gejala berupa menyalanya alat uji atau
timbulnya gelembung gas pada larutan yang menunjukkan gejala-gejala tersebut pada pengujian tergolong ke dalam
larutan elektrolit. Adapun larutan yang menunjukkan gejala-gejala tersebut, berarti tidak dapat menghantarkan arus
listrik dan digolongkan sebagai larutan non elektrolit
Dari hasil pengujian larutan, ternyata ada larutan elektrolit yang memberikan gejala berupa menyalanya
lampu pada alat uji dan ada pula yang tidak. Namun, semuanya menimbulkan gejala lantaran listrik berupa adanya
gelembung gas. Larutan elektrolit yang memberikan gejala berupa lampu menyala dan bentuk gelembung gas
termasuk elektrolit kuat.Adapun larutan elektrot yang tidak memberikan gejala lampu menyala, tetapi menimbulkan
gelembung gas termasuk elektrolit lemah.
Larutan elektrolit kuat berbentuk dari larutannya senyawa elektrolit kuat dalam pelarut air. Senyawa
elektrolit kuat dalam air dapat terurai sempurna membentuk ion positif (katian) dan ion negatif (anion). Pada saat
melewatkan ke dalam larutan elektrolit kuat. Elektron tersebut dapat di hantarkan melalui ion-ion dalam larutan.
Serperti dihantarkan oleh kabel akbatnya lampu pada alat uji elektrolit akan menyala.

ALAT DAN BAHAN

Alat :
- Batu bateri
- Kabel penghitung
- Eelektrode karbon
- Bola lampu
- Gelas kimia

Bahan :
- Larutan garam dapur
- Larutan gula pasir
- Larutan cuka
- Larutan sabun
- Larutan urea
- Air jeruk nipis
- Air kapur
- Air abu
- Air accu

CARA KERJA

1. Susunan alat seperti gambar

 1. Batu baterai
 2. Kabel penghubung
 3. Bola lampu
 4. Elektroda karbon
 5. Elektroda karbon
 6. Larutan yang diuji
 7. Gelas kimia
2. Isilah masing-masing gelas kimia dengan larutan yang telah tersedia
3. lakukan pengamatan dengan memasukkan kedua electrode ke dalam gelas kimia yang berisi larutan dan catatlah
hasilnya pada tabel hasil pengamatan.

Pengamatan
No Larutan Nyala Lampu Gelombang Keterangan
1 Air cuka Mati Ada banyak Elektrolit lemah

2 Air kapur Mati Ada sedikit Elektrolit lemah

3 Air abu Mati Ada sedikit Elektrolit lemah

4 Air accu Menyala Ada sedikit Elektrolit lemah

5 Garam dapur Mati Ada banyak Elektrolit kuat

6 Air sabun (sehat) Mati Ada sedikit Elektrolit lemah

7 Larutan Urea Mati Ada sedikit Elektrolit lemah

8 Larutan gula pasir Mati Ada sedikit Elektrolit lemah

9 Air jeruk nipis Mati Ada sedikit Elektrolit lemah

10 Alcohol Mati Tidak ada Non Elektrolit

Jawaban Pertanyaan !
1. Berdasarkan pengamatan gejala yang menunjukkan bahwa larutan bersifat elektrolit adalah timbulnya banyak
gelombang dan lampu menyala.
2. - Elektrolit kuat : Larutan garam dapur
- Elektrolit lemah : larutan cuka, air abu, air accu, air sabun, larutan urea, larutan gula pasir, air jeruk nipis
- Non Elektrolit : Alkohol
3. Yang menentukan daya hantar listrik suatu larutan adalah banyak sedikitnya ion yang terkandung dalam larutan
yang di uji

Kesimpulan
- Larutan elektrolit yang memberikan gejala nyala lampu dan membentuk gelembung gas adalah elejtrolit kuat.
- Larutan elektrolit yang tidak memberikan gejala lampu menyala dan membentuk gelembung gas adalah elektrolit
lemah.

B.LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT


Pengertian Larutan
Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan diri dan masing-masing zat
penyusunnya tidak dapat diedakan lagi secara fisik. Larutan terdiri dari zat pelarut dan terlarut. Berdasarkan daya
hantar listriknya(daya ionisasinya), larutan dibagi menjadi 2 macam, yaitu larutan elektrolit dan non elektrolit.
Sejarah Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit
Pada tahun 1884, Svante Arrhenius, ahli kimia terkenal dari Swedia mengemukakan teori elektrolit yang
sampai saat ini teori tersebut tetap bertahan padahal ia hampir saja tidak diberikan gelar doktornya di Universitas
Upsala, Swedia, karena mengungkapkan teori ini.

Menurut Arrhenius, larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik
positif dan negatif yang disebut ion (ion positif dan ion negatif) Jumlah muatan ion positif akan sama dengan jumlah
muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral. Ion-ion inilah yang bertugas mengahantarkan arus
listrik. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit.

Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya gelembung gas dalam larutan.
Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang bermuatan (kation dan anion). Berdasarkan percobaan yang
dilakukan oleh Michael Faraday, diketahui bahwa jika arus listrik dialirkan ke dalam larutan elektrolit akan terjadi
proses elektrolisis yang menghasilkan gas.

Gelembung gas ini terbentuk karena ion positif mengalami reaksi reduksi dan ion negatif mengalami oksidasi. Contoh,
pada laruutan HCl terjadi reaksi elektrolisis yang menghasilkan gas hidrogen sebagai berikut.

 HCl(aq)→ H+(aq) + Cl-(aq)


 Reaksi reduksi : 2H+(aq) + 2e- → H2(g)
 Reaksi oksidasi : 2Cl-(aq) → Cl2(g) + 2e-

Pengertian Elektrolit
Elektrolit merupakan zat terutai atau larut di dalam bentuk ion-ion dan selanjutnya larutan menjadi konduktor
elektrik, ion-ion adalah atom bermuatan elektrik. Zat elektrolit dapat berupa asam, basa, air atau juga dapat berupa
senyawa kimia lainnya. Elektrolit umumnya berbentuk asam, garam atau basa. Larutan ini terbagi lagi menjadi 2,
yaitu: elektrolit kuat dan elektrolit lemah.

Elektrolit Kuat
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar listrik yang kuat, karena zat terlarutnya didalam
pelarut (umumnya air), seluruhnya berubah menjadi ion-ion (α = 1).

Yang tergolong elektrolit kuat adalah:

1. Asam-asam kuat, seperti : HCl, HCl03, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.


2. Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti: NaOH, KOH, Ca(OH) 2,
Ba(OH)2 dan lain-lain.
3. Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain

Contohnya :

 Asam, contohnya asam sulfat (H2SO4), asam nitrat (HNO3), asam klorida (HCl)
 Basa, contohnya natrium hidroksida (NaOH), kalium hidroksida (KOH), barium hidroksida (Ba(OH)2)

Elektrolit Lemah
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah dengan harga derajat ionisasi sebesar: O <
α < 1.
Yang tergolong elektrolit lemah:

1. Asam-asam lemah, seperti : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain


2. Basa-basa lemah seperti : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain
3. Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain

Contohnya :

 CH3COOH, HCOOH, HF, H2CO3, dan NH4OH


Larutan elektrolit dapat bersumber dari senyawa ion (senyawa yang mempunyai ikatan ion) atau senyawa
kovalen polar (senyawa yang mempunyai ikatan kovalen polar)

Pengertian Larutan Elektrolit


Larutan merupakan suatu antar zat penyusunan yang tidak memiliki bidang batas serta bersifat homogen di semua
bagian campuran. Komponen larutan ialah pelarut dan zar terlarut. Elektrilit ialah zat yang saat dilarutkan didalam air
akan mendapatkan larutan yang bisa menghasilkan arus listrik.

Pengertian Non elektrolit


Nonelektrolit merupakan yang tidak bisa menghantarkan arus listrik saat dilarutkan didalam air. Semakin banyak
jumlah ion, maka akan semakin kuat daya hantarnya. Dan sedangkan larutan yang tidak bisa menghantarkan arus
listrik disebabkan oleh zat-zat itu tetap berwujud dalam molekul netral yang tidak bisa bermuatan.

Berdasarkan daya hantarnya larutan elektrolit terbagi menjadi dua, yaitu elektrolit yang kuat dengan daya hantar yang
besar. Misalnya dalam larutan asam kuat, basa kuat serta garam. yang kedua elektrolit lemah, yakni sebuah larutan
dengan daya hantar yang lemah.

Tergolong ke dalam jenis ini misalnya:

1. Larutan urea (CO(NH2)2)


2. Larutan sukrosa
3. Larutan gula (C12H22o11)
4. Larutan glukosa (C6H12O6)
5. Larutan alkohol (C2H5OH)

Senyawa Pembentuk Larutan Elektrolit


Senyawa yang didalam larutannya bisa menghantar arus listrik berupa senyawa ion serta senyawa kovalen polar, sebab
senyawa-senyawa tersebut bisa terionisasi waktu dilarutkan didalan air.

Senyawa ion
Senyawa ion mempunyai susunan dari berberapa ion yang memiliki bentuk padat serta kering. Ion-ion penyusun
senyawa ion dalam pelarutnya akan bergerak bebas sehingga larutan ion bisa menghantarkan arus listrik. Senyawa ion
yang bernntuk kristal, ion-ion-nya tidak bisa bergerak bebas sehingga tidak bisa menghantarkan arus listrik. Sebagai
contoh NaCl, KCl, NaOH dan KOH.

Senyawa Kovalen Polar


Senyawa kovalen polar jika dilarutkan didalam air, maka akan terurai berubah menjadi ion-ion. Hal ini dikarenakan
oleh ikatan kovalen pada senyawa tersebut mudah putus didalam pelarut ait serta menghasilkan ion-ion. Sabagai
contoh asam klorida (HCl), Amonia (NH3).

Cara Larutan Elektrolit Menghantarkan Arus listrik


Larutan elektrolit ada pada ion-ion yang memiliki perbedaan muatan serta bergerak bebas. Jika arus listrik
dihubungkan, kation bergerak menuju kotade serta anion bergerak menuju anode sehingga arus listrik dapat mengalir
dalam sebuah sistem.
Contoh non elektrolit
Dibawah ini ialah termasuk yang merupakan larutan non elektrolit yakni:

 Larutan sukrosa
 Larutan alkohol
 Larutan glukosa
 Larutan urea

Proses Pelarutan Secara Umum


Larutan merupakan fase yang setiap hari ada disekitar kita.
Suatu sistem homogen yang mengandung dua atau lebih zat yang masing-masing komponennya tidak bisa
dibedakan secara fisik disebut larutan, sedangkan suatu sistem yang heterogen disebut campuran.

Biasanya istilah larutan dianggap sebagai cairan yang mengandung zat


terlarut, misalnya padatan atau gas dengan kata lain larutan tidak hanya terbatas pada cairan saja.

Komponen dari larutan terdiri dari dua jenis, pelarut dan zat
terlarut, yang dapat dipertukarkan tergantung jumlahnya. Pelarut merupakan komponen yang utama yang terdapat
dalam jumlah yang banyak, sedangkan komponen minornya merupakan zat terlarut.

Larutan terbentuk melalui pencampuran dua atau lebih zat murni


yang molekulnya berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Semua gas bersifat dapat bercampur dengan
sesamanya, karena itu campuran gas adalah larutan. Proses pelarutan dapat diilustrasikan seperti Gambar di atas.

Jenis – Jenis Larutan

 Gas dalam gas – seluruh campuran gas


 Gas dalam cairan – oksigen dalam air
 Cairan dalam cairan – alkohol dalam air
 Padatan dalam cairan – gula dalam air
 Gas dalam padatan – hidrogen dalam paladium
 Cairan dalam padatan – Hg dalam perak
 Padatan dalam padatan – alloys

C.DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN

1. TUJUAN
2. Menentukan daya hantar listrik dari berbagai larutan.
3. Menentukan pengaruh konsentrasi larutan terhadap daya hantar listriknya.
1. DASAR TEORI
 Sifat Dasar Larutan
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih.
Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen karena
susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan
dengan mikroskop optis sekalipun.

Fase larutan dapat berwujud gas, padat ataupun cair. Larutan gas misalnya udara. Larutan padat misalnya
perunggu, amalgam dan paduan logam yang lain. Larutan cair misalnya air laut, larutan gula dalam air, dan
lain-lain. Komponen larutan terdiri dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute).

 Arus Listrik
Tenaga arus listrik dapat diangkut melalui materi dengan jalan konduksi muatan listrik dari satu titik ke titik
yang lain dalam bentuk arus listrik. Arus listrik dapat terjadi apabila dalam materi ada sarana pengangkut
muatan listrik yang bergerak.

Pada logam, sarana pengangkut muatan listrik adalah elektron. Sedangkan pada larutan, mekanisme
penghantaran listrik menjadi lebih komplek. Oleh karena itu pengangkut muatan positif juga bergerak. Dalam
air, muatan akan terurai menjadi ion-ion dan bergerak kearah elektroda yang muatannya berlawanan.
Apabila ada medan listrik, ion positif akan bergerak ke arah elektroda negatif (anoda). Sedangkan ion negatif
bergerak kearah elektroda positif (katoda). Pergerakan ion-ion ini ekivalen dengan aliran elektron sepanjang
kawat logam.

 Daya Hantar Listrik Larutan


Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dapat bersifat elektrolit atau nonelektrolit. Larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik disebut larutan yang bersifat elektrolit. Larutan yang tidak dapat menghantarkan
arus listrik disebut larutan yang bersifat nonelektrolit. Pada larutan elektrolit, yang menghantarkan arus
listrik adalah ion-ion yang terdapat di dalam larutan tersebut. Pada elektroda negatif (katoda), ion positif
menangkap elektron (terjadi reaksi reduksi). Sedangkan pada elektroda positif (anoda), ion negatif
melepaskan elektron (terjadi reaksi oksidasi). Jika di dalam larutan tidak terdapat ion, maka larutan tersebut
tidak dapat menghantarkan arus listrik.

Senyawa elektrolit adalah senyawa yang jika dilarutkan ke dalam air akan terionisasi. Senyawa elektrolit
dapat dibedakan menjadi senyawa elektrolit kuat dan senyawa elektrolit lemah. Senyawa elektrolit kuat
adalah senyawa yang di dalam air terionisasi sempurna atau mendekati sempurna, sehingga senyawa
tersebut semuanya atau hampir semua berubah menjadi ion. Senyawa yang termasuk senyawa elektrolit kuat
adalah:

4. Asam kuat, contoh: HCl, HBr, HI, H2SO4, HNO3, HCLO


5. Basa kuat, contoh: NaOH, KOH, Ba(OH)2, Sr(OH)
6. Garam, contoh: NaCl, KCl, MgCl2, KNO3, MgSO
Partikel-partikel yang ada di dalam larutan elektrolit kuat adalah ion-ion yang bergabung dengan molekul air,
sehingga larutan tersebut daya hantar listriknya kuat. Hal ini disebabkan karena tidak ada molekul atau
partikel lain yang menghalangi gerakan ion-ion untuk menghantarkan arus listrik, sementara molekul-
molekul air adalah sebagai media untuk pergerakan ion. Misalnya HCl dilarutkan ke dalam air, maka semua
HCl akan bereaksi dengan air dan berubah menjadi ion-ion dengan persamaan reaksi berikut:

HCl (g) + H2O (l) → H3O+ + Cl–


Reaksi ini biasa dituliskan:

HCl (aq) ⎯ → H+ + Cl–


Senyawa elektrolit lemah adalah senyawa yang di dalam air terionisasi sebagian atau senyawa tersebut hanya
sebagian saja yang berubah menjadi ion dan sebagian yang lainnya masih sebagai molekul senyawa yang
terlarut. Larutan yang terbentuk daya hantar listriknya lemah atau kurang kuat karena molekul-molekul
senyawa dalam larutan tidak dapat menghantarkan listrik, sehingga menghalangi ion-ion yang akan
menghantarkan listrik. Senyawa yang termasuk senyawa elektrolit lemah adalah:

1. Asam lemah, contohnya: HF, H2S, HCN, H2CO3, HCOOH, CH3COOH


2. Basa lemah, contohnya: Fe(OH)3, Cu(OH)2, NH3, N2H4, CH3NH2, (CH3)2NH
Senyawa nonelektrolit adalah senyawa yang di dalam air tidak terionisasi, sehingga partikel-partikel yang
ada di dalam larutan adalah molekul-molekul senyawa yang terlarut. Dalam larutan tidak terdapat ion,
sehingga larutan tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik, kecuali asam atau basa, senyawa kovalen
adalah senyawa nonelektrolit, misalnya: C6H12O6, CO(NH2)2, CH4, C3H8, C13H10O.
Bila tempat A yang memiliki potensial lebih tinggi dari pada tempat B (VA> VB), dihubungkan dengan suatu
penghantar yang memiliki hambatan sebesar R, maka akan mengalir arus sebesar i. Besarnya arus listrik
yang terjadi bergantung pada besarnya hambatan pengantar yang digunakan. Makin besar hambatan , makin
kecil kuat arus (i) yang mengalir melalui pengantar tersebut. Kemampuan suatu pengantar untuk
memindahkan muatan listrik daya hantar listrik (L). Besarnya daya hantar listrik berbanding terbalik dengan
hambatan R.
Dimana, L = Daya hantar listrik (ohm-1)
R = Hambatan (ohm)

2.4 Tegangan (V)

Tegangan atau seringkali orang menyebut dengan beda potensial dalam bahasa Inggris voltage adalah kerja
yang dilakukan untuk menggerakkan satu muatan (sebesar satu coulomb) pada elemen atau komponen dari
satu terminal/kutub ke terminal/kutub lainnya, atau pada kedua terminal/kutub akan mempunyai beda
potensial jika kita menggerakkan/memindahkan muatan sebesar satu coulomb dari satu terminal ke terminal
lainnya. Keterkaitan antara kerja yang dilakukan sebenarnya adalah energi yang dikeluarkan, sehingga
pengertian diatas dapat dipersingkat bahwa tegangan adalah energi per satuan muatan

 ALAT DAN BAHAN


1. Alat-alat
2. Gelas beaker
3. Power Supply
4. Gelas ukur
5. Amperemeter
6. Elektroda karbon
7. Timbangan
1. Bahan-bahan:
2. Aquades
3. Larutan NaCl
4. Larutan BaCl2
5. Larutan CH3COOH
6. Larutan CuSO4
1. LANGKAH KERJA
Percobaan 1: Menentukan daya hantar listrik berbagai larutan.

1.Larutan NaCl, BaCl2 dan CH3COOH masing-masing berkonsentrasi 1 Molar disiapkan.


2.Elektroda karbon dan amperemeter pada power supply Tegangan awal sebesar 2 volt digunakan
kemudian dilanjutkan dengan tegangan 4 volt dan 6 volt.
3. Daya hantar listrik semua larutan tersebut diukur secara bergiliran.
4. Kuat arus yang terlihat pada amperemeter dicatat.
Percobaan 2: Pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik.

1. Larutan NaCl masing-masing 4 buah dibuat dengan konsentrasi masing-masing 0,10 M, 0,25 M, 0,50 M
dan 1 M
2. Daya hantar listrik masing-masing larutan tersebut diukur secara bergiliran. Hal yang sama dilakukan
seperti pada percobaan 1.
3. Kuat arus yang terlihat pada amperemeter dicatat.
1. DATA PENGAMATAN
 Percobaan 1

V (volt) I (ampere)
Larutan
(1 M) I II III I II III

1x 2x 55.10–
NaCl 2 4 6 10–2 10–2 3
2x 33 x
BaCl2 2 4 6 10-2 10–3 7.10-2

5x 7x 12.10–
CH3COOH 2 4 6 10-3 10-3 3

Gula 2 4 6 0 0 0

V (volt) L (ohm-1)
Larutan
(1 M) I II III I II III

5x 5x
NaCl 2 4 6 10-3 10-3 9,17 x 10–3

8,25
1x x 10-
BaCl2 2 4 6 10–2 3 1,17 x 10-2

2,5 1,75
x x 10-
CH3COOH 2 4 6 10-3 3 2 x 10-3

Gula 2 4 6 0 0 0

 Percobaan 2
Larutan yang ada diencerkan dari konsentrasi 1 M menjadi 0,10 M, 0,25 M, dan 0,50 M.

1. Larutan NaCl

V (volt) I (ampere)
Larutan
NaCl I II III I II III

5 x 10– 13 x 34 x
0,10 M 2 4 6 3 10-3 10-3

7 x 10- 16 x 39 x
0,25 M 2 4 6 3 10–3 10–3

8 x 10- 55 x
0,50 M 2 4 6 3 2 x 10–2 10-3

1 x 10– 55 x
1,00 M 2 4 6 2 2 x 10–2 10-3

V (volt) L (ohm-1)
Larutan
NaCl I II III I II III

2,5 x 3,25 x 5,67 x


0,10 M 2 4 6 10-3 10-3 10-3

3,5 x 6,5 x
0,25 M 2 4 6 10-3 4 x 10-3 10-2
4 x 10- 9,17 x
0,50 M 2 4 6 3 5 x 10-3 10-2

5 x 10- 9,17 x
1,00 M 2 4 6 3 5 x 10-3 10-3
1. PERHITUNGAN
 Perhitungan mencari L (Daya hantar listrik)
Percobaan dilakukan sebanyak 3 kali dengan V dan I yang berbeda-beda. Misal larutan NaCl:

Diketahui: V = 2 volt, I = 0,01 ampere

Ditanya : L ?

Jawab :

Dengan cara yang sama, dapat ditentukan juga masing-masing daya hantar larutan dari tiap larutan.

 Pengenceran
Konsentrasi yang digunakan 0,10 M, 0,25 M, 0,50 M, 1,00 M. Untuk mendapatkan konsentrasi yang
diinginkan, maka dilakukan pengeceran sebagai berikut:

Misal untuk pengenceran larutan NaCl 1,00 M:

Diketahui: M1 = 1,00 M, M2 = 0,10 M, V2 = 50 ml


Ditanya : V1 ?
Jawab :

1,00.V1 = 0,1 . 50
Ini berarti dari konsentrasi 1,00 M, ditambahkan lagi air sebanyak 5 ml agar konsentrasinya menjadi 0,10 M.
Jadi Perhitungan ini untuk larutan NaCl yang diuji.

 PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini membahas tentang Daya Hantar Listrik Larutan. Di praktikum ini akan dicari daya
hantar listrik dari beberapa larutan yang disediakan, diantaranya NaCl, BaCl 2 , CH3COOH dan CuSO4 yang
memiliki konsentrasi sebesar 1 M.
Percobaan pertama pada praktikum ini adalah menentukan daya hantar arus listrik dari beberapa larutan
(konsentrasi 1 M) dengan tegangan sebesar 2 volt, 4 volt dan 6 volt. Larutan yang diuji pertama kali adalah
larutan NaCl. Pada saat larutan diberi tegangan sebesar 2 volt, didapatkan kuat arus listrik sebesar 1 x 10 -
2 ampere dan daya hantar listrik sebesar 5 x 10-3 ohm-1. Pada saat larutan diberi tegangan sebesar 4 volt,

didapatkan kuat arus listrik sebesar 2 x 10–2 ampere dan daya hantar listrik sebesar 5 x 10–3 ohm-1. Pada saat
larutan diberi tegangan sebesar 6 volt, didapatkan kuat arus listrik sebesar 55 x 10–3 ampere dan daya hantar
listrik sebesar 9,17 x 10–3 ohm-1.
Larutan yang selanjutnya diuji adalah larutan BaCl2. Pada saat larutan diberi tegangan sebesar 2 volt,
didapatkan kuat arus listrik sebesar 2 x 10-2 ampere dan daya hantar listrik sebesar 1 x 10–2 ohm-1. Pada saat
larutan diberi tegangan sebesar 4 volt, didapatkan kuat arus listrik sebesar 33 x 10 -3 ampere dan daya hantar
listrik sebesar 8,25 x 10-3 ohm-1. Pada saat larutan diberi tegangan sebesar 6 volt, didapatkan kuat arus listrik
sebesar 7.10-2 ampere dan daya hantar listrik sebesar 1,17 x 10-2 ohm-1.
Larutan yang selanjutnya diuji adalah larutan CH3COOH. Pada saat larutan diberi tegangan sebesar 2 volt,
didapatkan kuat arus listrik sebesar 5 x 10-3 ampere dan daya hantar listrik sebesar 2,5 x 10-3 ohm-1. Pada saat
larutan diberi tegangan sebesar 4 volt, didapatkan kuat arus listrik sebesar 7 x 10 -3 ampere dan daya hantar
listrik sebesar 1,75 x 10-3 ohm-1. Pada saat larutan diberi tegangan sebesar 6 volt, didapatkan kuat arus listrik
sebesar 12.10–3 ampere dan daya hantar listrik sebesar 2 x 10-3 ohm-1.
Larutan yang selanjutnya diuji adalah larutan CuSO4. Pada saat larutan diberi tegangan sebesar 2 volt,
didapatkan kuat arus listrik sebesar 0 ampere dan daya hantar listrik sebesar 0 ohm-1. Pada saat larutan
diberi tegangan sebesar 4 volt, didapatkan kuat arus listrik sebesar 0 ampere dan daya hantar listrik sebesar
0 ohm-1. Pada saat larutan diberi tegangan sebesar 6 volt, didapatkan kuat arus listrik sebesar 0 ampere dan
daya hantar listrik sebesar 0 ohm-1.
Dari data yang didapatkan, dapat dikatakan bahwa pada larutan NaCl, BaCl 2 , CH3COOH dan
CuSO4 menghasilkan nilai daya hantar listrik yang berbeda-beda. NaCl dan BaCl2 memiliki nilai daya hantar
lisrik yang sama besar, sedangkan CH3COOH dan CuSO4 , memiliki nilai daya hantar listrik yang lebih rendah
dari NaCl dan BaCl2. Hal ini disebabkan karena pada NaCl dan BaCl 2 terjadi perpindahan ion-ion dengan
sempurna, karena keduanya terionisasi secara sempurna sehingga menghasilkan arus yang cukup besar.
Sedangkan untuk CH3COOH dan CuSO4 juga terjadi perpindahan ion-ion, tetapi hanya terionisasi sebagian
sehingga menghasilkan arus listrik yang kecil, oleh karena itu disebut elektrolit lemah.
Percobaan kedua pada praktikum ini adalah menentukan menentukan pengaruh konsentrasi terhadap daya
hantar listrik dengan tegangan yang sama seperti percobaan pertama, namun konsentrasi yang digunakan
berbeda-beda (0,10 M, 0,25 M, 0,50 M, 1,00 M). Larutan yang diuji pertama kali adalah larutan NaCl dengan
kemolaran sebesar 0,10 M. Pada saat larutan diberi tegangan sebesar 2 volt, didapatkan kuat arus listrik
sebesar 5 x 10–3 ampere dan daya hantar listrik sebesar 2,5 x 10-3 ohm-1. Pada saat larutan diberi tegangan
sebesar 4 volt, didapatkan kuat arus listrik sebesar 5 x 10-3 ampere dan daya hantar listrik sebesar 3,25 x 10-
3 ohm-1. Pada saat larutan diberi tegangan sebesar 6 volt, didapatkan kuat arus listrik sebesar 13 x 10 -3 ampere

dan daya hantar listrik sebesar 5,67 x 10-3 ohm-1.


Larutan NaCl 0,25 M diberi diberi tegangan sebesar 2 volt, didapatkan kuat arus listrik sebesar 7 x 10 -
3 ampere dan daya hantar listrik sebesar 3,5 x 10 -3 ohm–1. Pada saat larutan diberi tegangan sebesar 4 volt,

didapatkan kuat arus listrik sebesar 16 x 10–3 ampere dan daya hantar listrik sebesar 4 x 10-3 ohm-1. Pada saat
larutan diberi tegangan sebesar 6 volt, didapatkan kuat arus listrik sebesar 39 x 10–3 ampere dan daya
hantar listrik sebesar 6,5 x 10–3 ohm-1.
Larutan NaCl 0,50 M diberi diberi tegangan sebesar 2 volt, didapatkan kuat arus listrik sebesar 8 x 10-
3 ampere dan daya hantar listrik sebesar 4 x 10 -3 ohm-1. Pada saat larutan diberi tegangan sebesar 4 volt,

didapatkan kuat arus listrik sebesar 2 x 10–2 ampere dan daya hantar listrik sebesar 5 x 10-3 ohm-1. Pada saat
larutan diberi tegangan sebesar 6 volt, didapatkan kuat arus listrik sebesar 55.10 -3 ampere dan daya hantar
listrik sebesar 9,17 x 10–3 ohm-1.
Larutan NaCl 1,00 M diberi diberi tegangan sebesar 2 volt, didapatkan kuat arus listrik sebesar 1 x 10–
2 ampere dan daya hantar listrik sebesar 5 x 10 -3 ohm-1. Pada saat larutan diberi tegangan sebesar 4 volt,

didapatkan kuat arus listrik sebesar 2 x 10–2 ampere dan daya hantar listrik sebesar 5 x 10-3 ohm-1. Pada saat
larutan diberi tegangan sebesar 6 volt, didapatkan kuat arus listrik sebesar 55.10-3 ampere dan daya hantar
listrik sebesar 9,17 x 10–3 ohm-1.
Dari data yang diperoleh pada percobaan kedua dapat dikatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi suatu
larutan maka semakin besar daya hantar listriknya. Hal ini dikarenakan semakin tinggi konsentrasi suatu
larutan maka akan semakin banyak jumlah partikel yang terlarut di dalamnya.

Data pada percobaan kali ini hampir 100% sama dengan literatur atau teori-teori yang ada. Ketidaktelitian
pada percobaan ini bisa disebabkan oleh beberapa hal diantaranya ketidaktelitian praktikan saat membaca
skala pada amperemeter dan kerusakan alat pada saat praktikum berlangsung.

 KESIMPULAN
1. Larutan NaCl dan BaCl2 merupakan larutan elektrolit kuat dan CH3COOH merupakan larutan elektrolit
lemah.
2. Besarnya daya hantar listrik yang dihasilkan tergantung pada konsentrasi larutan. Semakin tinggi
konsentrasi larutan maka semakin tinggi pula daya hantar listrik yang dihasilkan. Begitupun
sebaliknya.
3. Semakin besar tegangannya (V), semakin besar hambatannya (R).
4. Semakin besar hambatannya (R), semakin kecil daya hantar listriknya.

Anda mungkin juga menyukai